Unlimited Love - Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)

Yang pertama bereaksi adalah kepala pelayan, tapi dia sudah berusia lanjut, dia tidak hanya tidak berhasil menarik Nenek Yan, dirinya sendiri bahkan ikut terjatuh.

Yang kedua bereaksi adalah seorang pengawal yang sedari tadi mengikuti, dia dengan segera membuang tas belanja di tangannya, lalu dengan langkahnya yang cepat seperti terbang menuju ke Nenek Yan, akhirnya dia melemparkan diri ke atas lantai menjadi bantalan manusia bagi Nenek Yan.

Angie Qin dan Bibi Liu juga secepatnya bergegas, setelah mendapati Nenek Yan tidak terluka, mereka baru menghela nafas lega. Tapi kepala pelayan tidak seberuntung itu, saat dia terjatuh, lengannya patah.

Angie Qin segera menyuruh Bibi Liu untuk memanggil ambulans. Saat dia berjalan kembali ke kereta bayinya dan secara tidak sadar melongok, melihat ke dalam, seketika wajah Angie Qin memucat dan dia meneriakan suara yang memekakan telinga, "ANAKKU! "

Sandy Yan tidak dapat diketemukan. Mendengar teriakan Angie Qin, Nenek Yan, kepala pelayan dan Bibi Liu berlari mendekat. Setelah dilihatnya kereta bayi yang kosong itu, wajah Nenek Yan seketika menjadi muram, dia lalu bergegas ke pengawal di dekatnya dan berkata dengan suara pelan, "Segera cari! Jangan kembali sebelum kalian menemukan tuan muda kecil! "

"Hei bocah, jangan khawatir! Sandy tidak akan ada apa-apa, nenek berjanji padamu, pasti akan menemukan Sandy! "Nenek Yan menggenggam tangan Angie Qin sambil menenangkannya.

"Nenek, aku tidak apa-apa! Nenek dan kepala pelayan beristirahatlah terlebih dahulu di sini, aku akan pergi membantu mencari Sandy! "Angie Qin setelah berkata demikian, melepaskan diri dari genggaman tangan Nenek Yan, lalu berlari dan bertanya dengan setiap orang apakah mereka melihat seorang bayi yang baru berumur sekitar satu bulan, sambil memberi deskripsi detail baju yang sedang dikenakan Sandy Yan.

Tapi yang membuat dia kecewa adalah, tidak ada orang yang melihatnya, Angie Qin mencari cukup lama juga tidak menemukan tanda-tanda sama sekali, dia sudah nyaris putus asa.

"Nak, bagaimana? Apakah kamu sudah menemukannya? "Tidak tahu sejak kapan Nenek Yan muncul di sebelahnya, bertanya dengan gelisah.

Angie Qin menggelengkan kepala dengan putus asa, "Belum! Nenek, apa mereka, para pengawal itu sudah menemukan Sandy? "

Nenek Yan tersenyum pahit menggeleng. Angie Qin merasa dunianya seakan runtuh, kedua kakinya lemas, dia hampir terkulai jatuh ke lantai, Bibi Liu dengan sigap memapahnya, dan dengan gugup bertanya, "Nyonya muda, apa anda baik-baik saja? "

"Kenapa bisa begini? Kenapa bisa begini? Sandy, oh Sandy kamu ada di mana? "

Angie Qin melolong lirih dengan putus asa, kalau Bibi Liu tidak memapahnya, dia pasti sudah jatuh terkulai lemas di atas lantai.

Sudah tepat satu jam berlalu, tidak ada berita sedikitpun tentang Sandy Yan. Satu-satunya yang Angie Qin ketahui adalah dari yang dia lihat di kamera pengawas, seorang lelaki berbaju putih dan mengenakan sebuah topi bisbol membawanya pergi, tapi tidak seorang pun tahu dia pergi ke mana.

Nenek Yan dari awal sudah langsung melapor pada pihak berwajib, mereka sangat perhatian, mereka sudah mengerahkan orang untuk melakukan penelusuran. Mereka menyuruh Nenek Yan untuk pulang dan menunggu kabar dari mereka.

Angie Qin seakan diseret masuk ke dalam mobil oleh seorang pengawal dan Bibi Liu. Sepanjang jalan, dia merasa bersalah, dia selalu merasa semua itu terjadi karena kelalaiannya yang menyebabkan anak Stanley Yan dibawa kabur oleh seorang lelaki dengan topi bisbol.

Sesampainya di rumah, Angie Qin duduk di sofa. Kedua matanya kosong, tidak bersemangat, wajahnya dipenuhi oleh air mata yang mengering, rambutnya berantakan, mulutnya tak henti-hentinya mendaraskan mantra, "Anaku, di mana kamu? Ini semua salah ibu, ibu sudah bersalah padamu! "

Di waktu yang bersamaan, di sebuah ruang VIP sebuah bar, Andrew Ling duduk di sofa, di hadapannya, berlutut seorang lelaki dengan topi bisbol. Kalau Angie Qin berada di sini, dia pasti langsung dapat mengenali lelaki yang membawa lari anaknya.

"Katakan, siapa yang menyuruhmu melakukan ini! "Andrew Ling berkata dengan dingin.

"Aku tidak paham dengan apa yang kamu katakan! "

"Tidak paham? Baiklah, aku ingin mengetahui mana yang lebih keras, mulutmu atau kepalan tinjuku! Bawa dia ke bawah! Urus dia baik-baik! "Andrew Ling mengayunkan tangannya, dan dalam sekejap, dua orang lelaki menyeretnya pergi. Tidak lama kemudian, jeritan-jeritan mulai terdengar sayup-sayup ke telinga Andrew Ling, namun baginya, suara jeritan seperti itu tidak membuatnya bergidik.

"Tuan muda Ling, apa yang harus dilakukan dengan bayi itu?" Sebuah suara tidak jauh dari situ bertanya dengan hati-hati.

"Aku masih perlu mengajarimu? "Wajah Andrew Ling dingin, matanya melirik ke arahnya.

"Tidak, tidak perlu! Aku sekarang juga akan mengurusnya! "Si botak tercengang, dan tanpa basa-basi langsung berlari keluar.

Pintu ruangan VIP tertutup, Andrew Ling mengangkat gelas dan meneguk minuman di dalamnya, dia tertawa sinis, "Mati kau, selama ada aku, Andrew Ling, keinginanmu yang indah-indah tidak akan terwujud! Kalau tidak percaya, kita lihat saja nanti! "

Hilangnya Sandy Yan sudah lewat tiga jam sekarang, Angie Qin seakan tertelan seluruhnya oleh keputusasaan, tapi Bibi Liu tiba-tiba datang mengabarkan polisi sudah datang.

Nenek Yan yang sedari tadi murung, menyeritkan dahi, "Suruh mereka masuk! "

"Baik, Nyonya besar! "

Tidak selang berapa lama, dua orang polisi dengan wajah penuh senyum berjalan masuk, melihat senyum mereka, secercah sinar terbesit dari mata Nenek Yan.

"Bapak-bapak polisi, apakah kalian sudah punya kabar mengenai keberadaan anak kami? "

Angie Qin mendengar pertanyaan Nenek Yan, tanpa sadar mengangkat kepalanya, menatap ke arah polisi yang baru saja masuk, dilihatnya mereka mengangguk. Tidak tahu dapat tenaga dari mana, dia lantas melemparkan diri ke arah mereka dan menarik tangan mereka sambil bertanya dengan gelisah, "Mana anaku? Dia di mana? Apa dia tidak apa-apa? Apa dia aman? "

"Nyonya muda tidak perlu khawatir, tuan muda kecil baik-baik saja! Sekarang kolega kami sedang dalam perjalanan mengantarnya ke sini! Paling lama setengah jam lagi, anda akan dapat bertemu dengannya! "

"Apa itu benar? Bagus sekali, bagus sekali! "Angie Qin terlihat sangat senang, tapi alis Nenek Yan malah berkerut.

Saat Angie Qin melihat Sandy Yan muncul tanpa luka sedikit pun di tubuhnya, air matanya seketika turun dengan deras, seakan sebuah banjir bandang, tidak bisa dihentikan.

"Sudah, sudah tidak apa-apa! Sudah, sudah, jangan menangis, nanti kamu akan membangunkan si kecil! "Nenek Yan menenangkan Angie Qin, dan menyuruh Bibi Liu untuk mengantarnya masuk ke dalam kamar.

Melihat bayangan Angie Qin meninggalkan ruangan, Nenek Yan tanpa sadar mengerucutkan bibir. Suara langkah kaki terdengar berjalan di belakangnya, saat dia menengok ke belakang, dilihatnya kepala pelayan dengan tangan kanannya yang terbungkus gipsum: "Nyonya besar, dari yang saya amati, ternyata saya telah terluka dengan sia-sia! "

"Pergi ke ruang bacaku! "

Kepala pelayan itu menutup pintu, Raut wajah Nenek Yan mendadak berubah.

"Sean, sebenarnya apa yang terjadi? "

"Aku sendiri juga tidak jelas! "Kepala pelayan itu tersenyum pahit kemudian menjawab, "Aku sudah bertanya padanya, dia berkata tidak berhasil menghubungi mereka! "

"Tidak berhasil menghubungi? Apa jangan-jangan dia sudah tertangkap? Oleh siapa? "Nenek Yan menyeritkan dahi kuat-kuat, matanya yang keruh berawan seketika menyala-nyala, "Jangan-jangan dia! "

"Nyonya besar, apa yang anda maksud adalah Andrew Ling? "

"Benar, selain dia, aku tidak bisa memikirkan orang lain selain dia! "Nenek Yan murung, lalu berkata, "Orang suruhanmu itu tidak akan membocorkan semua ini bukan? "

"Tidak akan! Orang itu tidak tahu siapa yang sedang memanfaatkannya! Tidak akan ada orang yang dapat mengaitkannya dengan kita! "

"Baiklah kalau begitu! "Nenek Yan menghela nafas lega.

"Selanjutnya apa yang harus kita perbuat? "

"Selanjutnya? "Nenek Yan tenggelam dalam diam beberapa saat, akhirnya dia tertawa pahit sambil menggeleng, "Selanjutnya kita tidak usah berbuat apa-apa! "

"Ha? "Kepala pelayan itu tercengang, "Apa itu berarti kita menyerah..."

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu