Unlimited Love - Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
Tersirat kepercayaan diri yang kental dalam nada suara Stanley Yan. Sebaliknya, Andrew Ling malah merasa sedikit terkejut lalu tertawa terbahak-bahak,
“Apa yang kamu tertawakan?” Raut Stanley Yan mengelam, menatap Andrew Ling lurus-lurus sambil bertanya.
“Aku mentertawakan kamu yang tidak tahu diri. Yan Business Group milikmu saja hampir tidak bisa kamu pertahankan, tapi ternyata kamu masih dengan sangat percaya diri berkata bahwa kamu bisa memberikan Perusahaan Mu kepadaku? Apa kamu benar-benar tidak menganggap keberadaan Bella itu nyata? Bahkan kalau kita menganggap kita kembali ke jaman dahulu dimana Bella saja tidak ada, kepemilikan Perusahaan Mu bukanlah sesuatu yang bisa kamu permainkan.”
“Apa yang kamu katakan itu benar. Berdasarkan alur yang biasanya, aku memang tidak bisa menggoyahkan kepemilikan Perusahaan Mu. Tapi bagaimana kalau aku menggunakan perlakuan khusus?” Stanley Yan mulai merekahkan senyum, kelicikan tersirat jauh di dalam sudut matanya.
“Ini bukan kamu yang kukenal. Kamu yakin bisa menanganinya?” Andrew Ling menatap Stanley Yan dengan penasaran dan berkata dengan tidak yakin, “Kalau aku tidak salah menebak, karena identitas Yesi dan Bella yang tertukar sebelumnya, Bella yang dicelakai dari awal sampai akhir hingga hampir tidak bisa dipulihkan itu membuat hatimu menyimpan rasa bersalah padanya.”
“Mungkin dulu aku tidak bisa berkutik karena rasa bersalah, tapi sekarang tidak lagi.”
“Atas dasar apa aku bisa mempercayaimu?” Tiba-tiba Andrew Ling menjadi serius, ia sedikit memicingkan mata dan menatap Stanley Yan lurus-lurus.
“Karena ia sudah menyentuh batas paling bawahku dan sudah melampauinya.”
“Dengan rupamu yang seperti ini, kelihatannya benar-benar terjadi sesuatu pada Yesi. Ia tidak mendapatkan masalah yang besar, bukan?” tanya Andrew Ling dengan khawatir.
“Kamu tidak perlu mempedulikan hal ini, kamu hanya perlu menjawabku apakah kamu mau melakukan hal ini atau tidak?”
Andrew Ling tertawa ringan, “Kenapa tidak mau? Tapi perlu aku jelaskan, apapun yang mau kamu lakukan itu tidak ada hubungannya denganku. Jangan sampai kalau nanti gagal, kamu ikut menarikku jatuh dalam hal ini. Aku telah mengorbankan begitu banyak hal untuk bisa menjadi seperti sekarang ini. Aku tidak mau tiba-tiba dalam sekejap kehilangan segalanya dan tidak memiliki apapun lagi.”
“Hal ini tidak ada hubungannya denganmu, aku hanya perlu kamu untuk muncul di waktu yang tepat dan menariknya.” Selesai berujar, Stanley Yan berhenti sejenak.
“Itu mudah, aku setuju.”
“Kalau begitu kita sepakat.”
Stanley Yan mengulurkan telapak tangannya untuk menepuk telapak tangan Andrew Ling, “Apa yang sudah diucapkan...”
“Tidak boleh ditarik kembali. Senang bekerja sama denganmu.”
Mereka berdua tertawa, tanpa disengaja mereka sukses melakukan kesepakatan untuk bekerja sama.
Demi mengantisipasi ketahuannya hubungan kerjasama mereka oleh Bella Lan, Andrew Ling sengaja pergi lebih dulu. Ia juga tidak lupa sengaja pergi dengan raut penuh amarah.
Stanley Yan tentu saja sebisa mungkin bekerja sama. Saat Andrew Ling keluar, ia dengan sengaja memecahkan teko teh dan dengan emosi berkata, “Andrew, kamu jangan tidak tahu diri.”
Begitu Andrew Ling pergi, ruang privat itu mendadak menjadi hening. Stanley Yan kembali duduk diatas sofa, mengeluarkan ponsel, lalu menelepon beberapa nomor, “Bantu aku melakukan sesuatu...”
“Andrew bertemu dengan Stanley?”
Saat mendengar kabar ini, Bella Lan mengernyitkan alisnya dengan tegang dan memicingkan matanya, “Kalau begitu, mereka telah bekerja sama?”
“Seharusnya tidak. Katanya saat mereka berpisah, mereka berdua ribut dan sama-sama tidak senang. Stanley bahkan sangat marah sampai memecahkan teko teh.” ujar Jico Li sambil tersenyum ringan.
“Jangan sampai tertipu dengan apa yang dilihat. Ada kalanya apa yang dilihat mata itu tidak selalu benar. Mulai sekarang, suruh orang untuk mengawasi mereka selama 24 jam penuh. Aku mau bisa menggenggam setiap gerak-gerik mereka kapanpun itu.”
Selesai bicara, Bella Lan mengibaskan tangannya untuk mengusir Jico Li. Sudut bibirnya menyunggingkan seulas senyum yang sangat dingin, “Andrew, sebaiknya kamu bersikap baik padaku. Kalau tidak, aku tidak akan keberatan untuk menyingkirkanmu lebih dulu.”
Yesi Mo membawa Melinda Yan dan Tony turun dari pesawat, yang pertama kali mereka temui datang menjemput di bandara adalah Stanley Yan dan Didi.
Berhadapan dengan Stanley Yan, Melinda Yan terus-menerus menarik wajahnya. Ia sama sekali tidak memberikan raut yang menyenangkan untuk pria itu.
Stanley Yan juga tidak peduli. Ia dengan ramah menyapa mereka dan mempersilakan mereka naik ke mobil.
Sesampainya di kediaman keluarga Yan, yang lebih mengesankan lagi adalah Melinda Yan dan Tony yang disambut oleh suguhan masakan yang memenuhi satu meja untuk menyambut kedatangan mereka dari nun jauh disana.
Tony sudah hampir berusia lima tahun dan ini juga bukanlah kali pertama ia bertemu dengan Stanley Yan. Awalnya ia masih sedikit berhati-hati, namun setelahnya ia benar-benar membebaskan diri dan bermain dengan girangnya bersama Didi.
Stanley Yan dan Yesi Mo sangat bahagia melihat hal seperti ini. Walaupun Melinda Yan merasa tidak nyaman dalam hati, namun ia juga tidak menghentikannya.
Selama mereka berada di Amerika, Tony melalui hari-harinya dengan tidak bahagia. Bagaimanapun juga, ia tetap tidak bisa melebur ke dalam lingkungan lokal disana. Walaupun ia sudah beberapa bulan masuk ke sekolah TK, namun dari awal sampai akhir ia tidak memiliki seorang teman pun.
Karena tidak pernah merasa sebahagia ini, Melinda Yan yang sangat menyayangi Tony pun tentu saja berharap ia dapat bahagia.
Setelah makan, Jennie Bai membawa kedua anak itu pergi ke kamar yang ada diatas. Hanya tertinggal Melinda Yan beserta Stanley Yan dan istrinya di ruang tamu.
“Stanley, apa rencanamu untuk mengurus peringatan kematian nyonya besar?”
Pertanyaan yang dilontarkan Melinda Yan ini bagaikan gunung di depan mata. Stanley Yan termangu sejenak, kemudian menoleh untuk menatap sekilas Yesi Mo yang sedang mengerjapkan mata melihatnya. Ia lalu tertawa, “Bibi, sekarang ini kamu adalah tetua satu-satunya di keluarga kami. Kami akan menurut padamu dalam segala hal, kami akan melakukan semuanya sesuai keinginanmu.”
Melinda Yan mengangguk, “Baiklah kalau begitu, biar aku yang mengurus masalah ini. Tapi...”
Belum sempat Melinda Yan menyelesaikan kata-katanya, Stanley Yan langsung menyela, “Tenanglah bibi, berapapun besar biayanya tidak masalah. Asalkan kamu puas, itu sudah cukup.”
Setelah Melinda Yan naik ke atas, Stanley Yan bertanya dengan penasaran, “Kali ini bibi kembali karena kematian nenek?”
“Mungkin iya. Tidak peduli apapun yang dikatakan, ia sama sekali tidak bersedia pulang. Aku juga tidak berdaya lagi untuk hal ini, apalagi kita sama sekali tidak berpengalaman dalam hal semacam ini. Pengurus rumah sekarang ada di rumah sakit, jadi...” Yesi Mo melihat Stanley Yan dengan tatapan bersalah dan bertanya padanya dengan hati-hati, “Stanley, kamu tidak menyalahkanku karena bertindak semauku, bukan?”
“Bagaimana mungkin?” Stanley Yan tersenyum sambil bangkit berdiri dan menarik tangan Yesi Mo, “Kita harus pergi.”
“Pergi kemana?” Yesi Mo menatap Stanley Yan dengan penasaran.
“Tentu saja pergi ke rumah sakit. Luka-luka di tubuhmu itu tetap harus dirawat, aku sama sekali tidak ingin ada bekas luka yang tertinggal di tubuhmu. Apalagi setelah timbul masalah kamu sama sekali tidak pergi ke rumah sakit, lebih baik sekarang pergi periksa untuk membuatku tenang.”
“Tidak perlu, aku baik-baik saja.”
Yesi Mo menggelengkan kepalanya pada Stanley Yan, namun sampai matipun pria itu tetap menariknya untuk pergi ke rumah sakit. Pada akhirnya, Yesi Mo tidak bisa menang darinya dan hanya bisa patuh mengikuti Stanley Yan.
Yesi Mo bertanya mengenai kondisi Yan Business Group akhir-akhir ini di sepanjang perjalanan, namun Stanley Yan hanya menjawabnya dengan acuh tak acuh. Ia sama sekali tidak berani memberitahu Yesi Mo bahwa Yan Business Group berada di bawah tekanan Bella Lan dan sudah sampai pada titik antara hidup dan mati karena ia tidak ingin Yesi Mo menjadi khawatir. Yang lebih penting lagi adalah karena Stanley Yan yakin ia dapat menyingkirkan Bella Lan yang merupakan sumber masalah ini sebelum Yan Business Group benar-benar bangkrut dan luluh lantak.
Jika saat itu tiba, semua yang terjadi sekarang akan kembali ke jalur yang seharusnya. Yan Business Group akan tetap menjadi milik keluarga Yan, namun Perusahaan Mu belum tentu masih menjadi milik Bella Lan.
Beberapa hari kemudian, secara berturut-turut Bella Lan sering bermimpi buruk dan tidur dengan sangat tidak nyenyak.
Ia melihat Rico Mu dalam mimpinya. Dalam mimpinya, pria itu menyayanginya seperti binatang peliharaan, lalu munculah hari-hari dimana ia dimaki-maki. Sampai pada waktu Rico Mu datang menginginkan nyawanya.
Setiap kali terbangun dari mimpinya, sekujur tubuh Bella Lan berkeringat dingin.
Ini bukanlah hal yang paling membuatnya merasa takut. Yang membuatnya benar-benar takut adalah tengah malam kemarin, Bella Lan tiba-tiba melihat sekelebat bayangan roh Rico Mu. Hal ini membuatnya takut sampai-sampai ia menyalakan lampu selama semalaman dan tidak bisa lagi memejamkan matanya.
Setelah pagi menjelang, Bella Lan langsung menyuruh orang untuk mengundang orang pintar dan melakukan pengusiran roh jahat. Setelah melalui proses yang panjang, barulah Bella Lan bisa perlahan-lahan menghela napas. Ia mengira malam itu ia bisa tidur dengan nyenyak, namun bayangan setan yang sebelumnya muncul kembali menampakkan diri.
Bayangan itu terus mondar-mandir semalaman di luar jendela. Samar-samar ia sampai mendengar Rico Mu meneriakkan namanya untuk membayar dengan nyawanya.
Langit sudah semakin terang, namun mata Bella Lan dipenuhi oleh guratan darah. Rupanya sudah tidak karuan dan terlihat sangat pucat.
“Panggilkan pengusir setan, panggilkan yang terbaik.”
Jico Li dengan sigap langsung melaksanakan perintah Bella Lan. Ia mengundang Ketua Asosisasi Tao Se-provinsi dan Asosiasi Buddhis dengan harga mahal untuk kembali melakukan pengusiran roh jahat. Kali ini, mereka melakukannya selama tiga hari berturut-turut.
Bayangan jahat itu tidak menampakkan diri sama sekali selama tiga hari, membuat Bella Lan dapat tidur dengan nyenyak selama beberapa hari.
Pada hari ketiga saat pengusir setan itu melakukan pengusirannya, Bella Lan yang sedang tertidur dengan lelap tiba-tiba kembali terbangun karena berisiknya suara Rico Mu yang terus-menerus memanggilnya. Saat ia membuka mata, ia langsung melihat sebuah bayangan yang kabur di luar jendela. Bayangan itu berseru “Kembalikan nyawaku”. Suara yang menghantui itu sampai membuat setiap helai bulu kuduk Bella Lan merinding.
Suara itu terus mengiang di samping telinganya. Kepala Asosiasi Tao masih terus melakukan ritualnya, sedangkan Kepala Asosiasi Buddhis juga masih melantunkan mantra. Seolah-olah mereka sama sekali tidak bisa mendengar suara yang lain.
Bella Lan sangat ketakutan sampai ia gemetaran. Ia meringkuk diatas kasurnya dan apapun yang terjadi tidak berani menengadahkan kepala.
Novel Terkait
Kembali Dari Kematian
Yeon KyeongSi Menantu Dokter
Hendy ZhangCinta Di Balik Awan
KellyLove In Sunset
ElinaThis Isn't Love
YuyuMy Lifetime
DevinaCinta Dan Rahasia
JesslynAir Mata Cinta
Bella CiaoUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)