Unlimited Love - Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)

"Kak, semalam kamau pergi ke mana? Kenapa tidak pulang? "

Pagi itu saat Stanley Yan sampai ke rumah, dia berjumpa dengan Jennie Bai yang langsung menghujaninya dengan pertanyaan, wajahnya terlihat serius, tampaknya, dia tidak akan membiarkan Stanley Yan pergi ke mana-mana sebelum memberinya jawaban yang jelas.

"Di hotel, bersama dengan seorang teman. "

Jawaban Stanley Yan jelas tidak dapat membuat Jennie Bai puas, "Hotel apa? Teman yang mana? Lelaki atau perempuan? "

Jennie Bai kali ini terdengar seperti detektif swasta yang sedang mengumpulkan informasi, dia bertanya secara detail pada Stanley Yan dengan tidak sabar.

"Kenapa kamu perlu bertanya sebanyak itu? Sudahlah, sudah siang, setelah makan aku masih harus mengantarkan Didi ke sekolah, dan aku sendiri masih harus pergi ke kantor. Dah. "

Stanley Yan berjalan memutar untuk menghindari Jennie Bai, tapi dia berhasil menarik lengan bajunya, dia kemudian dengan muka murung berkata, "Sebelum kakak menjelaskan lebih terperinci lagi, kakak tidak boleh pergi ke mana-mana. Kakak ipar tidak berada di sini, aku ingin membantunya mengawasi kakak, segera katakan. "

"Sudahlah jangan seperti anak kecil, kakak orang seperti apa kamu sendiri tahu bukan? Minggir. "

"Kalian...... "

"Tidak boleh, sebelum kakak memberikan penjelasan, aku tidak akan melepaskanmu. "Jennie Bai bersikeras. Didi yang berada di dekatnya juga ikut dalam keributan, dia juga memeluk kaki Stanley Yan sambil manyun, "Tidak akan aku lepaskan. "

"Kalian...... "

Stanley Yan dibuatnya geli, "Baik baik, aku takut pada kalian, sudah aku katakan, masih belum cukup? Semalam aku berada di Hotel Matahari bersama dengan Jico Li. "

"Jico Li? Teman satu SMA kakak yang pergi sekolah ke Amerika itu?" Ingatan Jennie Bai sungguh bagus, dia masih dapat mengingat semuanya, tapi dia kemudian berpikir keras , lalu berkata, "Tidak benar, semalam kakak pasti bersama dengan seorang wanita, dan lagi wanita yang bersama kakak ini adalah wanita yang sama yang kakak pernah ceritakan."

Stanley Yan akhirnya hanya bisa menyerah, hidung Jennie Bai memang tidak bisa ditipu, dia ternyata masih dapat mencium wangi parfum dari tubuhnya.

"Wanita itu juga hadir. "

"Kak, kakak tidak ada apa-apa kan dengan wanita itu? "Jennie Bai menyeritkan dahinya dan bertanya dengan tidak yakin.

"Apa yang kamu harapkan? Jangan lupa, Jico Li juga ada di sana, jangan bilang aku sendiri juga tidak ingin terjadi apa-apa, kamu pikirkan lagi baik-baik, kamu kira aku akan melakukan hal yang aneh-aneh di depan Jico Li? "Stanley Yan tertawa pahit, Jennie Bai menyeritkan dahinya, lalu mengangguk, "Kalau dipikir-pikir, benar juga. Tapi ini semua hanya cerita darimu sepihak, nanti aku akan bertanya lebih jelas lagi pada Jico Li, aku ingin tahu apakah kamu berbohong padaku. "

Jennie Bai melambaikan kepalan tinjunya pada Stanley Yan, lalu membuat ekspresi yang seram, "Kak, kalau sampai terbukti demikian, awas saja. "

"Benar, awas saja. "

Didi ikut andil dalam keramaian itu, dan ikut meneriakan kata-kata yang sama.

"Sana pergi, kenapa kamu bisa ada di mana-mana? Segera pergi makan, bisa-bisa nanti kamu terlambat. "

Stanley Yan dengan sengaja memelototi Didi, yang dipelototi bersembunyi di belakang Jennie Bai, ketakutan, dia memeluk erat pahanya sambil berkata, "Tante, ayah menjahatiku. "

"Tidak usah takut, ada tante di sini, tidak ada orang yang berani menjahati Didi. "

Jennie Bai menunduk menenangkan Didi, lalu mengangkat kepalanya dan melempar sebuah tatapan sengit pada Stanley Yan, "Kak, jangan jahat pada Didi, kalau tidak aku akan melaporkannya pada kakak ipar, agar dia bisa membereskanmu. "

Hari sungguh sudah siang, Stanley Yan sudah tidak ingin berdebat lagi, maka dia menyerah.

Setelah mengantar Didi ke sekolah, dalam perjalanan menuju ke kantor, Mason Luo dengan cemas bertanya, "Tuan muda, baru saja kenapa anda tidak memberitahu Jennie Bai semalam anda bersama dengan Bella Lan? Kalau ini semua sampai ketahuan nyonya muda, dia pasti bisa salah paham. "

"Kalau aku beri tahu, dia baru akan salah paham. "Melihat Mason Luo masih akan mengatakan sesuatu, Stanley Yan menggelengkan kepalanya, memotongnya, "Sudahlah, masalah ini cukup sampai di sini, jangan membahasnya lagi. "

"Baik, tuan muda. "Walaupun Mason Luo tidak begitu memahaminya, tapi dia mengangguk.

"Oh iya, perintahkan orang-orang untuk berhati-hati dalam bertutur kata, jangan sampai keceplosan. "

Teringat dengan percakapannya dengan Bella Lan semalam, Stanley Yan sampai sekarang masih merasa ketakutan, Bella Lan ternyata sekejam itu. Dia sudah merendahkan dirinya serendah itu, tapu Bella Lan masih juga tidak mau menyerah, tampaknya peperangan sengit antara Yan Business Group dan Perusahaan Mo akan dimulai.

Sangat disayangkan bahwa di depan raksasa Perusahaan Mo, Yan Business Group yang paling besar di kota R dan punya anak perusahaan di seluruh negeri, masih tidak ada apa-apanya.

Kalau sungguh mempersiapkan sebuah peperangan antara Yan Business Group dengan Perusahaan Mo, Stanley Yan harus mencari partner.

Di gedung tempat parkir mobil, Stanley Yan bertanya pada Mason Luo, "Apakah nyonya muda sudah sampai di Amerika? Sekarang dia tinggal di mana? "

"Sudah sampai beberapa jam yang lalu, menurut laporan dari orang yang diam-diam melindungi nyonya muda, dia sekarang tinggal di villa kediaman keluarga Mo. "

"Kediaman keluarga Mo? Kalau aku tidak salah ingat, bukankah rumah itu berada di bawah nama Bella Lan? Anak buah Bella Lan berhasil menangkapnya? "Stanley Yan menyeritkan dahinya dan bertanya dengan cemas.

"Hal ini saya sendiri belum tahu dengan jelas. Tapi kabarnya, Robin Xiao sendiri yang menjemput nyonya muda, setelah mengantarnya, dia lalu pergi. Anak buah Bella Lan tidak terlihat. "

"Bagaimana kondisi rumah kediaman keluarga Mo sekarang? "Stanley Yan bertanya tanpa memberikan komentar.

"Sekarang masih belum jelas, orang kita tidak bisa masuk dan hanya bisa menjaga dari luar saja. "Mason Luo berhenti sejenak, lalu bertanya dengan hati-hati, "Tuan muda, apa baiknya anda menghubungi nyonya muda untuk membiarkan orang kita masuk ke dalam? "

"Tidak usah, biarkan dia menjaga diam-diam, semakin sedikit orang yang tahu, semakin bagus. Nanti hubungi dia, dan suruhlah berhati-hati. Jangan sampai ketahuan. Aku khawatir Bella Lan punya maksud tidak baik kepadanya. Amerika adalah teritori Bella Lan. "

Sambil mengobrol, lift sampai ke tempat tujuan, Stanley Yan didampingi Mason Luo masuk ke dalam kantor presedir. Baru duduk belum lama, sekertarisnya datang dan mengatakan Bella Lan ada di lobi bawah, ingin bertemu dengannya.

Stanley Yan memberinya isyarat untuk memanggilnya ke atas. Setelah sekertarisnya itu pergi, Mason Luo bertanya padanya dengan bingung, "Tuan muda, kali ini untuk apa dia datang ke sini? "

"Dia datang untuk apa lagi? "Stanley Yan menggigit-gigit bibirnya.

Ketika Bella Lan membuka pintu dan berjalan masuk, Stanley Yan sedang minum kopi yang panas mengepul, mendengar suara langkah kakinya, dia hanya meliriknya, dan meneruskan menikmati kopinya.

"Tidak mempersilahkan aku duduk? "Bella Lan berjalan ke depan Stanley Yan dan bertanya sambil tersenyum.

"Banyak kursi di sini, duduklah. "Stanley Yan bangkit berdiri sambil membawa kopinya, dan berjalan menuju ke jendela.

Dari belakangnya dapat terdengar suara Bella Lan yang terdengar aneh, "Ruangan ini memang besar, tapi aku hanya menyukai kursi ini, sangat cukup besar, cukup lebar, cukup nyaman. Kalau kamu tidak keberatan, aku akan duduk di situ. "

Stanley Yan menoleh melihat Bella Lan yang sedang menepuk sandaran tangan di kursi kerjanya, dia memicingkan matanya, "Keinginanmu sungguh besar. "

"Kata-katamu manis, keinginan sebesar apa, baru bisa memiliki sebesar apa. Dunia seluas ini, kalau keinginanku kecil, sekragn tidak tahu hidup di mana aku. Tapi, menurutku kursimu ini masih sedikit kekecilan, tapi tidak masalah, aku tidak keberatan. "

Setelah berkata demikian, Bella Lan langsung duduk di kursi Stanley Yan, dan bersandar di situ. Dia kemudian memejamkan mata, "Bagus, terasa nyaman. "

Mason Luo melihat Bella Lan yang tidak punya sopan santun itu, segera bereaksi, tapi baru akan menariknya berdiri dari situ, Stanley Yan sudah memperingatkannya menggunakan tatapan matanya.

Melihat Bella Lan yang sedang menikmati kursinya, Stanley Yan berkata, "Kalau kamu menyukainya, aku akan menghadiahkan kursi ini untukmu. "

Selesai berkata demikian, Stanley Yan menyuruh Mason Luo, "Suruh orang beli kursi baru, lalu nanti bantu Bella Lan membawa kursi ini ke hotelnya. "

Reaksi Stanley Yan membuat Bella Lan terkejut, terkejut dan tidak senang.

Stanley Yan jelas-jelas tahu yang dia maksudkan bukanlah kursinya, tapi dia berpura-pura bodoh.

"Yang aku suka adalah kursi yang diletakan di ruangan ini, keluar dari kantor ini, kursi ini hanyalah kursi biasa, bagiku tidak berharga sama sekali. "

"Ternyata yang kamu maksudkan adalah kedudukanku. "Stanley Yan menggangguk, "Keinginan liarmu sungguh besar. "

"Dua kali. "Bella Lan mengangkat tangannya mengingatkan Stanley Yan.

"Pagi ini kamu bukannya meneruskan tidurmu, kamu secara khusus datang untuk menggodaku? Kalau begini, selamat, kamu sudah berhasil. Sekarang. Kamu boleh pergi. Aku ingin bekerja. "

Kemudian Stanley Yan mengusirnya tanpa sungkan.

Novel Terkait

Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu