Unlimited Love - Bab 146 Stanley Miliknya (1)
Maxim Luo dibangunkan oleh Vivian Luo saat tengah malam, sehingga suasana hatinya menjadi buruk.
Ketika ia mendengar niat Vivian Luo, ia hanya mengucapkan sebuah kalimat, “Kalau pria itu tidak bisa menahan godaan semacam ini, maka artinya ia tidak memiliki kualifikasi untuk menjadi menantuku, aku juga tidak mungkin tenang menyerahkanmu padanya.”
Ia bersikap sangat protektif terhadap Vivian Luo. Apapun yang dikatakan oleh Vivian Luo, ia tetap tidak sudi mengijinkan Stanley Yan untuk tinggal kembali di rumah keluarga Luo.
Vivian Luo menghentakkan kakinya dengan kesal, namun dirinya sama sekali tidak akan bisa mengubah keputusan Maxim Luo.
Pagi itu, Yesi Mo baru bangun saat jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Ini merupakan pertama kalinya ia bangun begitu siang selama setengah tahun terakhir. Untung saja hari ini adalah hari Sabtu sehingga tidak ada akibat apapun yang ditimbulkan karena hari ini ia tidak perlu berangkat kerja.
Setelah mandi dan berganti pakaian, Yesi Mo pun membuka pintunya dan berjalan keluar. Ia hendak menuju ruang makan di bawah untuk sarapan.
Ia belum sempat melangkah jauh ketika sudah terdengar suara Jennie Bai dan Felix Lu dari lantai bawah, sepertinya kedua orang itu juga baru saja bangun.
Suara yang sangat mirip dengan Stanley Yan itu pun menerpa telinga Yesi Mo. Untuk sesaat, ia seolah kembali ke masa dimana Stanley Yan belum menghilang. Masa terbaik dan paling bahagia dalam hidupnya.
Yesi Mo berdiri dalam diam di depan pintu kamarnya, telinganya mendengar lekat pembicaraan mereka. Lebih tepatnya, ia mendengarkan suara Stanley Yan. Kakinya sama sekali tidak melangkah lebih jauh ke lantai bawah.
Entah sudah berapa lama waktu berlalu, namun suara ponsel yang tiba-tiba berdering pun memecah suasana hening itu.
“Kamu bilang kita berdua akan bersama untuk selamanya,
Kalau begitu kenapa kamu meninggalkanku lagi,
Apakah kamu tahu isi hatiku,
Dari awal sudah ada dirimu dalam hatiku,
Apa kamu masih tidak ingat masa lalu,
Masa dimana aku begitu mencintaimu...”
Ia menaruh harapannya pada lagu ini: bisa menemukan Stanley Yan, bisa bersama dengannya untuk selamanya dan tidak akan pernah terpisah lagi.
Mendengar nada dering yang tidak asing ini, Yesi Mo mengira itu berasal dari ponselnya. Ketika ia menundukkan kepala, ia baru menyadari bahwa ia tidak membawa ponselnya. Nada dering itu berasal dari lantai bawah.
“Halo, ada apa?”
“Baiklah, tunggu aku. Aku akan segera sampai.”
Ketika Yesi Mo sampai di lantai bawah, Stanley Yan baru saja mengucapkan salam perpisahan pada Jennie Bai dan bersiap untuk keluar pintu. Ketika melihat Yesi Mo, ia menghentikan langkahnya dan mengangguk, “Presdir Mo, selamat pagi.”
“Pagi. Kenapa keluar pagi-pagi begini?”
“Tunanganku mencariku.” jelas Stanley Yan singkat. Yesi Mo mengangguk dan tersenyum, “Kalau begitu, cepat pergi. Hati-hati di jalan.”
“Baik.”
Stanley Yan mengangguk dan berjalan keluar. Ia baru saja sampai di mulut pintu ketika Yesi Mo memintanya berhenti.
“Presdir Mo, ada apa?”
“Apakah aku perlu menyuruh orang untuk mengantarmu?” Yesi Mo bertanya ragu.
“Tidak usah, terima kasih.”
Segera setelah Stanley Yan berjalan pergi, Jennie Bai pun datang menghampiri dan bertanya dengan penasaran, “Kakak ipar, ada apa denganmu? Kenapa kamu begitu peduli pada Felix bahkan terpikir untuk menyuruh orang mengantarnya? Apa jangan-jangan kakak ipar sudah memindahkan perhatianmu pada orang lain, ya? Kalau begitu kakakku...”
“Jangan sembarangan bicara.” Yesi Mo dengan cepat menjelaskan, “Aku hanya khawatir Andrew akan melakukan sesuatu terhadapnya. Apalagi semalam ia sudah terlalu menyinggungnya.”
“Benar hanya itu?” Jennie Bai bertanya dengan sedikit keraguan sambil menatap Yesi Mo.
“Memang apa lagi? Apa aku tidak boleh merebut pria itu darimu?” Yesi Mo tertawa bercanda.
“Kakak ipar, kamu jangan bercanda seperti itu. Kalau sampai Vivian tahu tentang ini, bisa terjadi masalah besar.” ujar Jennie Bai gelisah.
“Memangnya akan terjadi masalah seperti apa? Mereka masih baru bertunangan dan belum menikah. Jennie, kamu masih memiliki kesempatan. Genggam kesempatan itu dengan baik, kalau tidak kamu akan menyesal ke depannya.”
Kemarin malam, Yesi Mo merasa sikap Jennie Bai kepada Stanley Yan berbeda dari biasanya.
Insting wanitanya mengatakan bahwa Jennie Bai menyukai Stanley Yan. Setidaknya, ia memiliki kesan yang baik terhadap pria itu.
Yesi Mo merasa bahwa sebagai kakak ipar Jennie Bai, sudah seharusnya ia membantunya sehingga ia mengatakan hal semacam ini pada pria itu.
“Kakak ipar, apa maksudmu? Kenapa aku tidak mengerti?” tanya Jennie Bai penasaran.
“Pura-pura, lanjutkan saja pura-puramu itu. Aku mau lihat sampai kapan kamu akan berpura-pura.”
Yesi Mo menggodanya sambil tersenyum, lalu berlari menuju ruang makan.
Setelah Stanley Yan keluar, ia bertemu dengan Vivian Luo di sebuah taman kecil yang alamatnya sudah dikirimkan Vivian Luo kepadanya.
Taman itu sangat sepi pengunjung, orang tua yang biasanya latihan pagi disitu pun sudah bubar. Mulai dari memasuki taman itu hingga bertemu dengan Vivian Luo, Stanley Yan hanya bertemu dengan satu orang saja yaitu penjaga kebersihan taman.
“Vivian, kamu mencariku?” Stanley Yan berjalan menghampiri dan duduk di sebelah Vivian Luo diatas sebuah kursi kayu. Ia lalu menolehkan kepalanya dan tersenyum, “Ada apa?”
“Apa aku tidak boleh mencarimu kalau tidak ada apa-apa?” Vivian Luo menatap Stanley Yan sekilas, “Kamu adalah tunanganku.”
“Aku tidak bilang apapun...” Stanley Yan terkekeh.
Vivian Luo tersenyum dan mengayunkan kepalan tangannya, lalu berujar bangga, “Baguslah kalau kamu menyetujuinya dengan cepat. Kenapa kamu duduk begitu jauh dariku? Kemarilah sedikit.”
Jarak diantara mereka berdua hanya 20 sentimeter. Melihat Vivian Luo mengayunkan tangannya, Stanley Yan pun menggeser posisi duduknya sedikit lebih mendekat padanya.
Vivian Luo merasa tidak puas sehingga ia pun mengambil inisiatif dan melekatkan diri dengan erat padanya. Ia memeluk lengan Stanley Yan dan meletakkan kepalanya pada pundak pria itu.
Tubuh Stanley Yan spontan membeku, alam bawah sadarnya ingin mendorong Vivian Luo menjauh. Tapi ia lalu ingat bahwa Vivian Luo adalah tunangannya. Gestur mereka yang seperti ini tidaklah salah, namun Stanley Yan merasa canggung.
Stanley Yan mencoba membebaskan diri beberapa kali dengan pelan. Tapi karena ia tidak ingin Vivian Luo malah semakin mengeratkan pelukannya, ia pun memutuskan untuk berhenti. Ia takut Vivian Luo akan kehilangan kontrol.
Setelah mengucapkan beberapa patah kata dengan canggung, Vivian Luo pun menyenderkan kepalanya pada pundak Stanley Yan. Ia lalu bertanya, terlihat seperti tidak bermaksud apa-apa, “Felix, apa kamu mencintaiku?”
“Aku...” Stanley Yan menolehkan kepalanya dan melihat Vivian Luo dengan ragu, “Aku tidak tahu. Kamu tahu bukan, aku kehilangan ingatanku... Hal yang terjadi di masa lalu...”
“Baiklah, tidak usah bicara lagi.” Vivian Luo menjulurkan tangannya untuk menutup mulut Stanley Yan, kepalanya menggeleng.
“Maaf.” Stanley Yan balas menjulurkan tangannya untuk mendorong tangan Vivian Luo pergi, lalu menatapnya dengan tatapan minta maaf.
“Ini bukan masalahmu, siapa juga yang ingin hal seperti ini terjadi, iya kan?” Vivian Luo tertawa getir. Ia tidak menyangka ia tidak bisa mendapatkan hati Stanley Yan meskipun sudah berusaha selama setengah tahun. Stanley Yan merasa sedikit frustasi, namun ia tidak menunjukannya.
Terlepas dari apakah Stanley Yan mencintainya atau tidak, sekarang pria itu adalah tunangan Vivian Luo. Selama tidak ada orang yang memasang penghalang diantara mereka, selama tidak terjadi masalah besar yang tidak terduga, maka secepatnya Stanley Yan akan menjadi miliknya. Ia adalah suami Vivian Luo.
Dengan cara berpikir yang seperti ini, hati Vivian Luo pun menjadi jauh lebih tenang. Ia lalu memalingkan kepalanya ke samping untuk menanyakan Stanley Yan apakah ia bisa tidur nyenyak semalam atau tidak.
“Aku tidak bisa tidur.”
“Kenapa? Apa terjadi sesuatu?”
Vivian Luo menatap mata Stanley Yan lurus-lurus, tidak ingin kehilangan ekspresi sekecil apapun yang terlihat dari matanya. Ia bahkan sudah mempersiapkan diri untuk mendengarkan kebohongan Stanley Yan, berencana untuk membuka kedoknya kapanpun dan mengingatkannya bahwa sekarang ia adalah orang yang sudah bertunangan. Tapi, ia tidak ingin Stanley Yan bicara terang-terangan tentang masalah kemarin malam.
Dari awal sampai akhir, tidak ada satu hal pun yang ditutupi. Ini membuat Vivian Luo merasa sedikit tidak siap.
“Vivian, aku benar-benar minta maaf. Sebenarnya kemarin malam aku langsung ingin memberitahumu lewat telepon.”
“Tidak apa-apa.” Melihat Stanley Yan yang begitu tulus, Vivian Luo pun tercenung sesaat lalu menggeleng.
“Tapi Felix, menurutku lebih baik kamu keluar saja dari rumah Presdir Mo. Agak tidak pantas kalau kamu tinggal serumah dengan wanita lajang.” ujar Vivian Luo setenang mungkin.
“Sebenarnya, aku juga berpikir begitu. Tapi aku adalah asisten Presdir Mo sekarang, tidak leluasa juga kalau aku tinggal terlalu jauh dari rumah Presdir Mo. Begini saja, tunggu aku mendapatkan tempat tinggal yang lebih baik baru aku pindah.”
“Bukankah hari ini kamu libur? Kamu tidak perlu masuk kerja bukan? Bagaimana kalau aku temani kamu mencari tempat tinggal?”
Vivian Luo tidak sabar untuk mengeluarkan Stanley Yan dari kediaman keluarga Yan, ia langsung menarik pria itu pergi meninggalkan taman kecil itu.
Stanley Yan menahannya dan menggeleng, “Ini masalahku, biar aku menyelesaikannya sendiri. Kamu tidak perlu turun tangan. Hari ini begitu panas, matahari sangat terik. Kamu bisa kepanasan.”
Stanley Yan hanya mengatakan fakta, suhu sudah mencapai 40 derajat. Jangankan kesana-kemari untuk mencari tempat tinggal, bahkan saat tidak melakukan apapun, sekujur tubuh sudah basah dengan keringat.
Bagaimana mungkin Vivian Luo yang sedari bayi sudah dimanja bisa menghadapi kesusahan seperti ini?
Apalagi saat ini ia sudah kepanasan sampai kulitnya memerah, dahinya dipenuhi dengan butir keringat.
Tapi perkataan yang didengar oleh telinga Vivian Luo lebih mematikan daripada kata-kata manis apapun, ini membuatnya menjadi sedikit bersemangat.
“Felix, kamu sangat baik padaku.”
Novel Terkait
Behind The Lie
Fiona LeeLoving The Pain
AmardaSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiMy Lady Boss
GeorgeHabis Cerai Nikah Lagi
GibranMy Lifetime
DevinaUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)