Unlimited Love - Bab 73 Ibu, Untukmu (1)

"Benarkah? Ibu?"

Mengangkat kepala melihat dirinya sendiri, masih terlihat bekas air mata, namun wajah Sandy Yan penuh dengan kebahagiaan, Yesi Mo tersenyum kecil, "Tentu saja, namun bukan ibu, tapi ibu kakak!"

"Baiklah, Ibu!"

Jawaban Sandy Yan membuat Yesi Mo hanya bisa pasrah dan sedikit bingung, benaknya mengatakan anak siapa ini, kenapa sangat tidak menurut dengan ucapannya?

Namun Yesi Mo juga tidak terlalu memikirkannya, mengusap pelan kepala Sandy Yan, menunjukkan senyuman kecil.

Melihat acara lelang yang akan dimulai beberapa menit lagi, Stanley Yan menyuruh Marson Luo untuk mencari Sandy Yan, dirinya sendiri juga mencari Sandy Yan di ruangan acara.

Setelah berkeliling satu putaran masih tidak menemukannya, Stanley Yan merasa sedikit khawatir, saat dia sedang berpikir kemana perginya Sandy Yan. Tiba-tiba dia melihat wajah lembut Sandy Yan yang berada di sudut ruangan acara.

Seorang wanita dengan gaun indah berambut panjang sebahu, dan punggungnya yang memukau saat ini sedang sedikit berjongkok di hadapan Sandy Yan, kedua orang itu seperti sedang membicarakan sesuatu.

Stanley Yan merasa sangat lega, segera melangkah menghampiri, kemudian memanggilnya: "Sandy!"

"Ayah!" Sandy Yan yang melihatnya berlari menghampirinya dengan bersemangat, Stanley Yan berjongkok kemudian menggendong Sandy Yan, sudut bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman, kemudian mencubit pelan ujung hiding Sandy Yan berucap, "Bukankah kamu merengek ingin melihat acara lelang! Sudah mau dimulai, ago kita pergi!"

"Tidak mau!" Sandy Yan menggeleng dengan kuat, seketika Stanley Yan mengerutkan alisnya, "Tidak mau? Kenapa tidak mau?"

"Aku ingin bersama Ibu!"

Jawaban Sandy Yan membuat Stanley Yan seketika tercengang, "Ibu? Ibu apa?"

"Ya Ibu! Ayah, lihat, Ibu ada disana!"

Mengikuti arah jari Sandy Yan, Stanley Yan melihat wanita yang berambut sebahu tadi yang sedang mengobrol denganSandy Yan sudah bangkit berdiri, sedang menoleh perlahan menghadap mereka.

Saat wajah cantik Yesi Mo perlahan-lahan terlihat oleh mata Stanley Yan, sekujur tubuh Stanley Yan bergetar, wajah tampannya terlihat terkejut sekaligus senang, sudut matanya terlihat sedikit berkaca-kaca, "Istriku!"

"Ayah, cepat turunkan aku!"

Stanley Yan langsung menurunkan Sandy Yan, menatap lekat padanya yang berlari menghampiri kemudian menarik tangan Yesi Mo, dengan wajah penuh kebahagiaan memanggilnya, "Ibu, lihatlah ayah sudah datang!"

Yesi Mo yang melihat Stanley Yan sedikit menundukkan kepalanya kemudian tersenyum padanya, senyuman yang familiar ini membuat Stanley Yan tidak bisa menahan rasa senang yang ada dalam dirinya, melangkah dengan besar hingga ke hadapan Yesi Mo, menatap wajahnya, menatap iris matanya yang berbinar, tanpa bisa ditahan mengulurkan tangannya yang bergetar menyentuh wajah Yesi Mo, berucap dengan suara bergetar, "Istriku, apa ini dirimu? Apa benar kamu telah kembali?"

Dia merasa seperti sedang bermimpi.

Angie Qin telah menghilang selama tiga tahun, selama tiga tahun ini dia tidak pernah menyerah mencari Angie Qin, namun dia menghilang seperti ditelan bumi.

Bagaimanapun Stanley Yan mencarinya, tidak menemukan satu jejakpun.

Belum lama ini Nenek Yan menasehatinya, mengatakan jika Angie Qin masih hidup, sudah selama ini. Tidak mungkin tidak kembali, bagaimanapun disini ada Sandy Yan yang selalu dia khawatirkan, pasti tiga tahun yang lalu dia sudah pergi menunggalkan dunia ini.

Namun Stanley Yan tidak mempercayainya, dia tidak menemukan Angie Qin yang asli, namun juga tidak menemukan mayat Angie Qin.

Tidak menemukan mayat, baginya masih memiliki harapan, walaupun dia tahu dengan jelas harapannya ini sama sangat kecil, namun dia tidak pernah menyerah.

Yesi Mo melihat Stanley Yan yang berucap dengan aneh, tanpa sadar mengerutkan alisnya, saat tangan Stanley Yan hampir menyentuh wajahnya, dia langsung menepuk menjauhkan tangannya, berucap dengan dingin, "Tuan, tolong perhatikan ucapanmu!"

"Kamu"

Rasa sakit yang menjalar di tangannya membuat Stanley Yan kembali sedikit tenang, melihat raut wajah Yesi Mo yang dingin, raut wajah senangnya perlahan-lahan kembali tenang, tatapannya meredup kemudian menghela nafas berat, "Maaf, aku salah mengenali orang!"

Angie Qin tidak akan sedingin ini padanya, walaupun wanita yang ada di hadapannya sangat mirip dengan Angie Qin, namun dia bukan Angie Qin, aura diantara mereka berdua juga sangat berbeda.

Angie Qin seorang yatim piatu, tentu saja sangat sederhana, sedangkan wanita yang ada di hadapannya menguarkan aura yang sangat berbeda dari tubuhnya.

Aura seperti ini, sering kali Stanley Yan melihatnya terdapat pada tubuh orang-orang kelas atas.

Mendengar permintaan maafnya, wajah dingin Yesi Mo menghilang perlahan-lahan, tersenyum kecil padanya kemudian menganggukkan kepalanya.

"Sandy, Ayo!" Stanley Yan menggandeng Sandy Yan dengan raut wajah yang datar, kemudian membalikkan tubuhnya untuk pergi.

"Ibu, apa kamu tidak bersama kami?" Sandy Yan menolehkan kepalanya, menatap Yesi Mo dengan sedih.

Stanley Yan meletakkan tangannya di atas bahu Sandy Yan, menjongkokkan tubuhnya kemudian berucap dengan serius. “Sandy, dia bukan ibu! Ayah telah salah mengenali orang!”

“Namun wajahnya sama dengan foto ibu yang ada di dalam kamar ayah!” Sandy Yan memanyunkan bibirnya, melihat Yesi Mo yang tidak jauh dari mereka, kemudian bersih keras menatap ke arah Stanley Yan.

“Mereka hanya terlihat mirip, di dunia ini ada banyak orang yang terlihat mirip! Ayah yakin jika dia bukan ibu!” melihat Sandy Yan yang ingin membantah, Stanley Yan mengusap kepalanya kemudian tersenyum berucap, “Sudahlah, ayo kita pergi!”

Stanley Yan menggendong Sandy Yan. Melangkah pergi menjauh, Sandy Yan masih saja melambaikan tangannya pada Yesi Mo dengan perasaan tidak rela, berucap dengan keras, “Ibu sampai jumpa!”

“Sampai jumpa!”

Yesi Mo tersenyum kecil melihat lambaian tangannya, melihat ayah dan anak yang menjauh itu, dengan anehnya benak Yesi Mo sedikit merasa sedih, hingga beberapa lama kemudian dia masih terdiam di tempat.

“Yesi, apa yang kamu lihat?” MuRongHua berjalan ke sisinya. Dengan perlahan melingkarkan tangannya di pinggang rampingnya, kemudian bertanya dengan alis yang mengkerut.

Yesi Mo yang sudah tersadar menolehkan kepalanya tersenyum padanya kemudian menggelengkan kepala, “Bukan apa-apa! Berapa lama lagi acara lelangnya dimulai, atau bagaimana jika aku kembali ke hotel lebih dulu!”

“Kamu sudah tidak bisa menunggunya? Sudah akan dimulai, lihatlah!”

Rico Mu tersenyum kecil, menunjuk ke arah tengah ruangan, tatapannya juga mengarah kesana, para pekerja telah menghampiri meja. Menata panggung, acara lelang benar-benar akan dimulai.

“Baiklah, aku akan menunggu lagi!” Yesi Mo menganggukkan kepalanya, memaksakan senyumannya.

Rico Mu menatap Yesi Mo dengan perasaan bersalah, “Yesi, hari ini aku sudah merepotkanmu! Jelas-jelas aku tahu jika kamu tidak menyukai tempat seperti ini, tapi aku masih saja”

Yesi Mo mengulurkan jarinya meletakkannya di depan bibir Rico Mu, menggelengkan kepala dengan tersenyum kecil, “Bodoh, jangan mengatakan apapun lagi!”

“Baiklah, tidak mengatakan apapun!” Rico Mu menyentuh jari Yesi Mo, tersenyum mengangguk.

Stanley Yan yang menggendong Sandy Yan dari jarak yang cukup jauh sedikit terdiam melihat adegan ini.

“Tuan muda, tuan muda! Ada apa denganmu?”

Suara Marson Luo menyadarkannya, Stanley Yan menoleh menggeleng dengan raut wajah yang datar, “Tidak apa-apa! Ayo kita pergi!”

Selesai berucap, Stanley Yan menggendong Sandy Yan menghampiri meja mereka, Marson Luo mengerutkan alisnya menatap punggung Stanley Yan dengan penasaran. Teringat dengan keanehan Stanley Yan tadi, matanya bergerak menuju ke arah yang tadi dilihat olehnya, namun dia tidak melihat keanehan apapun, tanpa berpikir apapun lagi, dia langsung melangkah mengikuti Stanley Yan.

Lelang amal biasa di Kota R tidak ada barang yang terlalu mahal, walaupun ada benda yang cukup berharga, namun tidak menarik di mata Rico Mu dan Yesi Mo, kebanyakan mereka hanya melihat saja.

Selama acara beberapa kali Rico Mu mengangkat tangannya, membeli beberapa lukisan hasil karya pelukis masa kini dengan harga sepuluh kali lipat.

Karena acara lelang amal, tindakannya yang seperti ini tidak begitu menarik perhatian, bagaimanapun lelang hanyalah sebuah bentuk, tujuan yang sebenarnya dari lelang ini adalah amal, banyak orang yang seperti dirinya, bahkan tidak sedikit orang-orang yang lebih dermawan darinya.

Novel Terkait

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu