Unlimited Love - Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)

Stanley Yan dengan langkah besar datang menarik tangan Robin Xiao, dari matanya terlihat api yang membara, “Lepaskan!”

Robin Xiao setengah mati tidak mau melepaskannya, dan sebaliknya malah semakin erat menggenggamnya, kedua laki-laki ini seketika beradu dalam api emosi.

Dan ini sangat menyakitkan bagi Angie Qin, air matanya seakan akan luruh, tetapi kedua orang itu tidak menyadarinya sama sekali, dan terus bersaing satu sama lain.

“Kalian cukup ya? Lepaskan, sakit!”

Dari kedua mata Angie Qin terlihat air mata yang akan luruh, dengan wajah kesakitan berteriak pada mereka, Robin Xiao dan Stanley Yan saat ini baru menyadarinya, keduanya tanpa sasar melepaskan tangan Angie Qin, dan mendekatinya menanyakan keadaannya.

“Menyingkir dari sini, aku tidak ingin melihat kalian!”

Menghadapi kemarahan Angie Qin, Robin Xiao dengan menggertakan gigi emosi melototi Stanley Yan, dan Stanley Yan sendiri tidak meliriknya, dia dengan lembut menarik tangan Angie Qin, dan terus mengucapkan kata maaf.

“Ada apa? Ada apa? Tadi masih baik-baik saja, sekarang ribut apa?”

Nenek Yan dengan langkah besar menghampiri mereka, bertanya dengan wajah yang kelam.

“Nenek, barusan...”

Robin Xiao baru mau membuka suara, tapi nenek Yan langsung melototinya, menyuruhnya diam, dan melihat ke arah Stanley Yan, “Stanley, katakan!”

“Nenek, tidak ada apa-apa!”

Yang mengejutkan Angie Qin dan Robin Xiao adalah Stanley Yan bisa-bisanya meremehkan apa yang baru saja terjadi dan tidak menceritakan permasalahannya, dia hanya menjawabnya dengan asal-asalan.

Nenek Yan mengerutkan kening menatap ketiga orang itu dengan tatapan aneh, sebuah pencerahan melintas dari matanya dan dia tersenyum, “Baguslah kalau tidak ada apa-apa! Robin, sudah malam! Pulanglah!”

“Nenek, aku...” Robin Xiao tidak terima, terus menatap pergelangan tangan Angie Qin yang lebam dan ingin bersikeras tetap disana.

“Aku apa aku? Jadi kata-kata nenek sekarang ini sudah tidak ada gunanya ya?”

Melihat wajah nenek yang muram, Robin Xiao cepat menundukan kepala, “Maaf, nenek! Aku sekarang juga pulang!”

Ekspresi nenek mulai membaik, dan hanya berdehem membalas perkataannya.

Robin Xiao membalikan badan dan pergi keluar, sampai di depan pintu dia tiba-tiba berbalik dan menatap tajam Stanley Yan. Dari matanya terlihat kemarahan dan tidak terima atas segala yang terjadi.

Setelah Robin Xiao pergi, nenek Yan menoleh dan melototi Stanley Yan, “Lihat akibat perbuatanmu ini! Kamu juga pergi dari sini, malam ini jangan pulang dan tidur disini!”

Stanley Yan melongo, dengan tidak rela melihat Angie Qin yang sudut matanya basah dengan air mata, baru akhirnya menganggukan kepala pergi keluar.

Di dalam kamar sekarang hanya tersisa nenek Yan, Angie Qin, pengurus rumah 3 orang.

“Sakit tidak, nak?” Nenek Yan berjalan menghampirinya, menarik tangan Angie Qin yang lebam dan dengan penuh perhatian bertanya padanya.

“Nenek, aku tidak apa-apa! Tidak sakit!” Angie Qin tersenyum pahit menggelengkan kepala.

“Anak bodoh, bagaimana bisa tidak sakit? Ini sudah sebalu gini!” Nenek Yan dengan prihatin melihat Angie Qin, lalu menoleh memerintah pengurus rumah, “Pergi ambil kotak obat bawa kemari!”

“Nak, maaf telah membuatmu menerima kepahitan! Stanley anak ini terlalu emosional. Tidak ada batas kalau sudah turun tangan! Nenek nanti akan membantumu memberinya pelajaran!” Nenek Yan terlihat begitu prihatin, menyentuh luka lebam di tangan Angie Qin dengan ekspresi tertekan, dan wajahnya terlihat tidak enak.

Padahal jelas mengetahui kalau ini hanyalah basa-basi nenek Yan, tapi Angie Qin masih tidak bisa menahan diri untuk tidak tersentuh.

Pengurus rumah tiba begitu cepat, melihat nenek Yan yang akan turun tangan sendiri memberikan obatnya, Angie Qin dengan cepat menarik tangannya dan menggelengkan kepalanya, “Nenek, tidak usah repot! Masalah sepele seperti ini suruh saja seorang pelayan untuk membantuku!”

Wajah Nenek Yan terlihat tidak enak, “Nah bagaimana bisa? Tangan pelayan itu berat, kalau membuatmu kesakitan bagaimana? Ayo patuh, jangan gerak! Nenek yang bantu ngobatinnya!”

Melihat nenek Yan yang hati-hati memberinya obat, Angie Qin sedikit tidak tenang, merasa seluruh tubuhnya tidak bebas.

Luka lebam di pergelangan tangan sudah diberikan obat, melihat nenek Yan yang masih mau melihat tempat lainnya apakah ada yang terluka atau tidak, Angie Qin langsung melambaikan tangan dan berkata tidak ada, nenek Yan kali ini tidak bersikeras lagi, menyuruhnya istirahat, lalu berbalik badan pergi dari sana.

Setelah nenek Yan pergi, Angie Qin akhirnya tidak bisa bertahan lagi dan langsung jatuh ke atas ranjang, wajahnya terlihat begitu tidak enak.

Dia telah menahan semua ini begitu lama, dan sekarang sudah tidak bisa menahannya lagi.

Setelah meninggalkan kamar Angie Qin, nenek Yan pergi ke ruang kerja sebelahnya dan melihat nenek Yan datang Stanley Yan langsung pergi menyambutnya.

“Nek, kamu bukannya di kamar Angie, kenapa kesini?”

“Semua ini karenamu!” Nenek Yan emosi melototinya, “Cepat katakan padaku, luka Angie itu bagaimana asalnya!”

Stanley Yan terdiam lama sekali dan tidak mengatakan apa-apa. Nenek Yan mengerutkan kening dan mencibir. “Sepertinya kamu juga tahu malu! Aku awalnya tidak mau mengurusi masalah ini, karena lagipula ini adalah masalah antara pasangan suami istri! Tapi sayangnya ini bisa diketahui oleh Robin. Stanley, tolong ya sebelum bertindak di pikir dulu tentang konsekuensinya, jangan terlalu impulsif! Mengerti tidak?”

“Iya, cucu tahu salah!”

Nenek Yan tidak menyalahkannya lagi, dan menyuruhnya untuk satu malam ini saja tidur di ruang kerjanya, Stanley Yan terlihat ragu-ragu, “Lalu bagaimana dengan Angie? Dia tidak bisa bergerak, tidak ada yang mengurusnya!”

“Ya aku yang akan mengurusnya! Kamu tidak usah memikirkan ini! Kamu sekarang sudah kembali ke perusahaan, jadi sebaiknya lebih memprioritaskan masalah perusahaan, jangan sibuk memikirkan yang lain! Ya sudah, untuk saat ini begini saja!”

Satu malam tanpa bicara, hari kedua di pagi hari Angie Qin merasa tubuhnya ada sedikit tenaga, lalu sedikit memaksa diri turun ke lantai bawah untuk sarapan.

Nenek Yan melihatnya turun, langsung menghampirinya dan memapahnya, membuat Angie Qin tidak enak hati, dan terus berkata tidak perlu.

Tapi nenek Yan tidak mendengarkan katanya. Masih bersikeras memapahnya sampai dia benar-benar duduk, dan bertanya bagaimana tidurnya semalam, dan menyuruh orang mengantarkan sarapan untuknya.

Setelah makan beberapa suapan, Angie Qin dengan penasaran bertanya mengapa dia tidak melihat Stanley Yan.

Nenek Yan tersenyum dan bilang kalau Stanley Yan akan segera datang, tak lama Stanley Yan mendorong pintu ruang makan dan masuk ke dalam.

“Istriku, kamu kenapa tidak baring di atas saja, kenapa turun?”

Melihat Angie Qin, Stanley Yan dengan wajah khawatir mendekatinya.

“Sudah baring seharian. Aku sudah tidak sanggup baring lagi!” Angie Qin tersenyum, “Hari ini lagipula ada sedikit tenaga, jadi ingin turun dan banyak bergerak!”

“Nah setelah selesai makan nanti, aku antar kamu naik!”

“Baik!” Angie Qin menganggukan kepala, Stanley Yan baru duduk di sebelahnya, melihatnya yang bisa bergerak bebas, seketika bernafas lega, dan dia beberapa kali meliriknya, takut terjadi apa-apa dengannya!

Nenek Yan melihat ini semua, dari wajahnya terlihat senyuman tipis.

Selesai sarapan, Stanley Yan membawa Angie Qin kembali ke kamar, menyuruhnya untuk istirahat, dan saat dia baru mau keluar pergi ke kantor, Angie Qin tiba-tiba memanggilnya.

“Ada apa?”

“Jadi begini, aku kemarin sudah berjanji dengan Sara, untuk meminjam Marson pergi menemaninya pergi...”

Angie Qin terlihat ragu. Kata-katanya belum selesai langsung di potong oleh tawa Stanley Yan, “Ya aku paham! Nanti aku suruh Marson pergi mencarinya! Kamu istirahat saja dengan tenang, tidak usah mengurusi hal lainnya!”

Angie Qin beristirahat selama 4 hari, dan tubuhnya baru perlahan pulih dan sembuh.

Selama itu, Stanley Yan setiap malam akan pulang tepat waktu makan malam, menemaninya, sebelum tidur akan hati-hati memberinya obat, dan sementara waktu itu tidak menyentuhnya sama sekali.

Sara Xue juga sudah menghubungi beberapa sumber toko bunga, dan dengar-dengar dekorasi tempat dapat diselesaikan dalam satu atau dua hari dan toko bunga mereka dapat dibuka kapan saja.

Pagi-pagi sekali, Angie Qin datang melihat ke toko, dan baru mau pergi dari sana, sebuah porsche biru langit berhenti di pintu toko, dan Robin Xiao turun dari mobil itu.

“Angie?” Robin Xiao melihat Angie Qin sedikit terkejut, lalu dengan cemas bertanya, “Bagaimana dengan keadaanmu?”

Angie Qin yang awalnya juga melongo melihatnya, segera kembali dalam keadaan tenangnya, menggelengkan kepala menjawab, “Sudah tidak apa-apa! Terima kasih atas perhatianmu!”

“Baguslah kalau tidak apa-apa! Oh ya, kamu bagaimana bisa ada disini?”

Robin Xiao menganggukan kepala, bertanya dengan penasaran.

Angie Qin melirik toko di belakangnya, “Ini tokoku!”

“Oh jadi kamu penyewa tanahku sekarang?” Wajah Robin Xiao menunjukkan ekspresi bahagia, dan ekspresi Angie Qin tentu sangat aneh dan bingung. Dia mengerutkan kening dan bertanya, “Aku tidak mengerti apa maksudmu!”

“Kamu tidak tahu kalau ini milikku?”

“Milikmu? Aku ingat dengan jelas kalau tuan pemilik tanah ini satu...”

Robin Xiao tertawa, menjelaskan, “Oh maksudmu pemilik tanah sebelumnya? Beberapa hari yang lalu pemilik itu menyerahkan tanahnya ini padaku, dengar-dengar rumahnya sedang ada masalah dan sedang butuh uang!”

“Oh!” Angie Qin diam-diam menghela nafas, baguslah kalau Robin Xiao bukan senggaja membeli tanah dan tempat ini karena tahu dia menyewa tempat ini.

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu