Unlimited Love - Bab 140 Berubah Pikiran (1)

Vivian dalam hati merasa sedikit gugup dan dalam waktu yang bersamaan juga merasa tidak sabar.

Menghadapi sebuah lamaran dari seorang wanita, lelaki mana saja juga akan tersentuh, ditambah lagi Vivian Luo sudah memberitahu Stanley Yan dialah Felix Lu, pacarnya.

Beberapa hari ini, Stanley yan seakan sudah menghidupi kehidupan Felix Lu, kalau tidak dia tidak akan mungkin setuju untuk melakukan bedah plastik di korea, ini membuatnya semakin tidak mungkin untuk menolaknya.

Vivian Luo seakan sudah melihat "aku bersedia" dari sudut bibir Stanley Yan, wajahnya berbinar dihiasi dengan senyum lebar.

Dia sudah kehilangan Felix Lu, sekarang dia sudah mendapatkannya kembali, mulai dari hari ini dia tidak ingin lagi kehilangan dia lagi.

Melihat senyumnya yang begitu lebar, melihat sikapnya yang manja, Stanley Yan menarik nafas panjang, menggigit bibirnya dan menggelengkan kepala padanya.

"Vi, maafkan aku, aku tidak bisa menikahimu. "Stanley Yan khawatir akan membuatnya bersedih, maka dia cepat-cepat menambahkan, "Paling tidak untuk sementara waktu ini. "

"Kenapa? Kamu adalah pacarku, kamu dulu begitu mencintaiku, kamu bahkan pernah berkata, setelah kamu pulang, kamu akan menikahiku. Sekarang aku telah mengumpulkan keberanianku untuk melamarmu, kenapa kamu tidak menerimanya? "

Vivian Luo tidak mendapatkan jawaban yang dia inginkan, dan ini semua sudah Stanley Yan siapkan sejak awal.

"Aku bukan menolaknya, hanya saja...... "

"Hanya saja apa? "

Tampaknya Vivian Luo sudah bergantung seutuhnya pada Stanley Yan. Mendengar jawaban yang tidak dia inginkan, dia tentu tidak akan melepaskaannya begitu saja, dia lantas bertanya, "Apa aku ini tidak pantas bagimu? "

"Bukan begitu, aku yang tidak pantas untukmu. Wajahku yang seperti ini, tidak seperti manusia, dan kita juga masih tidak tahu apakah aku bisa sembuh...... "

Stanley Yan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum pahit, dia berusaha mencari cara untuk bisa mengatakan itu semua tanpa menyakiti Vivian Luo.

"Aku tidak peduli. "Vivian Luo bersikeras menggeleng, "Bagaimana pun wujudmu nanti, aku bersedia menikah dengnmu. Sekarang aku hanya ingin menanyakan satu pertanyaan padamu, apa kamu ingin menikah denganku? "

"Vi, jangan memaksaku, ok? Aku sungguh tidak sanggup.....tidak sanggup berlaku tidak adil padamu. "Stanley Yan menatap Vivian Luo tak berdaya, dalam hati dia merasa bingung: Mengapa dulu dia tidak pernah mendapati Vivian Luo sekeras kepala itu.

"Tidak bersedia menikah denganku itu baru berlaku tidak adil. Apa aku ini sungguh membuatmu muak? "Vivian Luo berkata demikian sambil tetesan air mata mulai membasahi pipinya, tetes demi tetes terjatuh bak mutiara.

"Tik...tk... "

Ada pepatah mengatakan: air mata wanita adalah senjata yang paling ampuh. Bahkan sebelum kehilangan ingatannya, hal ini adalah yang Stanley Yan paling takutkan, dan itu tidak berubah setelah dia hilang ingatan.

Dari sejak air mata Vivian Luo mulai menetes, hati Stanley Yan sudah kacau. Dia memang tidak ingat dengan hal-hal manis yang pernah dia lalui bersama dengan Vivian Luo, dia mungkin tidak ingat dengan Vivian Luo, tapi beberapa waktu terakhir ini, Vivian Luo sangat baik terhadapnya, dan ini semua diingatnya di dalam hatinya.

Dia tidak tega melihat Vivian Luo bersedih, dia tidak tega melihatnya meneteskan air mata.

"Sudahlah, jangan menangis, jangan menangis. Aku juga tidak mengatakan aku tidak mau menikah denganmu. "

"Kalau begitu kamu bersedia menikah denganku? Felix, katakan sekali lagi, apa aku ini sedang berimajinasi? "Vivian Luo tercengang dan bertanya pada Stanley Yan.

"Betul, aku bersedia menikah denganmu. Tapi...... "Stanley Yan menggigit bibirnya, lalu setelah terdiam cukup lama dia berkata, "Aku punya satu permintaan. "

"Katakanlah. Toh keberhasilan bedah plastik wajahmu tidak akan merubah keputusanku untuk menikah denganmu. "Vivian Luo berkata dengan penuh percaya diri pada Stanley Yan. Dia berkata demikian sebagai sebuah strategi pencegahan, untuk mencegah Stanley Yan menggunakan alasan itu.

"Jangan terburu-buru, dengarkan aku dulu. Maksudku, aku ingin ingatanku pulih dulu, dengan begitu aku baru bisa memberimu cinta yang utuh, dengan begitu hidupku akan sempurna. Aku ingin membawa semua kenangan indah yang kita pernah lalui bersama dan menikahimu. "

Perkataan Stanley Yan ini tak lain hanyalah sebuah dalih.

Dia tidak ingin menikahi Vivian Luo, tidak ingin menikahinya tanpa kejelasan.

Sampai sekarang, semua yang dia ingat tentang masa lalunya hanyalah cerita yang dia dengar dari Vivian Luo.

Bagaimana cara dia tahu Vivian Luo tidak sedang berbohong padanya?

"Tidak bisa, bagaimana kalau kamu selamanya tidak bisa mendapatkan ingatanmu lagi, apa aku selamanya tidak akan menikah? Apa kamu tega membuatku menunggu sampai memutih rambutku, sampai keriput wajahku, apa kamu bersedia menikah denganku setelah aku menjadi nenek-nenek? "

"Ini...... "Stanley Yan belum memikirkan sejauh itu, tapi Vivian Luo sudah memikirkannya, dan mengutarakannya di hadapannya.

Stanley Yan tidak punya cara lain, dia hanya bisa melempar bola kembali ke Vivian Luo, "Lalu menurutmu harus bagaimana? "

"Setengah tahun, aku hanya akan memberimu waktu setengah tahun. Dalam waktu setengah tahun, tidak peduli apakah kamu berhasil mendapatkan ingatanmu kembali, kamu harus menikahiku. "

"Setengah tahun? "Stanley Yan menyeritkan dahinya berpikir, "Baiklah, tapi tidak bisa dihitung mulai dari sekarang, setengah tahun dihitung dari hari aku memulai proses rehabilitasi. "

Vivian Luo mempertimbangkan sejenak, bedah plastik beberapa kali paling tidak membutuhkan waktu 2-3 bulan lamanya, masa rehabilitasi biasanya perlu 3-6 bulan. Ditambah lagi setengah tahun setelah itu, yang berarti dia harus menunggu paling tidak 1 tahun lagi.

Dia tidak bisa menunggu selama itu, tapi Stanley Yan terus memaksa, akhirnya Vivian Luo menyerah.

Stanley Yan kali ini baru bisa menghela nafas lega, dia baru merasa rileks.

Yesi Mo tidak tahu suaminya hampir saja menjadi mempelai pria bagi orang lain, saat ini dia sedang duduk di sofa ruang tamu, dalam hati merasa tidak enak.

Hari ini adalah hari di mana Rendy Mu akan menerima Yan Business Group, mulai dari hari ini, Yan Business Group bukan lagi milik keluarga Yan, dan namanya juga akan dirubah menjadi Mu, menjadi sebuah anak Perusahaan Mu, menjadi jembatan penghubung Perusahaan Mu masuk ke China daratan.

Awalnya Rendy Mu ingin mengundang Yesi Mo untuk menghadiri prosesi pemindahan kekuasaan, tapi Yesi Mo tidak berani datang, dia tidak berani menyaksikan sendiri Yan Business Group diambil alih dari tangannya.

Dilihatnya waktu sudah lewat jam makan siang, Yesi Mo masih duduk di sofa ruang tamu dan tidak melakukan apa-apa.

Sudah tidak tahu berapa kali Jennie Bai memanggilnya makan siang, Yesi Mo merasa kesal mendengarnya, dia dengan sabar berkata, "Jennie, kamu makanlah terlebih dahulu. Tidak usah menungguku, aku tidak lapar. "

Setelah berkata demikian, dia bangkit berdiri dan naik ke atas.

"Kakak ipar, mau pergi ke mana? "

"Aku lelah, mau naik ke atas. "

Yesi Mo menjawabnya dengan acuh tak acuh, dia perlahan naik tangga, dan bayangannya menghilang ke atas, melihat auranya yang melankolis itu, Jennie Bai menghela nafas tak berdaya, dan duduk di atas sofa.

Membuka ruang baca Stanley Yan, Yesi mo lantas masuk dan duduk di belakang meja kerja Stanley Yan. Dia menatap foto berbingkai keluarganya yang kecil itu, dilihatnya sorot mata Stanley Yan yang penuh kebahagiaan, dia menghela nafas, "Stanley, maafkan aku. "

Dia tidak sekuat Stanley Yan, dia tidak mampu mempertahankan Yan Business Group, dia hanya bisa mengawasi Yan Business Group direbut dari tangannya, dia hanya bisa mengawasi semua itu dengan bodoh, tanpa bisa berbuat apa-apa.

Yesi Mo sangat sedih, dia saking sedihnya sampai merasa dadanya sesak.

Dia membayangkan suatu hari nanti, ketika Stanley Yan tiba-tiba pulang dan menanyainya keadaan perusahaanya, harinya bak tersumbat sebongkah batu besar.

Dia tidak akan tahu harus menjawab apa, tidak akan tahu harus bagaimana menjawabnya, dia akan takut Stanley Yan bersedih.

Yan Business Group bukan hanya milik Stanley Yan seorang, Yan Business Group adalah perusahaan keluarga Yan, adalah perusahaan yang sudah diturunkan beberapa generasi, adalah darah dan keringat kakek buyut Stanley Yan, kakek Stanley Yan......

Sepulangnya Marson Luo dari Yan Business Group, waktu sudah menunjukan pukul 3 sore.

Dia membawa dua berita, yang pertama, Rendu Mu sudah sepenuhnya menerima Yan Business Group dan sedang menghitung keseluruhan asetnya. Yang kedua, hirarki pegawai Yan Business Group berubah total, Yan Business Group sudah menjadi sejarah, sekarang sudah menjadi anak perusahaan cabang Perusahaan Mu.

Yan Business Group lenyap dari muka bumi. Saat mendengar berita itu, Yesi Mo jatuh terkulai lemas di atas kursinya. Seluruh tenaganya menghilang meninggalkan tubuhnya.

"Nyonya muda, apa anda baik-baik saja? "

Marson Luo bertanya dengan cemas pada Yesi Mo, yang ditanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, "Aku tidak apa-apa. Marson Luo, tolong tinggalkan aku. Biarkan aku menyendiri. "

Yesi Mo terlihat putus asa, Marson Luo tidak tega melihatnya, dia menghiburnya, "Nyonya muda, anda jangan terlalu bersedih. Sebenarnya dua berita ini tidak seutuhnya merupakan berita buruk. "

"Sudahlah, kamu tidak perlu menghiburku. Baik atau buruk, aku sendiri juga bisa melihatnya. "

"Aku tidak sedang menghibur anda. Aku bersungguh-sungguh. "Marson Luo menarik nafas dalam-dalam, mengatur pikirannya, lalu berkata, "Menurutku, Rendy Mu tidak menggunakan nama Yan Business Group ini adalah hal yang bagus. "

"Yan Business Group sudah tiada, apa yang bagus dari itu? "Yesi Mo menggeleng sambil tersenyum pahit.

"Nyonya muda, coba anda melihatnya dari sudut pandang lain. "Mata Marson Luo berbinar-binar, "Di dalam log Biro Industri dan Perdagangan, Yan Business Group sudah dihapuskan, kita hanya perlu menunggu satu tahun, lalu kita akan bisa membangunnya kembali. "

"Apa dengan begitu, Yan Business Group masih merupakan Yan Business Group? "

"Asalkan perusahaan itu dibawah naungan keluarga Yan, maka perusahaan itu bisa dibilang Yan Business Group. "Marson Luo menarik nafas panjang, lalu berkata pada Yesi Mo, "Nyonya muda, kalau anda percaya dengan perkataanku, aku ingin menggunakan nama anda untuk mendirikan sebuah perusahaan. Yan Business Group mungkin sudah tiada, tapi teman-teman keluarga Yan masih ada, aku percaya, asalkan mau bertekun, suatu saat, perusahaan kita akan menjadi kuat dan besar lagi, bahkan lebih kuat dan besar. Asalkan punya uang, kita bisa membeli banyak perusahaan besar lainnya, saat itu tiba, Yan Business Group akan hidup kembali. "

Yesi Mo tidak menyangka kepercayaan diri Marson Luo sebesar itu, dia tertegun memandang Marson Luo. Perkataan Marson Luo menyulut harapannya.

Yang dikatakannya benar, asalkan Yan Business Group berada di tangan keluarga Yan, maka itu adalah Yan Business Group.

Tidak peduli besar atau kecil, tidak peduli di mana letaknya, dia selamanya tidak akan bisa menyanding nama lain.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu