Unlimited Love - Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
"Kak, semalam kamau pergi ke mana? Kenapa tidak pulang? "
Pagi itu saat Stanley Yan sampai ke rumah, dia berjumpa dengan Jennie Bai yang langsung menghujaninya dengan pertanyaan, wajahnya terlihat serius, tampaknya, dia tidak akan membiarkan Stanley Yan pergi ke mana-mana sebelum memberinya jawaban yang jelas.
"Di hotel, bersama dengan seorang teman. "
Jawaban Stanley Yan jelas tidak dapat membuat Jennie Bai puas, "Hotel apa? Teman yang mana? Lelaki atau perempuan? "
Jennie Bai kali ini terdengar seperti detektif swasta yang sedang mengumpulkan informasi, dia bertanya secara detail pada Stanley Yan dengan tidak sabar.
"Kenapa kamu perlu bertanya sebanyak itu? Sudahlah, sudah siang, setelah makan aku masih harus mengantarkan Didi ke sekolah, dan aku sendiri masih harus pergi ke kantor. Dah. "
Stanley Yan berjalan memutar untuk menghindari Jennie Bai, tapi dia berhasil menarik lengan bajunya, dia kemudian dengan muka murung berkata, "Sebelum kakak menjelaskan lebih terperinci lagi, kakak tidak boleh pergi ke mana-mana. Kakak ipar tidak berada di sini, aku ingin membantunya mengawasi kakak, segera katakan. "
"Sudahlah jangan seperti anak kecil, kakak orang seperti apa kamu sendiri tahu bukan? Minggir. "
"Kalian...... "
"Tidak boleh, sebelum kakak memberikan penjelasan, aku tidak akan melepaskanmu. "Jennie Bai bersikeras. Didi yang berada di dekatnya juga ikut dalam keributan, dia juga memeluk kaki Stanley Yan sambil manyun, "Tidak akan aku lepaskan. "
"Kalian...... "
Stanley Yan dibuatnya geli, "Baik baik, aku takut pada kalian, sudah aku katakan, masih belum cukup? Semalam aku berada di Hotel Matahari bersama dengan Jico Li. "
"Jico Li? Teman satu SMA kakak yang pergi sekolah ke Amerika itu?" Ingatan Jennie Bai sungguh bagus, dia masih dapat mengingat semuanya, tapi dia kemudian berpikir keras , lalu berkata, "Tidak benar, semalam kakak pasti bersama dengan seorang wanita, dan lagi wanita yang bersama kakak ini adalah wanita yang sama yang kakak pernah ceritakan."
Stanley Yan akhirnya hanya bisa menyerah, hidung Jennie Bai memang tidak bisa ditipu, dia ternyata masih dapat mencium wangi parfum dari tubuhnya.
"Wanita itu juga hadir. "
"Kak, kakak tidak ada apa-apa kan dengan wanita itu? "Jennie Bai menyeritkan dahinya dan bertanya dengan tidak yakin.
"Apa yang kamu harapkan? Jangan lupa, Jico Li juga ada di sana, jangan bilang aku sendiri juga tidak ingin terjadi apa-apa, kamu pikirkan lagi baik-baik, kamu kira aku akan melakukan hal yang aneh-aneh di depan Jico Li? "Stanley Yan tertawa pahit, Jennie Bai menyeritkan dahinya, lalu mengangguk, "Kalau dipikir-pikir, benar juga. Tapi ini semua hanya cerita darimu sepihak, nanti aku akan bertanya lebih jelas lagi pada Jico Li, aku ingin tahu apakah kamu berbohong padaku. "
Jennie Bai melambaikan kepalan tinjunya pada Stanley Yan, lalu membuat ekspresi yang seram, "Kak, kalau sampai terbukti demikian, awas saja. "
"Benar, awas saja. "
Didi ikut andil dalam keramaian itu, dan ikut meneriakan kata-kata yang sama.
"Sana pergi, kenapa kamu bisa ada di mana-mana? Segera pergi makan, bisa-bisa nanti kamu terlambat. "
Stanley Yan dengan sengaja memelototi Didi, yang dipelototi bersembunyi di belakang Jennie Bai, ketakutan, dia memeluk erat pahanya sambil berkata, "Tante, ayah menjahatiku. "
"Tidak usah takut, ada tante di sini, tidak ada orang yang berani menjahati Didi. "
Jennie Bai menunduk menenangkan Didi, lalu mengangkat kepalanya dan melempar sebuah tatapan sengit pada Stanley Yan, "Kak, jangan jahat pada Didi, kalau tidak aku akan melaporkannya pada kakak ipar, agar dia bisa membereskanmu. "
Hari sungguh sudah siang, Stanley Yan sudah tidak ingin berdebat lagi, maka dia menyerah.
Setelah mengantar Didi ke sekolah, dalam perjalanan menuju ke kantor, Mason Luo dengan cemas bertanya, "Tuan muda, baru saja kenapa anda tidak memberitahu Jennie Bai semalam anda bersama dengan Bella Lan? Kalau ini semua sampai ketahuan nyonya muda, dia pasti bisa salah paham. "
"Kalau aku beri tahu, dia baru akan salah paham. "Melihat Mason Luo masih akan mengatakan sesuatu, Stanley Yan menggelengkan kepalanya, memotongnya, "Sudahlah, masalah ini cukup sampai di sini, jangan membahasnya lagi. "
"Baik, tuan muda. "Walaupun Mason Luo tidak begitu memahaminya, tapi dia mengangguk.
"Oh iya, perintahkan orang-orang untuk berhati-hati dalam bertutur kata, jangan sampai keceplosan. "
Teringat dengan percakapannya dengan Bella Lan semalam, Stanley Yan sampai sekarang masih merasa ketakutan, Bella Lan ternyata sekejam itu. Dia sudah merendahkan dirinya serendah itu, tapu Bella Lan masih juga tidak mau menyerah, tampaknya peperangan sengit antara Yan Business Group dan Perusahaan Mo akan dimulai.
Sangat disayangkan bahwa di depan raksasa Perusahaan Mo, Yan Business Group yang paling besar di kota R dan punya anak perusahaan di seluruh negeri, masih tidak ada apa-apanya.
Kalau sungguh mempersiapkan sebuah peperangan antara Yan Business Group dengan Perusahaan Mo, Stanley Yan harus mencari partner.
Di gedung tempat parkir mobil, Stanley Yan bertanya pada Mason Luo, "Apakah nyonya muda sudah sampai di Amerika? Sekarang dia tinggal di mana? "
"Sudah sampai beberapa jam yang lalu, menurut laporan dari orang yang diam-diam melindungi nyonya muda, dia sekarang tinggal di villa kediaman keluarga Mo. "
"Kediaman keluarga Mo? Kalau aku tidak salah ingat, bukankah rumah itu berada di bawah nama Bella Lan? Anak buah Bella Lan berhasil menangkapnya? "Stanley Yan menyeritkan dahinya dan bertanya dengan cemas.
"Hal ini saya sendiri belum tahu dengan jelas. Tapi kabarnya, Robin Xiao sendiri yang menjemput nyonya muda, setelah mengantarnya, dia lalu pergi. Anak buah Bella Lan tidak terlihat. "
"Bagaimana kondisi rumah kediaman keluarga Mo sekarang? "Stanley Yan bertanya tanpa memberikan komentar.
"Sekarang masih belum jelas, orang kita tidak bisa masuk dan hanya bisa menjaga dari luar saja. "Mason Luo berhenti sejenak, lalu bertanya dengan hati-hati, "Tuan muda, apa baiknya anda menghubungi nyonya muda untuk membiarkan orang kita masuk ke dalam? "
"Tidak usah, biarkan dia menjaga diam-diam, semakin sedikit orang yang tahu, semakin bagus. Nanti hubungi dia, dan suruhlah berhati-hati. Jangan sampai ketahuan. Aku khawatir Bella Lan punya maksud tidak baik kepadanya. Amerika adalah teritori Bella Lan. "
Sambil mengobrol, lift sampai ke tempat tujuan, Stanley Yan didampingi Mason Luo masuk ke dalam kantor presedir. Baru duduk belum lama, sekertarisnya datang dan mengatakan Bella Lan ada di lobi bawah, ingin bertemu dengannya.
Stanley Yan memberinya isyarat untuk memanggilnya ke atas. Setelah sekertarisnya itu pergi, Mason Luo bertanya padanya dengan bingung, "Tuan muda, kali ini untuk apa dia datang ke sini? "
"Dia datang untuk apa lagi? "Stanley Yan menggigit-gigit bibirnya.
Ketika Bella Lan membuka pintu dan berjalan masuk, Stanley Yan sedang minum kopi yang panas mengepul, mendengar suara langkah kakinya, dia hanya meliriknya, dan meneruskan menikmati kopinya.
"Tidak mempersilahkan aku duduk? "Bella Lan berjalan ke depan Stanley Yan dan bertanya sambil tersenyum.
"Banyak kursi di sini, duduklah. "Stanley Yan bangkit berdiri sambil membawa kopinya, dan berjalan menuju ke jendela.
Dari belakangnya dapat terdengar suara Bella Lan yang terdengar aneh, "Ruangan ini memang besar, tapi aku hanya menyukai kursi ini, sangat cukup besar, cukup lebar, cukup nyaman. Kalau kamu tidak keberatan, aku akan duduk di situ. "
Stanley Yan menoleh melihat Bella Lan yang sedang menepuk sandaran tangan di kursi kerjanya, dia memicingkan matanya, "Keinginanmu sungguh besar. "
"Kata-katamu manis, keinginan sebesar apa, baru bisa memiliki sebesar apa. Dunia seluas ini, kalau keinginanku kecil, sekragn tidak tahu hidup di mana aku. Tapi, menurutku kursimu ini masih sedikit kekecilan, tapi tidak masalah, aku tidak keberatan. "
Setelah berkata demikian, Bella Lan langsung duduk di kursi Stanley Yan, dan bersandar di situ. Dia kemudian memejamkan mata, "Bagus, terasa nyaman. "
Mason Luo melihat Bella Lan yang tidak punya sopan santun itu, segera bereaksi, tapi baru akan menariknya berdiri dari situ, Stanley Yan sudah memperingatkannya menggunakan tatapan matanya.
Melihat Bella Lan yang sedang menikmati kursinya, Stanley Yan berkata, "Kalau kamu menyukainya, aku akan menghadiahkan kursi ini untukmu. "
Selesai berkata demikian, Stanley Yan menyuruh Mason Luo, "Suruh orang beli kursi baru, lalu nanti bantu Bella Lan membawa kursi ini ke hotelnya. "
Reaksi Stanley Yan membuat Bella Lan terkejut, terkejut dan tidak senang.
Stanley Yan jelas-jelas tahu yang dia maksudkan bukanlah kursinya, tapi dia berpura-pura bodoh.
"Yang aku suka adalah kursi yang diletakan di ruangan ini, keluar dari kantor ini, kursi ini hanyalah kursi biasa, bagiku tidak berharga sama sekali. "
"Ternyata yang kamu maksudkan adalah kedudukanku. "Stanley Yan menggangguk, "Keinginan liarmu sungguh besar. "
"Dua kali. "Bella Lan mengangkat tangannya mengingatkan Stanley Yan.
"Pagi ini kamu bukannya meneruskan tidurmu, kamu secara khusus datang untuk menggodaku? Kalau begini, selamat, kamu sudah berhasil. Sekarang. Kamu boleh pergi. Aku ingin bekerja. "
Kemudian Stanley Yan mengusirnya tanpa sungkan.
Novel Terkait
Gaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangMenunggumu Kembali
NovanMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeUangku Ya Milikku
Raditya DikaKing Of Red Sea
Hideo TakashiGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraJalan Kembali Hidupku
Devan HardiUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)