Unlimited Love - Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)

Tidak ada waktu untuk Stanley Yan memikirkan mengapa remnya tidak berfungsi, karena kecelakaan atau karena percobaan pembunuhan, truk berisi bebatuan yang ada di sisi kirinya semakin mendekat, kematian juga semakin mendekat padanya, waktunya sangat singkat untuk mengambil sebuah tindakan, sangat singkat hingga seperti hanya bisa untuk diabaikan.

Stanley Yan tidak menjadi panik, justru sebaliknya jauh lebih tenang dari biasanya, seketika muncul percikan api saat kaki kanannya menginjak pedal gas dengan dalam, terdengar suara debuman yang memekakkan telinga, apa yang bisa dilakukannya sudah dilakukan, mengenai bisa selamat atau tidaknya dirinya pun tidak yakin.

Mobil van hitam itu membuat suara yang menggelegar seperti auman binatang buas, dan langsung melompat ke arah depan, supir truk itu terlihat panik dan terkejut kemudian menabrak bagian belakang mobil van hitam yang melaju dengan kencang menuju jalanan yang ada di seberangnya.

Stanley Yan hanya merasa seketika mobilnya bergerak dengan cepat, secepat kedipan mata dia telah melewati jalan itu, melaju hingga ke jalanan yang ada di seberang.

Waktu yang paling membahayakan sudah terlewatkan, namun bahaya masih belum menghilang.

Tadi demi menghindari tabrakan dengan truk, Stanley Yan menginjak pedal gasnya dalam, seketika kecepatan mobilnya meningkat hingga seratus lima puluh kilometer, berada di dalam kota yang memiiki jalur transportasi yang cukup padat dengan kecepatan ini tentu saja sangat berbahaya, ditambah lagi dengan rem mobil van ini yang rusak.

Jika tidak segera mengurangi kecepatan mobil ini, mungkin di persimpangan berikutnya malaikat maut akan benar-benar berada di sampingnya.

Stanley Yan memegang erat setir mobilnya, wajahnya terlihat tegang, dengan bahaya dia berusaha menghindari mobil Off Road yang ada di depannya, mendekat ke sisi jalan, di saat yang bersamaan menekan klakson dengan kuat.

Suara klakson yang memekakkan telinga terdengar hingga ke tempat yang jauh, beberapa mobil yang awalnya berada di jalur kanan menghindar ketakutan, dengan cepat merubah jalur, tidak ingin tertabrak oleh mobil yang berada di jalur tengah, seketika terdengar suara tabrakan yang cukup panjang.

Setidaknya mungkin ada tujuh hingga delapan mobil yang mengalami tabrakan, Stanley Yan tidak berpikir untuk mengurusi semua ini, dan tidak memiliki niat untuk mengurusinya.

Saat dia berhasil merubah jalurnya, perlahan-lahan dia memutar setir mobilnya ke arah kanan kemudian berjalan lurus, sisi kanan mobil van hitam itu bertabrakan dengan kendaraan yang berjalan dan yang sedang terparkir hingga akhirnya memunculkan percikan api, dan mobilpun terus bergunjang.

Stanley Yan mencengkram setirnya dengan erat, menatap tajam jalanan yang ada di depan.

Gesekan yang hebat terus terjadi hingga tiga empat menit, saat matanya melihat jarak simpangan berikutnya sekitar tujuh hingga delapan meter lagi. Kecepatan mobil van hitam itu sudah mencapat sekitar dua puluh lima kaki, menyadari mobilnya akan menabrak sebuah mobil kecil yang sedang menunggu untuk berbelok ke kanan, tanpa ragu Stanley Yan langsung menarik rem tangannya.

Mobil telah berhenti, namun tidak bisa menghindari tabrakan dengan bagian belakang mobil kecil itu.

Stanley Yan tidak langsung turun dari mobilnya, hanya memilih menghiraukan pemilik mobil kecil yang berteriak di samping jendelanya dengan marah, hingga sebuah mobil van hitam yang sama berhenti di sampingnya, terlihat sekitar tujuh delapan pengawal mengelilinginya, Stanley Yan baru menarik pedal pintu kemudian turun dari mobil, dengan perlindungan pengawal dia memasuki mobil van itu meninggalkan tepat kejadian kecelakaan. Sisanya tentu saja para pengawal yang menyelesaikannya.

Saat Stanley Yan tiba di rumah sakit, Nenek Yan sangat tegang hingga keningnya dipenuhi dengan keringat, menarik tanganya terus menanayakan apakah dia terluka.

Stanley Yan menggelengkan kepalanya, “Aku tidak apa!”

“Benar tidak apa-apa?” Nenek Yan masih belum bisa terlalu tenang, “Sebaiknya pergi lakukan pemeriksaan! Jangan disepelekan!”

“Nenek, aku benar-benar tidak apa-apa!” Stanley Yan bertanya dengan mengerutkan alisnya, “Angie, apa dia sudah sadar?”

Melihat Nenek Yan menggelengkan kepala, Stanley Yan mengangguk berucap. “Aku akan pergi melihatnya, Nenek, ini sudah sangat malam, kamu pulanglah lebih dulu!”

“Aku akan menunggu bersamamu!” Nenek Yan berucap dengan tidak tenang.

“Tidak perlu, hari ini aku akan menjaganya disini!”

“Anak bodoh, untuk apa kamu berjaga disini? Ada Bibi Liu, masih ada urusan yang lebih penting yang harus kamu urus!”

Mendengar Nenek Yan yang memiliki maksud lain, Stanley Yan menyipitkan matanya kemudian mengangguk, “Baiklah kalau begitu! Aku akan masuk melihatnya sebentar kemudian kembali!”

Membuka pintu. Melihat Angie Qin yang masih tertidur, Stanley Yan mengibaskan tangannya menyuruh Bibi Liu untuk keluar lebih dulu.

Duduk di sisi ranjang, menarik pelan tangan Angie Qin, menatap lama padanya yang sedikit mengerutkan alisnya dengan penuh perhatian, kemudian bangkit berdiri memberikan kecupan di keningnya, bergumam dengan pelan, “Sayang, aku tidak akan membiarkanmu terluka lagi! Kamu beristirahatlah, besok aku akan datang lagi menjengukmu!”

Selesai berucap Stanley Yan menatapnya beberapa kali dengan tidak rela, kemudian membalikkan tubuhnya berjalan keluar.

Saat terdengar suara pintu tertutup, Angie Qin yang tertidur tiba-tiba membuka matanya, menopang tubuhnya menatap beberapa kali ke arah pintu dengan tatapan yang sulit dijelaskan, kemudian berbaring kembali, menatap langit-langit dengan kosong.

Sebenarnya jauh sebelum Stanley Yan datang, Angie Qin sudah tersadar, hanya saja dia tidak membuka matanya.

Saat Bibi Liu masuk, Angie Qin sedang terdiam.

“Nyonya muda, kamu sudah sadar? Bagaimana perasaanmu, apa ada yang tidak nyaman?”

Angie Qin tersenyum menggelengkan kepalanya, “Aku tidak apa-apa.”

“Syukurlah jika tidak apa-apa, syukurlah!” Bibi Liu menghela nafas lega, kemudian berucap dengan menggebu-gebu, “Hari ini benar-benar sangat beruntung, kamu dan tuan muda terhindar dari bahaya, jika tidak mungkin keluara Yan akan hancur!”

“Bibi Liu, apa yang kamu katakan? Ada apa dengan Stanley?”

Angie Qin tahu dengan jelas jika Stanley Yan baik-baik saja, namun hatinya menjadi tegang tanpa alasan, bangit duduk kemudian menarik tangan Bibi Liu dan bertanya.

“Tidak apa-apa! Tidak apa-apa!” Bibi Liu segera menggelengkan kepalanya, berucap dengan tersenyum canggung, “Aku hanya asal bicara saja, Tuan muda baik-baik saja, tidak terjadi apapun!”

“Benar tidak apa-apa?” Angie Qin mengerutkan alisnya menatap wajahnya, Bibi Liu menyipitkan matanya tersenyum berucap, “Nyonya muda, apa kamu tidak percaya pada ucapanku? Atau aku akan memanggil pengawal untuk kesini, jadi kamu bisa bertanya langsung!”

“Tidak perlu! Aku percaya padamu!” Angie Qin menganggukberucap. “Aku haus!”

“Aku akan menuangkan air untukmu!” seketika Bibi Liu membalikkan tubuhnya, menarik sudut bibirnya, berucap dalam hati: Untung saja aku berhati-hati, hampir saja aku membocorkannya.

Alasan Bibi Liu melakukan ini karena Stanley Yan menyuruhnya untuk menutup mulut sebelum pergi, tidak membiarkan siapapun untuk memberitahukan masalah kecelakaannya pada Angie Qin.

Selesai meminum airnya, Angie Qin memakan sedikit bubur kurma, kemudian pergi tidur.

Namun Stanley Yan tidak tidur, seluruh keluarga Yan tidak ada orang yang bisa tidur, suasananya sangat mencekam.

Ruang baca Stanley Yan di lantai dua. Dia duduk di hadapan komputer, menatap Marson Luo yang masuk dengan raut datar.

“Tuan muda! Sudah diselidiki dengan jelas, jika dilihat dari bukti yang ada sekarang, rem yang rusak itu terjadi murni kecelakaan!”

“Kecelakaan?” Stanley Yan mengerutkan alisnya.

“Benar, Tuan muda!” Marson Luo menganggukkan kepalanya, berucap dengan sopan, “Aku sendiri yang melihatnya jika bantalan remnya terlepas, tidak ada jejak kerusakan yang dilakukan oleh seseorang, bantalan rem benar-benar rusak karena kecelakaan.”

“Marson. Apa kamu percaya penjelasan ini?” Stanley Yan tersenyum dingin, tiba-tiba bangkit berdiri.

“Tuan muda, sejujurnya aku juga tidak percaya.” Marson Luo berhenti sejenak, terlihat kilatan dalam iris matanya, “Bagaimanapun kemarin malam mobil van yang Tuan muda kendarai itu baru di rawat bulan lalu di bengkel. Jika bantalan rem nya menipis, mungkin tidak akan ditemukan! Sekarang ini hanya ada satu kesimpulan, bantalan rem itu telah disentuh oleh seseorang!”

“Tidak salah lagi! Ini bukanlah kecelakaan, tapi pembunuhan!” tiba-tiba Stanley Yan tersenyum dingin, “Setelah berdiam diri cukup lama. Akhirnya orang-orang ini tidak bisa menahannya?”

“Tuan muda, maksudmu adalah” raut wajah Marso Luo berubah drastis, “Kalau begitu apa kita perlu memperketat penjagaan?”

Stanley Yan menggelengkan kepalanya, “Masalah ini anggap saja sebagai kecelakaan!”

Marson Luo sangat tidak mengerti, namun tidak berani bertanya lagi, semua keputusan Stanley Yan itu pasti ada alasannya, bukan hal yang harus ditanyakan oleh Marson Luo.

“Masalah Nyonya muda apa sudah diselidiki?”

“Masih sedang diselidiki, namun untuk sementara ini tidak ada petunjuk apapun!”

“Kalau begitu bagaimana dengan keluarga Xiao?” Stanley Yan mengangguk dengan bimbang, kemudian bertanya.

“Baru saja ada berita, Tuan Robin menyuruh orang untuk mengendalikan Katty dan orang-orang yang ada di sekitarnya, dan telah membawa makanan dan minuman yang ada di acara untuk diperiksa!”

“Aku tahu! Suruh orang-orang yang ada di rumah sakit untuk lebih waspada, jangan biarkan sembarangan orang mendekati Angie! Jika dia tergores sedikitpun, kamu tahu apa yang harus kamu lakukan!”

Novel Terkait

 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu