Unlimited Love - Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)

"Itu saja? "

"Aku tidak begitu memahami urusan perusahaan. "Yesi Mo tersenyum kikuk sambil menjelaskan, "Dulu semua ini, suamiku, Stanley Yan yang mengurusnya. "

"Aku paham, akan aku usahakan sebisaku. Tenang saja, begitu ada kabar, aku akan langsung memberitahumu. "

"Apa kamu punya kuasa? "

Yesi Mo bertanya dengan tidak yakin, Rendy Mu tersenyum tak berdaya, "Lumayan, maka aku berharap kamu bisa mempersiapkan hal yang terburuk. "

"Baiklah. "Yesi Mo mengangguk dan bangkit berdiri untuk berpamitan dengan Rendy Mu, baru bangkit berdiri, dilihatnya Rendy Mu menyuruhnya duduk, "Jangan terburu-buru, aku belum selesai. "

"Ada masalah apa lagi? "

"Sebenarnya tidak ada masalah lagi, hanya ining bertanya padamu apakah kamu ada waktu? Kalau ada waktu, bagaimana kalau kita makan bersama? Hari juga sudah sore. "Rendy Mu sengaja melirik ke arah jam tangannya dan tersenyum.

"Maafkan aku, anaku masih di rumah menantiku pulang. "

"Baiklah kalau begitu, aku akan mengantarmu. "

Rendy mengantar Yesi Mo masuk ke dalam mobilnya. Tiba-tiba dia memanggil Yesi Mo, dan dengan misterius berkata padanya, "Oh iya, berita malam ini akan menarik, tontonlah. "

Yesi Mo membawa hati yang penuh tanya pergi meninggalkan Perusahaan Mu, sesampainya di rumah kediaman keluarga Mo, hari sudah mulai petang.

Didi yang sedang bermain bersama dengan Tony, melihat Yesi Mo, berlari kecil mendekatinya dan melompat ke dalam pelukan Yesi Mo, dan tidak ingin lepas darinya.

Yesi Mo berpelukan dengannya sangat lama, setelah itu dia baru melepaskan pelukannya, dan meneruskan bermain dengan Tony.

Di sofa ruang tamu, Katty Yun sambil membawa secangkir kopi di tanganya berjalan menghampirinya, tersenyum lalu bertanya, "Apakah semuanya lancar? "

"Ada sedikit maslaah. "Yesi Mo tanpa sadar menyeritkan dahinya.

"Apa butuh bantuan? Apa aku perlu menyuruh Robin untuk bertemu dengan CEO Perusahaan Mu, dia pasti bisa mengatasinya, "Katty Yun mengamati Yesi Mo dan bertanya.

"Itu akan merepotkan kalian. "

Yan Business Group adalah akar keluarga Yan, adalah keringat dan darah Stanley Yan, sekecil apa pun kesempatan yang dia punya, Yesi Mo tidak ingin perusahaan itu dibeli oleh perusahaan lain.

Dia berharap suatu hari nanti ketika Stanley Yan pulang, dia bisa mengembalikan perusahaannya itu dengan utuh.

"Kamu terlalu sungkan. Nanti aku akan menghubungi Robin. "

Selesai makan malam, Yesi Mo dan Katty Yun duduk di ruang tamu mengawasi kedua anaknya bermain, senyum bahagia menghiasi wajah mereka.

Sesaat kemudian, Katty Yun menyalakan televisi, Yesi Mo baru menyadri sudah waktunya berita lokal akan disiarkan.

"Lihat sebentar berita lokal. "

"Untuk apa? "

Katty Yun bertanya dengan penasaran, Yesi Mo menggelengkan kepalanya, "Aku sendiri juga tidak tahu, hari ini ada orang yang mengatakan padaku, berita lokal malam ini akan sangat menarik, aku ingin melihatnya. "

Katty Yun kemudian memindahkan chanel ke Washington TV. Di dalam televisi tampak dua orang yang menarik perhatian, seseorang sedang ditangkap polisi, setelah dilihat ternyata itu adalah Bella Lan.

"Bella Lan ditangkap? Bagaimana bisa>? "

Berita sudah selsai, Katty Yun bertanya pada Yesi Mo.

"Aku juga tidak tahu, coba lihat kembali. "

Katty Yun dengan cepat memutar balik, dan menonton berita itu dari awal sampai selesai. Kedua orang itu baru paham, Bella Lan ditangkap karena berkaitan dengan kecelakaan yang dialami orang tua Rico Mu. Menurut pembawa berita, Bella Lan terbukti bersalah membunuh orang tua Rico Mu, pihak kepolisian sudah mendapatkan bukti yang kuat, dan dalam waktu dekat ini akan mengirimkannya ke pengadilan.

Yesi Mo tercengang: Jangan-jangan yang dikatakan oleh Rendy Mu siang tadi adalah berita ini? Kenapa dia mengingatkannya untuk menonton berita?

Saat baru terbenam dalam lamunannya, Sara Xue menelepon.

"Sisi, bagaimana tadi percakapanmu dengan Rendy Mu? Apa katanya? "

"Sangat baik, tapi dia berkata dia tidak punya kuasa, namun dia akan berusaha. "

"Jangan khawatir, nanti aku akan meneleponnya. Aku berjanji padamu, siapa pun tidak akan bisa membeli Yan Business Group. "

Di tengah kekalutan, Yesi Mo menidurkan Didi, akhirnya sebuah telepon dari tempat asalnya datang, membawakan sebuah kabar yang mengejutkan baginya.

Yan Business Group dibeli seluruhnya oleh Perusahaan Mu, semua usahanya sia-sia.

Mendengar kabar itu, Yesi Mo patah semangat.

Dia sudah berusaha sebisa mungkin, sudah memikirkan semua cara, akhirnya masih tidak mampu untuk mempertahanka Yan Business Group.

Dini hari, Sara Xue datang ke rumahnya, begitu melihat Yesi Mo, dia langsung meminta maaf.

Melihat wajah Sara Xue, Yesi Mo menggeleng, dia memaksakan sebuah senyum dan berkata, "Tidak apa-apa, kita semua sudah berusaha sebisa mungkin. Mungkin ini memang takdir. "

Sara Xue mengerti Yesi Mo sedang bersedih, maka dia menemaninya dan tidak meninggalkannya.

Berbaring di atas tempat tidur, dia memperhatikan wajah kecil Didi yang sedang tertidur pulas, dia teringat sampai sekarang dia masih tidak tahu kabar Stanley Yan. Yesi Mo dalam hati bersedih, dia tidak tahu sepulangnya Stanley Yan nanti, dia harus bagaimana menjelaskan semua itu padanya.

Di waktu yang bersamaan, di dalam sebuah kabin, sebuah kapal yang sedang berlabuh dari kota M ke Korea Selatan.

Stanley Yan yang wajahnya dibalut dengan perban seutuhnya, sedang duduk di tepian tempat tidurnya, matanya menembus menerawang ke luar jendela, ke arah langit yang biru.

Seorang wanita yang berparas ayu datang masuk ke dalam kamarnya dan duduk di sebelah Stanley Yan, lalu bertanya, "Felix, kamu sedang lihat apa? "

"Lihat awan. "

"Apa yang indah dari awan? Kamu bukan sedang mengkhawatirkan masalah operasi bukan? Tenang saja, aku sudah menghubungi dokter operasi plastik terbaik di Korea Selatan, yang pasti bisa mengembalikanmu sama seperti dulu. "

"Vivian Luo, apa dulu aku sungguh seperti ini? "

Stanley Yan menunduk memandangi foto di tangannya itu dan bertanya dengan penasaran, di foto itu ada seorang pria tampan, tapi wajahnya itu sama sekali tidak mirip dengan wajah Stanley Yan dulu.

Wanita yang bernama Vivian Luo itu tersenyum sambil meraih tangan Stanley Yan, "Felix, kamu adalah pacarku, apa kamu rasa aku akan menipumu? Sudahlah, jangan dipikirkan lagi, tidurlah, nanti waktu kamu terbangun kita sudah akan sampai. Aku pulang dulu. "

Setelah berkata demikian Vivian Luo melepaskan tangan Stanley Yan, bangkit berdiri dan berjalan keluar.

Memunggungi Stanley Yan, supaya dia tidak bisa melihat ketegangan yang terpancar dari matanya.

"Selamat tinggal. "

Stanley Yan bangkit berdiri dan mengantarnya sampai ke mulut pintu, setelah pintu ditutup, dia baru kembali berbaring di tempat tidur.

Dua hari yang lalu, dia terbangun di sebuah ruang rawat di sebuah rumah sakit. Wajahnya dibalut dengan perban seluruhnya, dia berusaha mengingat apa yang terjadi padanya, tapi dia tidak bisa mengingatnya.

Yang lebih parah lagi, dia tidak hanya tidak bisa mengingat apa yang terjadi padanya, dia bahkan lupa siapa dia, siapa namanya pun dia tidak ingat.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu