Unlimited Love - Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)

Tersirat kepercayaan diri yang kental dalam nada suara Stanley Yan. Sebaliknya, Andrew Ling malah merasa sedikit terkejut lalu tertawa terbahak-bahak,

“Apa yang kamu tertawakan?” Raut Stanley Yan mengelam, menatap Andrew Ling lurus-lurus sambil bertanya.

“Aku mentertawakan kamu yang tidak tahu diri. Yan Business Group milikmu saja hampir tidak bisa kamu pertahankan, tapi ternyata kamu masih dengan sangat percaya diri berkata bahwa kamu bisa memberikan Perusahaan Mu kepadaku? Apa kamu benar-benar tidak menganggap keberadaan Bella itu nyata? Bahkan kalau kita menganggap kita kembali ke jaman dahulu dimana Bella saja tidak ada, kepemilikan Perusahaan Mu bukanlah sesuatu yang bisa kamu permainkan.”

“Apa yang kamu katakan itu benar. Berdasarkan alur yang biasanya, aku memang tidak bisa menggoyahkan kepemilikan Perusahaan Mu. Tapi bagaimana kalau aku menggunakan perlakuan khusus?” Stanley Yan mulai merekahkan senyum, kelicikan tersirat jauh di dalam sudut matanya.

“Ini bukan kamu yang kukenal. Kamu yakin bisa menanganinya?” Andrew Ling menatap Stanley Yan dengan penasaran dan berkata dengan tidak yakin, “Kalau aku tidak salah menebak, karena identitas Yesi dan Bella yang tertukar sebelumnya, Bella yang dicelakai dari awal sampai akhir hingga hampir tidak bisa dipulihkan itu membuat hatimu menyimpan rasa bersalah padanya.”

“Mungkin dulu aku tidak bisa berkutik karena rasa bersalah, tapi sekarang tidak lagi.”

“Atas dasar apa aku bisa mempercayaimu?” Tiba-tiba Andrew Ling menjadi serius, ia sedikit memicingkan mata dan menatap Stanley Yan lurus-lurus.

“Karena ia sudah menyentuh batas paling bawahku dan sudah melampauinya.”

“Dengan rupamu yang seperti ini, kelihatannya benar-benar terjadi sesuatu pada Yesi. Ia tidak mendapatkan masalah yang besar, bukan?” tanya Andrew Ling dengan khawatir.

“Kamu tidak perlu mempedulikan hal ini, kamu hanya perlu menjawabku apakah kamu mau melakukan hal ini atau tidak?”

Andrew Ling tertawa ringan, “Kenapa tidak mau? Tapi perlu aku jelaskan, apapun yang mau kamu lakukan itu tidak ada hubungannya denganku. Jangan sampai kalau nanti gagal, kamu ikut menarikku jatuh dalam hal ini. Aku telah mengorbankan begitu banyak hal untuk bisa menjadi seperti sekarang ini. Aku tidak mau tiba-tiba dalam sekejap kehilangan segalanya dan tidak memiliki apapun lagi.”

“Hal ini tidak ada hubungannya denganmu, aku hanya perlu kamu untuk muncul di waktu yang tepat dan menariknya.” Selesai berujar, Stanley Yan berhenti sejenak.

“Itu mudah, aku setuju.”

“Kalau begitu kita sepakat.”

Stanley Yan mengulurkan telapak tangannya untuk menepuk telapak tangan Andrew Ling, “Apa yang sudah diucapkan...”

“Tidak boleh ditarik kembali. Senang bekerja sama denganmu.”

Mereka berdua tertawa, tanpa disengaja mereka sukses melakukan kesepakatan untuk bekerja sama.

Demi mengantisipasi ketahuannya hubungan kerjasama mereka oleh Bella Lan, Andrew Ling sengaja pergi lebih dulu. Ia juga tidak lupa sengaja pergi dengan raut penuh amarah.

Stanley Yan tentu saja sebisa mungkin bekerja sama. Saat Andrew Ling keluar, ia dengan sengaja memecahkan teko teh dan dengan emosi berkata, “Andrew, kamu jangan tidak tahu diri.”

Begitu Andrew Ling pergi, ruang privat itu mendadak menjadi hening. Stanley Yan kembali duduk diatas sofa, mengeluarkan ponsel, lalu menelepon beberapa nomor, “Bantu aku melakukan sesuatu...”

“Andrew bertemu dengan Stanley?”

Saat mendengar kabar ini, Bella Lan mengernyitkan alisnya dengan tegang dan memicingkan matanya, “Kalau begitu, mereka telah bekerja sama?”

“Seharusnya tidak. Katanya saat mereka berpisah, mereka berdua ribut dan sama-sama tidak senang. Stanley bahkan sangat marah sampai memecahkan teko teh.” ujar Jico Li sambil tersenyum ringan.

“Jangan sampai tertipu dengan apa yang dilihat. Ada kalanya apa yang dilihat mata itu tidak selalu benar. Mulai sekarang, suruh orang untuk mengawasi mereka selama 24 jam penuh. Aku mau bisa menggenggam setiap gerak-gerik mereka kapanpun itu.”

Selesai bicara, Bella Lan mengibaskan tangannya untuk mengusir Jico Li. Sudut bibirnya menyunggingkan seulas senyum yang sangat dingin, “Andrew, sebaiknya kamu bersikap baik padaku. Kalau tidak, aku tidak akan keberatan untuk menyingkirkanmu lebih dulu.”

Yesi Mo membawa Melinda Yan dan Tony turun dari pesawat, yang pertama kali mereka temui datang menjemput di bandara adalah Stanley Yan dan Didi.

Berhadapan dengan Stanley Yan, Melinda Yan terus-menerus menarik wajahnya. Ia sama sekali tidak memberikan raut yang menyenangkan untuk pria itu.

Stanley Yan juga tidak peduli. Ia dengan ramah menyapa mereka dan mempersilakan mereka naik ke mobil.

Sesampainya di kediaman keluarga Yan, yang lebih mengesankan lagi adalah Melinda Yan dan Tony yang disambut oleh suguhan masakan yang memenuhi satu meja untuk menyambut kedatangan mereka dari nun jauh disana.

Tony sudah hampir berusia lima tahun dan ini juga bukanlah kali pertama ia bertemu dengan Stanley Yan. Awalnya ia masih sedikit berhati-hati, namun setelahnya ia benar-benar membebaskan diri dan bermain dengan girangnya bersama Didi.

Stanley Yan dan Yesi Mo sangat bahagia melihat hal seperti ini. Walaupun Melinda Yan merasa tidak nyaman dalam hati, namun ia juga tidak menghentikannya.

Selama mereka berada di Amerika, Tony melalui hari-harinya dengan tidak bahagia. Bagaimanapun juga, ia tetap tidak bisa melebur ke dalam lingkungan lokal disana. Walaupun ia sudah beberapa bulan masuk ke sekolah TK, namun dari awal sampai akhir ia tidak memiliki seorang teman pun.

Karena tidak pernah merasa sebahagia ini, Melinda Yan yang sangat menyayangi Tony pun tentu saja berharap ia dapat bahagia.

Setelah makan, Jennie Bai membawa kedua anak itu pergi ke kamar yang ada diatas. Hanya tertinggal Melinda Yan beserta Stanley Yan dan istrinya di ruang tamu.

“Stanley, apa rencanamu untuk mengurus peringatan kematian nyonya besar?”

Pertanyaan yang dilontarkan Melinda Yan ini bagaikan gunung di depan mata. Stanley Yan termangu sejenak, kemudian menoleh untuk menatap sekilas Yesi Mo yang sedang mengerjapkan mata melihatnya. Ia lalu tertawa, “Bibi, sekarang ini kamu adalah tetua satu-satunya di keluarga kami. Kami akan menurut padamu dalam segala hal, kami akan melakukan semuanya sesuai keinginanmu.”

Melinda Yan mengangguk, “Baiklah kalau begitu, biar aku yang mengurus masalah ini. Tapi...”

Belum sempat Melinda Yan menyelesaikan kata-katanya, Stanley Yan langsung menyela, “Tenanglah bibi, berapapun besar biayanya tidak masalah. Asalkan kamu puas, itu sudah cukup.”

Setelah Melinda Yan naik ke atas, Stanley Yan bertanya dengan penasaran, “Kali ini bibi kembali karena kematian nenek?”

“Mungkin iya. Tidak peduli apapun yang dikatakan, ia sama sekali tidak bersedia pulang. Aku juga tidak berdaya lagi untuk hal ini, apalagi kita sama sekali tidak berpengalaman dalam hal semacam ini. Pengurus rumah sekarang ada di rumah sakit, jadi...” Yesi Mo melihat Stanley Yan dengan tatapan bersalah dan bertanya padanya dengan hati-hati, “Stanley, kamu tidak menyalahkanku karena bertindak semauku, bukan?”

“Bagaimana mungkin?” Stanley Yan tersenyum sambil bangkit berdiri dan menarik tangan Yesi Mo, “Kita harus pergi.”

“Pergi kemana?” Yesi Mo menatap Stanley Yan dengan penasaran.

“Tentu saja pergi ke rumah sakit. Luka-luka di tubuhmu itu tetap harus dirawat, aku sama sekali tidak ingin ada bekas luka yang tertinggal di tubuhmu. Apalagi setelah timbul masalah kamu sama sekali tidak pergi ke rumah sakit, lebih baik sekarang pergi periksa untuk membuatku tenang.”

“Tidak perlu, aku baik-baik saja.”

Yesi Mo menggelengkan kepalanya pada Stanley Yan, namun sampai matipun pria itu tetap menariknya untuk pergi ke rumah sakit. Pada akhirnya, Yesi Mo tidak bisa menang darinya dan hanya bisa patuh mengikuti Stanley Yan.

Yesi Mo bertanya mengenai kondisi Yan Business Group akhir-akhir ini di sepanjang perjalanan, namun Stanley Yan hanya menjawabnya dengan acuh tak acuh. Ia sama sekali tidak berani memberitahu Yesi Mo bahwa Yan Business Group berada di bawah tekanan Bella Lan dan sudah sampai pada titik antara hidup dan mati karena ia tidak ingin Yesi Mo menjadi khawatir. Yang lebih penting lagi adalah karena Stanley Yan yakin ia dapat menyingkirkan Bella Lan yang merupakan sumber masalah ini sebelum Yan Business Group benar-benar bangkrut dan luluh lantak.

Jika saat itu tiba, semua yang terjadi sekarang akan kembali ke jalur yang seharusnya. Yan Business Group akan tetap menjadi milik keluarga Yan, namun Perusahaan Mu belum tentu masih menjadi milik Bella Lan.

Beberapa hari kemudian, secara berturut-turut Bella Lan sering bermimpi buruk dan tidur dengan sangat tidak nyenyak.

Ia melihat Rico Mu dalam mimpinya. Dalam mimpinya, pria itu menyayanginya seperti binatang peliharaan, lalu munculah hari-hari dimana ia dimaki-maki. Sampai pada waktu Rico Mu datang menginginkan nyawanya.

Setiap kali terbangun dari mimpinya, sekujur tubuh Bella Lan berkeringat dingin.

Ini bukanlah hal yang paling membuatnya merasa takut. Yang membuatnya benar-benar takut adalah tengah malam kemarin, Bella Lan tiba-tiba melihat sekelebat bayangan roh Rico Mu. Hal ini membuatnya takut sampai-sampai ia menyalakan lampu selama semalaman dan tidak bisa lagi memejamkan matanya.

Setelah pagi menjelang, Bella Lan langsung menyuruh orang untuk mengundang orang pintar dan melakukan pengusiran roh jahat. Setelah melalui proses yang panjang, barulah Bella Lan bisa perlahan-lahan menghela napas. Ia mengira malam itu ia bisa tidur dengan nyenyak, namun bayangan setan yang sebelumnya muncul kembali menampakkan diri.

Bayangan itu terus mondar-mandir semalaman di luar jendela. Samar-samar ia sampai mendengar Rico Mu meneriakkan namanya untuk membayar dengan nyawanya.

Langit sudah semakin terang, namun mata Bella Lan dipenuhi oleh guratan darah. Rupanya sudah tidak karuan dan terlihat sangat pucat.

“Panggilkan pengusir setan, panggilkan yang terbaik.”

Jico Li dengan sigap langsung melaksanakan perintah Bella Lan. Ia mengundang Ketua Asosisasi Tao Se-provinsi dan Asosiasi Buddhis dengan harga mahal untuk kembali melakukan pengusiran roh jahat. Kali ini, mereka melakukannya selama tiga hari berturut-turut.

Bayangan jahat itu tidak menampakkan diri sama sekali selama tiga hari, membuat Bella Lan dapat tidur dengan nyenyak selama beberapa hari.

Pada hari ketiga saat pengusir setan itu melakukan pengusirannya, Bella Lan yang sedang tertidur dengan lelap tiba-tiba kembali terbangun karena berisiknya suara Rico Mu yang terus-menerus memanggilnya. Saat ia membuka mata, ia langsung melihat sebuah bayangan yang kabur di luar jendela. Bayangan itu berseru “Kembalikan nyawaku”. Suara yang menghantui itu sampai membuat setiap helai bulu kuduk Bella Lan merinding.

Suara itu terus mengiang di samping telinganya. Kepala Asosiasi Tao masih terus melakukan ritualnya, sedangkan Kepala Asosiasi Buddhis juga masih melantunkan mantra. Seolah-olah mereka sama sekali tidak bisa mendengar suara yang lain.

Bella Lan sangat ketakutan sampai ia gemetaran. Ia meringkuk diatas kasurnya dan apapun yang terjadi tidak berani menengadahkan kepala.

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu