Unlimited Love - Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)

Baru saja Yesi Mo ingin menjelaskan, Bella Lan sudah berjalan ke hadapan Yesi Mo, menunjuk ke arah pintu dengan dingin, “Aku apa? Jika bukan karenamu, tidak akan ada masalah serumit ini, pergi dari sini, aku tidak ingin melihatmu! Pergi!”

Melihat Bella Lan yang berapi-api, Yesi Mo menghirup nafas dalam, berusaha berucap dengan tenang. “Aku akan pergi! Tapi sebelum pergi, aku harus menyampaikan pesan Stanley padamu!”

“Kamu menemui Stanley?” Bella Lan tercengang, bertanya dengan panik, “Bagaimana keadaannya?”

“Terlihat lumayan, hanya saja sepertinya dia sedikit tertekan!” Yesi Mo megangguk berucap menenangkan, “Tapi kamu tidak perlu khawatir! Untuk saat ini dia baik-baik saja, jika tidak ada kendala seharusnya besok dia sudah bisa kembali!”

Saat ini. Raut wajah Bella Lan melunak perlahan, “Stanley, menitipkan pesan apa padamu?”

“Stanley menatakan, jika dia baik-baik saja, dan memintamu untuk jangan terlalu khawatir!” selesai berucap Yesi Mo menganggukkan kepalanya, “Kamu beristirahatlah, aku akan pergi dulu!”

Bella Lan tidak bersuara sama sekali. Bahkan tidak ada niatan untuk mengantar Yesi Mo, Marson Luo segera berlari menghampirinya berucap, “Nona Yesi, biar aku antar!”

Sepanjang perjalanan menuruni lift, Marson Luo menatap Yesi Mo meminta maaf dan berucap, “Nona Yesi, suasana hati Nyonya muda sedang tidak baik. Kamu jangan memikirkannya! Dia seperti itu karena terlalu mengkhawatirkan Tuan muda!”

“Aku tahu! Marson, kamu tidak perlu menjelaskannya!”

Setelah Yesi Mo pergi, Marson Luo kembali ke kamar, Bella Lan mengerutkan alisnya bertanya, “Dia sudah pergi?”

“Seperti yang dikatakan Nyonya muda, Nona Yesi sudah pergi!” Marson Luo menatap Bella Lan dengan hati-hati, “Nyonya muda, apa kamu masih membutuhkan sesuatu?”

“Tidak ada, kamu pergilah!” selesai berucap Bella Lan membalikkan tubuhnya kembali ke kamar, saat dia mengunci pintunya, tatapan Bella Lan penuh dengan kemarahan dan kebencian.

Kembali ke rumah, Levy Song menatap sekilas ke balik tubuhnya lalu bertanya dengan penasaran, “Yesi, dimana ayahmu? Kenapa dia belum pulang?”

“Apa ayah belum pulang?” Yesi Mo mengerutkan alisnya, dia mengira Wirawan Mo sudah pulang.

“Iya! Sejak tadi setelah pergi bersamamu, dia belum pulang! Oh iya, tadi kalian pergi dengan terburu-buru apa telah terjadi sesuatu?”

“Bukan apa-apa! Oh iya, ibu, bisakah kamu menceritakan lagi masalah sebelum aku kehilangan ingatanku?” tanya Yesi Mo menarik tangan Levy Song.

“Ibu sudah menceritakan padamu berulang kali, kenapa masih ingin mendengarnya?”

“Belakangan ini aku mengenal banyak orang, ada beberapa orang membuatku merasa sangat familiar, seperti aku sudah mengenal mereka dari dulu! Namun aku tidak mengingatnya sama sekali! Aku sedang berpikir apa sebelum hilang ingatan aku mengenal mereka!” ucap Yesi Mo mengerutkan alisnya.

“Masalah ini apa kamu sudah menanyakannya pada Rico?” tanya Levy Song mengerutkan alisnya.

“Ada yang sudah, ada yang belum! Namun Rico mengatakan jika aku bahkan tidak mengenal mereka dulu!”

“Kalau begitu seharusnya sebelum kamu hilang ingatan kamu tidak mengenal mereka!” ucap Levy Song menganggukkan kepalanya, “Kamu harus percaya pada Rico, jangan berpikir yang aneh-aneh lagi! Bersiaplah, kita akan makan!”

Levy Song tidak ingin bicara banyak, Yesi Mo juga tidak lagi bertana, bagaimanapun mengenai masa lalunya, Levy Song dan Wirawan Mo tidak sedetail seperti Rico Mu, Yesi Mo berencana mencari kesempatan untuk menanyakannya pada Rico Mu baik-baik.

Wirawan Mo pulang sangat larut, selesai makan malam, Levy Song pergi menonton televisi, Yesi Mo menemui Wirawan Mo dan menanyakan perkembangan masalah Stanley Yan.

Berdasarkan yang dikatakan Wirawan Mo masalahnya sudah hampir selesai, besok pagi dia bisa pergi menjamin Stanley Yan, mengenai mencelakai dengan sengaja. Sudah diserahkan pada pengacara, jika dilihat dari situasi sekarang seharusnya tidak banyak masalah.

Bagaimanapun Felix dan orang-orangnya yang mencari masalah, tindakan Stanley Yan akan dianggap sebagai perlindungan diri, untuk hasil akhirnya mungkin memberikan uang ganti rugi.

Yesi Mo menghela nafas lega, kembali ke kamar menelepon Marson Luo dan mengatakan situasi yang ada.

Keesokan harinya, Wirawan Mo dan Yesi Mo bersama-sama pergi ke kantor polisi untuk menjamin Stanley Yan.

Selesai mengurus prosedur yang ada saat menemui Stanley Yan, dia sudah bersiap untuk pergi.

“Ayo kita pergi!” Yesi Mo tersenyum padanya. Stanley Yan mengangguk berjalan keluar di belakang mereka berdua.

Meninggalkan kantor polisi, Wirawan Mo menatap Stanley Yan tersenyum berucap, “Baiklah, untuk sementara ini seharusnya tidak ada masalah! Kasusmu, aku sudah menyerahkannya pada pengacara terbaik, jika tidak ada kendala seharusnya tidak ada masalah lagi! Namun untuk sementara ini sepertinya kamu tidak bisa meninggalkan Amerika, sebaiknya kamu mempersiapkan dirimu!”

“Aku mengerti! Terima kasih. Presdir Mo!” Stanley Yan menganggukkan kepalanya, Wirawan Mo tersenyum menggeleng, “Tidak perlu berterima kasih padaku! Seharusnya aku yang berterima kasih padamu, jika bukan karenamu, putri kesayanganku ini mungkin sudah dilecehkan orang lain! Pulang dan beristirahatlah dengan baik, nanti datanglah berkunjung ke rumahku! Kita membakas masalah kerja sama!”

“Baik, nanti aku pasti akan datang berkunjung kerumahmu!”

Stanley Yan mengerti jika kerja sama yang Wirawan Mo lakukan ini sebenarnya untuk berterima kasih padanya karena telah menolong Yesi Mo, namun dia tidak akan menolaknya.

Saat ini Yan Business Group sedang berkembang pesat, bisa bekerja sama dengan perusahaan besar seperti Liancheng Group baginya, bagi Yan Business Group ini adalah kabar baik, dapat mempersingkat proses akumulasi modal Yan Business Group.

“Hmm! Pergilah!” Wirawan Mo tersenyum mengangguk.

“Presdir Mo, Yesi, sampai jumpa!”

“Aku akan mengantarmu!” tiba-tiba Yesi Mo berucap, seketika Wirawan Mo mengerutkan alisnya menatap Yesi Mo. Terlihat kebingungan dalam tatapannya.

“Ayah, aku khawatir tidak aman jika dia sendirian!”

“Tidak perlu, aku bisa sendiri!” Stanley Yan menggeleng menolak, namun Yesi Mo tetap bersikeras.

Wirawan Mo menatap mereka berdua beberapa saat lalu tersenyum berucap, “Benar yang dikatakan Yesi, sekarang walaupun kamu sudah bebas! Namun belum tentu orang itu akan menyerah semuda ini, sebaiknya biarkan Yesi mengantarmu!”

Selesai berucap Wirawan Mo menatap Yesi Mo tersenyum berucap, “Yesi, setelah kamu mengantar Stanley ke hotel, jangan lupa segera pulang, hati-hati di jalan!”

Sepanjang perjalanan, Yesi Mo berterima kasih pada Stanley Yan, Staley yan tertawa berucap seharusnya dirinya yang berterima kasih, meminta Yesi Mo untuk tidak perlu mengkhawatirkannya.

“Stanley, biarkan aku melakukan sesuatu untukmu! Jika tidak hatiku sungguh merasa sangat tidak nyaman!” ucap Yesi Mo menatap Stanley Yan dengan serius.

Stanley Yan berpikir beberapa saat, lalu mengangkat kepalanya, “Karena kamu berucap seperti ini, kalau begitu aku membutuhkan bantuanmu!”

“Masalah apa? Katakan!” tanya Yesi Mo menatap Stanley Yan dengan senang, “Asalkan aku bisa melakukannya, aku tidak akan mundur!”

“Kalau begitu ikuti permainanku!”

“Permainan?” Yesi Mo menatap Stanley Yan penasaran, seketika tidak mengerti apa maksudnya.

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu