Unlimited Love - Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)

“Saat itu aku mengabaikan dan tidak berbicara dengan jelas. Sebenarnya aku berhutang budi pada Yesi.” Melihat raut Stanley Yan yang mau mendengarkannya dengan lebih rinci, Andrew Ling pun dengan mudah menjelaskan bahwa Yesi Mo yang menyelesaikan urusan di masa lalu saat Sonson sakit dan harus dioperasi.

“Aku tidak terbiasa berhutang budi pada orang lain, jadi walaupun kamu tidak setuju, kali ini aku harus turun tangan.”

“Yesi adalah Yesi, aku adalah aku. Tidak bisa dicampur aduk.”

“Tidak.” Andrew Ling menggeleng, “Kalian adalah satu, kalian adalah suami istri. Walaupun kamu lupa masa lalumu tetap tidak bisa merubah segalanya.”

“Aku ulangi sekali lagi, aku tidak membutuhkannya.”

“Bisakah kamu tidak perlu begitu jaga jarak? Aku tidak ada niat jahat. Kalau tidak, mana mungkin aku bisa duduk tenang denganmu sekarang dan membicarakan mengenai hal ini?”

“Mungkin apa yang kamu katakan itu benar, tapi aku tidak membutuhkannya. Setidaknya untuk saat ini.”

Sebenarnya, ucapan Andrew Ling sedikit menggerakkan hatinya. Tapi Stanley Yan sangat berhati-hati, ia tidak yakin dengan maksud sebenarnya dari ucapan Andrew Ling.

Walaupun semuanya benar dan Andrew Ling memang tulus ingin membantunya mendapatkan kembali ingatannya yang hilang, Stanley Yan tetap tidak bisa menerimanya.

Setidaknya karena ia belum bisa sepenuhnya menyingkirkan benda terkutuk itu. Ia tidak ingin terlalu banyak orang melihat kondisinya yang menyedihkan dan lemah. Itu sebabnya beberapa hari yang lalu ia meminta Marson Luo untuk tidak datang kembali dan tidak membiarkan Yesi Mo datang menjenguknya.

“Baiklah. Kalau begitu, ingat untuk langsung meneleponku saat kamu membutuhkannya.” Andrew Ling lalu mengambil selembar kartu nama dari pria bertubuh tinggi besar di belakangnya dan memberikannya pada Stanley Yan, “Ini kartu namaku.”

Andrew Ling datang dengan agresif, namun harus pulang dengan tangan hampa.

Saat Stanley Yan menemukan dua pria yang menjaganya, mereka ternyata sedang tertidur di kamar pelayan di lantai bawah. Mereka tetap tidak terbangun dengan cara apapun.

Menyadari bahwa kedua orang itu tidak akan terbangun untuk waktu yang cukup lama, ia pun membalikkan tubuhnya dan berjalan naik ke lantai atas untuk menelepon Marson Luo. Ia menjelaskan dengan singkat apa yang barusan terjadi dan untuk sekarang masalah ini pun ia dorong ke sudut pikirannya.

Ketika Yesi Mo mengetahui dari mulut Marson Luo bahwa Andrew Ling muncul di tempat dimana Stanley Yan sekarang tinggal, raut wajahnya pun membeku untuk sesaat sebelum akhirnya alisnya mengernyit.

Ia tidak percaya Andrew Ling bisa sedemikian baik hatinya. Kalau bukan karena Andrew Ling yang sudah pergi, Yesi Mo takut ia saat ini juga akan segera datang menghampiri.

“Nyonya muda, apakah sebaiknya kita memindahkan tuan muda ke tempat lain?”

“Tidak perlu. Karena Andrew bisa menemukan Stanley, pasti ia sudah mengatur orang untuk mengawasi gerak-gerik kita sedari awal. Dengan kondisi yang seperti ini, meskipun kita memindahkannya ke tempat lain, ia pasti akan dengan cepat menemukannya lagi."

“Apa yang kamu katakan itu benar, tapi bagaimana kalau Andrew bermaksud buruk pada tuan muda?” tanya Marson Luo khawatir.

“Ini yang menjadi sebuah pertanyaan.” Yesi Mo berpikir sejenak lalu mengangkat kepalanya, “Begini saja, aku akan menyuruh orang untuk mengundangnya makan malam bersama untuk diam-diam memahami tujuannya. Sementara itu, kamu perketat penjagaan di sekitar vila Stanley. Jaga ia baik-baik tapi jangan sampai ketahuan.”

Ketika mendapatkan kabar bahwa Yesi Mo mengundangnya untuk makan malam bersama, Andrew Ling sedang berada di sebuah kedai kopi untuk minum kopi bersama dengan seorang wanita.

Ia menoleh untuk melihat asistennya sekilas, lalu mengibaskan tangannya untuk menyuruh asistennya keluar lebih dulu. Andrew Ling kemudian menatap wanita di hadapannya dan bertanya, “Nona Luo, bagaimana menurutmu?”

Vivian Luo menatap Andrew Ling dengan ragu dan bertanya, “Kamu benar-benar bisa mengeluarkan ayahku?”

“Aku cukup yakin.” jawab Andrew Ling sambil tersenyum.

Begitu mendengarnya, Vivian Luo pun menundukkan kepalanya dan berpikir untuk waktu yang cukup lama. Ia lalu mengangkat kepalanya, “Kalau begitu, aku akan berterima kasih padamu terlebih dulu. Apa yang ingin kamu dapatkan?”

“Properti keluarga Luo.”

“Apa kamu bilang?” Vivian Luo membelalakkan matanya, tidak percaya bahwa Andrew Ling bisa dengan begitu mudahnya membuka mulutnya dan meminta permintaan yang kelewat batas itu.

“Aku bilang aku akan membantu mengeluarkan ayahmu dengan imbalan properti keluarga Luo.”

“Aku menolak.”

Melihat sikap tegas Vivian Luo, Andrew Ling tertawa, “Nona Luo jangan gegabah menolakku. Kamu harus tahu bahwa ini satu-satunya kesempatanmu untuk menyelamatkan ayahmu. Selain aku, tidak ada orang lain yang mau melakukannya.”

“Anggap saja memang begitu, tapi permintaanmu juga terlalu kelewatan. Kalau properti keluarga kami kuberikan padamu, meskipun ayahku keluar, apa yang bisa kami makan dan minum?” Ini adalah alasan mengapa Vivian Luo menolak Andrew Ling.

Vivian Luo sudah berkonsultasi pada salah seorang teman baiknya yang merupakan pengacara. Dengan kondisi seperti yang ayahnya alami, hukuman paling buruk adalah dipenjara. Sebagian besar perusahaan Luo akan dijual, namun ia tetap bisa mendapatkan sebagian dari saham perusahaan. Uang yang ia dapatkan cukup baginya untuk menghabiskan sisa hidupnya dengan nyaman.

Ia sudah terbiasa hidup dengan nyaman, jika tiba-tiba ia kehilangan segalanya, setiap hari saat ia baru membuka matanya ia sudah harus berjuang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ia sama sekali tidak dapat menjalani kehidupan yang seperti ini barang sehari pun.

“Jangan khawatir, aku akan memberikanmu uang. Uang ini cukup untukmu menghabiskan sisa hidupmu dengan nyaman. Tentu saja kalau kamu bersedia, kamu juga bisa memberikan uang ini untuk Presdir Luo. Aku pikir dengan kemampuan Presdir Luo, uang ini cukup sebagai dasar pijakannya untuk memutarbalikkan kondisi.”

“Ini...” Vivian Luo tercenung. Setelah memikirkannya, ia pun menggertakkan gigi dan mengambil keputusan, “Aku setuju. Tapi, kamu harus membantuku menemukan Felix.”

“Tidak masalah.” Andrew Ling tersenyum, “Kalau begitu, kita jangan buang-buang waktu lagi. Hari ini juga aku akan menyuruh orang untuk membuat surat kesepakatan yang akan kita tandatangani besok pagi. Barulah pada saat itu aku akan memberitahumu lokasi keberadaan Felix Lu. Tapi apa kamu bisa membawanya kembali ke sisimu atau tidak, itu semua tergantung pada kemampuanmu.”

Ketika Andrew Ling makan malam bersama Yesi Mo, ia pun langsung memberitahukan perihal kesepakatannya dengan Vivian Luo saat Yesi Mo belum membuka suara.

Yesi Mo menatapnya dengan terkejut dan bertanya, “Kenapa memberitahuku soal ini?”

“Aku rasa aku tidak perlu menyembunyikannya darimu. Bagaimanapun juga, yang aku pedulikan hanyalah properti keluarga Luo. Mati dan hidup Maxim bukanlah urusanku. Tentu saja aku juga ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk berterima kasih padamu atas bantuanmu mengurus masalah Sonsonku selama di rumah sakit.”

“Ah, ini pertama kalinya aku melihat seseorang berterima kasih dengan cara seperti ini.” Raut wajah Yesi Mo terlihat dingin, hatinya tidak merasa senang.

“Melihat responmu, sepertinya kamu tidak mengerti maksudku.” Andrew Ling tertawa pelan, “Menurutmu mana yang lebih mudah, menghancurkan perusahaan Maxim, atau membiarkan orang menipu dan mengambil uang dari tangan Vivian? Selama kamu bekerja dengan benar, aku yakin tidak sampai dua hari, Vivian akan menjadi orang miskin dan hidup di jalanan. Ia akan hidup tanpa pakaian dan tanpa makanan, jangankan menolong ayahnya, Maxim. Menolong diri sendiri saja tidak mampu.”

Yesi Mo tahu Andrew Ling adalah seseorang yang kejam dan tidak berkeperimanusiaan, tapi ia tidak menyangka ternyata pria itu bisa menjadi sekejam ini.

Ini jelas-jelas menghalakan segala cara untuk mencapai tujuan dan juga menghajar orang yang sudah terkapar, namun Yesi Mo tidak menolak. Dibandingkan dengan apa yang Vivian Luo perbuat pada Stanley Yan, apa yang Andrew Ling lakukan ini bukanlah apa-apa.

Setelah ragu sesaat, Yesi Mo pun mengangguk dan tersenyum pada Andrew Ling, “Kalau begitu, aku tunggu kabar baik darimu.”

Novel Terkait

Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu