Unlimited Love - Bab 140 Berubah Pikiran (3)

Begitu diingatkan Jennie Bai, Yesi Mo baru mengangguk, dia melepaskan tagan Jennie Bai, dan tersenyum sambil meminta maaf, "Maafkan ingatanku yang tidak begitu bagus ini, aku hampir saja lupa. Baiklah kalau begitu, ayo. "

"Apakah kita juga akan mengajak CEO Luo? "

Yesi Mo menggeleng, "Memanggil dia akan sedikit merepotkan. "

Setelah meninggalkan kantor, keduanya bersama pergi ke sebuah rumah makan suki. Mereka makan sambil berbincang-bincang.

Ketika akan sudah selesai makan, Yesi Mo tiba-tiba mendengar sebuah suara yang tidak asing, saat itu dia heboh bukan main.

Dengan cepat dia menoleh ke arah datangnya suara, dilihatnya sebuah siuet yang tidak asing, dia bangkit berdiri dengan cepat, dan berteriak, "Stanley, dia Stanley. Stanley, Stanley...... "

Yesi Mo mengejar sambil terus berteriak memanggilnya, Jennie Bai yang tidak tahu apa yang sedsang terjadi, bengong sesaat, lalu melemparkan beberapa lembar uang ratusan ribu ke atas meja, dan ikut mengejar mereka.

Di luar Yesi Mo berlari bagai kuda, air matanya seperti ratusan butir mutiara yang jatuh menetes selama dia berlari.

Jennie Bai berhasil menyusulnya setelah cukup lama, kali ini dilihatnya Yesi Mo sedang duduk diam mengamati, dengan ekspresi wajah yang bercampur, antara ingin menangis, dan tertawa senang. Orang-orang yang berjalan melintas mengira dia sudah gila, dari kejauhan, menyembunyikan diri darinya.

"Kakak ipar, kamu kenapa? Tidak apa-apa kan, jangan mengagetkanku." Jennie Bai berjongkok dan merangkul lengan Yesi Mo sambil berkata dengan tegang.

"Jennie, apa kamu tahu? Aku baru saja melihatnya, aku baru saja melihat kakakmu. "

Saat Yesi Mo berteriak di rumah makan tadi, Jennie Bai sudah mendengarnya, tapi sekarang, ketika dia mendengarnya langsung dari Yesi Mo, dia merasa hal itu mustahil.

Stanley Yan yang telah menghilang, secara tiba-tiba muncul di sini, di sebuah rumah makan?

Perlu diketahui, selama setengah tahun terakhir ini, dia sudah mendatangi rumah makan ini beberapa kali, tapi sekalipun kenapa dia tidak pernah melihat Stanley Yan?

Bagaimana bisa di hari kedua sejak kepulangan Yesi Mo, dia melihatnya? Ini sungguh tidak habis pikir.

"Kakak ipar, apa mungkin kamu salah lihat? "Jennie Bai bertanya dengan hati-hati.

"Tidak mungkin, aku tidak mungkin salah mengenalinya. Dia adalah Stanley, aku ingat siluetnya. Aku ingat suaranya. "Yesi Mo menarik tangan Jennie Bai dengan heboh dan berkata, "Siluet dan suaranya sama sekali tidak berubah, masih sama seperti dulu. Itu adalah dia, pasti dia. "

"Maksud kakak ipar, yang tadi kamu kejar itu sungguh adalah kakak? Apa mungkin siluet dan suaranya saja yang mirip dengannya? Dunia ini sangat luas, segalanya mungkin. Kakak ipar, apa jangan-jangan kamu sudah lupa dengan kakak? "

Jennie Bai menatap Yesi Mo setengah tidak percaya, dan juga tidak berani mempercayainya.

Waktu sudah berjalan lama, lalu juga tidak menutup kemungkinan Yesi Mo salah dengar dan salah lihat. Dia tidak ingin karena melihat siluet yang mirip dan suara yang mirip dengan Stanley Yan, harapan dia muncul kembali hanya untuk pupus kembali.

"I-ini...... "Yesi Mo terdiam cukup lama, akhirnya dia menghela nafas, "Mungkin aku yang salah mengenali orang. "

Jennie Bai berkata orang itu adalah orang yang mungkin selama ini dia perlukan sebagai pengganti Stanley Yan, yang sudah dirindukan dirinya maupun Didi.

Orang itu sangat mirip dengan Stanley Yan, suaranya pun juga sama sekali tidak ada bedanya dengan suaranya. Kalau di cermati baik-baik, tanpa melihat wajahnya, banyak orang tentu akan mengira dia adalah Stanley Yan.

Tapi orang itu bukanlah dia, orang itu hanyalah seorang mahasiswa yang baru lulus hampir setengah tahun yang lalu.

Sepanjang siang, Yesi Mo terus murung. Saat tiba akan pulang kantor, Marson Luo datang dan bertanya apakah Yesi Mo bersedia menghadiri sebuah acara pertunangan anak perempuan salah seorang pemilik perusahaan partner kerja malam itu.

Awalnya Yesi Mo berencana untuk tidak ikut, akhirnya, setelah Jennie Bai membujuknya, dia bersedia, sambil berusaha menghibur diri.

Sesampainya di tempat acara, yang dilihat Yesi Mo pertama kali adalah sebuah foto yang dicetak besar yang diletakan di mulut pintu.

Lelaki di foto itu terlihat asing baginya, tapi wanita itu, tidak akan pernah dia lupakan.

Kalau dia tidak salah ingat, wanita di foto itu adalah wanita yang siang itu berjalan bersama dengan lelaki yang sangat mirip dengan Stanley Yan.

Yesi Mo memandangi lelaki di dalam foto itu, setelah sekian lama, dia tidak juga mengenalnya.

Dia menyeritkan dahinya: Apa betul seperti yang dikatakan Jennie Bai, aku sudah salah mengenali orang? Atau mungkin dia bukan orang yang dilihatnya siang itu?

"Kakak ipar, sedang lihat apa? "Jennie Bai bertanya dengan penasaran sambil berjalan mendekat.

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya melihat-lihat. "

Yesi Mo menjawab sembarangan lalu menarik tangannya masuk ke ballroom.

Ketika mereka masuk, pemimpin acara sedang mengatur pengeras suara sebagai persiapan terakhir sebelum acara dimulai, tampaknya dia masih memerlukan beberapa saat lagi, baru bisa memulai acara.

Yesi Mo dan Jennie Bai duduk lalu berbincang sejenak, lalu dirinya bangkit berdiri dan pergi ke toilet.

Saat sedang berjalan menuju ke pintu, Yesi Mo kebetulan bertemu dengan calon mempelai lelaki yang baru keluar dari toilet, Yesi Mo tanpa sengaja menatapnya, dan secara tidak sengaja menghalangi jalannya.

"Maaf, tolong minggir sedikit, terima kasih. "

Sesaat kemudian, lelaki itu mengangguk, dan pergi meninggalkannya.

Sampao detik ini, Yesi Mo baru tersadar, dia dengan segera menoleh dan mengamati siluet lelaki itu yang tidak berbeda sama sekali dengan Stanley Yan, dia teringat lelaki itu juga baru saja mengatakan sesuatu, Yesi Mo lantas mempunyai firasat, dialah Stanley Yan.

"Tunggu tunggu. "Yesi Mo membuka mulutnya tanpa sadar.

Lelaki itu menghentikan langkahnya, dia memutar badannya, dan menyeritkan dahinya, "Nona, maaf, apa ada masalah? "

"Apa kamu mengenaliku? "Yesi Mo menunjuk dirinya sendiri dan bertanya dengan bimbang.

Yesi Mo sudah mempersiapkan diri untuk mendengar jawaban darinya yang akan berkata dia tidak kenal; tapi dari mulutnya keluar kata "kenal".

Yesi Mo dengan gemetar heboh, "Apa kamu mengenalku? Apa kamu sungguh mengenaliku? "

Ini adalah ketiga kalinya Yesi Mo dan dia bertemu, siang itu, dia tidak menengok, maka dia jelas tidak melihat wajahnya, dan dengan begitu tidak mungkin mengenalnya.

Itu semua berarti dia adalah Stanley Yan. Dia pasti adalah Stanley Yan. Tapi kenapa dia akan melamar perempuan lain?

Belum sampai setengah tahun, wajahnya sudah berubah. Apakah hatinya juga sudah berubah?

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu