Unlimited Love - Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
Yesi Mo tidak bisa pergi, paling tidak untuk sementara waktu ini.
Melihat Yesi Mo heboh, Andrew Ling bertanya dengan bingung, "Apa yang terjadi, kenapa kamu begitu bahagia? "
"Tidak ada apa-apa. "Yesi Mo menjawab sembarangan.
"Tidak ada apa-apa? Tidak ada apa-apa. "Andrew Ling menyeritkan dahinya, dia tertegun menatap Yesi Mo, lalu bertanya padanya dengan suara pelan, "Apa kamu sudah berhasil membawanya keluar? "
Menatap ekspresi keraguan di wajah Andrew Ling yang perlahan berubah menjadi yakin, Yesi Mo mau tidak mau mengakui Andrew Ling sungguh cerdik, tidak ada suatu apa pun yang bisa disembunyikan daripadanya.
Melihat Yesi Mo tidak menjawab, Andrew Ling mengangguk-angguk, dan dengan mantap berkata, "Bukankah sudah aku katakan, mana mungkin kamu bisa berdiam diri begitu saja? Ternyata kamu sengaja menutupinya. "
Di saat kedua orang itu sedang berbicara, Vivian Luo sudah berada di dalam ballroom diiringi dengan tatapan bingung para tamu undangan. Kemudian mengambil mikrofon dari tangan pembawa acara.
"Maaf hadirin sekalian, Felix tidak enak badan...... "
Penjelasan Vivian Luo terlalu dipaksakan, tapi tidak ada tamu undangan di situ yang memperdulikan sebenarnya apa yang sedang terjadi.
Melihat ekspresi Vivian Luo di panggung yang sedang minta maaf, dahi Yesi Mo berkerut.
Reaksi Vivian Luo terlalu tenang, membuatnya merasa sedikit tidak nyaman.
Ketidakmunculan Stanley Yan di acara pernikahan itu tidak memberi pengaruh apa pun, di bawah pimpinan Maxim Luo, Vivian Luo berkeliling dari meja ke meja untuk bersulang, bertegur sapa dan berterima kasih.
Suasana kembali menjadi hangat, selain Stanley Yan yang tidak hadir di situ, semua seakan tidak ada yang berubah.
Melihat bayangan Vivian Luo yang turun ke meja-meja, Yesi Mo menggigit bibirnya, menekan rasa penasaran di dalam hatinya, dan menanti selesainya acara dalam diam.
Yesi Mo awalnya mengira Vivian Luo akan mencarinya, tapi sampai selesai acara, sampai dia meninggalkan hotel, Vivian Luo tidak juga mencarinya.
Seakan semua tidak ada yang berubah, seakan dia sampai sekarang masih tidak tahu kalau Stanley Yan dibawa lari orang.
"Marson Luo, bawa aku bertemu dengan Stanley Yan. "
Begitu naik ke dalam mobil, Yesi Mo langsung mendesak, dia sudah menunggu sekian lama, dia sudah tidak sabar menunggu lagi, dia ingin bertemu dengan Stanley Yan, dan melihat dengan mata kepalanya sendiri, memastikan Stanley Yan baik-baik saja.
"Nyonya muda, sekarang belum waktunya, bagaimana kalau kita tunggu beberapa hari lagi? "
"Kenapa? "Yesi Mo menegang, dia menarik Marson Luo, "Apa terjadi sesuatu pada Stanley Yan? Apa dia terluka? Parahkah luka yang dialaminya? Apa sudah dibawa ke rumah sakit? Beri tahu aku, segera beri tahu aku. "
"Nyonya muda, anda jangan heboh dulu. Tuan muda baik-baik saja, sekarang dia berada di tempat yang sangat aman. "
"Sungguh? Apa kamu yakin? "
"Sungguh, tuan muda tidak apa-apa. "
Ekspresi Marson Luo serius, dia menekankan sekali lagi.
