Unlimited Love - Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)

Pengawal Andrew Ling geram, tapi dia tetap berusaha tenang dan menunggu instruksi dari Andrew Ling.

Andrew Ling melirik Stanley Yan, dia tertawa datar, "Hanya begundal yang sok-sokan saja, tidak usah ditanggapi. Ayo kita pergi. "

Pengawal itu menoleh ke arah Stanley Yan dengan tidak senang hati, lalu melanjutkan berjalan.

Di detik keduanya berjalan keluar dari pintu, sebuah asbak dari ruang tamu tiba-tiba terbang keluar, menyerempet kepala pengawal itu, dan membentur tembok, hancur berkeping-keping. Pecahan kacanya berserakan.

Raut wajah Andrew Ling berubah seketika.

Dia yang awalnya tidak ingin membuat perhitungan dengan Felix Lu yang mungkin adalah musuh bebuyutannya yang menghilang setengah tahun lebih yang lalu, tapi melihatnya terus menantangnya, Andrew Ling yang congkak itu tidak bisa menahan dirinya lagi.

"Pergi dan beri dia pelajaran. "Andrew Ling membuka mulutnya, pengawalnya langsung berbalik dan seketika juga mendorong kembali kursi roda Andrew Ling ke dalam apartemen Jennie Bai.

Melihat hawa kemarahan pengawal itu, Jennie Bai pucat bagai kertas, dalam hati dia menyalahkan Stanley Yan yang dengan nekatnya memprovokasi mereka, sambil mencegah Stanley Yan.

Dia adalah seorang perempuan, yang juga merupakan ibu dari anak Andrew Ling. Dengan demikian seharusnya pengawal Andrew Ling tidak akan menyakitinya bukan?

Sayang sekali, dia salah, pengawal Andrew Ling sama sekali tidak peduli dia hanyalah seorang wanita, juga tidak peduli dia adalah ibu dari anak Andrew Ling, selama bosnya tidak memberinya instruksi lain, dia akan menerjang ke depan.

Pengawal itu mendorong Jennie Bai, yang didorong bersikeras untuk tetap berada di situ. Stanley Yan yang berada di belakannya, menariknya ke belakangnya.

"Tunggu di sini. "

"Ta-tapi...... "Jennie Bai masih ingin membantah, tapi pengawal Andrew Ling sudah mengayunkan tinjunya ke arah Stanley Yan.

Di luar pintu, Andrew Ling menyaksikan semua itu, seakan semua itu tidak ada hubungan dengannya.

Kali ini Stanley Yan tidak menghadapinya dengan otot, melainkan dia menggunakan perabot apartemen, dan bermain petak umpet dengan pengawal itu.

Stanley Yan bukan tandingannya, tapi menghadapi kelincahannya yang, dan ditambah dengan kecepatan mengelaknya, pengawal Andrew Ling tidak berhasil memukulnya.

Jennie Bai tegang menyaksikan semua itu, dia sama sekali tidak mengerti apa yang hendak Stanley Yan lakukan, apa yang bisa dia perbuat dengan bersembunyi dan mengelak terus menerus?

Dia sengaja membuat Andrew Ling marah, hanya untuk bermain pertak umpet dengan pengawalnya?

Andrew Ling yang berada di pintu, tidak berpikir demikian, setelah beberapa saat menyaksikan keadaan itu, Andrew Ling meneriaki pengawalnya, "Ayo. "

"Bocah, anggap hari ini kamu masih beruntung. Lain waktu aku akan mematahkan kakimu, setelah itu mari kita lihat bagaimana larimu. "

Sebelum pergi, pengawal Andrew Ling meninggalkan ancaman. Kemudian baru mendorong Andrew Ling pergi. Tapi sekarang, Stanley Yan yang terengah-engah, mendadak tertawa, "Hanya begitu saja, dan kalian sudah akan pergi? "

Perkataannya baru saja selesai dia katakan, ketika dua orang polisi muncul di hadapan Andrew Ling dan pengawalnya, di belakang mereka, berdiri Yesi Mo.

"Jadi kalian yang masuk ke properti orang tanpa ijin? Dan mengambil barang milik mereka? Mencelakai orang lain? "

Polisi itu menyeritkan dahi menatap Andrew Ling yang duduk di atas kursi rodanya.

"Benar sekali, itu mereka. Barangnya masih ada di atas pahanya." Stanley Yan perlahan jalan mendekat dan menunjuk ke apartemen yang berantakan sambil berkata, "Ini semua perbuatan mereka. "

"Kamu selama ini hanya mengulur waktu? "Andrew Ling menyeritkan dahinya dan bertanya pada Stanley Yan.

"Kamu baru menyadarinya? "Stanley Yan terkekeh, wajahnya menantang, "Kalau tidak kamu kira aku yang tahu bukan tandingannya, kenapa berusaha memprovokasimu untuk tetap tinggal? "

"Kamu ini menarik. "Andrew Ling mengangguk, sambil menyerahkan foto dan sepucuk surat itu pada polisi, "Ini milik mereka. "

Polisi itu lantas menyerahkannya pada Stanley Yan, dan olehnya diserahkan pada Jennie Bai, sambil menanyakan apakah ada yang kurang. Melihat Jennie Bai mengangguk, Stanley Yan menghela nafas.

"Silahkan kalian ikut kamu pergi ke kantor polisi untuk memberikan pernyataan. "

Andrew Ling mengangguk, dia menatap Yesi Mo yang berada di belakang mereka dan berkata sambil tersenyum, "Lama tak berjumpa, Yesi Mo. Tidak kusangka kita bisa bertemu di saat seperti ini. "

"Aku juga tidak menyangka manajer Perusahaan Mu, bisa menerobos masuk ke rumah orang, dan menganggu wanita yang jelas bukan tandingannya. "

Perkataan Yesi Mo mengandung sindiran, Andrew Ling tidak menanggapinya, dia tersenyum, "Bukankah aku sedari awal kamu mengenalku, sudah seperti ini? "

"Kamu ini memang keterlaluan. "

Yesi Mo tersenyum sambil menggeleng. Setelah mengucapkan beberapa patah kata pada polisi, dia membawa Stanley Yan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Polisi itu menyetujuinya, dengan catatan, Jennie Bai harus ikut bersama mereka.

Sebelum pergi, Yesi Mo menepuk pundak Jennie Bai, "Tenang saja, tidak akan ada apa-apa, aku ada di sini selalu. "

"Kakak ipar, aku tidak takut. "Jennie Bai melirik ke arah Andrew Ling yang ada di belakang polisi, setelah itu dia baru berpaling pada Stanley Yan, lalu berkata pada Yesi Mo, "Begitu tahu kondisinya seperti apa, kabari aku langsung. "

Polisi membawa Andrew Ling, pengawalnya dan Jennie Bai bersama mereka. Seketika di dalam apartemen hanya tersisa Yesi Mo dan Stanley Yan berdua.

"Ayo, aku akan mengantarmu ke rumah sakit. "

Yesi Mo mengangguk padanya, berbalik dan hendak pergi, ketika dia melihat tubuh Stanley Yan oleng, dia dengan segera memapahnya sambil bertanya, "Apa kamu tidak apa-apa? "

"Tidak apa-apa, hanya sedikit pusing. "

Stanley Yan mengguncang kepalanya sambil tersenyum, mengisyaratkan Yesi Mo sudah boleh melepaskannya. Yesi Mo menyeritkan dahinya dan berkta, "Jangan dipaksakan, nanti kalau sampai terjatuh, aku yang harus bertanggung jawab. "

"Aku sungguh tidak apa-apa. Terima kasih. "

Stanley Yan melepaskan diri, dia dengan susah payah berjalan keluar, Yesi Mo berhenti tersenyum, dia berkata, "Mengapa kamu harus memaksakan diri? "

Sesampainya di rumah sakit, pemeriksaan yang dia jalani memerlukan waktu 2 jam. Luka yang Stanley Yan alami tidak parah, hanya akan menyisakan lebam, ototnya cedera, dokter mengatakan perlu beberapa hari untuk pemulihan.

Keluar dair rumah sakit, keduanya bertemu dengan Jennie Bai yang sedang bergegas ke situ.

"Felix Lu, apa kamu tidak apa-apa? "

Jennie Bai bertanya dengan cemas pada Stanley Yan.

"Aku tidak apa-apa, hanya mengalami luka ringan, "Stanley Yan tertawa kemudian bertanya, "Dua orang itu, bagaimana pihak kepolisian menanganinya? "

"Setelah mereka membayar uang denda, mereka dilepaskan. "Jennie Bai menjelaskan dengan singkat

"Sungguh bukan hukuman yang setimpal bagi mereka. "

"Oh iya, ini adalah uang untuk mengganti biaya pengobatanmu dari mereka. "Jennie Bai berkata demikian sambil mengeluarkan lembaran uang seratus ribuan dan menyerahkannya pada Stanley Yan. Dia melihatnya, lalu tertawa, "Ini ada sekitar 60-80 juta? "

"Genap 100 juta. Tidak lebih tidak kurang. "Jennie Bai mengangguk sambil tersenyum.

"Benar-benar konglomerat. "

"Benar sekali, dia sangat kaya. "Mata Jennie Bai terlihat sedih ketika berkata demikian.

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu