Unlimited Love - Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
Saat Marson Luo yang berada di belakang tersadar, Yesi Mo sudah sampai di depan pintu kantor catatan sipil.
Marson Luo takut tidak bisa membereskan segala kekacauan yang terjadi, sehingga ia langsung meluncur menghampiri Yesi Mo. Bahkan saat ia sampai-sampai menabrak pejalan kaki yang sedang berjalan di trotoar, ia hanya melemparkan pandangannya sekilas dan kata-kata maaf terbuang begitu saja di pojokan kepalanya dalam kondisinya yang tergesa-gesa.
Aula kantor catatan sipil sangat besar. Setelah melihat begitu banyak pasangan yang mengantri di depan konter tempat pendaftaran pernikahan untuk mengurus akta pernikahan, sontka Yesi Mo tersadar bahwa sepertinya ia terlalu panik.
Memotret foto pernikahan sama sekali bukan berarti bisa mendapatkan buku akta pernikahan dengan segera. Asalkan berkasnya belum dimasukkan ke dalam sistem internal biro sipil, buku akta pernikahan itu sama sekali tidak bisa keluar. Bahkan kalau bisa terbit pun, itu hanya dua lembar kertas yang tidak berarti yang ditempelkan foto bukti pernikahan mereka.
Begitu banyak pasangan yang sedang menunggu di depan konter pendaftaran pernikahan sambil membawa berkas mereka masing-masing, entah kapan giliran Stanley Yan dan Vivian Luo akan tiba.
Ada kemungkinan bahwa pagi ini giliran mereka juga belum sampai. Terpikir akan hal ini, sebersit niat untuk mundur pun muncul dalam benak Yesi Mo.
Ini tidak perlu sampai menggunakan usaha terakhirnya. Ia tidak ingin Vivian Luo merasakan niatnya, tidak ingin Vivian Luo membuat terlalu banyak halangan untuknya walaupun sekarang kondisinya Vivian Luo terus-menerus menghalanginya.
Ada beberapa hal yang sebenarnya tidak diharapkan seperti itu malah terjadi seperti yang dibayangkan. Saat Yesi Mo ingin mundur dan beranjak pergi, Vivian Luo malah keluar dari ruang foto untuk pernikahan sambil mendorong Stanley Yan yang berada di kursi roda. Ditambah lagi, pandangannya secara kebetulan malah melihat Yesi Mo yang sedang membalikkan tubuhnya menuju pintu keluar.
Entah apa maksud hati Vivian Luo, namun ia dengan sengaja memanggil Yesi Mo. Saat itu, Yesi Mo hanya bisa menebalkan muka untuk menghentikan langkahnya dan berbalik menyapa Vivian Luo.
“Oh ya Presdir Mo, ada urusan apa kamu kemari? Apakah kamu juga bermaksud sama seperti kami yaitu datang untuk mengurus pernikahan?” Vivian Luo menatap datar ke arah belakang Yesi Mo, kemudian mengerjapkan matanya, “Dengan Direktur Luo?”
Mendengar kata-kata dan melihat tatapan Vivian Luo, Yesi Mo sama sekali tidak menoleh. Sedari awal, ia tahu bahwa Marson Luo pasti akan datang mengejarnya.
“Mana mungkin?” Sorot mata Yesi Mo berpaling dari wajah Vivian Luo ke wajah Stanley Yan. Ia ingin melihat ekspresi apa yang muncul pada wajah pria itu, namun ia tidak dapat melihat apapun.
Stanley Yan sedikit menundukkan kepalanya, sama sekali tidak mengangkatnya untuk menatap Yesi Mo semenjak wanita itu menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya untuk berhadapan dengannya. Ia benar-benar tidak menganggap keberadaan Yesi Mo ini nyata.
“Bukan begitu?” Vivian Luo berpura-pura kaget dan menaikkan alisnya, “Aku kira ada hal baik yang datang dari Presdir Mo. Tapi kalau dipikir-pikir, suamimu juga sudah menghilang selama lebih dari setengah tahun. Apakah sampai sekarang tidak ada kabar sama sekali? Kalau menurutku, kamu tidak usah menunggunya lagi. Lebih baik kamu melupakan masa lalu dan memulai hidup yang baru. Dengan begini, bukankah kamu juga bisa merasa lebih bahagia? Sebenarnya, Direktur Luo juga lumayan...”
Kata-kata yang diucapkan Vivian Luo semakin lama semakin tidak berdasar, semakin bicara semakin keterlaluan. Yesi Mo tidak terlalu terpengaruh, namun Marson Luo yang ada di belakangnya sudah sangat kelam. Ia merasa sangat geram. Kalau bukan karena ada Yesi Mo disitu, Marson Luo pasti dari awal sudah melangkah maju dan memberikan sebuah tamparan pada wanita itu.
Yesi Mo tidak menunggu sampai Vivian Luo menyelesaikan kata-katanya untuk memberikan sebuah penjelasan singkat. Ia berujar, “Nona Luo tidak perlu repot-repot mengurusi urusanku.”
“Presdir Mo adalah atasannya Felix dan biasanya juga sangat menjaga Felix kami, bagaimana mungkin aku tidak perhatian padamu?” Selesai bicara, mata Vivian Luo dengan sengaja menyoroti Yesi Mo dan Marson Luo yang berada di belakangnya. Ia lalu kembali bertanya dengan setengah ragu dan setengah yakin, “Presdir Mo, kamu benar-benar datang kesini bukan untuk mendaftarkan pernikahan dengan Direktur Luo?”
Wajah Marson Luo semakin lama semakin tidak enak dilihat. Napasnya seketika menjadi kasar, entah sejak kapan tinjunya mulai terkepal.
Vivian Luo sekarang ini sedang jelas-jelas menghina Yesi Mo, seolah sedang menyiramkan air kotor padanya. Yang lebih licik lagi, ia melakukannya di hadapan Stanley Yan.
Hembusan napas kasar Marson Luo mengejutkan Yesi Mo. Ia langsung menoleh dan memberikan isyarat halus pada Marson Luo supaya pria itu tenang dan jangan terlalu gegabah.
Jika orang lain yang memberikan isyarat, Marson Luo pasti tidak akan menggubrisnya. Tapi Yesi Mo tidaklah sama.
Yesi Mo adalah nyonya muda keluarga Yan, ia adalah istri Stanley Yan. Walaupun sekarang status Marson Luo bukan lagi sebagai pengawal Stanley Yan dan tidak memiliki hubungan apapun dengan keluarga Yan, namun dalam lubuk hatinya, ia selalu menganggap dirinya adalah bawahan keluarga Yan. Ia sungguh-sungguh tulus menganggap Stanley Yan sebagai tuan mudanya dan Yesi Mo sebagai nyonya mudanya.
Jadi saat ini, ia hanya bisa bersabar sekali lagi dan membiarkan Yesi Mo menghadapi Vivian Luo.
Tapi, ia telah bersiap. Jika Vivian Luo yang tidak tahu diri ini terus membuka mulutnya untuk menghina dan mempermalukan Yesi Mo, atau mempermalukan Stanley Yan, walaupun tindakannya mungkin tidak akan disukai Yesi Mo, namun ia tetap harus membuat wanita itu merasakan tinjunya.
“Aku datang untuk memperbaharui akta pernikahanku.” Yesi Mo mengatupkan bibirnya, lalu berjalan menuju konter informasi. Ia berpura-pura bertanya tentang beberapa hal kepada pegawai disana, lalu membalikkan tubuhnya dan berjalan keluar.
Ia tidak menyangka Vivian Luo akan tetap menatapnya, bahkan kali ini juga mendorong kursi Stanley Yan untuk bersama datang mendekatinya. Vivian Luo lalu bertanya penasaran, “Kenapa baru sampai sudah langsung pergi? Tidak jadi memperbaharui akta pernikahanmu?”
“Ada berkas yang lupa kubawa, jadi aku mau pulang untuk mengambilnya dulu.” jawab Yesi Mo asal.
“Berkas apa? Bagaimana kalau suruh Direktur Luo saja untuk pulang mengambilnya?”
“Ia tidak tahu dimana letak berkas itu.”
“Bukankah tinggal kamu beritahu biar ia tahu dimana letak berkasnya?” Vivian Luo tersenyum manis sambil menatap Yesi Mo.
Yesi Mo pun samar-samar mengangkat alisnya. Sebenarnya, apa maksud Vivian Luo ini? Ia ingin membuatnya tinggal disini, membuatnya melihat dengan mata kepalanya sendiri saat Vivian Luo dan Stanley Yan mengurus akta pernikahan, ingin membuat lelucon untuknya?
Sepertinya Vivian Luo terlalu percaya diri. Apakah ia benar-benar menganggap kantor catatan sipil adalah rumahnya? Sehingga ia boleh menyerobot semaunya?
“Percuma saja aku memberitahunya, berkasnya aku simpan di dalam lemari brankas dan hanya aku seorang yang tahu apa kata kuncinya.” Yesi Mo tidak ingin terus menunggu. Sebelum nomor urutannya sampai pada giliran Stanley Yan dan Vivian Luo, ia harus secepatnya menjalankan rencananya. Ia sama sekali tidak boleh membiarkan proses pendaftaran mereka berjalan dengan lancar.
“Kalau begitu sayang sekali. Awalnya aku berniat untuk menjadikan Presdir Mo sebagai saksi pernikahanku dengan Felix.”
Dengan raut menyesal Vivian Luo menghela napas, sedangkan Yesi Mo hanya tersenyum datar, “Sepertinya aku tidak seberuntung itu. Aku buru-buru mengejar waktu, aku pergi dulu.”
Selesai bicara, Yesi Mo pun melangkah lebar-lebar keluar dari pintu kantor catatan sipil. Ia sampai di samping Marson Luo dan pria itu juga kebetulan sedang membalikkan tubuhnya, kedua orang itu hendak beralan keluar. Saat itulah firasat Yesi Mo tiba-toba mengatakan bahwa Stanley Yan sedang menatapnya. Ia pun secara spontan menoleh.
Stanley Yan mengangkat kepalanya dan matanya menatap Yesi Mo. Yesi Mo dapat melihat raut yang rumit dari pancaran mata Stanley Yan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Saat Stanley Yan melihat Yesi Mo menoleh untuk menatapnya, ia pun dengan secepat kilat kembali menundukkan kepalanya dan memalingkan wajahnya untuk menghindari tatapan membara Yesi Mo.
“Ada apa, Presdir Mo?”
Vivian Luo dapat melihat semua kejadian ini dengan jelas, ia bertanya sambil tersenyum samar.
“Aku pergi terlalu terburu-buru, hampir saja melupakan urusan yang terpenting.” Yesi Mo tersenyum sambil menatap mereka berdua, “Nona Luo, Asisten Lu, selamat atas pernikahan kalian. Semoga kalian berbahagia selalu.”
Selesai berkata, Yesi Mo langsung beranjak pergi tanpa menoleh lagi. Marson Luo mengernyit dan menatap Vivian Luo dengan tajam, lalu ikut membalikkan tubuhnya dan pergi dari situ.
Tepat pada saat mereka keluar dari pintu kantor catatan sipil, Stanley Yan yang sedari tadi terus menundukkan kepalanya pun dengan secepat kilat mengangkatnya untuk menatap punggung Yesi Mo. Wajahnya penuh dengan raut getir dan ketidakberdayaan.
“Kenapa? Tidak rela? Kalau tidak rela, kamu boleh tidak melanjutkan pernikahan hari ini.”
Kata-kata Vivian Luo terus terngiang dalam telinga Stanley Yan. Stanley Yan menoleh dengan refleks dan melihat senyum dingin yang tersungging di sudut bibir Vivian Luo. Setelah termangu sejenak, Stanley Yan pun menggelengkan kepalanya.
Melihat respon Stanley Yan yang seperti ini, Vivian Luo pun merasa puas dan mengangguk. Ia tersenyum dengan bahagia.
Di luar kantor catatan sipil, Yesi Mo dan Marson Luo secara beriringan masuk ke dalam mobil. Yesi Mo lalu menyuruh supir untuk melajukan mobil ke tempat parkir terdekat.
Di perjalanan, Marson Luo pun meluapkan kekecewaannya kenapa tadi Yesi Mo menghentikannya, “Rendahan sekali mulut Vivian itu. Menurutku, seharusnya kita membereskannya dengan cara rendahan juga.”
“Aku tahu hatimu tidak senang.” Yesi Mo mengangguk setuju, “Sebenarnya kalau dibandingkan, aku lebih tidak senang hati dibanding dirimu. Tapi dalam kondisi seperti tadi, mau tidak mau aku harus menghentikanmu.”
“Kenapa?”
Novel Terkait
Unperfect Wedding
Agnes YuInventing A Millionaire
EdisonYour Ignorance
YayaHei Gadis jangan Lari
SandrakoPria Misteriusku
LylyMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaBack To You
CC LennyUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)