Unlimited Love - Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
Setelah percakapan selesai, Bella Lan adalah yang pertama kali melenggang pergi sementara Andrew Ling berjalan menghampiri Yesi Mo.
“Kebetulan sekali kamu ada disini.”
“Ya, kebetulan.”
Yesi Mo hanya mengangguk singkat sebagai tanda ia menyapa.
“Aku dengar akhir-akhir ini kamu mengalami kecelakaan mobil?”
“Bahkan kamu juga tahu?” Yesi Mo sedikit mengernyit dan menatap Andrew Ling dengan penasaran.
“Aku tidak sengaja mendengarnya.” Andrew Ling menatap jam tangannya sambil tersenyum, lalu berujar dengan penuh nada maaf, “Maaf, waktu sudah semakin larut. Aku masih ada urusan, jadi lain kali saja kita bicara lagi.”
“Baiklah.”
Beberapa menit setelah sepeninggalan Andrew Ling, Katty Yun yang memanfaatkan jeda waktu pembicaraan antara Andrew Ling dan Yesi Mo pun datang menghampiri.
“Ini mungkin menguntungkan bagimu dan Stanley.” Katty Yun menyodorkan ponselnya, sebuah rekaman terpampang di layarnya. Yesi Mo menatap Katty Yun dengan terkejut: “Kenapa menolongku? Kamu tidak perlu membahayakan diri dengan menguping pembicaraan mereka.”
“Kamu sudah membantuku, jadi wajar aku membantumu. Walaupun aku tidak tahu apa yang terjadi diantara kalian, tapi Lia sudah berhasil mengubah penampilannya menjadi sepertimu dan hatinya merasa tidak tenang. Kamu belum membantu mengembalikanku kesisi Robin, jadi aku tidak ingin kamu tertimpa masalah.”
“Terima kasih.”
Perkataan Katty Yun menunjukkan bahwa ia melakukan semua ini untuk dirinya sendiri, tapi Yesi Mo tetap merasa berterima kasih.
“Tidak perlu terima kasih, aku tidak ingin berutang budi pada siapapun.”
Yesi Mo mengangguk sambil tersenyum, lalu menambahkan Katty Yun sebagai temannya di WeChat untuk mengirimkan rekaman itu. Setelahnya, ponsel pun Yesi Mo kembalikan pada Katty Yun.
“Tunggulah telepon dariku dalam beberapa waktu dekat ini. Aku akan secepatnya mengatur agar kamu bisa bertemu dengan Tony, tapi apakah kamu bisa mendapatkan persetujuan dari Tony atau tidak itu tergantung dari kemampuanmu sendiri. Aku tidak bisa terlalu banyak membantumu.”
“Ini sudah cukup.”
Katty Yun tersenyum, lalu mengambil ponselnya dari tangan Yesi Mo dan mengucapkan salam perpisahan padanya. Setelah itu, ia membalikkan tubuhnya dan berjalan keluar.
Yesi Mo duduk sejenak dan saat sampai di rumah keluarga Yan, langit sudah menggelap. Didi dan Tony sedang memainkan beberapa mainan di ruang tamu. Begitu melihat Yesi Mo, Didi dengan kilat langsung berlari menghampiri dan menghamburkan dirinya masuk dalam pelukan ibunya.
“Ibu, ibu barusan pergi kemana? Didi sudah mencari kesana-kemari untuk waktu yang lama, tapi tetap tidak bisa menemukan ibu.”
“Ibu ada sedikit urusan jadi pergi keluar. Kenapa Didi mencari ibu?” tanya Yesi Mo sambil tersenyum.
“Aku ingin mengajak Tony main keluar, apakah ibu bisa membawa kami pergi main?”
“Ini...” Yesi Mo ragu sesaat, apa yang terakhir kali terjadi di taman bermain pun kembali melintas didepan matanya. Hatinya merasa tidak rela, tapi ia tidak ingin membuat Didi sedih. Akhirnya Yesi Mo berujar, “Begini saja, malam nanti ibu akan berunding dengan ayah dulu. Bagaimana?”
“Oh.” jawab Didi tidak rela.
“Anak konyol, kalaupun tidak bisa keluar, bukankah kamu bisa bermain di rumah? Coba lihat Tony...”
Yesi Mo menatap Tony lalu menelan ludah dengan tercekat. Tony yang berada tidak jauh dari mereka sedang menatap Didi yang berada di dalam dekapan Yesi Mo dengan tatapan iri.
Hati Yesi Mo merasa sedikit sedih, ia kemudian segera melambaikan tangannya.
“Bibi.”
“Tony, apakah kamu merindukan ibumu?” Yesi Mo sangat menyayanginya, ia pun mengelus-elus kepala Tony sambil bertanya padanya.
Tony menggelengkan kepalanya dan berujar dengan sangat menyedihkan, “Ayah bilang, Tony tidak punya ibu karena ibu Tony sudah pergi ke surga saat melahirkan Tony. Bibi, apakah bibi bisa menjadi ibu Tony?”
” Yesi Mo menggelengkan kepalanya, membuat Tony menundukkan kepalanya dengan kecewa. Suaranya lalu berujar pelan, “Bibi, maaf.”
“Ibu, kenapa ibu tidak bisa menjadi ibu dari Kak Tony? Kasihan Kak Tony, ia tidak punya ibu.” ujar Didi lalu menarik baju Yesi Mo dan berujar dengan manja, “Ibu, ibu jadi ibu Kak Tony saja! Dengan begitu, Didi jadi punya kakak laki-laki dan Kak Tony bisa terus menemani Didi!”
Yesi Mo menatap Didi dan menangkap sinar penuh harap yang kembali memenuhi mata Tony. Ia lalu tersenyum dan berujar, “Bukannya ibu tidak mau. Tapi, Tony punya ibu jadi ibu tentu saja tidak bisa menjadi ibunya.”
“Tapi, ibu Kak Tony sudah pergi ke surga. Kak Tony sudah tidak punya ibu lagi.”
“Ibu Tony masih hidup. Ibu pergi keluar barusan karena ibu pergi bertemu dengan ibunya Tony.”
“Bibi, apakah ibuku masih benar-benar hidup?” Tony memiringkan kepalanya dan bertanya penuh ragu, “Tapi kenapa ayah bilang ibu sudah pergi ke surga?”
“Tony tidak perlu tahu sampai sejauh itu. Kamu cukup tahu bahwa ibumu masih hidup dan sehat walafiat.”
“Kalau begitu, apakah aku bisa bertemu dengan ibu? Aku sangat merindukan ibu. Aku ingin tahu bagaimana rupa ibu, aku sangat rindu...” Tony dengan semangat menarik tangan Yesi Mo dan memohon.
“Tentu saja boleh, tapi tidak sekarang.”
“Begitu? Baiklah.” Tony agak sedikit merasa kecewa, tapi Didi melompat girang.
Yesi Mo dengan cepat memeluk kedua anak itu dan berbisik, “Didi, Tony, apa yang kita bicarakan tadi sama sekali tidak boleh diberitahukan pada orang lain, ya?”
“Nenek dan ayah juga tidak boleh diberitahu?”
Melihat rupa kebingungan Tony, Yesi Mo pun menggeleng, “Tidak boleh.”
“Kenapa begitu, bibi?”
“Iya, kenapa begitu, ibu? Kenapa tidak boleh memberitahu nenek kak Tony?”
Yesi Mo tersenyum dan mengelus kepala kedua anak kecil itu, lalu dengan suara lembut berujar: “Kalau kalian memberitahu orang lain, nanti ibunya Tony akan merasa takut.”
“Kalau begitu, aku tidak akan memberitahu siapa-siapa.”
“Aku tidak mau membuat ibu takut, aku mau bertemu ibu. Aku juga tidak akan memberitahu siapa-siapa.”
“Pergilah bermain lagi.”
Yesi Mo menghembuskan napas lega saat kedua anak itu sudah berjalan pergi. Ia hampir saja memberitahu mereka apa yang terjadi diantara Robin Xiao dan Katty Yun, tapi ia akhirnya bisa menahan diri untuk tidak berkata apapun tentang hal itu.
Ia tidak ingin kesalahpahaman dan dendam antara sepasang orang dewasa mengkontaminasi pikiran polos kedua anak ini dan membuat mereka terlalu banyak berpikir.
Stanley Yan kembali ke rumah lebih awal dan setelah makan, ia langsung naik ke ruang baca diatas. Yesi Mo meminta Jennie untuk menemani Didi dan Tony bermain, lalu berlari menuju ruang baca Stanley Yan.
“Kenapa kamu kesini?”
Mendengar suara ketukan di pintu, Stanley Yan mengangkat kepalanya dan menatap Yesi Mo dengan penasaran.
“Ada sesuatu yang mau kuberikan padamu.” Yesi Mo tersenyum dan menyerahkan ponselnya pada Stanley Yan. Pria itu menatap sekilas, “Apa ini?”
“Rekaman percakapan antara Andrew dan Bella. Siang tadi saat aku pergi menemui Katty, aku secara kebetulan bertemu dengan mereka.”
“Berjanjilah padaku lain kali kamu tidak akan melakukan sesuatu yang begitu berisiko seperti ini.” Stanley Yan menarik tangan Yesi Mo dan berujar dengan nada yang penuh sayang.
“Bukan aku, tapi Katty. Ia membantuku merekamnya.”
“Ternyata begitu.” Stanley Yan mengangguk, “Bagaimana dengan obrolan kalian?”
“Aku berencana mencari kesempatan untuk mempertemukan Katty dengan Tony. Hanya saja dalam situasi seperti ini, aku tidak berani membawa Didi dan Tony pergi keluar. Kalau aku hanya membawa Tony keluar, aku takut akan menarik kecurigaan bibi.”
Yesi Mo terlihat dalam kesulitan. Stanley Yan menarik wanita itu masuk ke dalam pelukannya sambil tersenyum, lalu mencium wajahnya, “Istriku yang konyol. Kamu hanya perlu membawa dua orang anak kecil keluar rumah. Percayalah padaku, tidak akan terjadi masalah apapun. Saat ini, Bella bahkan tidak bisa menjaga dirinya sendiri, ia tidak memiliki waktu untuk mengincar kita.”
“Sekarang setelah kamu bilang begitu, aku tiba-tiba teringat saat hari ini bertemu Bella. Ia terlihat sangat tidak karuan, matanya benar-benar merah seperti berdarah, dan ia terus menguap saat berbicara dengan Andrew. Apa kamu tahu apa yang terjadi padanya?” Yesi Mo memikirkan apa yang ia lihat saat itu dan bertanya dengan penuh rasa penasaran.
“Mungkin ia telah melakukan banyak hal buruk, jadi hatinya tidak tenang dan akhirnya insomnia.”
Stanley Yan sengaja tidak memberitahu Yesi Mo apa yang telah ia perbuat. Lebih sedikit orang yang tahu, maka lebih baik. Stanley Yan tidak ingin melibatkan Yesi Mo, meskipun wanita itu sebenarnya sudah terlibat sedari awal.
“Mungkin begitu.” Yesi Mo mengangguk, meskipun hatinya tidak merasa setuju dengan ucapan Stanley Yan.
Merasa tidak tenang? Kalau Bella Lan merasa tidak tenang, tidak mungkin baru sekarang ia merasa tidak tenang. Yesi Mo merasa pasti ada sesuatu yang tidak ia ketahui.
“Sudahlah, kamu tidur dulu. Aku akan menyusul sebentar lagi.”
Setelah Yesi Mo meninggalkannya, Stanley Yan pun mendengarkan rekaman itu. Sudut bibirnya mendengus dingin, “Kondisimu sudah seperti ini tapi kamu masih tidak rela meninggalkan tempat ini? Tapi begini juga bagus, kalau kamu benar-benar kembali ke Amerika, aku khawatir semua yang aku lakukan akan menjadi sia-sia.”
Setelah selesai berujar, Stanley Yan pun menelepon Andrew Ling.
“Ada apa mencariku?”
“Bella sudah memberikanmu wewenang untuk menangani Yan Business Group?”
“Kamu ternyata mengetahuinya secepat ini. Ya, itu benar. Ada masalah?”
“Tidak, aku hanya ingin tahu apa yang akan kamu lakukan.”
“Tenang saja, aku akan meninggalkan sepercik sinar untukmu dan tidak akan membuat masalahnya benar-benar buntu. Lagipula kita masih ada jalinan kerjasama, bukan?”
“Baguslah kalau kamu ingat. Pokoknya, beritahu aku terlebih dulu apabila ada pergerakan apapun. Aku tidak ingin tidak memiliki persiapan sedikitpun.”
Novel Terkait
Step by Step
LeksCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyLelaki Greget
Rudy GoldUnplanned Marriage
MargeryThat Night
Star AngelAfter The End
Selena BeeUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)