Unlimited Love - Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia

Sudah jelas bahwa Didi yang telah diculik dan disekap oleh Andrew Ling telah ditemukan dan diselamatkan oleh Stanley Yan.

“Ayah, aku sangat merindukanmu, aku ingin pulang.”

Didi yang berada di ujung telepon dan sedang melakukan panggilan video dengannya membuatnya iba, itu membuat Stanley Yan juga merasa sesak, mengapa ia tidak merindukan Didi? Tidak ingin membawa Didi pulang, dan berkumbul kembali bersama Yesi Mo?

Namun sekarang bukan waktu yang tepat, Stanley Yan berusaha menenangkannya, berpesan padanya agar berlaku baik dan menurut pada perkataan paman dan bibi disana yang menjaganya.

Setelah panggilan video selesai, Stanley Yan memberikan ponselnya pada seorang pria yang ada di belakangnya, ia membalik halaman sebuah majalah dengan sampul orang ternama, tatapannya yang tajam tertuju pada foto Andrew Ling di sampul majalah itu, seorang pebisnis yang kaya raya, ia menatapnya untuk waktu yang lama, dan tidak sedetikpun mendongakkan kepala.

Setelah beberapa waktu tidak menampakkan diri, perban di wajah Stanley Yan sudah dilepas, bekas lukanya sudah membaik, namun bekas luka di wajahnya belum menghilang, itu membuatnya terlihat aneh.

Bahkan orang yang familiar dengannya belum tentu bisa mengenalinya jika berhadapan dengannya secara langsung.

Saat Stanley Yan sedang menatap majalah itu, ponsel yang dibawa oleh pria di belakangnya berbunyi, ada sebuah pesan masuk, seketika raut wajahnya berubah.

“Tuan Yan, kabar buruk, Nyonya Yesi Mo mogok makan.”

“Apa?” Stanley Yan segera berdiri dan mencengkeram kerah baju pria itu, Stanley Yan menatapnya dengan tajam, “Katakan sekali lagi, kenapa dia?”

“Nyonya Yesi Mo, dia sangat terpukul, ditambah lagi ia sangat mengkhawatirkan keselamatan tuan muda, sudah dua hari ini ia tidak makan apa-apa.” Pria itu tidak berani menatap Stanley Yan.

“Segera siapkan mobil untukku.”

Dengan langkah cepat, Stanley Yan berjalan menuju pintu keluar di basement.

“Tuan, kamu mau pergi kemana? Kamu tidak boleh pergi keluar.”

Pria itu menghalangi Stanley Yan, mencegahnya pergi, ia mengerutkan kening dan menggelengkan kepala.

Semua orang mengetahui bahwa Stanley Yan telah mati, tidak ada lagi Stanley Yan di dunia ini.

Jika sekarang Stanley Yan tetap pergi ke rumah tahanan dan menemui Yesi Mo, ia akan bertemu banyak orang yang mengetahui tentang dirinya, dan apapun yang telah ia rencanakan selama ini hanya akan menjadi sia-sia.

Walaupun tidak diketahui oleh orang lain, namun orang akan curiga dengan perubahan sifat Yesi Mo, orang-orang akan mencurigai bahwa Stanley Yan belum mati.

Itu akan mempersulit rencana yang telah disusun oleh Stanley Yan.

“Minggir.”

Suara Stanley Yan sangat dingin, terlebih raut wajahnya, tampak sangat kaku dan dingin, tidak ada keraguan dalam tatapannya.

“Tuan Yan, bisakah kamu bersabar sedikit? Apakah kamu benar-benar ingin menyerah dengan semua usahamu?”

“Tutup mulutmu, kamu tidak punya hak untuk mengajariku.”

“Aku tidak berani mengajarimu, namun aku hanya mengatakan kebenaran. Nyonya Yesi Mo, walaupun dia mogok makan, namun ini pasti tidak menimbulkan masalah yang besar, lagi pula ia sedang berada di rumah tahanan. Polisi tidak akan membiarkannya berada dalam masalah, alasan mengapa Nyonya Yesi Mo mogok makan adalah karena ia mengkhawatirkan Didi.”

“Jadi maksudmu…”

Stanley Yan sudah sedikit tenang, ia menyipitkan matanya, sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu.

Selang beberapa saat, ia melangkahkan kakinya keluar.

“Tuan, kamu tidak boleh keluar…”

“Aku hanya akan mengamatinya dari jauh.” Wajah Stanley Yan terlihat datar menatapnya.

“Tapi jika dilihat oleh orang lain.”

“Dengan keadaanku sekarang, apakah masih ada orang yang mengenaliku?” Stanley Yan menunjuk bekas luka di wajahnya dan balik bertanya pada orang itu.

“Ini…” Pria itu masih belum menyerah, “Aku tidak takut, aku hanya waspada.”

“Sebenarnya kamu atau aku yang jadi bos disini?” Raut wajah Stanley Yan berubah menjadi dingin, “Tidak ada yang mendengarkan kata-kataku, begitukah?”

Emosi Stanley Yan meluap, pria itu juga tidak lagi berani mengatakan apapun, ia hanya meminta Stanley Yan untuk menunggu sejenak.

Mengunjungi rumah tahanan bukanlah sesuatu kegiatan yang bisa dilakukan semaunya, jika tidak membuat janji sesuai prosedur, jangan harap bisa bertemu Yesi Mo, bahkan masuk ke gerbang luar saja tidak bisa, terlebih lagi, sekarang sudah larut malam.

Stanley Yan berada dalam mobil pengangkut sayur dan buah, ia berhasil masuk ke dalam area rumah tahanan dengan lancar.

Kini Stanley Yan sudah mengenakan baju sipir, ia berpura-pura menjadi sipir penjaga yang sedang piket malam hari, ia menuju pintu sel Yesi Mo, ia melihat dari jendela, punggung Yesi Mo yang kurus dan kecil, ia sedang duduk di sebelah tempat tidur, membelakanginya.

Dari jeruji besi, Stanley Yan bisa merasakan kesedihan yang dialami Yesi Mo, ia bisa merasakan sakit hatinya, bisa merasakan kekhawatirannya.

Awalnya ia hanya ingin melihatnya sekilas, lalu beranjak pergi, namun siapa tahu, setelah ia menatapnya untuk pertama kali, ia tidak ingin mengalihkan pandangannya.

Ia menatap Yesi Mo untuk waktu yang cukup lama, ia merasakan apa yang Yesi Mo rasakan dalam diam, ia semakin tidak tega untuk meninggalkannya begitu saja.

Jika dipikirkan secara mendalam, semua yang dialami oleh Yesi Mo tidak bisa lepas dari perbuatannya, atau bisa juga dikatakan bahwa apa yang telah terjadi, semua karena perbuatannya.

Walaupun niatnya sejak awal adalah demi kehidupan mereka yang bahagia di masa depan, namun bagi Yesi Mo, ini membuatnya merasakan sakit yang sangat dalam.

Sebelum hari ini terjadi, Stanley Yan memang telah memikirkan tentang keadaan Yesi Mo yang kesusahan di saat-saat seperti ini, namun ia tidak mengira keadaannya seburuk ini, bagai tubuh yang tak bernyawa.

“Didi, dimana kamu sekarang nak? Apakah kamu baik-baik saja? kamu harus baik-baik saja, ibu telah kehilangan ayahmu, kini ibu hanya memiliki kamu seorang, ibu tidak mau kehilanganmu…”

Di keheningan dalam ruangan itu, terdengar suara rintihan Yesi Mo, diiringi air matanya yang menetes ke lantai.

Dalam gelapnya malam, suaranya seperti pisau yang menyayat telinga Stanley Yan, menyayat hatinya dan membuat hati dan seluruh tubuhnya bergetar.

Tanpa ia sadari, Stanley Yan berjalan mendekat, tanpa sengaja kakinya menyenggol pintu, membuat suara dentuman kecil.

“Siapa? Siapa yang ada di luar?”

Yesi Mo yang berada di dalam, dengan cepat membalikkan badannya dan menatap ke arah pintu keluar, tatapannya sangat waspada.

Stanley Yan takut Yesi Mo akan mengetahui keberadaannya, namun ia juga tidak berani untuk segera pergi dari tempat itu.

Dengan kepintaran Yesi Mo, ia akan mencurigainya, ia juga tidak berani bersuara, Yesi Mo sangat mengenali suaranya, bahkan jika ia hanya berdeham saja, Yesi Mo bisa mengenali Stanley Yan.

Stanley Yan menyalakan lampu senter yang cahayanya paling terang dan mengarahkannya pada Yesi Mo, hanya sebentar saja, ia bisa melihat dengan jelas Yesi Mo yang sangat kurus, bahkan tulangnya saja terlihat, wajahnya yang basah karena air mata, dan tatapannya yang dipenuhi kesedihan.

Walaupun telah berpisah jauh, namun wajah Yesi Mo selalu berada dalam benaknya, ini adalah keputusan yang sulit bagi Stanley Yan.

Ketika mendengar langkah kaki yang semakin menjauh, Yesi Mo membelalakkan matanya, seketika ia berteriak memanggil, ia menempelkan wajahnya di jendela sel tahanan, dan berteriak dengan sekuat tenaga, “Stanley, apakah itu kamu? Stanley, jangan pergi, jangan tinggalkan aku. Jangan buang aku seorang diri…”

Ia berteriak dan menangis tersedu-sedu, tangisan yang menyayat hati.

Novel Terkait

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu