Unlimited Love - Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
"Yesi! "
Suara Levy Song menyadarkan Yesi Mo dari lamunannya, dia menoleh, dan dilihatnya Levy Song sedang menyeritkan dahi dan berjalan mendekatinya. Yesi Mo menahan diri dan memaksakan sebuah senyum lalu bertanya, "Ibu, ada apa? "
"ibu dengar dari Rico Mu, katanya kamu sudah menerima lamarannya?" Levy Song meihat Yesi Mo dengan bingung lalu bertanya, "Yesi, apa kamu sudah memikirkannya matang-matang? Pernikahan bagi seorang wanita adalah sesuatu yang sangat penting, tidak boleh sembarang memutuskan, kalau tidak, seumur hidupnya akan kacau! "
"Ibu, aku... "Yesi Mo tidak tahu harus mengatakan apa.
Apa Levy Song memahami apa yang dia katakan, tapi apa dia sekarang punya pilihan lain?
Dia bisa saja tidak menikah dengan Rico Mu, tapi yang terlihat di depannya sekarang setiap dia membuka matanya hanyalah gambaran Stanley Yan yang mendekam di penjara, Stanley Yan yang terluka, dan bahkan kehilangan nyawanya.
Dia tidak menginginkan sesuatu terjadi pada Stanley Yan. Dia lebih tidak ingin lagi, Sandy di umurnya yang masih kecil sudah tidak memiliki ayah.
Demi Stanley Yan, demi Sandy, apapun akan dilakukannya, bagaimana pun besar kesedihan yang akan dia alami, dia hanya bisa menyerah pada Rico Mu, karena tidak ada pilihan lain.
"Yesi, ibu tahu kamu tidak memiliki perasaan apa pun pada Rico Mu, maka beberapa tahun ini, ibu dan ayahmu juga tidak pernah memaksamu! Bahkan sebisa mungkin menunda pernikahanmu, karena ibu tidak ingin kamu menyesal di kemudian hari! "Levy Song duduk di sebelah Yesi Mo, dia meraih tangannya dan berkata, "Yesi, apa kamu yakin kamu sudah mempertimbangkannya baik-baik? "
"Aku... "Yesi Mo menatap wajah Levy Song yang penuh perhatian, dia kemudian dengan berat hati mengangguk, "Sudah aku pikirkan baik-baik! "
"Sungguh sudah kamu pikirkan baik-baik? "Levy Song masih tidak merasa puas dengan jawaban Yesi Mo, sehingga dia bertanya sekali lagi.
"Sungguh, aku sudah memikirkannya baik-baik! Rico adalah calon suamiku, aku sebenarnya sekarang pun sudah terhitung menikah dengannya! Aku sudah membuatnya menunggu sekian lama, tidak mungkin bagiku untuk secara egois membuatnya menunggu lebih lama lagi! Seperti ini tidak adil baginya, dan juga... "Yesi Mo tertawa pahit, "Umurku sudah tidak muda lagi, aku seharusnya sudah membina rumah tanggaku sendiri! "
"Kamu sungguh berpikir seperti itu? Tapi bukannya kamu selama ini tidak memiliki perasaan apa pun pada Rico Mu? "
Levy Song menatap dalam-dalam Yesi Mo sambil bertanya, hati Yesi Mo tergerak dibuatnya, tapi dia masih bersikukuh menjawab, "Perasaan akan bisa ditumbuhkan seiring berjalannya waktu! Rico Mu sangat baik terhadapku, aku yakin, suatu saat nanti aku juga akan punya perasaan padanya! "
"Tapi... "Levy Song seakan mau mengatakan sesuatu, tapi pada akhirnya mengurungkan niatnya.
"Kamu sebaiknya memikirkannya lagi baik-baik! Apa pun keputusanmu, ibu dan ayahmu akan mendukungmu, dan memberimu dukungan yang paling kuat! "Mata Levy Song berkilat-kilat menatap Yesi Mo, lalu dengan lembut berkata, "Harapan terbesar ibu dan ayahmu dalam kehidupan ini adalah kebahagiaan untukmu, tidak ada yang lebih penting daripada itu! "
"Hmph! Terima kasih, ibu! "Yesi Mo masuk ke dalam pelukan Levy Song, dia merasa air matanya mulai membasahi pipi.
Setelah keluar dari kamar Yesi Mo, Levy Song menghela nafas tak berdaya, dia lantas pergi ke kamar Wirawan Mo.
"Wirawan! "
"Kamu sudah kembali? "Wirawan Mo mendongak menatapnya dan bertanya dengan halus.
"Hmph! "Levy Song mengangguk lalu duduk di sebelahnya.
"Apa kata Yesi Mo? "
"Yesi Mo, dia berkata... "
Levy Song menceritakan semua yang dia perbincangkan dengan Yesi Mo. Dia kemudian menyeritkan dahinya dan bertanya, "Wirawan, menurutmu kenapa Yesi Mo bisa tiba-tiba berpikiran terbuka? "
"Bukankah itu hal yang bagus? "Wirawan Mo bertanya balik sambil tersenyum.
"Baik, tapi Wirawan, Yesi, dia adalah... "Levy Song berhenti di tengah kalimatnya, dia lalu menghela nafas, "Aku khawatir dia akan menyesalinya! Wirawan, bagaimana kalau besok kamu membantuku untuk menasehatinya lagi, aku tidak ingin Yesi hidupnya tidak bahagia!"
"Menasehatinya tidak akan berguna! "Wirawan Mo menggelengkan kepalanya, dan berkata tanpa ekspresi.
"Lantas apa yang harus kita lakukan? Apa kita harus membiarkannya sembarangan seperti ini, menikah dengan Rico? Bagaimana kalau setelah menikah, Yesi teringat dengan masa lalunya? Yesi pasti akan bersedih. Sebagai seorang wanita, aku bisa memahami cara pikir
Yesi! "
Wirawan Mo menarik tangan Levy Song, dia kemudian tersenyum, "Baiklah, jangan khawatir! Sebenarnya masalah seperti ini sangat mudah solusinya. Besok aku akan berbicara dengan Yesi! "
"Wir, apa kamu sedang berencana untuk... "Levy Song menatap Wirawan Mo dengan tajam, "Apa Yesi Mo tidak akan ada pilihan lain selain menyetujuinya? '
"Tidak peduli apakah dia akan menyetujuinya, itu adalah masa lalunya, itu adalah haknya untuk mengetahuinya! Mengenai pilihannya setelah itu, itu semua hak dia, dan aku akan menghargai pilihannya itu!" Mata Wirawan Mo berkilat sambil mengatakan itu semua.
Semalaman, tidur Yesi Mo tidak tenang, dia memimpikan dirinya menikah dengan Rico Mu, dia memimpikan Sandy yang tiba-tiba muncul di pesta pernikahannya, dan menangis sambil memanggil-mangil dia ibu, memohon padanya untuk tidak menikah dengan Rico Mu, berkata dia tidak ingin dirinya tumbuh tanpa seorang ibu.
Sandy cilik di mimpinya yang menangis sedih membuat hati Yesi Mo teriris, saat dia terbangun, air mata membasahi wajahnya, membasahi bantalnya.
Dia duduk di atas tempat tidur, memikirkan kejadian di dalam mimpinya, Yesi Mo sangat sedih, tetes demi tetes air mata mulai berjatuhan.
Keesokan harinya, Yesi Mo baru bangkit duduk di atas kasurnya, dan saat dia berjalan ke kamar mandi, dilihatnya bayanganya di cermin, matanya memerah, kantung matanya menebal, Yesi Mo berusaha menekan dan menyembunyikan kesedihannya itu dalam-dalam.
Saat akan keluar dari kamarnya, dia sengaja mengenakan kacamata berwarna, dia tidak ingin Wirawan Mo dan Levy Song melihatnya seperti itu dan membuat mereka khawatir.
Sesampainya di ruang makan, Wirawan Mo dan Levy Song baru saja duduk, ketika mereka melihat Yesi Mo, Levy Song bertanya dengan cemas, "Yesi, kenapa kamu pagi-pagi begini sudah mengenakan kacamata? "
Menanggapi pertanyaannya itu, Yesi Mo menjawab, "Mataku sedikit tidak enak, tidak tahan terkena paparan cahaya terang! "
"Bagaimana bisa? Sini tunjukan pada ibu! "Levy Song berkata demikian sambil berjalan mendekat, hendak melepaskan kacamata Yesi Mo. Yesi Mo yang terkejut, segera mundur beberapa langkah dan menggeleng, "Ibu, aku tidak apa-apa. Sepertinya hanya sedikit iritasi, nanti aku akan menetesinya dengan obat tetes mata! "
"Sungguh? "Levy Song masih tidak tenang, "Begini saja, nanti ibu akan menemanimu ke rumah sakit untuk periksa. Dengan begitu ibu akan tenang. "
"Tidak usah! Aku nanti akan pergi memilih gaun pengantin bersama dengan Rico, tidak ada waktu untuk pergi ke rumah sakit! "
"Bagaimana bisa seperti itu? Mana yang lebih penting, kesehatanmu atau memilih gaun nikah? Gaun nikah bisa sewaktu-waktu dipilih, kalau sampai ada masalah kesehatan, maka itu akan jadi masalah seumur hidupmu! "
Bagi Levy Song, tidka ada yang lebih penting daripada anak perempuannya ini.
