Unlimited Love - Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)

Malam yang gelap, Bella Lan berbaring di atas ranjang, memikirkan semua yang terjadi hari ini, sudut bibirnya tersungging sebuah senyuman bahagia, mematikan lampu tidur kemudian bersiap untuk tidur, namun tiba-tiba handphonenya berdering.

Bella Lan mengambil handphonenya melihat nomor yang tertulis, sedikit mengerutkan alisnya kemudian mengangkat telepon itu, berucap dengan kesal, “Untuk apa kamu menelepon?”

“Tentu saja untuk mengucapkan selamat padamu karena telah memasuki rumah keluarga Yan! Bagaimana? Perasaanmu pasti senang karena bisa kembali ke sisi Stanley Yan kan? Kamu berencana bagaimana untuk mengucapkan terima kasih padaku?”

“Ini karena kamu yang berhutang padaku! Untuk apa aku berterima kasih padamu?” Bella Lan menjawab dengan dingin.

“Baiklah kalau begitu, anggap saja aku tidak mengatakannya, untuk sisanya kamu sendiri yang mengurusnya!”

Selesai berucap orang di seberang telepon sana sudah akan menutup teleponnya, Bella Lan segera memanggilnya, “Tunggu, kamu ingin aku bagaimana berterima kasih padamu?”

“Sangat mudah, bantu aku mencari benda yang sama di rumah keluarga Yan! Sesuatu yang sangat penting untukku.”

“Mencari apa?” tanya Bella Lan mengerutkan alisnya.

“Untuk sementara ini aku tidak bisa memberitahumu, tunggu posisimu sudah aman berada di rumah keluarga Yan aku baru akan memberitahumu lagi! Aku harus menyuruh orang untuk segera memberikanmu suatu bahan, jika tidak semua ini akan terasa datar!”

Selesai berucap orang yang diseberang sana langsung menutup teleponnya, Bella Lan melempar asal handphonenya ke atas ranjang. Bersandar pada kepala ranjang lalu mengerutkan alisnya, “Benda apa yang sangat penting untuknya?”

Kemunculan Bella Lan, membuat Sandy Yan seperti berubah menjadi sosok yang lain, semakin hari menjadi semakin senang, Nenek Yan menyadari semua ini, dan juga merasa senang. Bahkan khusus memberikan Bella Lan sebuah kartu kredit dengan limit sebesar empat ratus juta setiap bulannya, mengatakan sebagai hadiah untuknya.

Bella Lan menolak beberapa kali, akhirnya menerimanya, saat membalikkan kepalanya dia langsung menyeringai, “Empat ratus juta? Cih, uang yang sangat banyak!”

Rico Mu dan Yesi Mo kembali tinggal beberapa hari di Kota R, kemudian keluar dari hotel membereskan barang mereka segera kembali ke Amerika.

Saat akan memasuki bagian pemeriksaan, tiba-tiba Yesi Mo merasa tidak rela meninggalkan kota ini, selalu terngiang bayangan Sandy Yan yang sedang memeluk kakinya, memanggilnya ibu, dan juga kejadian dimana Sandy muncul di luar kafe dan mengejar mobilnya dari belakang.

“Yesi, kamu tidak apa-apa?” Rico Mu melihat ada yang tidak beres dengan wajahnya. Menarik tangannya bertanya dengan khawatir.

“Tidak apa-apa!” Yesi Mo menata perasaannya kemudian tersenyum berucap, “Sudah hampir waktunya, sebaiknya kita segera melewati pemeriksaan!”

Kedua orang itu melewati pemeriksaan dengan lancar, berjalan ke arah check in, sekitar sepuluh menit kemudian, kedua orang itu sudah berada di dalam pesawat untuk penerbangan menuju Amerika. Melihat waktu penerbangan yang semakin dekat, tiba-tiba Yesi Mo menolehkan kepalanya menatap Rico Mu kemudian bertanya, “Rico, apa kita masih bisa datang kesini lagi lagi?”

“Asalkan kamu menyukainya, tentu saja bisa!”

“Terima kasih!”

“Bodoh, untuk apa sesungkan ini!” ucap Rico Mu tersenyum. “Pejamkan matamu dan istirahtalah, kita akan terbang dengan sangat lama!”

Rico Mu memanggil seorang pramugari, menyuruhnya untuk membawa dua buah selimut, dan dua buah bantal.

Menyelimuti tubuh Yesi Mo dengan hati-hati, melihat Yesi Mo yang membuka matanya tersenyum berucap, “Selimut dan batal. Dengan begini tidurmu akan lebih nyaman.”

Yesi Mo menganggukkan kepalanya, kemudian membiarkannya meletakkan bantal ke belakang kepalanya, tersenyum berucap, “Rico, kamu juga beristirahatlah!”

“Baiklah!” Rico Mu menganggukkan kepalanya, menarik selimut, dan meletakkan bantal, tersenyum manis menatap Yesi Mo sejenak, kemudian memejamkan matanya perlahan.

Satu menit sebelum pesawat terbang, perlahan-lahan suasana di dalam pesawat menjadi tenang, beberapa hari ini saat pagi hingga sore Rico Mu selalu menemani Yesi Mo berjalan-jalan, saat malam hari dia masih harus bekerja, baru beberapa menit setelah dia memejamkan matanya dia langsung tertidur.

Yesi Mo juga hampir terlelap, namun disaat yang sama dia merasakan ada orang yang lewat di sampingnya, bahkan sedikit menyenggolnya, dia membuka matanya dengan alis berkerut baru saja ingin menanyakan apa yang terjadi, namun dia menemukan wajah Stanley Yan yang meminta maaf padanya, “Nona Yesi, maaf. Tadi aku tidak sengaja menyenggolmu.”

“Tidak masalah! Tuan Stanley juga akan pergi ke Amerika?” tanya Yesi Mo menatap Stanley Yan dengan penasaran.

“Iya! Ada urusan bisnis yang haris dibicarakan!” Stanley Yan tersenyum kecil, “Apa Nona Yesi berencana untuk kembali? Tidak tinggal beberapa hari lagi di Kota R untuk bermain?”

“Belakangan ini keadaan ayahku sedang tidak baik, aku tidak tenang jadi aku harus kembali untuk melihat keadaannya! Jika ada waktu tentu saja aku harus datang kesini lagi!” Yesi Mo tersenyum, tiba-tiba teringat dengan Sandy Yan kemudian menanyakannya, “Putramu baik-baik saja kan?”

“Sangat baik!” Stanley Yan menganggukkan kepalanya, berucap meminta maaf, “Membicarakan soal Sandy, aku harus meminta maaf pada Nona Yesi! Hari itu nenekku membuat keputusan sendiri mencarimu”

“Tidak perlu dibicarakan, aku bisa mengerti kekhawatiran orang tua! Namun aku tidak berani membenarkan caranya!” Yesi Mo terdiam sejenak, “Membicarakan soal Sandy, aku merasa Tuan Stanley harus segera mencari ibu untuk Sandy! Seperti ini, bukanlah cara yang baik!”

“Aku mengerti maksud Nona Yesi!” tatapan Stanley Yan meredup. “Namun Sandy memiliki ibu, hanya saja dia menghilang tiga tahun yang lalu. Beberapa tahun ini aku terus menyuruh orang untuk mencarinya, namun hingga sekarang masih belum ada kabar apapun.”

“Tiga tahun yang lalu?” Yesi Mo langsung mengerutkan alisnya, ibunya Sandy menghilang tiga tahun lalu, dia juga tenggelam di dalam air saat tiga tahun yang lalu, dan terbaring di rumah sakit selama setengah tahun. Saat terbangun dia sudah kehilangan ingatannya, bagaimana bisa kebetulan seperti ini?”

“Nona Yesi, ada apa?” Stanley Yan engerutkan alisnya, bertanya dengan bingung.

“Tidak apa-apa, hanya teringat dengan beberapa masalah!” Yesi Mo tersenyum menggeleng, “Jujur saja Tuan Stanley. Tiga tahun yang lalu aku juga mengalami kecelakaan, lalu terbaring di rumah sakit selama setengah tahun! Jika dibicarakan benar-benar suatu kebetulan!”

“Ternyata seperti itu!” senyum Stanley Yan, baru saja akan berbicara lagi, seorang pramugaru datang memintanya untuk segera duduk ke tempat duduknya, karena pesawat akan segera lepas landas.

Stanley Yan meminta maaf menundukkan kepalanya pada Yesi Mo, kemudian duduk di bangku yang ada disamping jalan, mengenakan sabuk pengaman.

Setelah pesawat memasuki lapisan langit yang stabil, perlahan-lahan awak pesawat mulai berjalan kesana-kemari, Stanley Yan membuka sabuk pengamannya pergi ke toilet, setelah keluar dia kembali duduk di tempat duduknya, tanpa sengaja melihat posisi tidur Yesi Mo, seketika alisnya berkerut.

Tangan Yesi Mo yang menopang belakang kepalanya. Bersandar pada punggung kursi yang lebar, kemudian tangan yang lainnya diletakkan diatas perutnya, raut wajahnya terlihat alami, aura seorang wanita dari keluarga kaya menghilang perlahan, terlihat seperti seorang gadis biasa, membuat orang tanpa sadar memiliki keinginan untuk mendekatinya.

Namun ini bukanlah alasan utama Stanley Yan mengerutkan alisnya, alasan dia mengerutkan alisnya sedalam itu, karena posisi tidur Yesi Mo sekarang hampir sama dengan posisi tidur Angie Qin yang ada dalam ingatannya, bahkan raut wajahnya saat tidur tidak ada perbedaan sama sekali.

Melihat Yesi Mo saat ini, membuat Stanley Yan merasa seperti melihat Angie Qin kembali.

Membuatnya merasa tidak bisa tenang, perlahan-lahan tatapannya mulai mengabur, tatapan lembutnya jatuh pada wajah Yesi Mo, mengulurkan tangan kanannya yang bergetar ingin menyentuh wajah Yesi Mo.

Seiring tangannya yang semakin mendekat dengan wajah Yesi Mo, dia bisa merasakan nafas hangat dari Yesi Mo, sekujur tubuhnya bergetar karena tegang, bibirnya pun bergumam, “Istriku, apakah ini kamu? Benarkah ini dirimu?”

Melihat tangan Stanley Yan yang akan menyentuh wajah Yesi Mo, tiba-tiba sebuah tangan memukul menyingkirkan tangannya, membuatnya kembali tersadar.

“Tuan bermarga Yan, apa yang akan kamu lakukan pada Yesi?”

Stanley yan menolehkan kepalanya melihat Rico Mo yang sedang menatapnya dengan dingin yang tidak bisa menahan amarahnya, seketika dia tersenyum pahit berucap, “Maaf!”

Selesai berucap Stanley Yan berencana kembali ke tempat duduknya, tidak disangka Rico Mu meraih tangannya, tersenyum dingin, “Dengan kata maaf maka selesai begitu saja? Jika aku tidak segera menyadarinya, bukankah kamu akan melecehkan Yesi? Tuan bermarga Yan, apa kamu benar-benar mengira jika aku Rico Mu semudah itu untuk dibodohi?”

“Kalau begitu apa yang kamu inginkan?” Stanley Yan mendinginkan wajahnya, bertanya dengan suara yang berat.

“Kenapa? Tanganmu yang hampir menyentuh tunanganku, aku akan menyuruh orang untuk memotongnya!”

Rico Mu menyeringai menatap tangan Stanley Yan yang masih berada dalam genggamannya.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu