Unlimited Love - Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
"Katty Yun. "
Yesi Mo secara tidak sadar meneriakan namanya. Hanya saja wanita yang memunggunginya itu tidak menanggapinya, dan terus berjalan keluar.
"Kamu baru saja meneriakan nama Katty Yun? Di mana dia? "
Sara Xue bertanya pada Yesi Mo dengan bingung, Yesi Mo menunjuk ke arah pintu kafe dan berkata, "Dia baru saja berjalan keluar. "
"Kamu yakin itu sungguh Katty Yun? Mungkin kamu salah mengenali orang? "Sara Xue menoleh ke arah yang ditunjuk Yesi Mo, dan dia tidak melihat siapa pun di sana. Dia hanya melihat pintu kafe yang mengayun tertutup.
"Aku mengenali bayangannya. "Yesi Mo berkata dengan mantap, Sara Xue menggeleng, "Pasti kamu salah melihat orang, kalau itu sungguh adalah Katty Yun, mana mungkin dia tidak menoleh waktu kamu panggil? "
"Dia pasti adalah Katty Yun, aku yakin. Kamu sendiri tahu aku sudah mengenalnya berapa lama, bayangannya aku pasti mengenalinya. "
"Mungkin hanya orang dengan bayangan yang mirip. "
"Mungkin saja. "
Sara Xue tidak mempercayainya, Yesi Mo juga tidak berdebat lebih panjang lagi dengannya, baginya ini tidak berarti.
Hari sudah mulai gelap saat Yesi Mo sampai di rumah setelah menjemput Didi. Dia lantas pergi ke ruang makan untuk memeriksa apakah para pembantu di rumah sudah menyiapkan makan malam. Ketika dia baru berjalan keluar dari dapur, Stanley Yan berjalan masuk dari pintu utama.
Didi dengan girang menyambut kedatangannya dengan berlari dan memanggilnya, lalu langsung melompat ke dalam pelukannya dan tidak mau turun.
Stanley Yan memeluk Didi dengan manja, dan menciuminya beberapa kali, membuat Didi tidak henti-hentinya menyeka wajahnya. Dia terus berkata pada Stanley Yan air liurnya membasahi wajahnya. Kotor.
Stanley Yan dibuat tertawa lepas olehnya. Yesi Mo menyaksikan pemandangan hangat itu, wajahnya dipenuhi senyum kebahagiaan.
"Sudah pulang? "
Stanley Yan berjalan mendekatinya, dan tersenyum sambil mengangguk. Dia kemudain memenjamkan matanya dan menarik nafas panjang, "Apa yang sudah kamu masak, kenapa aromanya begitu harum? "
Yesi Mo dengan sangat terlatih mendeklarasikan menu masakan malam itu pada Stanley Yan. Stanley Yan tersenyum dan bertanya padanya dengan penasaran, "Kenapa banyak sekali? Hari ini ada kabar baik apa? "
"Ada, aku hari ini bertemu Katty Yun, bukankah ini adalah berita bagus? "Yesi Mo tersenyum menjawab Stanley Yan, dan dengan cermat mengamati gerak-geriknya, melihat wajahnya yang datar, matanya tetap tenang, tapi dalam hati dia menggerutu.
"Kenapa ini merupakan kabar baik? "Stanley Yan menurunkan Didi, dan memukul pantatnya dengan pelan, menyuruhnya pergi bermain, lalu menatap Yesi Mo dengan bingung.
"Ini tidak termasuk kabar baik? Apa kamu sudah lupa, Katty Yun adalah ibu Tony, aku ingin menyuruhnya dan Robin Xiao untuk menikah lagi. Dengan demikian Tony bukan lagi anak piatu, ini adalah kabar baik untuknya. "
"Apa kamu masih ingat apa yang menyebabkan Katty Yun pergi meninggalkan Robin Xiao? "Stanley Yan bertanya dengan bingung.
"Tentu ingat, bukankah kamu...... "Yesi Mo tidak berani melanjutkan kalimatnya, dia khawatir, dengan mengatakannya akan membuat Stanely Yan malu.
"Aku sudah membuat Xiao Business Group jatuh, membelinya, dan membuat Robin Xiao kehilangan semuanya, membuatnya menjadi miskin. Mengingat ini semua, kamu tentu ingat alasan Katty Yun meninggalkan Robin Xiao dan Tony semata-mata hanya karena Robin Xiao jatuh miskin, dan tidak bisa memberinya hidup yang dia inginkan. Dia tidak bisa hidup susah. Sekarang Robin Xiao sudah kaya, menurutmu Katty Yun masih punya muka untuk mencari Robin Xiao lagi?"
Setelah berkata demikian, tanpa menunggu bantahan dari Yesi Mo, Stanley Yan meneruskan, "Berbicara masa depan, semisal Katty Yun menebalkan mukanya dan pergi mencari Robin Xiao, menurutmu apa Robin Xiao sungguh akan menganggap yang lalu biarlah berlalu dan mulai menerimanya lagi? "
Stanley Yan mengatakan semua itu membuat Yesi Mo tidak paham, tapi dalam hati dia masih menyimpan khayalan itu.
"Toh Tony adalah anak mereka, demi Tony, aku rasa Robin Xiao juga akan memberi Katty Yun satu kesempatan lagi. "
"Tidak. Kamu salah. Robin Xiao tidak akan memberi Katty Yun kesempatan lagi. Bagi Robin Xiao, semua yang diperbuat oleh Katty Yun padanya itu adalah sebuah pengkhianatan, sebuah pengkhianatan yang terang-terangan. Robin Xiao tidak akan berani menanggungnya lagi, kalau semua itu terulang kembali. Semisal tidak akan terulang lagi pun, dia juga tidak akan mempercayai ketulusan hati Katty Yun untuk Tony. "
"Katty Yun adalah ibu kandung Tony, kenapa dia tidak bisa baik terhadapnya? "
Yesi Mo menatap Stanley Yan dengan tajam dan membantahnya. Stanley Yan akhirnya tersenyum tak berdaya, "Sayang, kamu ini terlalu polos. Saat Robin Xiao sedang mengalami keterpurukannya, saat Tony sungguh memerlukan ibunya, dia tega meninggalkan Robin Xiao, meninggalkan Tony, apa kamu masih merasa di hatinya ada Tony? "
"Ta-tapi...tapi,... "
Yesi Mo dibuat bantahan Stanley Yan itu bungkam, dia berpikir keras untuk mendebatnya, tapi Stanley Yan sudah berjalan mendekatinya dan meraih tangannya, lalu tersenyum dan berkata, "Baiklah, aku tahu kamu tidak tega dengan Tony, tapi masalah ini sudah diluar tangan kita, dan kita juga tidak berhak mencacat cara pikir Robin Xiao. Lebih baik kita mengurus hidup kita sendiri. "
Yesi Mo tidak tahu harus mengatakan apa lagi, dia dalam hati diam-diam memutuskan, dia akan mencari waktu luang untuk mencari Robin Xiao dan berbincang dengannya. Bagaimanapun juga dia ingin Robin Xiao menikah dengan Katty Yun lagi, walaupun hanya demi Tony.
Selesai makan malam, Yesi Mo menidurkan Didi. Saat kembali ke kamarnya, Stanley Yan belum pulang. Setelah mandi dan mengeringkan rambutnya, waktu sudah menunjukan pukul 12 malam, maka dia bangkit berdiri dan bergegas menuju ke ruang baca Stanley Yan. Melihatnya datang, Stanley Yan mengalihkan pandangannya dari dokumen-dokumen di depannya kepadanya, dan bertanya dengan bingung kenapa dia datang ke situ.
Yesi Mo tersenyum lalu berkata, "Sudah malam, aku belum melihatmu pulang ke kamar, hatiku sedikit tidak tenang, maka aku bergegas kemari untuk melihatmu. Apa kamu masih belum selesai? "
Sambil berkata demikian, Yesi Mo perlahan berjalan mendekati Stanley Yan untuk melihat dokumen di hadapannya. Stanley Yan tidak ingin membuatnya terkejut, maka dia juga dengan perlahan memasukan dokumen-dokumen itu ke dalam laci mejanya.
"Sudah hampir selesai. Ayo, kita beristirahat. "
Stanley Yan bangkit berdiri, dan menarik Yesi Mo berjalan bersamanya keluar, tanpa memberikannya sedikit kesempatan pun untuk mencari-cari. Sebelum melangkah keluar, dia bahkan dengan sengaja mengunci ruang bacanya dua kali.
Yesi Mo bertanya dengan bingung, "Kenapa kamu mengunci pintu? "
"Di dalam ada banyak dokumen penting, rahasia perusahaan, dengan begini akan lebih aman. "
Stanley Yan menjawab dengan datar, tapi Yesi Mo mulai merasa ada sesuatu yang dia sembunyikan.
Sesampainya di kamar, Yesi Mo menyuruh Stanley Yan untuk mandi. Dia belum tidur sampai Stanley Yan selesai mandi, dia masih duduk di atas tempat tidur dengan malas sambil membaca majalah.
"Kenapa kamu belum juga tidur? Sedang menungguku? "Stanley Yan berjalan mendekatinya dan duduk di sampingnya lalu tersenyum.
Yesi Mo mengangguk sambil meletakan majalah di tangannya, dia menoleh dan bertanya dengan hati-hati pada Stanley Yan, "Aku dengar dari Mason Luo, katanya perusahaan sedang dalam masalah besar? "
Stanley Yan mengangguk dan tersenyum, "Sedikit masalah. "
"Sungguh hanya masalah kecil? "Yesi Mo mengangkat alisnya.
"Kalau bukan masalah kecil lantas apa? Anak bodoh, jangan khawatir, segeralah tidur. "Stanley Yan tertawa sambil membelai rambut Yesi Mo, lalu berbaring memunggunginya dan memejamkan matanya.
"Stanley, semalam kamu makan dengan siapa? Kenapa bisa sampai semabuk itu? "
"Seorang teman. "Stanley Yan menjawab tanpa menoleh.
"Lelaki atau perempuan? "
"Lelaki pastinya, sekarang setelah aku berkeluarga, mana mungkin aku sembarangan minum-minum seperti itu bersama wanita? "Stanley Yan berbalik dan tersenyum menatap Yesi Mo, dia kemudian membelai tangannya dan berkata, "Di dunia ini wanita seperti apa yang bisa menandingi istriku ini? "
"Semalam tidak ada wanita yang ikut? "Yesi Mo masih tidak bisa percaya.
"Pelayan restorannya terhitung tidak? "
"Tentu tidak terhitung. "
"Tidak ada kalau begitu. Baiklah, sudah malam, aku sudah harus tidur. Selamat malam. "
Melihat Stanley Yan membalikan badannya, Yesi Mo mengawasinya cukup lama, dia berbaring sambil menyudutkan bibirnya.
Dia tahu dengan jelas, Stanley Yan sedang berbohong padanya, tapi dia masih bisa menahan diri.
Dia tahu semalam pasti ada wanita yang ikut bersamanya, dan lagi wanita itu tanpa diragukan lagi adalah Katty Yun. Tapi Yesi Mo tidak ingin jatuh, dia tidak sudi kalah.
Dia percaya Stanley Yan tidak mungkin berbohong padanya, terutama setelah mengetahui wanita yang semalam adalah Katty Yun, dia semakin mempercayai Stanley Yan.
Tengah malam, Yesi Mo terbangun sekali. Dia tidak melihat Stanley Yan berada di sebelahnya, dicarinya di dalam kamar, dia tidak juga melihatnya. Setelah dia berjalan keluar, dia menemukan pintu ruang baca di sebelah menganga kecil dan dari dalam terpancar secercah cahaya lampu. Tanpa berpikir, Yesi Mo juga tahu Stanley Yan pasti berada di dalam situ.
Dia pun dengan pelan mengetuk pintu. Stanley Yan yang membukakan pintu bertanya padanya dengan bingung, "Kenapa kamu belum juga tidur? "
"Aku terbangun dan tidak menemukanmu di sebelahku, aku khawatir." Setelah berkata demikian, Yesi Mo berjinjit dan menengok ke dalam ruang baca, lalu bertanya, "Malam-malam begitu kamu bukannya tidur malah pergi ke sini? "
"Masih ada dokumen yang belum selesai aku kerjakan, ayo, aku akan menemanimu tidur, nanti setelah kamu tertidur, aku akan kemari lagi. "
Stanley Yan menarik tangan Yesi Mo dengan lembut sambil tersenyum, Yesi Mo menggeleng pelan, "Tidak usah, kamu sibuklah. Nanti setelah selesai, ingat istirahat segera. "
Selesai berkata demikian Yesi Mo menarik tangannya dan tersenyum pada Stanley Yan.
"Kamu sungguh tidak perlu aku temani? "
Stanley Yan merasa tidak begitu tenang, beberapa waktu ini Yesi Mo setiap malam tidak bisa tidur nyenyak, tanpa ditemaninya, dia tidak akan bisa tidur, dia tidak ingin Yesi Mo insomnia.
"Aku bukan Didi, dan lagi Didi pun tidak perlu ditemani, maka aku lebih tidak perlu ditemani. Bailah, aku pergi dulu. "
Stanley Yan terus mengamati Yesi Mo berjalan masuk ke dalam kamar, setelah dia menutup pintu, barulah Stanley Yan fokus lagi dengan pekerjaannya, melihat pekerjaannya yang masih setumpuk itu, dia menyeritkan dahinya.
Kegelapan malam sudah menelan semuanya, cahaya dari lampu ruang bacalah yang tersisa, terus bersinar terang sampai terangnya sang fajar mulai muncul di langit timur, Stanley Yan baru kembali ke kamarnya.
Novel Terkait
That Night
Star AngelHanya Kamu Hidupku
RenataThe Winner Of Your Heart
ShintaThe Sixth Sense
AlexanderMenantu Hebat
Alwi GoBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesUnperfect Wedding
Agnes YuThe Revival of the King
ShintaUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)