Unlimited Love - Bab 166 Rencana yang Telah Gagal

Walaupun Robin Xiao menyangkalnya, namun ia tetap tidak bisa menutupi kenyataan bahwa Didi telah menghilang.

Yesi Mo yang sedang sangat panik, segera menyuruh sopir untuk segera pergi ke bandara agar ia bisa kembali ke Negara M.

Ia telah kehilangan Stanley Yan, ia tidak mungkin bisa kehilangan Didi, ia telah mengabaikan satu kenyataan yang penting.

Ia hanya meninggalkan rumah tahanan untuk sementara waktu, ia masih harus kembali ke penjara itu, terlebih, masih ada mobil polisi yang mengikutinya, di dalamnya pasti ada banyak polisi.

Robin Xiao pasti mempunyai cara agar Yesi Mo bsia pergi ke bandara dengan lancar tanpa hambatan, namun polisi tidak akan diam saja, setelah Yesi Mo sampai di bandara, ia tidak mungkin bisa dengan mudah naik ke pesawat dan pergi ke Negara M, imigrasi di bandara pasti tidak akan meloloskannya.

“Lalu bagaimana ini? Apa kamu hanya akan melihat dan diam saja? Tidak melakukan apa-apa? Dia adalah anakku, dia adalah satu-satunya keluargaku saat ini.”

Yesi Mo berteriak dengan penuh emosi pada Robin Xiao, saat ini Yesi Mo sudah tidak bisa tenang.

“Aku paham, aku sangat mengerti. Namun kamu benar-benar tidak bisa pergi.” Robin Xiao tersenyum pahit menatap Yesi Mo, ia segera menambahkan, “lagi pula jika bisa membantumu lancar menuju bandara, dan berhasil sampai ke Negara M, itu tidak akan membantu apapun. Itu malah akan membuatmu berada dalam posisi yang sangat sulit.”

“Benar, nyonya. Apa yang ia katakan itu benar, kamu jangan bertindak gegabah, jangan gegabah.”

Kenny Song juga sangat terkejut, ia segera menuruti perkataannya.

Namun mereka juga sangat mengetahui watak Yesi Mo, jika ini sudah menyangkut tentang Didi, tidak ada seorangpun yang bisa mengubah keputusannya.

“Kalian jangan menghalangi aku.” Yesi Mo segera bersandar ke kaca mobil, jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya berada di depan kedua matanya, suaranya menjadi sangat berat.”

“Nyonya, apa yang hendak kamu lakukan?”

“Bukankah kalian tidak membiarkanku pergi ke Negara M, tidak ingin membantuku pergi ke Negara M?” Yesi Mo tertawa getir, “Baiklah, aku tidak akan memaksa kalian. Dari pada menyuruhku melihat tubuh yang dingin, lebih baik aku mencongkel mataku sendiri.”

Siapapun juga tidak akan menyangka, demi bisa pergi ke Negara M, ia memutuskan untuk melukai dirinya sendiri.

Seketika, Kenny Song dan Robin Xiao terkejut, mereka segera mencegah Yesi Mo, namun di antara mereka dan Yesi Mo masih terdapat jarak yang cukup jauh, saat mereka bergegas mendekati Yesi Mo, Yesi Mo sudah hampir melukai matanya.

“Ada apa denganmu? Persoalan ini jangan diperumit, saat ini kita harus tenang sejenak, Didi akan baik-baik saja.”

“Tenang? Hah! Kutanya padamu, sudah berapa lama Didi menghilang? Waktu sudah lama berlalu, dan masih belum ada kabar apapun!”

“Soal ini…” Robin Xiao tidak tahu harus menjawab apa, ia terdiam sejenak, “Mungkin saja tidak ada kabar apapun adalah kabar yang paling baik.”

“Aku tidak ingin mendengar kata ‘mungkin’, aku ingin Didi, aku ingin dia hidup dan muncul di hadapanku sekarang. Aku telah kehilangan Stanley Yan, aku tidak bisa kehilangan Didi, sungguh tidak bisa.”

“Aku mengerti, aku sangat memahaminya. Aku telah menyuruh orang untuk berusaha lebih keras lagi untuk mencarinya, aku juga telah meminta bantuan Sara Xue, polisi di Negara M juga telah melakukan pencarian, ini hanya masalah waktu. Bisakah kamu memberiku perpanjangan waktu?”

Yesi Mo menggeleng, “Aku tidak ingin mendengar hal ini, aku menginginkan Didi.”

“Kamu…” Robin Xiao bergulat dengan pikirannya sendiri, ia tidak bisa merubah keputusan Yesi Mo, apakah ia harus mengantarnya ke bandara?

Jika seperti itu, walaupun ia bisa kabur, Yesi Mo tidak akan bisa lari dari hukuman penjara, ini adalah hal yang tidak diinginkan Robin Xiao untuk benar-benar terjadi.

“Kamu jangan berulah lagi, aku sudah mempunyai keputusan. Kamu lihat saja.”

“Bisakah kamu memberiku sedikit waktu lagi?” Robin Xiao kini memikirkan dua masalah, ia mengerutkan keningnya dalam-dalam.

Yesi Mo menatapnya dengan tajam, ia menunggu keputusan apa yang ia buat, sembari menahan Robin Xiao jika Robin Xiao hendak mendekat.

Kedua orang itu tidak menyadari Kenny Song yang berada di kursi depan memberi isyarat dan berbisik pada sopir mobil itu.

Saat Yesi Mo menyadarinya, semua sudah terlambat, dengan kecepatan tinggi, setir mobil tiba-tiba dibanting dengan keras, membuat Yesi Mo terpelanting dan menubruk Robin Xiao.

Kejadian yang tiba-tiba itu serentak membuat Yesi Mo ingin berpengangan pada sesuatu untuk menyeimbangkan diri, namun seketika ia tidak bisa memegang apapun.

Tanpa menunggu perintah dari Kenny Song, dengan cepat Robin Xiao mencengkeram pergelangan tangan Yesi Mo, membuatnya tidak bisa berulah.

Tidak selang beberapa lama, situasi di mobil menjadi tenang, mobil melaju di jalanan, seperti tidak pernah terjadi apapun sebelumnya.

Yesi Mo terlalu terkejut, tubuhnya lemas dan tidak bisa berbuat apa-apa.

“Lepaskan aku, Robin Xiao, lepaskan aku.”

“Maafkan aku, aku tidak bisa melakukannya, tidak peduli bagaimanapun juga, hari ini harus berjalan dengan tenang, aku harus mengantarmu kembali dengan aman. Ini juga untuk kebaikanmu. Percaya padaku, Didi akan baik-baik saja, aku bersumpah demi diriku sendiri.”

Saat mengatakan ini, Robin Xiao juga ragu, namun ia harus memberi Yesi Mo kepastian, ia harus membuat Yesi Mo yakin bahwa Didi akan baik-baik saja.

Kedua tangannya tidak bisa bergerak, Yesi Mo tidak bisa mengancam Robin Xiao agar ia mengantarnya ke bandara dan kembali ke Negara M, hal ini membuatnya terpukul karena ia tidak bisa mewujudkan keinginannya.

Yesi Mo tidak bisa memberontak lagi, ia menyerah dan hanya bisa pasrah, air matanya menetes dari pelupuk matanya, wajahnya terlihat sendu, ia hanya bisa menangis pasrah.

Mereka kembali ke rumah tahanan dengan mudah, Robin Xiao yang melihat Yesi Mo kembali ke balik jeruji besi sambil memeluk kotak abu Stanley Yan bisa bernapas dengan lega.

“Tuan, lalu apa yang harus kita lakukan sekarang? Apakah tuan mudah sungguh akan baik-baik saja?”

“Entahlah.” Robin Xiao tersenyum pahit dan menggeleng, menjawab pertanyaan Kenny Song, “satu-satunya hal yang aku bisa lakukan adalah berusaha keras untuk menemukan Didi, jika tidak, Yesi Mo…”

“Tuan, kamu jangan memaksakan dirimu sendiri. Tuan muda adalah orang yang memiliki keberuntungan tinggi, ia pasti akan kembali dengan selamat.”

“Kuharap juga demikian.”

Robin Xiao menghembuskan napas panjang, ia berbalik dan pergi, namun Kenny Song tidak melangkahkan kakinya, ia terus menatap sel tahanan untuk waktu yang cukup lama, suaranya yang berat berkata, “Tuan, apakah sebaiknya kita beritahu nyonya…”

Selang beberapa saat, ia tidak mendapat respon apapun dari headset bluetoothnya, Kenny Song tersenyum pahit, tidak berkata apa-apa.

Waktu berlalu begitu cepat, Yesi Mo tidak lagi menunggu sedikitpun kabar tentang Didi, ia tidak selera makan dan minum saat melewati hari-hari, setiap hari ia hanya memeluk kotak abu Stanley Yan dan terus menangis.

Yesi Mo sangat mengkhawatirkan keselamatan Didi, Robin Xiao, Sara Xue dan beberapa orang lainnya berusaha keras untuk menemukan Didi. Di sebuah villa di Kota R, wajah Andrew Ling terlihat sangat kesal.

“Apa yang mau kamu lakukan? Mau kamu datang kemari lagi?”

“Anak itu… kabur.”

Anak buahnya menunduk ketakutan melihat wajah Andrew Ling yang bengis.

“Plak”

Andrew Ling mendaratkan tamparan di wajahnya.

“Manusia tidak berguna, menjaga anak kecil saja tidak becus, apa gunanya aku memiliki anak buah seperti kalian?”

Tidak heran jika Andrew Ling sangat murka, dua pria berperawakan tinggi dan besar, tidak bisa menjaga anak kecil yang baru berusia beberapa tahun, dan mereka juga membiarkannya kabur, siapapun pasti marah jika hal ini terjadi.

Terlebih lagi, anak itu adalah anak dari Stanley Yan dan Yesi Mo, ia adalah kunci yang bisa ia gunakan untuk memprovokasi Yesi Mo dan Sara Xue.

Andrew Ling sangat murka dan membentak mereka semua, sampai pada akhirnya, tenggorokannya terasa haus, ia berhenti memarahi mereka.

Andrew Ling memarahi anak buahnya seperti cucunya, mereka hanya menunduk dan tidak berani menyanggah.

Andrew Ling mengulurkan tangan hendak mengambil cangkir teh untuk ia minum, namun ia baru menyadari bahwa teh itu telah kosong, saat ia hendak berdiri, anak buahnya segera mengambil cangkir itu darinya dan segera mengambil air dari dispenser di sebelahnya.

Andrew Ling menunduk dan meminum teh, emosinya telah mereda, namun saat ia mendongak dan masih melihat mereka ada di hadapannya, emosinya tersulut lagi.

“Untuk apa kalian masih mematung disini? Mau menungguku mentraktir kalian makan? Masih belum pergi untuk mencari anak itu?”

“Iya, iya, baik.” Anak buahnya segera menurut, mereka berbalik dan segera berlari keluar, mereka tidak ingin emosi Andrew Ling meluap lagi, mereka berbalik badan dan memberanikan diri untuk bertanya, “Apakah kamu masih memiliki perintah lain?”

“Ingat, entah kalian menggunakan cara apa, anak itu harus ditemukan. Hidup atau mati, harus kalian bawa kesini, jika kalian tidak bisa menemukannya… Kalian tahu sendiri apa akibatnya. Keluar.”

Dalam ruangan itu hanya tersisa ia seorang, Andrew Ling mengerutkan kening dan menatap langit yang sudah gelap dari jendela, ia berbicara pada dirinya sendiri, “Bagaimana bisa seorang anak kecil bisa dengan sendirinya melarikan diri? Apakah ada orang lain yang mengetahui ini semua lalu membantunya untuk kabur? Siapa orang ini? Robin Xiao atau Sara Xue, atau malah polisi-polisi Washington yang tidak berguna itu? Jika memang demikian, semua ini akan menjadi kacau.”

Sejak awal, Andrew Ling tidak mencurigai Stanley Yan, ia pun tidak akan mungkin memikirkan tentang Stanley Yan yang melakukan ini semua.

Lagi pula Stanley Yan telah mati, ia melihat mayatnya dengan mata kepalanya sendiri, Yesi Mo bahkan telah mengakui bahwa itu adalah mayat Stanley Yan.

Andrew Ling sedang berada dalam kegundahan di ruangan itu, sedangkan di suatu ruangan dalam sebuah gedung di Kota R, Stanley Yan sedang tersenyum menatap layar di ponselnya, ia tidak bisa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

Di layar ponsel itu terpampang foto anaknya dengan Yesi Mo, seorang anak bernama Didi yang telah menghilang beberapa kali.

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu