Unlimited Love - Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
Bagi lelaki normal mana pun, yang dikatakan Vivian Luo tidak bisa lebih jelas lagi, memiliki arti nakal.
Stanley Yan berkedip, bak seekor singa yang kelaparan karena sudah lama tidak makan dan secara tiba-tiba melihat seekor buruan yang sedap di hadapannya.
Vivian Luo terkejut dengan tatapan mata Stanley Yan, dia belum pernah melihatnya seperti itu, tanpa disadarinya, dia mundur beberapa langkah dan mulai melepaskan Stanley Yan. Dia ketakutan.
Walaupun Vivian Luo sudah tidak muda lgi, tapi karena pendidikan rumahnya, sampai sekarang dia belum pernah mencicipi buah terlarang. Dia diam-diam merasa ketakutan dan di saat yang bersamaan merasa tidak sabar.
Tak selang berapa lama, hubungannya dengan Stanley Yan akan mencapai ke tahap tertingginya, dan saat itu tiba, dia tidak perlu khawatir Stanley Yan akan direbut darinya lagi, tidak perlu khawatir Stanley Yan akan meninggalkannya.
Vivian Luo tidak mengerti masa lalu Stanley Yan, tapi setelah setengah tahun bersamanya, dia sudah mendapat garis besar sifat-sifatnya.
Bahkan saat dia mengingat semuanya, saat dia bukan lagi Felix Lu dan berubah menjadi orang lain, semua ini tidak akan merubah pikirannya.
Faktanya, Stanley Yan sekarang adalah Felix Lu, selanjutnya dia hanya bisa menjadi Felix Lu, dia tidak mungkin lagi berubah menjadi orang lain.
Walaupun demikian, mengapa Vivian Luo masih tidak merasa tenang untuk memberikan dirinya seutuhnya kepadanya?
Melihat Stanley Yan yang sudah mulai terlihat ganas, dan tidak sabar untuk melahapnya, Vivian Luo memejamkan matanya perlahan, dari sudut matanya terbesit senyum suka cita, mulai dari Stanley Yan merobek busananya......
Vivian Luo dapat merasakan desiran udara dingin. Tapi darah di dalam tubuhnya yang mengalir dengan derasnya perlahan membuat rasa dingin itu menghilang, sampai tidak terasa sama sekali. Kedua tangan Vivian Luo mencengkram sprei tempat tidurnya dengan erat sambil menunggu serangan Stanley Yan yang buas itu.....
Yang Vivian Luo bayangkan semuanya sangat sempurna, tapi kenyataan yang terjadi sangatlah mengerikan.
Rencana yang disusunnya dirusak orang, tepatnya oleh dua orang pengawal wanita di rumahnya.
Vivian Luo mendadak merasa tubuhnya menjadi ringan, saat dia membuka matanya, dia melihat selembar kain sedang direntangkan ke atas tubuhnya.
Ketika tubuhnya yang halus itu dibungkus, dia juga melihat Stanley Yan yang sudah tergolek pingsan tidak jauh darinya.
"Keluar, semua keluar. "
Vivian Luo secara terus-menerus memaki dan berteriak pada pengawal wanita itu. Tapi yang diteriakinya, tidak mengatakan apa-apa, seakan tidak bisa mendengar yang dia teriakan. Salah seorang dari mereka menggulung badan Vivian Luo di dalam selimut erat-erat, yang lainnya, menggunakan seutas tali mengikatnya bersama dengan Stanley Yan.
"Apa yang sedang kalian lakukan? Lepaskan dia, pergi, "Vivian Luo berteriak dengan parau, meronta, tapi sama sekali tidak membuat perubahan, "Apa kalian tuli? Tidak dengar apa yang aku katakan? Pergi, aku suruh kalian pergi. "
"Apa sudah cukup? "
Melihat Vivian Luo meronta semakin liar, dan berteriak semakin keras, Maxim Luo berjalan masuk dengan wajah muram, di belakangnya kepala pelayan mengikuti dengan hati-hati.
Di dunia ini satu-satunya yang Vivian Luo paling takutkan adalah Maxim Luo.
Walau tampaknya, biasanya Maxim Luo sangat memanjakannya, tapi menghadapi rengekannya, Maxim Luo sungguh tegas. Maxim Luo hanya perlu memandangnya dengan tajam dan Vivian Luo sudah kehilangan keberanian untuk maju berperang.
Tapi demi mempertahankan Stanley Yan, Vivian Luo masih saja memberanikan diri untuk bernegosiasi dengan Maxim Luo.
"Ayah, aku tidak ribut. Apa ayah bisa menyuruh mereka keluar? Urusanku belum selesai. "
"Belum selesai? Apa kamu sadar apa yang sedang kamu katakan? Apa kamu menyadari apa yang sedang kamu perbuat? "Maxim Luo mendengus dengan marah, kemudian menyuruh kepala pelayannya untuk mengambilkannya kursi dan duduk.
"Aku tahu apa yang aku katakan. Aku juga mengerti apa yang sedang aku perbuat. Ayah, aku sudah dewasa, bukan anak kecil yang tidak tahu apa-apa lagi. Tolong ayah jangan ikut campur dengan urusanku. "
"Jangan ikut campur? "Maxim Luo mendengus lagi, dia marah sampai bibirnya bergetar tidak terhenti, "Kamu memang sudah dewasa, sayapmu sudah cukup kuat untuk membawamu terbang. Tapi ayah beritahu, bagaimanapun juga kamu adalah anak perempuanku, semua urusanmu, aku berhak mencampuri. Kamu ingin aku untuk tidak mencampuri urusanmu, boleh, lakukan sesuatu yang bisa diandalkan. Tunjukan padaku apa yang bisa kamu lakukan? "
Menunjuk Stanley Yan yang tubuhnya mulai memerah dan masih dalam keadaan pingsan itu, nada bicara Maxim Luo tanpa sadar bertambah keras.
"Hal sehina ini pun kamu bersedia melakukannya, kalau sampai hal seperti ini bocor keluar, kamu mau meletakan muka ayah di mana? " Maxim Luo berkata demikian sambil tangannya menepuk wajahnya perlahan.
"Asalkan orang yang ada di sini sekarang tidak mengatakan apa-apa, orang-orang lain tidak akan...... "tahu.
"Cukup! Kamu mungkin sudah tidak tahu malu, tapi aku masih perlu muka. Aku beritahu, selama aku masih hidup, behati-hatilah dalam bertindak, kalau sampai aku mendapati kamu berbuat seperti hari ini lagi, aku tidak akan menganggapmu sebagai anaku lagi. "Maxim Luo bangkit berdiri sambil melotot dengan sadis pada Vivian Luo, memelototinya sampai dia tidak berani mengangkat wajahnya.
"Bawa dia pergi. "Maxim Luo beranjak pergi dari situ sambil memberi perintah pada kedua orang pengawal wanita itu.
"Ayah, ayah mau membawanya ke mana? "Vivian Luo mengangkat kepalanya tiba-tiba, lalu memohon padanya, "Ayah, jangan bawa dia pergi. Aku mohon, jangan sakiti dia. Ini semua salahku, akulah yang..... "
Melihat anak perempuannya memohon seperti itu, hati Maxim Luo juga terasa tidak enak.
Dia memejamkan matanya, menarik nafas panjang, kemudian berkata, "Tenang saja, aku tidak akan melakukan apa-apa padanya. Di mata orang banyak, dia ini adalah calon menantuku. Tapi...... "
"Tapi apa? "Vivian Luo menegang, dia menatap wajah tanpa ekspresi Maxim Luo itu.
"Besok dia harus tinggal di luar. Mulai dari sekarang sampai hari pernikahan kalian berdua, kalian tidak boleh bertemu empat mata, lebih-lebih berduaan di dalam kamar. "
Maxim Luo tidak bisa dibilang berhenti membencinya, tapi ini semua telah menggagalkan semua rencana Vivian Luo.
Vivian Luo menatap ayahnya dengan bengong dan tidak percaya.
Sampai Maxim Luo beranjak pergi dari situ, Vivian Luo baru tersadar kembali, dia melepaskan ikatannya, dan mengejarnya keluar. Dia mengejar sampai ke ruang baca Maxim Luo. Mereka berbincang cukup lama. Akhirnya, Vivian Luo tidak juga berhasil untuk merubah pikiran ayahnya, sehingga dia hanya bisa pulang ke kamarnya sambil menggerutu.
Di ujung koridor lantai dua, di mana kamar mandi dan kamar tamu yang ditempati Stanley Yan berada, Stanley Yan yang terbungkus seperti lontong terbaring di dalam bath-up yang penuh dengan air dingin, wajahnya yang sudah mulai lusuh itu masih terus meneteskan air.
Tidak jauh dari situ, dua orang pengawal pria menjaganya, sepanjang malam Stanley Yan disiksa tanpa henti. Semua itu berakhir setelah matahari mulai tampak di ufuk timur.
Dia tidak mengucapkan apa-apa sejak dia sadar, walaupun dia ingin membuka mulutnya, tapi dia menahan semuanya itu.
"Lepaskan aku. "
Stanley Yan yang mulai gemetar akhirnya membuka mulut, sekujur tubuhnya yang sepanjang malam basah sudah mulai berkerut, tapi sorot matanya masih tetap tajam.
Seorang pengawal menghampirinya dan memeriksanya. Setelah memastikan Stanley Yan sudah benar-benar sadar sepenuhnya, dia baru mengeluarkannya dari bath-up, melepas ikatannya, dan berkata, "Tuan Lu, maafkan kita. Kita hanya menjalankan perintah. "
Bibir Stanley Yan masih gemetar, dia menggelengkan kepalanya dengan kuat, "Aku tidak menyalahkan kalian. Keluarlah, aku akan berganti baju terlebih dulu. "
"Baiklah, kami akan menunggu di luar pintu, kalau ada apa-apa, panggil kami. "
Setelah pengawal itu keluar, Stanley Yan dengan susah payah berjalan terhuyung ke lemari pakaiannya, saat dia membukanya, lemari pakaiannya kosong.
Dia menyapukan pandangannya ke sekeliling ruangan, lalu dia mendapati di atas tempat tidurnya, dua buah koper tergeletak di sana.
Di dalamnya, sudah tertata dengan rapi baju-baju bersih. Selesai bertukar baju, Stanley Yan merasa matanya sangat berat, Stanley Yan baru akan membaringkan diri ke atas tempat tidur dan beristirahat sejenak, ketika terdengar suara ketukan pintu.
Maxim Luo berjalan masuk, dia menyeritkan dahinya dan mengangguk pada Stanley Yan, "Tampaknya, kamu sudah sadar sepenuhnya. Apa kamu tahu apa yang terjadi semalam? "
"Kira-kira. "Stanley Yan mengangguk, "Tuan Luo, terima kasih atas apa yang anda lakukan semalam. "
"Tidak usah berterima kasih. "Maxim Luo menggelengkan kepalanya dengan dingin, "Aku tidak ingin anak perempuanku kehilangan harga dirinya. "
Stanley Yan mengangguk, "Aku paham. "
"Baguslah kalau begitu, aku sudah menyewakan sebuah apartemen untukmu, sebuah apartemen dengan 2 kamar, di situ kamu akan tinggal bersama dengan penyewa yang lain. Sekarang kamu langsung pindah ke sana. Sebelum pernikahanmu dengan Vivivan, aku tidak ingin terjadi hubungan seperti itu di antara kalian berdua. "Maxim Luo mengedipkan matanya, "Sebaiknya kamu ingat baik-baik, kalau kamu tidak bisa mengatur diri, aku hanya bisa mengaturmu, kalau sampai demikian, sebaiknya kamu tidak menyesal. "
Ancaman Maxim Luo dapat terdengar dengan jelas dari perkataannya, tapi Stanley Yan tidak memperdulikannya, dia hanya tersenyum pahit, "Sesungguhnya, aku juga tidak ingin hal seperti itu terjadi. Maka anda tidak usah khawatir. "
"Aku tidak mengkhawatirkanmu, aku mengkhawatirkan Vivian. Aku kira kamu mengerti maksudku. "Setelah berkata demikian, ekspresi Maxim Luo berubah tenang, "Baiklah, kamu sekarang pindahlah ke sana. Aku akan menyuruh orang untuk mengantarmu. "
Dengan kepergian Maxim Luo, dua orang pengawal yang menjaga di luar, berjalan masuk, kemudian membantu Stanley Yan membawakan kopernya.
Saat sampai di lantai bawah, dari kejauhan, dilihatnya Vivian Luo sedang duduk di sofa ruang tamu. Stanley Yan dengan wajah seperti biasa, menyapanya sambil mengangguk, "Selamat pagi Vivian. "
"Felix, selamat pagi. Kejadian semalam...... "Wajah Vivian Luo memerah, dia tertunduk malu, dan berkata, "Maafkan aku, sudah menyakitimu...... "
"Apa yang terjadi semalam? Kenapa aku tidak ingat sama sekali? "
Novel Terkait
Mata Superman
BrickAku bukan menantu sampah
Stiw boyMy Enchanting Guy
Bryan WuDark Love
Angel VeronicaMy Cute Wife
DessySederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaAdore You
ElinaIstri ke-7
Sweety GirlUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)