Unlimited Love - Bab 140 Berubah Pikiran (1)
Vivian dalam hati merasa sedikit gugup dan dalam waktu yang bersamaan juga merasa tidak sabar.
Menghadapi sebuah lamaran dari seorang wanita, lelaki mana saja juga akan tersentuh, ditambah lagi Vivian Luo sudah memberitahu Stanley Yan dialah Felix Lu, pacarnya.
Beberapa hari ini, Stanley yan seakan sudah menghidupi kehidupan Felix Lu, kalau tidak dia tidak akan mungkin setuju untuk melakukan bedah plastik di korea, ini membuatnya semakin tidak mungkin untuk menolaknya.
Vivian Luo seakan sudah melihat "aku bersedia" dari sudut bibir Stanley Yan, wajahnya berbinar dihiasi dengan senyum lebar.
Dia sudah kehilangan Felix Lu, sekarang dia sudah mendapatkannya kembali, mulai dari hari ini dia tidak ingin lagi kehilangan dia lagi.
Melihat senyumnya yang begitu lebar, melihat sikapnya yang manja, Stanley Yan menarik nafas panjang, menggigit bibirnya dan menggelengkan kepala padanya.
"Vi, maafkan aku, aku tidak bisa menikahimu. "Stanley Yan khawatir akan membuatnya bersedih, maka dia cepat-cepat menambahkan, "Paling tidak untuk sementara waktu ini. "
"Kenapa? Kamu adalah pacarku, kamu dulu begitu mencintaiku, kamu bahkan pernah berkata, setelah kamu pulang, kamu akan menikahiku. Sekarang aku telah mengumpulkan keberanianku untuk melamarmu, kenapa kamu tidak menerimanya? "
Vivian Luo tidak mendapatkan jawaban yang dia inginkan, dan ini semua sudah Stanley Yan siapkan sejak awal.
"Aku bukan menolaknya, hanya saja...... "
"Hanya saja apa? "
Tampaknya Vivian Luo sudah bergantung seutuhnya pada Stanley Yan. Mendengar jawaban yang tidak dia inginkan, dia tentu tidak akan melepaskaannya begitu saja, dia lantas bertanya, "Apa aku ini tidak pantas bagimu? "
"Bukan begitu, aku yang tidak pantas untukmu. Wajahku yang seperti ini, tidak seperti manusia, dan kita juga masih tidak tahu apakah aku bisa sembuh...... "
Stanley Yan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum pahit, dia berusaha mencari cara untuk bisa mengatakan itu semua tanpa menyakiti Vivian Luo.
"Aku tidak peduli. "Vivian Luo bersikeras menggeleng, "Bagaimana pun wujudmu nanti, aku bersedia menikah dengnmu. Sekarang aku hanya ingin menanyakan satu pertanyaan padamu, apa kamu ingin menikah denganku? "
"Vi, jangan memaksaku, ok? Aku sungguh tidak sanggup.....tidak sanggup berlaku tidak adil padamu. "Stanley Yan menatap Vivian Luo tak berdaya, dalam hati dia merasa bingung: Mengapa dulu dia tidak pernah mendapati Vivian Luo sekeras kepala itu.
"Tidak bersedia menikah denganku itu baru berlaku tidak adil. Apa aku ini sungguh membuatmu muak? "Vivian Luo berkata demikian sambil tetesan air mata mulai membasahi pipinya, tetes demi tetes terjatuh bak mutiara.
"Tik...tk... "
Ada pepatah mengatakan: air mata wanita adalah senjata yang paling ampuh. Bahkan sebelum kehilangan ingatannya, hal ini adalah yang Stanley Yan paling takutkan, dan itu tidak berubah setelah dia hilang ingatan.
Dari sejak air mata Vivian Luo mulai menetes, hati Stanley Yan sudah kacau. Dia memang tidak ingat dengan hal-hal manis yang pernah dia lalui bersama dengan Vivian Luo, dia mungkin tidak ingat dengan Vivian Luo, tapi beberapa waktu terakhir ini, Vivian Luo sangat baik terhadapnya, dan ini semua diingatnya di dalam hatinya.
Dia tidak tega melihat Vivian Luo bersedih, dia tidak tega melihatnya meneteskan air mata.
"Sudahlah, jangan menangis, jangan menangis. Aku juga tidak mengatakan aku tidak mau menikah denganmu. "
"Kalau begitu kamu bersedia menikah denganku? Felix, katakan sekali lagi, apa aku ini sedang berimajinasi? "Vivian Luo tercengang dan bertanya pada Stanley Yan.
"Betul, aku bersedia menikah denganmu. Tapi...... "Stanley Yan menggigit bibirnya, lalu setelah terdiam cukup lama dia berkata, "Aku punya satu permintaan. "
"Katakanlah. Toh keberhasilan bedah plastik wajahmu tidak akan merubah keputusanku untuk menikah denganmu. "Vivian Luo berkata dengan penuh percaya diri pada Stanley Yan. Dia berkata demikian sebagai sebuah strategi pencegahan, untuk mencegah Stanley Yan menggunakan alasan itu.
"Jangan terburu-buru, dengarkan aku dulu. Maksudku, aku ingin ingatanku pulih dulu, dengan begitu aku baru bisa memberimu cinta yang utuh, dengan begitu hidupku akan sempurna. Aku ingin membawa semua kenangan indah yang kita pernah lalui bersama dan menikahimu. "
Perkataan Stanley Yan ini tak lain hanyalah sebuah dalih.
Dia tidak ingin menikahi Vivian Luo, tidak ingin menikahinya tanpa kejelasan.
Sampai sekarang, semua yang dia ingat tentang masa lalunya hanyalah cerita yang dia dengar dari Vivian Luo.
Bagaimana cara dia tahu Vivian Luo tidak sedang berbohong padanya?
"Tidak bisa, bagaimana kalau kamu selamanya tidak bisa mendapatkan ingatanmu lagi, apa aku selamanya tidak akan menikah? Apa kamu tega membuatku menunggu sampai memutih rambutku, sampai keriput wajahku, apa kamu bersedia menikah denganku setelah aku menjadi nenek-nenek? "
"Ini...... "Stanley Yan belum memikirkan sejauh itu, tapi Vivian Luo sudah memikirkannya, dan mengutarakannya di hadapannya.
Stanley Yan tidak punya cara lain, dia hanya bisa melempar bola kembali ke Vivian Luo, "Lalu menurutmu harus bagaimana? "
"Setengah tahun, aku hanya akan memberimu waktu setengah tahun. Dalam waktu setengah tahun, tidak peduli apakah kamu berhasil mendapatkan ingatanmu kembali, kamu harus menikahiku. "
"Setengah tahun? "Stanley Yan menyeritkan dahinya berpikir, "Baiklah, tapi tidak bisa dihitung mulai dari sekarang, setengah tahun dihitung dari hari aku memulai proses rehabilitasi. "
Vivian Luo mempertimbangkan sejenak, bedah plastik beberapa kali paling tidak membutuhkan waktu 2-3 bulan lamanya, masa rehabilitasi biasanya perlu 3-6 bulan. Ditambah lagi setengah tahun setelah itu, yang berarti dia harus menunggu paling tidak 1 tahun lagi.
Dia tidak bisa menunggu selama itu, tapi Stanley Yan terus memaksa, akhirnya Vivian Luo menyerah.
Stanley Yan kali ini baru bisa menghela nafas lega, dia baru merasa rileks.
Yesi Mo tidak tahu suaminya hampir saja menjadi mempelai pria bagi orang lain, saat ini dia sedang duduk di sofa ruang tamu, dalam hati merasa tidak enak.
Hari ini adalah hari di mana Rendy Mu akan menerima Yan Business Group, mulai dari hari ini, Yan Business Group bukan lagi milik keluarga Yan, dan namanya juga akan dirubah menjadi Mu, menjadi sebuah anak Perusahaan Mu, menjadi jembatan penghubung Perusahaan Mu masuk ke China daratan.
Awalnya Rendy Mu ingin mengundang Yesi Mo untuk menghadiri prosesi pemindahan kekuasaan, tapi Yesi Mo tidak berani datang, dia tidak berani menyaksikan sendiri Yan Business Group diambil alih dari tangannya.
Dilihatnya waktu sudah lewat jam makan siang, Yesi Mo masih duduk di sofa ruang tamu dan tidak melakukan apa-apa.
Sudah tidak tahu berapa kali Jennie Bai memanggilnya makan siang, Yesi Mo merasa kesal mendengarnya, dia dengan sabar berkata, "Jennie, kamu makanlah terlebih dahulu. Tidak usah menungguku, aku tidak lapar. "
Setelah berkata demikian, dia bangkit berdiri dan naik ke atas.
"Kakak ipar, mau pergi ke mana? "
"Aku lelah, mau naik ke atas. "
Yesi Mo menjawabnya dengan acuh tak acuh, dia perlahan naik tangga, dan bayangannya menghilang ke atas, melihat auranya yang melankolis itu, Jennie Bai menghela nafas tak berdaya, dan duduk di atas sofa.
Membuka ruang baca Stanley Yan, Yesi mo lantas masuk dan duduk di belakang meja kerja Stanley Yan. Dia menatap foto berbingkai keluarganya yang kecil itu, dilihatnya sorot mata Stanley Yan yang penuh kebahagiaan, dia menghela nafas, "Stanley, maafkan aku. "
Dia tidak sekuat Stanley Yan, dia tidak mampu mempertahankan Yan Business Group, dia hanya bisa mengawasi Yan Business Group direbut dari tangannya, dia hanya bisa mengawasi semua itu dengan bodoh, tanpa bisa berbuat apa-apa.
Yesi Mo sangat sedih, dia saking sedihnya sampai merasa dadanya sesak.
Dia membayangkan suatu hari nanti, ketika Stanley Yan tiba-tiba pulang dan menanyainya keadaan perusahaanya, harinya bak tersumbat sebongkah batu besar.
Dia tidak akan tahu harus menjawab apa, tidak akan tahu harus bagaimana menjawabnya, dia akan takut Stanley Yan bersedih.
Yan Business Group bukan hanya milik Stanley Yan seorang, Yan Business Group adalah perusahaan keluarga Yan, adalah perusahaan yang sudah diturunkan beberapa generasi, adalah darah dan keringat kakek buyut Stanley Yan, kakek Stanley Yan......
Sepulangnya Marson Luo dari Yan Business Group, waktu sudah menunjukan pukul 3 sore.
Dia membawa dua berita, yang pertama, Rendu Mu sudah sepenuhnya menerima Yan Business Group dan sedang menghitung keseluruhan asetnya. Yang kedua, hirarki pegawai Yan Business Group berubah total, Yan Business Group sudah menjadi sejarah, sekarang sudah menjadi anak perusahaan cabang Perusahaan Mu.
Yan Business Group lenyap dari muka bumi. Saat mendengar berita itu, Yesi Mo jatuh terkulai lemas di atas kursinya. Seluruh tenaganya menghilang meninggalkan tubuhnya.
"Nyonya muda, apa anda baik-baik saja? "
Marson Luo bertanya dengan cemas pada Yesi Mo, yang ditanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, "Aku tidak apa-apa. Marson Luo, tolong tinggalkan aku. Biarkan aku menyendiri. "
Yesi Mo terlihat putus asa, Marson Luo tidak tega melihatnya, dia menghiburnya, "Nyonya muda, anda jangan terlalu bersedih. Sebenarnya dua berita ini tidak seutuhnya merupakan berita buruk. "
"Sudahlah, kamu tidak perlu menghiburku. Baik atau buruk, aku sendiri juga bisa melihatnya. "
"Aku tidak sedang menghibur anda. Aku bersungguh-sungguh. "Marson Luo menarik nafas dalam-dalam, mengatur pikirannya, lalu berkata, "Menurutku, Rendy Mu tidak menggunakan nama Yan Business Group ini adalah hal yang bagus. "
"Yan Business Group sudah tiada, apa yang bagus dari itu? "Yesi Mo menggeleng sambil tersenyum pahit.
"Nyonya muda, coba anda melihatnya dari sudut pandang lain. "Mata Marson Luo berbinar-binar, "Di dalam log Biro Industri dan Perdagangan, Yan Business Group sudah dihapuskan, kita hanya perlu menunggu satu tahun, lalu kita akan bisa membangunnya kembali. "
"Apa dengan begitu, Yan Business Group masih merupakan Yan Business Group? "
"Asalkan perusahaan itu dibawah naungan keluarga Yan, maka perusahaan itu bisa dibilang Yan Business Group. "Marson Luo menarik nafas panjang, lalu berkata pada Yesi Mo, "Nyonya muda, kalau anda percaya dengan perkataanku, aku ingin menggunakan nama anda untuk mendirikan sebuah perusahaan. Yan Business Group mungkin sudah tiada, tapi teman-teman keluarga Yan masih ada, aku percaya, asalkan mau bertekun, suatu saat, perusahaan kita akan menjadi kuat dan besar lagi, bahkan lebih kuat dan besar. Asalkan punya uang, kita bisa membeli banyak perusahaan besar lainnya, saat itu tiba, Yan Business Group akan hidup kembali. "
Yesi Mo tidak menyangka kepercayaan diri Marson Luo sebesar itu, dia tertegun memandang Marson Luo. Perkataan Marson Luo menyulut harapannya.
Yang dikatakannya benar, asalkan Yan Business Group berada di tangan keluarga Yan, maka itu adalah Yan Business Group.
Tidak peduli besar atau kecil, tidak peduli di mana letaknya, dia selamanya tidak akan bisa menyanding nama lain.
Novel Terkait
The True Identity of My Hubby
Sweety Girl1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaAsisten Bos Cantik
Boris DreyHis Second Chance
Derick HoDoctor Stranger
Kevin WongLove In Sunset
ElinaUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)