"Ibu, aku tahu! Ini bukan masalah besar, nanti aku... "Kalimatnya belum selesai dia ucapkan, ketika Rico Mu berjalan masuk ke ruang makan, "Paman, bibi, Yesi, kalian belum makan? "
"Rico, kamu sudah datang! "Levy Song mengangguk, dia mengangkat alisnya kemudian berkata, "Rico, mata Yesi sedang sakit dan sensitif terhadap cahaya terang, hari ini kalian tidak usah pergi memilih gaun pengantin terlebh dahulu! Aku akan membawanya periksa ke rumah sakit! "
"Apa? Mata Yesi sakit? "Wajah Rico Mu cemas, "Apa yang terjadi, Yesi? "
"Aku tidak apa-apa "Yesi Mo menggeleng, "Ibuku terlalu berlebihan, ini hanya sedikit iritasi saja, tidak usah pergi ke rumah sakit, sedikit obat tetes mata juga akan menyelesaikan masalahnya! "
"Mana bisa seperti itu? Ini harus segera di bawa ke rumah sakit! Masalah kesehatan tidak boleh dianggap remeh! "
Sikap Rico Mu membuat Levy Song puas, dia menatap Yesi Mo dan berkata, "Kamu lihat, Rico Mu sendiri saja juga mengatakan hal yuang sama, kamu jangan keras kepala! Dengarkan ibu! Segera makan, nanti kita akan pergi ke rumah sakit! "
"Rico, apa kamu sudah makan? Tinggalah di sini dan ikut makan bersama kami! "
"Baik! "Rico Mu menyetujui dengan patuh. Setelah makan, Levy Song baru akan naik dan bertukar baju, Rico Mu mencegahnya, "Bibi tidak usah repot! Biar aku saja yang mengantar Yesi ke rumah sakit! "
"Baiklah kalau begitu! "Levy Song ragu sejenak lalu mengangguk, Rico Mu berjalan mendekat Yesi Mo dan meraih tangannya, "Yesi, ayo kita pergi! "
Yesi Mo awalnya berniat menarik tangannya, tapi Rico Mu lebih cepat, dia dengan segera menggenggam tangan Yesi Mo dengan erat, dan menariknya keluar.
"Hati-hati di jalan, beri aku kabar begitu tahu apa yang terjadi! "
Dari belakang mereka dapat mendengar suara Levy Song berpesan, Rico Mu menoleh dan tersenyum lalu berjanji, "Baiklah bibi, bibi tidak perlu khawatir! "
Setelah masuk ke mobil dan meninggalkan rumah keluarga Mo, senyum di wajah Rico Mu perlahan pudar, perlahan dia menaikan alis dan bertanya dengan cemas, "Matamu tidak kenapa-kenapa? Sini tunjukan padaku! "
Melihat tangan Rico Mu yang terjulur hendak melepas kacamatanya, Yesi Mo dengan segera menepis tanganya, "Aku tidak apa-apa! "
"Tidak apa-apa bagaimana? Jangan bergerak! "
Rico Mu secepat kilat melepas kacamata Yesi Mo, melihat matanya memerah, dia menyeritkan dahi dan bertanya, "Kamu tidak bisa tidur semalam? "
"Aku insom! "Yesi Mo menghela nafas, menjawab.
"Kalau begitu, tidurlah sekarang! Nanti sesampainya di rumah sakit, aku akan membangunkanmu! "Rico Mu menyerahkan kacamatanya kembali pada Yesi Mo, dan menyuruhnya tidur.
Yesi Mo mengenakan kacamata itu dan menggeleng, "Tidak usah. Aku tidak apa-apa! Kita tidak perlu pergi ke rumah sakit! Aku hanya tidak tidur nyenyak! "
"Tidak bisa begitu, kita harus pergi ke rumah sakit! Kalau tidak bibi bisa khawatir! "
Novel Terkait
Dewa Perang Greget
Budi MaMy Secret Love
Fang FangBack To You
CC LennyEverything i know about love
Shinta CharityBretta’s Diary
DanielleUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)