Unlimited Love - Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)

Saat ini, batu besar yang menindih hati Vivian Luo pun akhirnya terangkat.

Hanya saja, kecongkakannya tidak dapat bertahan terlalu lama. Potret indah yang tergambar dalam benaknya dihancurkan menjadi puing-puing oleh pekikan pelan petugas yang bertugas menginput datanya.

“Ada apa?”

Vivian Luo yang tersadar dari lamunannya menatap petugas itu dan bertanya, sedangkan Stanley Yan yang ada di sampingnya saat ini juga merasa penasaran dan mengangkat kepalanya.

“Sepertinya komputernya terkena virus.” jawab petugas itu singkat. Ia lalu menoleh dan bertanya pada rekan sesama petugas di sebelahnya, ternyata hasil yang ia dapatkan sama. Komputer mereka sama-sama mengalami masalah.

Tanpa perlu menunggu petugas itu bertanya pada rekan kerjanya yang lain, semua petugas itu sudah mengatakan hal yang sama.

“Kena virus? Apa kamu sedang bercanda denganku?” Vivian Luo sontak bangkit berdiri dan menggeram.

“Mohon maaf, nona. Sepertinya berkas kalian saat ini tidak dapat diproses. Kalau tidak, mungkin kalian bisa pergi ke kantor catatan sipil di daerah lain? Mungkin komputer di tempat mereka tidak bermasalah.”

Vivian Luo yang tidak percaya langsung mencengkeram layar komputer itu. Melihat banyak kode yang tak henti bergerak bebas di layar kaca, seketika itu juga ia tidak dapat mempercayainya.

Ia juga melihat komputer petugas yang lain. Vivian Luo menjadi murung saat ia menyadari bahwa kenyataannya ternyata sama seperti yang dikatakan petugas tadi, semua komputer terkena virus.

“Berapa lama lagi sampai bisa kembali normal?”

Vivian Luo tidak bodoh, ia sudah tahu bahwa sepertinya ini adalah ulah Yesi Mo. Karena ia dapat membuat semua komputer di kantor catatan sipil seperti ini, menurut perhitungannya komputer di area lain pun pasti tidak ada yang luput. Semua akan mengalami musibah yang sama.

“Kami tidak tahu pasti, kami harus menunggu ahlinya datang dulu. Kalau hanya masalah di komputernya saja mungkin tidak akan memakan waktu yang lama, tapi kalau masalahnya ada di sistem pendaftaran, maka tidak ada kepastian yang bisa kami katakan. Mungkin bisa saja sampai 12 jam lamanya.”

Tiba-tiba, seorang petugas yang sedang menelepon berkata, “Bubarkan semua orang. Semua komputer yang terhubung di internet kota terkena virus, atasan bilang hari ini tidak perlu kerja lagi.”

Vivian Luo tidak senang hati. Dengan beringas ia meluapkan amarahnya, membutuhkan waktu yang cukup lama sampai amarah di dadanya menguap pergi...

Di parkiran mobil di dekat situ, begitu Yesi Mo mendapat kabar bahwa Vivian Luo dan Stanley Yan tidak berhasil melakukan pendaftaran, ia pun dapat menghembuskan napas lega yang panjang.

“Benar-benar sangat berbahaya, hanya selisih beberapa menit saja maka Vivian akan berhasil.” Dengan ketakutan yang masih mengiangi hatinya, Marson Luo pun tersenyum sambil menatap Yesi Mo, “Nyonya muda, akhirnya langit kali ini membukakan jalan.”

Yesi Mo menatapnya sekilas, ia hanya tersenyum dan tidak bicara. Ia baru saja mau menyuruh supir untuk mengemudikan mobil kembali ke kediaman keluarga Yan ketika ponselnya berdering karena Sara Xue meneleponnya.

“Sisi, bagaimana? Stanley dan wanita itu tidak berhasil mendaftar, bukan?”

Sara Xue di ujung telepon sana bertanya dengan gelisah.

“Tidak. “ Yesi Mo tersenyum.

“Untung gagal, untung gagal. Barusan benar-benar membuatku panik setengah mati, aku kira awalnya tidak akan keburu.”

“Sara, terima kasih banyak untuk hari ini. Lain kali saat kesana, aku akan mentraktirmu makan.”

Mereka berbincang singkat kemudian Yesi Mo memutus teleponnya. Ia menoleh ke samping dan baru menyadari Marson Luo sedang menatapnya lekat dengan wajah yang terkejut.

“Ada apa?” tanya Yesi Mo penasaran.

“Nyonya muda, sistem di kantor catatan sipil itu kamu yang...” Bagaimanapun juga, Marson Luo tidak berani mempercayainya. Hal ini benar-benar seperti kisah seribu satu malam.

Harus diketahui, bahwa sistem semacam ini memiliki tingkat keamanan dan pertahanan yang sangat tinggi. Jika tidak ada jeda waktu selama minimal 12 jam, jangan harap bisa membobolnya. Tapi, ini baru berapa jam? Tiga jam? Sepertinya tidak sampai tiga jam, tapi ternyata bisa diretas? Seberapa hebat kekuatan dewa yang dimiliki oleh orang yang meretas ini?

Yesi Mo mengangguk, dalam sekejap ia bisa menebak apa yang sedang Marson Luo pikirkan. Ia lalu tersenyum dan menjelaskan. “Sara sangat ahli.”

“Ia benar-benar sangat ahli.”

Saat mengatakan hal ini, Marson Luo juga hanya bisa menghela napas dengan emosi yang berkecamuk dalam hatinya. Bagaimanapun juga, ia sama sekali tidak menyangka Sara Xue yang lima enam tahun lalu pernah memiliki romansa singkat dengannya bisa memiliki keahlian sehebat sekarang ini.

Kalau dipikir-pikir, dirinya yang sekarang ini sudah lumayan baik. Tapi jika dibandingkan dengan Sara Xue, maka dirinya semakin lama semakin tertinggal jauh jutaan kilometer di belakangnya.

Memang ternyta ada banyak hal yang tidak dapat dibandingkan. Kita harus belajar puas karena seperti barang dan orang, perbedaan yang ada terlalu besar.

Urusan sipil hari ini terhitung sudah berhasil digagalkan, namun besok masih ada medan perang yang harus dihadapi. Yesi Mo tidak berani santai sedikitpun.

Sekembalinya Vivian Luo dan Stanley Yan ke kediaman keluarga Luo, ia menyuruh orang untuk mengantar Stanley Yan ke kamarnya dan menyuruh pelayan wanita untuk mengantarnya masuk ke kamar.

Vivian Luo baru saja akan beranjak pergi ketika ia mendengar suara pintu yang terbuka dan tiba-tiba seperti teringat akan sesuatu. Dengan muka tertekuk, ia mengeluarkan sebuah kotak seukuran kotak korek api dari dalam tasnya dan melemparkannya kepada Stanley Yan. Ia lalu membalikkan tubuhnya dan pergi menuju lantai bawah.

Dengan tatapan mata yang rumit Stanley Yan menatap kotak kecil yang ada di tangannya itu, kemudian menyuruh pelayan wanita itu untuk mengantarkannya masuk ke dalam kamar.

Kebetulan sekali saat Vivian Luo turun ke bawah dan hendak keluar, ia berpapasan dengan Maxim Luo yang baru saja pulang. Melihat raut wajah Vivian Luo yang tidak bagus, Maxim Luo pun mengernyit dan bertanya, “Urusannya tidak lancar?”

“Komputer di kantor catatan sipil terkena virus.”

“Dari awal aku sudah tahu ia tidak cocok denganmu, tapi kamu bebal tidak mau dengar. Sekarang langit juga sudah tidak mengijinkan kalian bersama. Begini saja, pesa pernikahan besok dibatalkan.” ujar Maxim Luo dengan wajah ditekuk, namun berujar dengan nada yang sangat yakin.

“Pesta pernikahannya harus berjalan sesuai dengan rencana. Seumur hidupku ini, aku tidak akan menikah kecuali dengannya.” Vivian Luo bersikeras dan melontarkan kalimat singkat itu, lalu pergi dari situ.

Melihat bayangan punggung dari sikapnya yang keras kepala, raut wajah Maxim Luo mengelam cukup lama. Akhirnya, ia hanya bisa menghela napas tanpa daya.

Di lantai dua di kamar mandi milik Stanley Yan, ia menatap kotak kecil di telapak tangannya. Stanley Yan benar-benar tidak ingin mempedulikan segalanya dan membuang pergi benda laknat ini ke dalam kloset.

Tepat pada saat tangannya mulai dilonggarkan, ia pun menjadi ragu. Raut di wajahnya juga menjadi beringas.

Ia benci. Ia membenci Vivian Luo, membenci benda di dalam kotak kecil ini, membenci orang yang membuat ia lupa akan diirnya dan membuat dirinya tidak berdaya untuk memilih jalur hidup yang ia inginkan.

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu