Unlimited Love - Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)

Setelah percakapan selesai, Bella Lan adalah yang pertama kali melenggang pergi sementara Andrew Ling berjalan menghampiri Yesi Mo.

“Kebetulan sekali kamu ada disini.”

“Ya, kebetulan.”

Yesi Mo hanya mengangguk singkat sebagai tanda ia menyapa.

“Aku dengar akhir-akhir ini kamu mengalami kecelakaan mobil?”

“Bahkan kamu juga tahu?” Yesi Mo sedikit mengernyit dan menatap Andrew Ling dengan penasaran.

“Aku tidak sengaja mendengarnya.” Andrew Ling menatap jam tangannya sambil tersenyum, lalu berujar dengan penuh nada maaf, “Maaf, waktu sudah semakin larut. Aku masih ada urusan, jadi lain kali saja kita bicara lagi.”

“Baiklah.”

Beberapa menit setelah sepeninggalan Andrew Ling, Katty Yun yang memanfaatkan jeda waktu pembicaraan antara Andrew Ling dan Yesi Mo pun datang menghampiri.

“Ini mungkin menguntungkan bagimu dan Stanley.” Katty Yun menyodorkan ponselnya, sebuah rekaman terpampang di layarnya. Yesi Mo menatap Katty Yun dengan terkejut: “Kenapa menolongku? Kamu tidak perlu membahayakan diri dengan menguping pembicaraan mereka.”

“Kamu sudah membantuku, jadi wajar aku membantumu. Walaupun aku tidak tahu apa yang terjadi diantara kalian, tapi Lia sudah berhasil mengubah penampilannya menjadi sepertimu dan hatinya merasa tidak tenang. Kamu belum membantu mengembalikanku kesisi Robin, jadi aku tidak ingin kamu tertimpa masalah.”

“Terima kasih.”

Perkataan Katty Yun menunjukkan bahwa ia melakukan semua ini untuk dirinya sendiri, tapi Yesi Mo tetap merasa berterima kasih.

“Tidak perlu terima kasih, aku tidak ingin berutang budi pada siapapun.”

Yesi Mo mengangguk sambil tersenyum, lalu menambahkan Katty Yun sebagai temannya di WeChat untuk mengirimkan rekaman itu. Setelahnya, ponsel pun Yesi Mo kembalikan pada Katty Yun.

“Tunggulah telepon dariku dalam beberapa waktu dekat ini. Aku akan secepatnya mengatur agar kamu bisa bertemu dengan Tony, tapi apakah kamu bisa mendapatkan persetujuan dari Tony atau tidak itu tergantung dari kemampuanmu sendiri. Aku tidak bisa terlalu banyak membantumu.”

“Ini sudah cukup.”

Katty Yun tersenyum, lalu mengambil ponselnya dari tangan Yesi Mo dan mengucapkan salam perpisahan padanya. Setelah itu, ia membalikkan tubuhnya dan berjalan keluar.

Yesi Mo duduk sejenak dan saat sampai di rumah keluarga Yan, langit sudah menggelap. Didi dan Tony sedang memainkan beberapa mainan di ruang tamu. Begitu melihat Yesi Mo, Didi dengan kilat langsung berlari menghampiri dan menghamburkan dirinya masuk dalam pelukan ibunya.

“Ibu, ibu barusan pergi kemana? Didi sudah mencari kesana-kemari untuk waktu yang lama, tapi tetap tidak bisa menemukan ibu.”

“Ibu ada sedikit urusan jadi pergi keluar. Kenapa Didi mencari ibu?” tanya Yesi Mo sambil tersenyum.

“Aku ingin mengajak Tony main keluar, apakah ibu bisa membawa kami pergi main?”

“Ini...” Yesi Mo ragu sesaat, apa yang terakhir kali terjadi di taman bermain pun kembali melintas didepan matanya. Hatinya merasa tidak rela, tapi ia tidak ingin membuat Didi sedih. Akhirnya Yesi Mo berujar, “Begini saja, malam nanti ibu akan berunding dengan ayah dulu. Bagaimana?”

“Oh.” jawab Didi tidak rela.

“Anak konyol, kalaupun tidak bisa keluar, bukankah kamu bisa bermain di rumah? Coba lihat Tony...”

Yesi Mo menatap Tony lalu menelan ludah dengan tercekat. Tony yang berada tidak jauh dari mereka sedang menatap Didi yang berada di dalam dekapan Yesi Mo dengan tatapan iri.

Hati Yesi Mo merasa sedikit sedih, ia kemudian segera melambaikan tangannya.

“Bibi.”

“Tony, apakah kamu merindukan ibumu?” Yesi Mo sangat menyayanginya, ia pun mengelus-elus kepala Tony sambil bertanya padanya.

Tony menggelengkan kepalanya dan berujar dengan sangat menyedihkan, “Ayah bilang, Tony tidak punya ibu karena ibu Tony sudah pergi ke surga saat melahirkan Tony. Bibi, apakah bibi bisa menjadi ibu Tony?”

” Yesi Mo menggelengkan kepalanya, membuat Tony menundukkan kepalanya dengan kecewa. Suaranya lalu berujar pelan, “Bibi, maaf.”

“Ibu, kenapa ibu tidak bisa menjadi ibu dari Kak Tony? Kasihan Kak Tony, ia tidak punya ibu.” ujar Didi lalu menarik baju Yesi Mo dan berujar dengan manja, “Ibu, ibu jadi ibu Kak Tony saja! Dengan begitu, Didi jadi punya kakak laki-laki dan Kak Tony bisa terus menemani Didi!”

Yesi Mo menatap Didi dan menangkap sinar penuh harap yang kembali memenuhi mata Tony. Ia lalu tersenyum dan berujar, “Bukannya ibu tidak mau. Tapi, Tony punya ibu jadi ibu tentu saja tidak bisa menjadi ibunya.”

“Tapi, ibu Kak Tony sudah pergi ke surga. Kak Tony sudah tidak punya ibu lagi.”

“Ibu Tony masih hidup. Ibu pergi keluar barusan karena ibu pergi bertemu dengan ibunya Tony.”

“Bibi, apakah ibuku masih benar-benar hidup?” Tony memiringkan kepalanya dan bertanya penuh ragu, “Tapi kenapa ayah bilang ibu sudah pergi ke surga?”

“Tony tidak perlu tahu sampai sejauh itu. Kamu cukup tahu bahwa ibumu masih hidup dan sehat walafiat.”

“Kalau begitu, apakah aku bisa bertemu dengan ibu? Aku sangat merindukan ibu. Aku ingin tahu bagaimana rupa ibu, aku sangat rindu...” Tony dengan semangat menarik tangan Yesi Mo dan memohon.

“Tentu saja boleh, tapi tidak sekarang.”

“Begitu? Baiklah.” Tony agak sedikit merasa kecewa, tapi Didi melompat girang.

Yesi Mo dengan cepat memeluk kedua anak itu dan berbisik, “Didi, Tony, apa yang kita bicarakan tadi sama sekali tidak boleh diberitahukan pada orang lain, ya?”

“Nenek dan ayah juga tidak boleh diberitahu?”

Melihat rupa kebingungan Tony, Yesi Mo pun menggeleng, “Tidak boleh.”

“Kenapa begitu, bibi?”

“Iya, kenapa begitu, ibu? Kenapa tidak boleh memberitahu nenek kak Tony?”

Yesi Mo tersenyum dan mengelus kepala kedua anak kecil itu, lalu dengan suara lembut berujar: “Kalau kalian memberitahu orang lain, nanti ibunya Tony akan merasa takut.”

“Kalau begitu, aku tidak akan memberitahu siapa-siapa.”

“Aku tidak mau membuat ibu takut, aku mau bertemu ibu. Aku juga tidak akan memberitahu siapa-siapa.”

“Pergilah bermain lagi.”

Yesi Mo menghembuskan napas lega saat kedua anak itu sudah berjalan pergi. Ia hampir saja memberitahu mereka apa yang terjadi diantara Robin Xiao dan Katty Yun, tapi ia akhirnya bisa menahan diri untuk tidak berkata apapun tentang hal itu.

Ia tidak ingin kesalahpahaman dan dendam antara sepasang orang dewasa mengkontaminasi pikiran polos kedua anak ini dan membuat mereka terlalu banyak berpikir.

Stanley Yan kembali ke rumah lebih awal dan setelah makan, ia langsung naik ke ruang baca diatas. Yesi Mo meminta Jennie untuk menemani Didi dan Tony bermain, lalu berlari menuju ruang baca Stanley Yan.

“Kenapa kamu kesini?”

Mendengar suara ketukan di pintu, Stanley Yan mengangkat kepalanya dan menatap Yesi Mo dengan penasaran.

“Ada sesuatu yang mau kuberikan padamu.” Yesi Mo tersenyum dan menyerahkan ponselnya pada Stanley Yan. Pria itu menatap sekilas, “Apa ini?”

“Rekaman percakapan antara Andrew dan Bella. Siang tadi saat aku pergi menemui Katty, aku secara kebetulan bertemu dengan mereka.”

“Berjanjilah padaku lain kali kamu tidak akan melakukan sesuatu yang begitu berisiko seperti ini.” Stanley Yan menarik tangan Yesi Mo dan berujar dengan nada yang penuh sayang.

“Bukan aku, tapi Katty. Ia membantuku merekamnya.”

“Ternyata begitu.” Stanley Yan mengangguk, “Bagaimana dengan obrolan kalian?”

“Aku berencana mencari kesempatan untuk mempertemukan Katty dengan Tony. Hanya saja dalam situasi seperti ini, aku tidak berani membawa Didi dan Tony pergi keluar. Kalau aku hanya membawa Tony keluar, aku takut akan menarik kecurigaan bibi.”

Yesi Mo terlihat dalam kesulitan. Stanley Yan menarik wanita itu masuk ke dalam pelukannya sambil tersenyum, lalu mencium wajahnya, “Istriku yang konyol. Kamu hanya perlu membawa dua orang anak kecil keluar rumah. Percayalah padaku, tidak akan terjadi masalah apapun. Saat ini, Bella bahkan tidak bisa menjaga dirinya sendiri, ia tidak memiliki waktu untuk mengincar kita.”

“Sekarang setelah kamu bilang begitu, aku tiba-tiba teringat saat hari ini bertemu Bella. Ia terlihat sangat tidak karuan, matanya benar-benar merah seperti berdarah, dan ia terus menguap saat berbicara dengan Andrew. Apa kamu tahu apa yang terjadi padanya?” Yesi Mo memikirkan apa yang ia lihat saat itu dan bertanya dengan penuh rasa penasaran.

“Mungkin ia telah melakukan banyak hal buruk, jadi hatinya tidak tenang dan akhirnya insomnia.”

Stanley Yan sengaja tidak memberitahu Yesi Mo apa yang telah ia perbuat. Lebih sedikit orang yang tahu, maka lebih baik. Stanley Yan tidak ingin melibatkan Yesi Mo, meskipun wanita itu sebenarnya sudah terlibat sedari awal.

“Mungkin begitu.” Yesi Mo mengangguk, meskipun hatinya tidak merasa setuju dengan ucapan Stanley Yan.

Merasa tidak tenang? Kalau Bella Lan merasa tidak tenang, tidak mungkin baru sekarang ia merasa tidak tenang. Yesi Mo merasa pasti ada sesuatu yang tidak ia ketahui.

“Sudahlah, kamu tidur dulu. Aku akan menyusul sebentar lagi.”

Setelah Yesi Mo meninggalkannya, Stanley Yan pun mendengarkan rekaman itu. Sudut bibirnya mendengus dingin, “Kondisimu sudah seperti ini tapi kamu masih tidak rela meninggalkan tempat ini? Tapi begini juga bagus, kalau kamu benar-benar kembali ke Amerika, aku khawatir semua yang aku lakukan akan menjadi sia-sia.”

Setelah selesai berujar, Stanley Yan pun menelepon Andrew Ling.

“Ada apa mencariku?”

“Bella sudah memberikanmu wewenang untuk menangani Yan Business Group?”

“Kamu ternyata mengetahuinya secepat ini. Ya, itu benar. Ada masalah?”

“Tidak, aku hanya ingin tahu apa yang akan kamu lakukan.”

“Tenang saja, aku akan meninggalkan sepercik sinar untukmu dan tidak akan membuat masalahnya benar-benar buntu. Lagipula kita masih ada jalinan kerjasama, bukan?”

“Baguslah kalau kamu ingat. Pokoknya, beritahu aku terlebih dulu apabila ada pergerakan apapun. Aku tidak ingin tidak memiliki persiapan sedikitpun.”

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu