Unlimited Love - Bab 148 Retribusi (2)
Jawaban Sara Xue membuat Yesi Mo bingung, "Kamu tahu? Apa kamu yakin? "
"Tentu yakin, jangan lupa, Rendy Mu sekarang adalah pacarku dan Andrew Ling adalah bawahannya. Banyak yang aku tidak ingin tahu, tapi aku mengetahuinya. "
Mendengar Sara Xue berkata demikian, Yesi Mo baru teringat, selama setengah tahun terakhir ini, Sara Xue dan Rendy Mu sudah berpacaran, kabarnya, beberapa bulan lagi mereka berdua akan menikah.
"Segera katakan, sebenarnya apa yang dia rencanakan? "
"Sonson sedang sakit, sakitnya parah, lusa dia akan menjalani operasi, kata dokter, operasinya akan sangat berbahaya. Kemungkinan dia bisa selamat tidak sampai 20%. Sonson seakan sudah mengetahui itu semua, selama dua hari ini dia terus menolak perawatan. Andrew Ling membawa Jennie Bai datang sekiranya adalah untuk membujuk Song. Baginya, Sonson sangat berharga, dia adalah sumber kekuatan untuk hidupnya. "
"Sara, terima kasih kamu sudah memberi tahuku semua ini. "
Setelah menutup telepon, hati Yesi Mo terasa berat, dia mencari cara agar bisa secepatnya pergi ke Amerika. Yang pertama untuk menjenguk Sonson, yang kedua untuk menemani Jennie Bai, membuatnya bisa menemani Sonson di Amerika dengan tenang dan supaya dia tidak mengkhawatirkan masalah kantor di kota R.
Sepanjang siang itu, Yesi Mo tidak makan sama sekali, ia masih sama seperti saat Stanley Yan mengunjunginya tadi, sama sekali belum bergeming.
"Presdir Mo, apa anda tidak apa-apa? "Stanley Yan melihatnya merasa cemas, dan bertanya.
"Tidak apa-apa, asisten Lu, segera pesankan aku tiket pesawat menuju ke Washington. "
"Anda mau pergi ke Amerika? "Stanley Yan menyeritkan dahinya, "Apa itu ide yang bagus? Besok pagi, ada sebuah pertemuan yang akan membahas perihal kerja sama, dengan kepergianmu, lantas bagaimana pertemuan itu?"
"Aku tidak bisa mengurus sebanyak itu, kalau tidak memungkinkan, besok kamu bantu aku.. "Yesi Mo berpikir sejenak, lalu mendongak dan berkata.
"Oh? Presdir Mo, anda jangan bercanda. Tidak usah membahas apakah saya mampu. Saya ini tidak sepadan dengan mereka. Kalau saya yang berangkat, masalah ini dapat dipastikan akan runyam. "
Stanley Yan sangat mengenal dirinya sendiri, yang dia katakan juga ada benarnya.
Yesi Mo memikirkannya sejenak, "Kalau begitu begini saja, aku akan menyuruh CEO Luo agar segera pulang, besok, masalah kerja sama itu biarkan dia yang berangkat. Ingat, kamu harus terus menghubungiku setiap waktu, laporkan padaku apapun yang terjadi. "
Sore itu, Yesi Mo tidak beristirahat sama sekali gna menyelesaikan segala pekerjaan secepatnya.
Dia tidak yakin, kepergiannya ke Amerika kali ini akan berapa lama, maka dia harus sebisa mungkin menyelesaikan semua pekerjaannya.
Ketika malam tiba, Stanley Yan mengantar Yesi Mo ke bandara. Dia mengantarnya masuk ke ruang tunggu dengan matanya, baru setelah itu, berbalik dan pergi.
Siapa sangka, saat dia baru akan berbalik, dia tanpa sengaja menabrak seseorang. Stanley Yan meminta maaf sambil membantunya mengambil barang yang jatuh berserakan di lantai karenanya. Tapi dia tidak mengira, orang yang dia bantu itu, terpaku, dan hanya memandangnya dengan kaget.
"Nona, ada apa? Kamu tidak apa-apa bukan? "Stanley Yan bertanya dengan cemas.
"A-aku...tidak apa-apa. "Wanita itu dengan segera memungut barang yang terjatuh di dekat kaki Stanley Yan. Namun Stanley Yan sudah lebih dulu memungutnya, dan tanpa sengaja, saat dia hendak mengembalikannya kepadanya, dia melihat sesosok lelaki di dalam lembaran foto hitam putih itu.
Lelaki di dalam foto itu terlihat tidak asing baginya. Setiap pagi dan malam, ketika dia mandi, dia selalu melihat wajah itu.
"Terima kasih. Tolong kembalikan foto itu padaku. "Wanita itu menjulurkan tangannya ingin mengambir foto itu dari tangan Stanley Yan sambil matanya dengan buas menyelusuri Stanley Yan dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Nona, apa kamu bisa memberitahuku, siapa lelaki di dalam foto itu? Dan kenapa dia sangat mirip denganku? "
"Dia adalah pacarku. "Wanita itu menjawab sambil tertunduk.
"Pacar? "
Stanley Yan secara tidak sadar teringat dengan satu nama, dia lantas bertanya dengan ragu, "Apa kamu adalah Jolie Ran? "
"Kamu mengenaliku? "Jolie Ran bertanya dengan bingung pada Stanley Yan.
"Aku pernah mendengar tentangmu. "Stanley Yan mengangguk-angguk, dia memicingkan matanya melehat lelaki di dalam foto itu, "Kalau begitu, lelaki di dalam foto itu adalah Felix Lu? "
"Bagaimana kamu bisa mengetahuinya? "Jolie Ran terbelalak menatap Stanley Yan.
"Itu tidak penting, jawab dulu pertanyaanku ini. "
Stanley Yan menarik nafas panjang, kemudian dengan nada setenang mungkin bertanya, "Di mana dia sekarang? "
"Di-dia...... "Jolie Ran menggigigiti bibirnya, dia menjulurkan tangannya dan menunjuk tas yang dia gendong di punggungnya.
Tas itu terlihat gemuk, seakan di dalamnya berisikan sesuatu, dari bentuknya, sepertinya sebuah toples atau sejenisnya.
"Maafkan aku. "
Stanley Yan dengan lembut mengembalikan foto Felix Lu pada Jolie Ran, dan dengan segera meminta maaf.
"Tidak apa-apa. "Jolie Ran memaksakan sebuah senyuman padanya.
Stanley Yan mengamati kepergian Jolie Ran, dia memicingkan matanya, "Aku bukan Felix Lu, lantas, siapa aku? "
Sesampainya di rumah, ketika dia baru akan pergi ke ruang tamu, Stanley Yan terkejut mendapati Marson Luo yang tidak tahu sejak kapan sudah duduk di sofa, dan sedang mendongak melihatnya.
"CEO Luo, kapan anda datang? "
"Aku baru saja sampai. Oh iya, nyonya muda, apa dia sudah naik pesawat? "Marson Luo bangkit berdiri dan tersenyum padanya.
"Presdir Mo sudah naik pesawat ke Washington, kalau tidak ada apa-apa, seharusnya besok, di waktu yang sama dengan sekarang, dia sudah sampai. "
"Hmph. "Marson Luo mengangguk, sorot matanya terpaku pada Stanley Yan.
"CEO Luo, kamu sedang melihat apa? "
Stanley Yan merasa tidak nyaman ditatap seperti itu, maka dia menyeritkan dahinya dan bertanya.
"Tidak ada apa-apa, hanya saja, aku rasa kamu ini adalah seseorang yang aku kenal. "Marson Luo tersenyum sambil menjelaskan sambil mempersilahkannya duduk.
Stanley Yan tertegun, ini bukan pertama kalinya dia bertemu dengan Marson Luo, tapi ini kali pertamanya dia mendengar Marson Luo berkata demikian, lebih-lebih dengan sikapnya itu.
Sepulangnya dari perjalanan kerjanya kali ini ke Amerika, sikap Marson Luo terhadapnya berubah 180 derajat. Kebencian yang terpancar dari matanya sirna, sikapnya juga luar biasa hangat padanya.
Ketika Stanley Yan hendak bertanya mirip siapa, Marson Luo secara tiba-tiba bangkit berdiri dan sambil mengamati sekelilingnya sambil tersenyum lalu bertanya, "Apa kamu tahu siapa pemilik rumah ini? "
"Pemilik? CEO Luo, apa yang anda maksudkan Tuan Stanley Yan? "
"Benar sekali. "Marson Luo mengangguk, tersenyum lalu bertanya, "Apa kamu tertarik mendengarkan kisah tentangnya? "
Tanpa mendengar jawaban dari Stanley Yan, Marson Luo sudah memulai ceritanya. Walaupun Stanley Yan penasaran dengan Marson Luo kenapa dia secara tiba-tiba menceritakan padanya tentang Stanley Yan, tapi dia mendengarnya dengan sabar.
Mendengar cerita tentang Stanley Yan yang setengah tahu yang lalu, demi menyelamatkan Yesi Mo dan Didi anaknya, dia terjatuh ke sungai dan hilang jejaknya, dia terkejut.
Kalau dihitung-hitung, di saat Stanley Yan hilang jejaknya, di hari yang sama, dia juga kehilangan ingatannya. Dia kemudian teringat dengan Felix Lu yang sudah menjadi abu, ingatan di benaknya itu mendadak membuatnya tercengang.
"Maksud kamu...... "
"Kamu adalah Stanley Yan, pemilik rumah ini. Aku tahu kamu tidak akak mempercayainya, sebenarnya sebelum hari ini, aku sendiri juga tidak mempercayainya. "Marson Luo terkekeh, lalu melanjutkan, "Ini semua terdengar terlalu fantasi, benar begitu? "
"Apa kamu punya bukti? "Stanley Yan melotot dan bertanya padanya, sebenarnya dalam hati dia sudah percaya 70-80%.
"Bukti? "Marson Luo terdiam, lalu meraih sebuah folder dan menyerahkannya kepadanya, "Silahkan kamu lihat sendiri. "
"Ada apa di dalamnya? "
"Di dalamny ada 2 rekaman suara, yang pertama milik tuan muda, yang satunya milikmu, dan juga kesimpulan dari ahli suara. "Setelah berkata demikian, Marson Luo tersenyum, "Wajah yang mirip, postur juga mirip, pita suara dua orang juga mungkin mirip, namun asalkan bukan orang yang sama, tidak peduli seberapa kecil, juga pasti ada perbedaan. Orang biasa tidak bisa membedakannya, tapi melalui alat khusus, dapat dianalisa lebih lanjut. "
Selama Marson Luo menjelaskan, Stanley Yan sudah mengeluarkan dokumen itu dari dalam folder.
Setelah mengamatinya beberapa saat, Stanley Yan mendapati hasilnya ternyata benar.
Dari yang dipegangnya itu, persis seperti yang Marson Luo katakan.
"Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa mencari seorang ahli untuk menganalisanya lagi, kalau masih juga tidak percaya, kamu boleh melakukan tes dna. Kalau aku tidak salah ingat, pihak kepolisian seharusnya punya catatan dna milik tuan muda. "
"Tidak usah, aku percaya. "
Stanley Yan memasukan kembali hasil tes itu ke dalam folder, menarik nafas panjang, dan seketika dia berbicara pada Marson Luo dengan wajah serius.
"Apa kamu sungguh percaya? Apa kamu tidak takut aku sedang menipumu? "Masin Luo bertanya padanya, tidak percaya.
"Kamu tidak perlu berbohong padaku, "Stanley Yan tertawa tanpa suara, "Aku sendiri juga sudah tahu aku ini bukan Felix Lu. "
"Bagaimana kamu bisa tahu? Apa kamu bertemu dengan Jolie Ran? "
"Bisa dibilang begitu. "Dia teringat dengan sorot mata Jolie Ran di bandara tadi, hati Stanley Yan terasa kosong.
Marson Luo tidak menanyainya lebih rinci lagi, dia hanya menatap Stanley Yan dan bertanya, "Lantas apa rencanamu? "
"Rencana? Aku akan menunggu ingatanku kembali, baru kita bicarakan lagi. "Stanley Yan menghela nafas.
Walaupun dia tahu apa yang Marson Luo katakan adalah benar adanya, dia juga tahu dirinya adalah suami Yesi Mo yang menghilang setengah tahun yang lalu, tapi menerima itu semua dalam waktu sesingkat ini baginya sungguh susah.
"Aku kenal seorang ahli otak, bagaimana kalau kita bertemu dia besok? Mungkin dia bisa membantumu mengingat semuanya.
"Baiklah. "Stanley Yan tidak menolaknya, dia tidak ingin tidak memiliki masa lalu, walaupun dari mulut Marson Luo dia sendiri akan mengetahui masa lalunya, tapi itu semua dari mulut orang lain, dia tidak akan bisa secara menyeluruh membawa dirinya masuk ke dalamnya.
Novel Terkait
Cinta Tak Biasa
SusantiSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiAwesome Husband
EdisonCutie Mom
AlexiaTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniAfter Met You
AmardaUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)