"Tapi sekarang tidak waktu yang tepat untuk anda menemui tuan muda. Vivian Luo mendapati tuan muda tidak ada padanya, tentu menyuruh orang untuk memperhatikan setiap langkah kita, dalam waktu seperti sekarang ini, menemui tuan muda hanya akan mendatangkan bahaya untuknya. "
Yesi Mo tidak bodoh, dia perlahan menjadi tenang, dia kemudian mengangguk, "Baiklah, aku tidak akan pergi. Tapi aku ingin mendengar suaranya dan memastikan dia baik-baik saja. "
Marson Luo dari awal sudah mempersiapkan, dia lalu menyerahkan ponsel yang sedari tadi sudah digenggamnya.
Yesi Mo menerimanya dan langsung meletakan ponsel itu di telinganya.
"Stanley, ini aku, Yesi Mo, apa kamu...... "
Setelah telepon ditutup, Yesi Mo menghela nafas lega, tersenyum lalu mengembalikan ponsel itu pada Marson Luo, "Ayo, antar aku pulang. "
Yesi Mo dan Marson Luo duduk di bangku belakang, sebuah mobil Santana model kuno berwarna hitam mengikuti mobil yang mereka tumpangi. Sampai melihat sendiri mobil Yesi Mo sudah sampai di kediaman keluarga Yan dan melihat Marson Luo mengendarai mobil lain pergi dari situ, barulah mobil itu berhenti perlahan di seberang jalan.
Seorang pemuda yang mengendarainya merogoh ponselnya, menelepon seseorang.
Saat Vivian Luo menerima telepon itu, dia sedang seorang diri di dalam kamar pengantinnya.
Kamar yang tadinya bernuansa kebahagiaan, terlihat seakan baru saja dirampok seseorang. Selimut, bantal, sprei berserakan di lantai, pecahan kaca juga nampak berceceran di lantai.
Lampu sorot yang dipasang di langit-langit kamar seakan tidak ada satu pun yang masih utuh.
"Aku tahu, awasi terus Yesi Mo. Aku ingin tahu ke mana saja dia pergi, kalau sampai kamu kehilangan jejaknya, kamu tidak usah kembali ke sini lagi. "
Vivian Luo menutup telepon, berbalik badan dan memperhatikan kamarnya, lalu berjalan keluar.
Vivian Luo tahu dengan jelas, Stanley Yan tentu dibawa lari oleh orang suruhan Yesi Mo, dibawa pergi ke mana itu yang dia tidak tahu, dan tidak mempunyai petunjuk sama sekali.
Sekarang satu-satunya yang bisa dia perbuat adalah mengawasi Yesi Mo dan menjadikannya satu-satunya terobosan.
Dia percaya selama-lamanya Yesi Mo bisa menahan diri untuk tidak pergi menemui Stanley Yan, dia tidak mungkin bisa bertahan selama itu. Begitu mengetahui di mana keberadaannya, dia akan langsung merebutnya kembali.
Membuat Yesi Mo tahu, lelaki yang dia sukai, tidak ada orang lain yang bisa merebutnya dari dirinya, dan pada akhirnya akan tetap kembali ke sisinya.
Pada malam pengantin, Vivian Luo tidak melewatinya di dalam kamar pengantin, melainkan langsung pergi ke sebuah bar yang paling sering dia kunjungi, menegak alkohol, dan tidak pulang sepanjang malam.
Di saat yang sama, Marson Luo juga tidak pulang sepanjang malam. Dari kediaman keluarga Yan, setelah memastikan tidak ada orang yang mengikutinya, Marson Luo masih dengan hati-hati menyuruh sopirnya untuk memutar lewat jalan yang jauh, dan bergegas menuju ke tempat di mana Stanley Yan disembunyikan.
Saat Marson Luo tiba di sana, keadaan di dalam villa gelap gulita, tidak ada secercah cahaya pun.
Lampu sorot mobil membelah kegelapan, menyinari pintu besi villa yang tertutup rapat, begitu Marson Luo turun dari mobil, mobil yang dia tumpangi bergegas kembali ke kota.
Di tengah kegelapan, Marson Luo dapat mendengar dengan jelas sekelilingnya. Selain suara burung yang terkadang terdengar, tidak ada suara lain di gelapnya malam itu. Dia kemudian berjalan mendekati pintu besi dan mengetuknya.
Tidak ada jawaban dari dalam, dia berhenti beberapa saat, kemudian mengetuknya lagi......
Setelah genap 1 menit kemudian, telinganya dapat mendengar suara langkah kaki yang berasal dari balik pintu besi itu.
Dengan segera pintu terbuka, Marson Luo meraba punggung orang yang membukakan pintu itu dan berjalan masuk.
Begitu masuk ke dalam villa itu, pintu di belakangnya tertutup, di depannya mendadak muncul sebuah cahaya, yang menyorot bagian kaki orang di depannya itu.
Marson Luo mengikuti orang itu melewati sebuah ruang tamu yang kosong, melewati sebuah koridor, lalu sampai di depan sebuah pintu yang kecil.
Orang yang membawanya ke situ menjulurkan tangannya untuk mengetuk, 3 ketukan panjang 2 ketukan pendek, 3 pendek 2 panjang, 1 pendek 1 panjang, setelah itu pintu baru terbuka. Di dalamnya, sangat terang, Marson Luo memicingkan matanya, tidak sanggup menyesuaikan diri.
Setelah matanya menyesuaikan diri, orang yang menjemputnya itu sudah berjalan masuk.
Ini adalah sebuah ruang bawah tanah, lebih tepatnya sebuah ruang penyimpanan anggur.
Di dalamnya hanya ada 3 orang, 2 di antaranya terlihat seperti 2 lelaki yang normal, yang satunya adalah Stanley Yan yang duduk di atas kursi rodanya.
Melihat Marson Luo, Stanley Yan mengangguk, "Kamu datang juga. "
"Tuan muda, aku sudah datang. Anda tidak terluka bukan? "
"Panggil aku Felix Lu atau asisten Lu saja, sebelum aku mendapatkan ingatanku lagi, aku bukan tuan mudamu. "
Perkataan Stanley Yan yang datar itu membuat Marson Luo menyeritkan dahinya, "Baik. "
"Kedatanganmu ini sungguh kebetulan, suruh mereka untuk membantuku mempersiapkan sesuatu. "
"Mempersiapkan apa ?"Marson Luo bertanya dengan bingung pada Stanley Yan. Sebelum rencananya berjalan, dia sudah menyuruh orang untuk membeli dan mempersiapkan villa ini, semua kebutuhan untuk hidup sudah disiapkan di sini.
Tapi di luar barang-barang yang sederhana itu, semua barang yang perlu juga sudah dipersiapkan di situ, bahkan Marson Luo mempersiapkan sebuah televisi agar Stanley Yan tidak merasa bosan, dan untuk menemaninya membuang waktu.
Semuanya yang sudah dipersiapkan di situ, memungkinkan bagi Stanley Yan dan 2 lelaki yang menjaganya sama sekali tidak keluar dari situ sampai satu bulan ke depan tanpa masalah.
"Rantai. "Seolah cemas barang itu tidak akan semudah itu dipersiapkan, Stanley Yan menambahkan, "Kalau tidak memungkinkan, tali tambang juga boleh. Tapi paling tidak perlu setebal 1 jari. "
"Anda membutuhkan rantai dan tali tambang untuk apa? "
Novel Terkait
Doctor Stranger
Kevin WongMore Than Words
HannyGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangMy Charming Wife
Diana AndrikaCantik Terlihat Jelek
SherinIstri kontrakku
RasudinAkibat Pernikahan Dini
CintiaUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)