Unlimited Love - Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)

Keduanya setelah beristirahat sejenak, pergi ke rumah sakit untuk menengok Wirawan Mo, melihat mereka berdua datang bersama, Wirawan Mo sangat senang. Dia tertawa sambil mempersilahkan mereka berdua duduk di dalam.

Seusai berbincang-bincang cukup lama, Wirawan Mo mengusir mereka pulang, dia ingin Rico Mu membawa Yesi Mo keluar berjalan-jalan, dan tidak berada di situ menunggu orang sakit.

Levy Song juga berada di situ, dia berkata cukup dia seorang diri saja yang menemani Wirawan Mo.

Yesi Mo baru dengan terpaksa mengangguk dan berjalan keluar mengikuti Rico Mu. Saat dia berjalan melewati ruang rawat Stanley Yan, Yesi Mo secara tidak sadar berhenti sejenak.

Rico Mu bertanya dengan bingung, "Yesi, kamu kenapa? "

"Aku sepertinya ada seorang teman yang dirawat di sini! "Yesi Mo menatap pintu ruang rawat yang tertutup rapat, dia menyeritkan dahi cukup lama, lalu berkata, "Ayo kita masuk dan melihatnya! "

Mulut Rico Mu berkata baiklah, tapi hatinya terhenyak.

Yesi Mo mengetuk pintu itu cukup lama, tapi tidak ada orang yang menjawab, saat dia mendorong pintu itu terbuka, dilihatnya ruangan itu sudah dibereskan dengan rapi dan bersih. Dia mengerutkan dahi, "Apa jangan-jangan aku salah ingat? Rasanya tidak mungkin! "

"Pasti kamu salah ingat! Ayo kita pergi dari sini! "Rico Mu menghela nafas lega, lalu menarik tangan Yesi Mo.

Yesi Mo mengangguk dan menatap ruangan yang sudah dibereskan itu untuk terakhir kalinya, kemudian berjalan bersama dengan Rico Mu ke dalam lift.

Setelah menemani Yesi Mo berjalan-jalan seharian, menemaninya makan malam, Rico Mu mengantar Yesi Mo pulang ke rumahnya.

Di sebuah motel kecil lusuh beberapa puluh kilometer dari situ, Stanley Yan dengan perban yang membalut sekujur tubuhnya berbaring di atas tempat tidur dalam diam di dalam kamar yang kecil itu.

10 menit kemudian, seseorang mengetuk pintunya, Stanley Yan berususah payah untuk bangkit berdiri dan berjalan ke daun pintu, sambil memeriksa melalui lubang pengintip dia bertanya, "Siapa? "

"Tuan muda, ini aku! Marson Luo! Apa anda baik-baik saja? "

Begitu pintu dibuka, dilihatnya Marson Luo bersama dengan beberapa orang pengawal. Stanley Yan menghela nafas lega, dia menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa, masuklah! "

"Tuan muda, anda ini... "Melihat perban di sekujur tubuh Stanley Yan, raut wajah Marson Luo berubah seketika, dia bertanya dengan cemas.

"Semalam aku mengalami kecelakaan kecil! "Stanley Yanberkata dengan acuh tak acuh, dan mengisyaratkan mereka boleh pergi.

Marson Luo tidak berani bertanya lagi, dia dan beberapa pengawal itu lantas mengawal Stanley kembali ke hotelnya semalam.

Sesampainya di hotel, baru duduk sebentar, seorang pelayan berlari untuk melaporkan ada polisi yang menunggu mereka cukup lama di situ, Stanley Yan mengangguk menyuruhnya membiarkannya mereka masuk.

Marson Luo yang berdiri di samping, mendengar percakapan antara Stanley Yan dan polisi-polisi itu, terperanjat.

Dia tidak menyangka kejadian semalam ternyata begitu berbahaya.

"Tuan muda, maafkan aku! Kalau aku tidak... "

"Bukan salahmu! Setelah selesai dengan urusan di sini, kita langsung pergi! "Stanley Yan mengayunkan tangan memotong perkataannya.

Ini adalah Amerika, habitat asli Rico Mu, kalau dia ingin berhadapan dengannya, Stanley Yan semisal memiliki aset kekayaan yang sangat banyak pun, tidak akan bisa melarikan diri darinya, satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah dengan segera menghentikan aksinya, dan langsung pulang ke kota R.

"Baiklah, tuan muda! "

3 hari berturut, Marson Luo mengikuti Stanley Yan kemana pun dia pergi, menjaganya.

Sedangkan Rico Mu, tidak tahu apakah dia sudah melupakannya, atau dia sedang bersembunyi karena takut pada polisi, dia tidak melakukan aksi apa-apa.

Malam itu pukul 10, Stanley Yan baru menyelesaikan urusannya di hotel, setelah meminum minuman untuk menyadarkan diri, dia bertanya, "Apa rencana besok? "

"Menurut yang sudah kita rencanakan, besok anda harus mengunjungi CEO United Group, Wirawan Mo. "

"Wirawan Mo? Ayah Yesi Mo? Bagaimana aku bisa lupa semua itu?" Stanley Yan menyeritkan dahi.

"Perusahaan ini dalam waktu dekat akan memutuskan, kabarnya, mereka semalam mengirimkan sebuah kontrak kerja pada anda, kebetulan anda sedang berada di Amreka, maka mereka mengundang anda untuk datang berkunjung! "

"Baiklah! "Stanley Yan mengangguk, dia teringat akan wajah Yesi Mo, yang sangat mirip dengan wajah Angie Qin, hatinya diam-diam penuh penantian.

Pagi itu, setelah makan pagi, Yesi Mo, beristirahat sejenak di bawah, kemudian berjalan-jalan. Dia melihat Levy Song sedang mengarahkan pembantunya untuk membereskan kamar, dia bertanya dengan bingung, "Ibu, ibu sedang apa di sini? "

"Nanti akan ada seorang tamu yang penting mau datang berkunjung, maka aku sedang menyuruh orang-orang untuk beres-beres! "

"Tamu penting? "Yesi Mo bertanya dengan penasaran, "Siapa? "

"Partner perusahaan ayahmu, atau sekiranya disebut yang memiki intensi untuk menjadi partner kerja ayahmu! "Levy Song tersenyum, menjelaskan.

"Oh! "Yesi Mo mengangguk, "Ibu, ayah masih berada di atas? "

Melihat Levy Song mengangguk, Yesi Mo berkata, "Kalau begitu aku akan mencarinya! "

Setelah mendorong terbuka pintu kamar Wirawan Mo, Yesi Mo melangkah masuk.

Melihatnya, Wirawan Mo meletakan dokumen yang berada di tangannya, dia mendongak bingung, "Yesi, kenapa kamu berlari ke sini?"

"Ayah, ayah sudah seperti ini! Kenapa masih juga bekerja! "Yesi Mo berjalan dengan wajah penuh tanggung jawab berkata kepadanya.

"Ayah adalah seorang pekerja keras, Sedetik pun tidak bisa berhenti bekerja! "Wirawan Mo setengah mencandainya dan tertawa.

"Maafkan aku ayah! Aku sudah menyusahkanmu, sebagai seorang anak, aku seharusnya membantumu! Begini saja, besok aku akan pergi ke kantor untuk ikut bekerja! "Yesi Mo mengangkat kepalanya dan menatap Wirawan Mo dengan penuh kesungguhan.

"Tidak perlu, urusan perusahaan sudah ada yang mengurus! Kamu menunggu di rumah dengan baik! Kalau ada waktu, banyak-banyaklah keluar dengan Rico Mu, sekarang yang paling ayah khawatirkan adalah urusan pernikahan kalian berdua! "

"Ayah, apa kita bisa tidak membahas masalah itu terlebih dahulu? Aku ingin pergi ke kantor untuk bekerja, berada di rumah terus membuatku bosan, setujui permintaanku! "

Menghadapi rengekan Yesi Mo, Wirawan Mo ragu-ragu, dia lalu tersenyum pahit dan berkata, "Baiklah, ayah perbolehkan, apa begini masih tidak cukup? "

"Apa ayah bersungguh-sungguh? Terima kasih ayah! "

Sekeluarnya dari kamar Wirawan Mo, Yesi Mo mendadak melihat sekelibat bayangan orang yang nampaknya tidak asing baginya, berjalan di depannya, dia mengedip-ngedipkan mata, "Kenapa dia bisa sampai di sini? "

"Nona Yesi Mo, tidak kusangka kita bisa bertemu lagi secepat ini!" Stanley Yan tersenyum sambil berkata pada Yesi Mo.

"Benar sekali! "Yesi Mo tersenyum menanggapi, lalu bertanya, "Tuan Yan sejak kapan datang ke Amerika? "

"Ah? "Stanley Yan terperanjat, dia menatap Yesi Mo dengan bingung, "Apa Nona Yesi Mo sudah lupa, kita naik pesawat yang sama ke Amerika! "

Mendengar jawaban Stanley Yan, Yesi Mo menyeritkan dahi, "Apa kamu yakin? "

"Yakin! "Stanley Yan tersenyum dan mengangguk, Yesi Mo hanya menanggapinya dengan sebuah oh, dia menundukan kepala dan bergumam, "Kenapa aku tidak mengingatnya sama sekali? "

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu