Unlimited Love - Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
Setibanya Andrew Ling di tempat tinggalnya, dia langsung masuk ke dalam ruang baca, seorang lelaki kemudian membuka pintu dan berjalan masuk.
"Semua sudah dipersiapkan dengan matang? "
Andrew Ling memeriksa keuangan Perusahaan Mu di wilayah China daratan sambil bertanya tanpa mengangkat kepalanya.
"Semua sudah dipersiapkan. "
"Bagus, kamu boleh pergi. "
Setelah sekian lama tidak mendengarkan suara langkah kaki menjauh, Andrew Ling melemparkan laporan di tangannya itu, mengangkat kepalanya sambil menyeritkan dahi, "Ada apa lagi? "
"I-itu...... "
"Aku sibuk. "
Melihat Andrew Ling tidak begitu senang, lelaki itu memberanikan diri dan berkata, "Direktur Ling, kalau begitu kami terhadap Nona Mo, apakah...... "
"Apakah apa? Apa kamu merasa aku terlalu kejam? "
Nada bicara Andrew Ling menjadi sinis, dia memicingkan matanya, dari matanya terpancar kesinisan.
"Saya tidak berani. "Lelaki itu dengan segera menundukan kepalanya, tidak lagi berani mengeluarkan suara.
"Tidak berani itu bagus. "Ujung bibir Andrew Ling terangkat, dia tersenyum dingin, lalu berkata, "Ingat, kamu ini hanya seekor anjing di sisiku, sebagai seekor anjing, kamu harus berkelakuan seperti anjing. Pergilah. "
Semarah apa pun lelaki itu, dia juga tidak berani mendengus, dia tertunduk sambil mundur dan berjalan keluar.
Mendengar kesinisan Andrew Ling, membuat lelaki ini tanpa sadar menggigil, mengingat apa yang Andrew Ling suruh dia lakukan, dia semakin merasa bulu kuduk di punggungnya seakan tertiup angin dingin.
Begitu berita mengenai kecelakaan Stanley Yan sampai di Amerika dan Yesi Mo yang mendekam di penjara, tidak ada orang yang mengurus pemakaman Stanley Yan, sebagai saudara sepupunya, Robin Xiao tentu diharuskan untuk hadir.
Dia khawatir Didi tidak sanggup menerima semua ini, maka dia tidak berani membawa Didi pulang, dia bahkan tidak berani memberitahunya kabar mengenai Stanley Yan dan Yesi Mo padanya.
Di dalam penjara, Robin Xiao melihat Yesi Mo, beberapa waktu tidak bertemu dengannya, perubahan Yesi Mo sangatlah besar, dia menjadi lebih kurus, tidak ada semangat hidup terpancar dari matanya. Melihat itu semua, Robin Xiao merasa gundah.
Bagaimanapun juga, Yesi Mo dulu adalah wanita yang pernah dia sukai, meskipun pada akhirnya mereka tidak bisa bersaama, tapi ini sama sekali tidak menghalangi perhatian Robin Xiao terhadap Yesi Mo.
"Kamu......tidak apa-apa? "
Menanggapi pertanyaan Robin Xiao, Yesi Mo menggeleng dengan kaku, sorot matanya terlihat kosong.
"Aku..... "Reaksinya pertama kali melihat Robin Xiao, membuat Robin Xiao tidak tahu harus berbuat apa. Setelah terdiam beberapa saat, Robin Xiao menarik nafas panjang dan berkata, "Tenang saja, aku akan mencari cara supaya kamu dapat melihat kakak sepupu untuk terakhir kalinya. "
Perkataannya itu membuat mata Yesi Mo bersinar, tapi dengan segera pudar kembali.
Apa dia sungguh bisa keluar untuk mengikuti prosesi pemakaman Stanley Yan?
Dia tidak yakin, tapi dia sungguh ingin pergi mengantarkan kepergian Stanley Yan ke tempet peristirahatan terakhir. Yesi Mo ingin ikut serta dengan Stanley Yan ke akhirat, tapi mengingat Didi, dia akhirnya menyerah.
Kalau Stanley Yan mengetahuinya, dia juga tidak menginginkan dia berbuat hal sebodoh itu, lebih-lebih membuat anaknya menjadi yatim piatu.
Dengan kepergian Stanley Yan, kewajiban membesarkan Didi jatuh ke tangan Yesi Mo dan tidak bisa dilimpahkan ke orang lain, itu adalah mandat yang harus dia lakukan di sisa hidupnya.
"Terima kasih, Robin. "
"Ini satu-satunya yang bisa aku lakukan untukmu. "
Robin Xiao menghela nafas, masalah yang dihadapi Yesi Mo dia sudah memahami seluruhnya, situasi Yesi Mo sekarang sangat tidak menguntungkan untuknya. Dua orang yang melarikan diri itu sudah tertangkap, dan keduanya dengan serempak mengatakan Yesi Mo yang menyuruh mereka.
Yang membuat semua menjadi semakin susah bagi Yesi Mo adalah kedua orang itu dulu merupakan pegawai Yan Business Group, saat Yan Business Group masih dibawah kendali Keluarga Yan. Setelah Yan Business Group dibeli Perusahaan Mu, mereka keluar dari perusahaan itu, tidak seperti yang lain, yang terus bekerja di situ dan menjadi pegawai di Perusahaan Mu.
Yang lebih parah lagi, Marson Luo saat melakukan hal tersebut, kedua orang ini ikut serta, dan polisi mengetahui itu semua setelah menggali lebih dalam.
Semisal kedua orang ini menyerahkan uang tunai itu dan berkata bahwa itu tidak ada hubungannya dengan Yesi Mo pun, tidak akan ada orang yang percaya.
"Ini bagiku sudah cukup. "Yesi Mo memaksakan sebuah senyum. Di saat seperti ini, dia sudah tidak peduli dengan apa pun lagi, asalkan dia bisa mengantar Stanley Yan ke peristirahatannya yang terakhir meskipun nanti dia akan masuk neraka pun, dia tidak peduli.
Orang yang dia perdulikan sudah tiada, di dunia ini selain Didi, dia ada siapa lagi?
"Tenang saja, aku akan mencarikan cara. Kalau berhasil, kamu bahkan tidak perlu mendekam di penjara. "
Setelah Robin Xiao pergi, Yesi Mo meninggalkan tempat pertemuan atas peringatan dari polisi.
Di tempat tinggal Andrew Ling, mendengar laporan dari bawahannya, Robin Xiao datang menemui Yesi Mo, Andrew Ling tersenyum.
Ini semua sudah dia perkirakan, bahkan dia sudah mencari cara untuk membantu Robin Xiao mengeluarkan Yesi Mo dari penjara untuk sementara, demi mengantarkan Stanley Yan ke peristirahatannya yang terakhir.
"Bagaimana persiapannya? "
"Sudah dipersiapkan, kapan pun siap dijalankan. "
"Lakukan sesuai rencana. "
Andrew Ling tertawa dengan jahat.
Berjarak tidak lama dari pemakaman Stanley Yan, Robin Xiao mendapatkan kabar yang mengejutkan dari Amerika, Didi yang semenatara waktu tinggal bersama Katty Yun dan ibunya, menghilang.
Di waktu yang bersamaan, pengawal yang menjaganya, kedua orang itu seakan menguap dan menghilang tanpa jejak.
Kalau bukan karena acara pemakaman Stanley Yan sudah begitu dekat, kalau bukan karena mengeluarkan Yesi Mo untuk memberi penghormatan terakhir pada Stanley Yan, Robin Xiao tentu tanpa memperdulikan yang lain, pulang ke Amerika dan bertanya senditi apa yang terjadi.
Tapi sekarang dia tidak bisa pergi, dia bahkan tidak berani menunjukan sikap yang tidak wajar di kediaman Keluarga Yan.
Namun Kenny Song tidak bodoh, siapa juga tidak berani menjamin dia tidak memberitahukan itu semua pada Yesi Mo. Satu-satunya yang Robin Xiao bisa lakukan adalah untuk berusaha sekuat tenaga mencari Yesi Mo, dan meminta bantuan pada Sara Xue agar dia meminta tolong pada Rendy Mu.
Beberapa malam sebelum pemakaman Stanley Yan merupakan malam-malam tanpa tidur bagi Robin Xiao. Tapi sampai dia menjemput Yesi Mo dari penjara, tidak ada berita apa pun dari negara M.
Acara pemakaman Stanley Yan sangat sederhana, selain sanak saudara dekat Keluarga Yan, tidak ada banyak orang yang ikut hadir.
Di penghujung acara, melihat jenasah Stanley Yan hendak dimasukan ke dalam ruang kremasi, Yesi Mo tidak bisa menahan diri lagi, dia memeluk peti mati Stanley Yan dan tidak mau melepasnya. Air matanya mengalir dengan deras, dia terus meneriakan nama Stanley Yan.
Dari kejauhan Kenny Song melihat pemandangan ini merasa tidak tega, namun dia menjaga jaraknya, dia hanya memperhatika Robin Xiao yang berusaha menenangkan Yesi Mo.
Di suatu ruang bawah tanah tersembunyi, Stanley Yan melalui ponselnya dapat menyaksikan Yesi Mo yang sedang menangis dengan gila. Dia mengepalkan tinjunya erat-erat.
Kalau bisa, dia sungguh ingin sekarang juga pergi ke sana dan memberitahu Yesi Mo bahwa dia masih hidup, memberitahu Yesi Mo semua itu palsu. Tapi dia tidak bisa, ada sesuatu yang tidak bisa dia bicarakan.
"Apa anda ingin saya memberitahu nyonya muda diam-diam kalau anda...... "
Dari ponselnya tiba-tiba terdengar suara Kenny Song yang terdengar lirih. Kening Stanley Yan berkerut, tapi dia tidak bersuara.
Kenny Song menghela nafas, dia tidak melanjutkan perkataannya. Tampaknya dia sudah mengetahui keputusan Stanley Yan sudah bulat.
Meskipun merasa berat hati untuk melepasnya, Yesi Mo juga tidak mungkin menghalangi prosesi pemakaman.
Satu jam kemudian, pihak krematorium menyerahkan abunya pada Yesi Mo. Yesi Mo sudah seperti orang yang pingsan, dia bahkan tidak bertenaga untuk membuka mulutnya.
Meskipun demikian, begitu menerima kotak abu itu, dia mendekapnya erat, seakan sedang mendekap sesuatu yang sangat berharga, sama sekali enggan untuk melepasnya, lebih-lebih menyerahkannya pada orang lain.
Saat berjalan menuju ke tempat parkir, Andrew Ling muncul dengan kursi rodanya. Melihat Yesi Mo yang sudah lemas, Andrew Ling berbisik, "Sekarang dia sudah tiada, kamu harus hidup dengan baik-baik. "
Yesi Mo mengangkat kepalanya perlahan, menatapnya dan mengangguk.
"Oh iya, apa kamu sekarang tidak bergegas ke Amerika? " Andrew Ling tiba-tiba bertanya dari belakang Yesi Mo.
"Andrew Ling. "Robin Xiao berbalik dengan segera dan memelototinya seakan memberinya peringatan.
Tapi Andrew Ling bak tidak mengetahuinya, dia menambahkan, "Apa Didi sudah diketemukan? "
"Didi? Ada apa dengan Didi? "
Yesi Mo terbelalak, dia dengan segera berpaling dan bertanya pada Andrew Ling.
Di depan sorot mata Robin Xiao yang kejam itu, Andrew Ling tertawa lalu berkata, "Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin bertanya, apa kamu tidak ingin pergi menjumpai Didi, toh kalian juga sudah lama tak berjumpa. Sekarang Stanley Yan sudah tiada, kamu seharusnya rindu ingin bertemu dengannya. "
"Tidak. Baru saja kamu tidak berkata demikian. "Yesi Mo dengan segera menggeleng, dia menyeritkan dahinya berusaha mengingat apa yang didengarnya tadi. Namun adia tidak berhasil mengingat apa yang dikatakan Andrew Ling barusan, yang dia ingat hanya Didi, dia tadi menyebutkan Didi.
"Kak, sudah larut, aku akan mengantarmu kembali ke kantor polisi."Robin Xiao segera mengganti topik pembicaraan, dia tidak ingin menambah masalah.
Yesi Mo menatap Andrew Ling dengan curiga. Setelah mendesaknya beberapa kali, dia berhenti beberapa detik, baru berbalik dan berjalan menjauh.
Yang dia tidak sadari adalah, Robin Xiao tidak langsung mengikutinya, melainkan berjalan mendekati Andrew Ling, dan memberinya peringatan, "Andrew Ling, sebaiknya kamu jaga mulutmu. Sampai kamu berani berkata sembarangan lagi, jangan salahkan aku. "
"Presdir Xiao, kamu tentu sudah salah paham. "Andrew Ling tertawa canggung, lalu menjelaskan, "Aku baru saja kelepasan, bukan disengaja. "
"Sebaiknya demikian. "
Robin Xiao menatapnya dengan galak, berbalik, lalu mengejar Yesi Mo.
Dari kejauhan Andrew Ling mengawasi kedua orang itu naik ke dalam mobil, meninggalkan krematorium. Bibirnya berkedut, dia sedikit kecewa.
Di dalam mobil yang menuju ke kantor polisi itu, Yesi Mo memeluk kotak yang di dalamnya berisikan abu jenasah Stanley Yan, tertunduk dalam diam.
Dalam hati Robin Xiao bernafas lega, dalam kekalutannya Yesi Mo tidak menyinggung lagi masalah Didi.
Jarak dari krematorium menuju ke kantor polisi sangatlah jauh membuat Robin Xiao yang semalam tidak bisa tidur, terlelap.
Di dalam tidurnya itu, Robin Xiao bermimpi seakan melihat Yesi Mo menyuruh Kenny Song yang duduk di sebelah sopir untuk menghubungi pengawal yang bertugas melindungi Didi, Yesi Mo ingin bertemu dengannya. Robin Xiao seketika membuka matanya, dan tanpa sadar berkata, "Jangan. "
"Jangan apa? "Yesi Mo menoleh dan menatapnya. Sebelum Robin Xiao berpikir, suara Kenny Song tiba-tiba terdengar.
"Ada apa? Kenapa telepon pengawal Didi dalam keadaan mati? "
"Mati? Mana mungkin? Apa jangan-jangan...... "Tangan Yesi Mo gemetaran, dia ingat dengan jelas berpesan pada pengawal Didi untuk tidak mematikan ponselnya 24/7, sama sekali tidak mungkin terjadi kondisi demikian.
Apa jangan-jangan Didi dalam masalah?
Novel Terkait
Siswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiAdore You
ElinaBlooming at that time
White RoseUntouchable Love
Devil BuddyMy Lifetime
DevinaUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)