Unlimited Love - Bab 81 Tanda Lahir (2)

Menghadapi pertanyaan Stanley Yan yang datang entah dari mana, Marson Luo tertegun, dia menaikan alisnya, dan setelah berpikir cukup lama dia menjawab, "Nona Bella Lan pastinya. Lagipula Nona Bella Lan tidak memiliki masa lalu yang kelam. "

Stanley Yan mengangguk, dia menyeritkan dahi dalam-dalam sambil bergumam, "Mengapa aku selalu merasa dia adalah dia? "

"Tuan muda, apa yang anda maksudkan adalah Nona Mo? Ini tidak mungkin, anda terlalu banyak berkhayal! Nona Mo dan nyonya muda adalah dua orang yang berbeda, aku tidak akan percaya kalau mereka adalah orang yang sama! "

"Mungkin saja! "Stanley Yan mengangguk dengan acuh tak acuh. Dia lalu bertanya, "Apa hasil penyelidikanmu? "

"Ada prospek positif, tapi jelasnya masih harus menunggu 2 hari baru ada hasil akhirnya! "

"Begitu keluar hasilnya, laporkan padaku! "

Setelah berkata demikian Stanley Yan perlahan memjamkan matanya, sejak dari kemunculan Bella Lan, Stanley Yan sudah menyuruh Marson Luo menggunakan segala yang mereka punya untuk mencari tahu mengenai masa lalunya, dia ingin mengetahui dengan pasti apakah Yesi Mo benar-benar bukan Angie Qin.

Tapi semua ini susah diselidiki. Masa lalu Yesi Mo sendiri, baginya sangat kabur, tidak ada sedikitpun kejelasan.

Sesampainya dirumah, setelah selesai makan, Stanley Yan masuk ke dalam ruang bacanya, dan sibuk di situ sampai larut malam.

Saat dia mau pulang ke kamarnya, dia kebetulan bertemu dengan Bella Lan yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Apa Sandy sudah tertidur? "

"Hmph! Baru saja! "Bella Lan tersenyum mengangguk.

"Terima kasih sudah mau direpotkan! "

Bella Lan menggeleng, "Aku sama sekali tidak merasa direpotkan! Istirahatlah! Aku juga akan beristirahat! Seharian dipaksa Sandy untuk mendongengkan cerita membuatku lelah! "

"Baiklah! "Stanley Yan mengangguk, kemudian dengan sorot matanya, dia mengantarkan Bella Lan berjalan ke ujung koridor, pada saat dia ingin menarik kembali sorot matanya itu, dia mengurungkan niarnya.

Dari kejauhan, Bella Lan yang berjalan kelelahan, menjulurkan tangannya untuk mengangkat rambutnya yang panjangnya sebahu dan memijat lehernya.

Yang sebenarnya adalah sebuah gerakan biasa, tapi di detik itu, Stanley Yan diam-diam mengamati, dan menemukan sebuah tanda lahir berwarna merah di belakang lehernya.

"Tunggu! "

"Ada apa? "Bella Lan menoleh dan menatapnya, sambil mengangkat alis.

"Tidak ada apa-apa, cepatlah pergi istirahat! "

Stanley Yan pada akhirnya juga tidak tahu harus mengatakan apa, dia kemudian menyuruhnya untuk pergi beristirahat.

Saat bayangan Bella Lan sudah menghilang dari pandangannya, raut wajah Stanley Yan seketika berubah.

Dia seakan teringat ada sesuatu yang salah, Angie Qin memiliki sebuah tanda lahir di belakang lehernya, berbentuk sebuah kupu-kupu, Bella Lan juga memilikinya?

Stanley Yan sementara ini tidak yakin tanda lahir di belakang leher Bella Lan itu berbentuk apa, lagipula, dari jarak sejauh itu, melihat tanda lahirnya saja tidak mudah.

"Kalau tanda lahirnya berbentuk kupu-kupu, bukankah itu berarti dia adalah... "

Stanley Yan sekarang merasa girang bukan kepalang......

Sesampainya di kamar, Bella Lan tersenyum simpul, dia berjalan ke depan cermin, dia memiringkan badannnya dan menyentuh tanda lahir kupu-kupu merah di belakang lehernya itu, seketika merasa sangat puas.

Keesokan paginya, saat makan pagi, Bella Lan terus merasakan Stanley Yan terus mengamatinya, terkadang bahkan sambil menyipitkan matanya.

Dia tidak mungkin ddengan bodohnya langsung bertanya pada Stanley Yan, dia meneruskan untuk melakukan apa yang dia lakukan.

Kalau sikap dia terlalu agresif, dia khawatir akan menimbulkan kecurigaan bagi Stanley Yan.

Bella Lan mengantar Sandy cilik ke taman kanak-kanak, Stanley Yan juga baru akan melangkah keluar, ketika Nenek Yan tiba-tiba memanggilnya.

"Stanley, ada apa? "

"Ada apa apanya nek? "Stanley Yan bertanya dengan bingung.

"Jangan bohong kepadaku! Baru saja pandanganmu pada Bella Lan terlihat tidak benar. Apa ada sesuatu yang terjadi? "

Stanley Yan memejamkan mata dan menyeritkan dahi, "Nek, apa nenek rasa dia adalah Angie Qin? "

"Kenapa kamu bisa tiba-tiba bertanya demikian? "

"Semalam aku mendapati sesuatu yang selalu terlupakan! "Sambil berkata demikian, pandangan Stanley Yan menerawang jauh keluar jendela dan jatuh pada Bella Lan dan Sandy yang sedang masuk ke dalam mobil, "Bella Lan sepertinya adalah Angie Qin! "

"Kenapa kamu tiba-tiba bisa merasa yakin? "Nenek Yan menatap Stanley Yan dengan bingung.

"Semalam aku tanpa sengaja melihat sebuah tanda lahir berbentuk kupu-kupu di belakang lehernya! "

"Tanda lahir? Tunggu sebentar! "Nenek Yan menyeritkan dahinya dalam-dalam. Setelah terkejut beberapa saat, dia berkata pada Stanley Yan, "Kalau aku tidak salah mengingat, Angie Qin juga memilikinya di belakang lehernya! Apa jangan-jangan mereka adalah orang yang sama? Apa kamu melihat dengan jelas bentuknya? "

"Tidak! "Stanley Yan menggeleng dengan kecewa, dia kemudian berkata, "Tapi aku tebak, itu pastinya adalah bentuk kupu-kupu! "

"Kalau memang benar dia adalah Angie Qin, apa yang akan kamu perbuat? "

Pertanyaan Nenek Yan ini membuat Stanley Yan terkejut, akhirnya dia tertawa pahit dan berkata, "Aku juga tidak tahu! "

"Nenek rasa kamu harus memikirkannya baik-baik! "

Nenek Yan menatapnya dengan penuh perhatian.

Stanley Yan mengangguk, tanpa tahu harus mengatakan apa lagi, dia lalu berbalik dan melangkah keluar.

Saat Yesi Mo bertemu dengan Stanley Yan lagi, dia mendapati Stanley Yan terus menyeritkan dahinya, seperti sedang memikirkan sesuatu, dia bertanya dengan bingung, "Stanley, ada apa? "

Panggilan "Stanley" ini masuk ke dalam telinga Stanley Yan dan membuatnya tersadar.

Dia mendongak menatap Yesi Mo, tanpa kesadarannya berada di situ.

"Kamu ini kenapa? Apa kamu baik-baik saja? Kenapa kamu melihatku seperti itu? "

Yesi Mo menatap Stanley Yan dengan bingung, semakin lama dia semakin tidak paham.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin bertanya ingin pergi ke mana kamu hari ini! "Stanley Yan tersenyum dan menjawabnya.

"Terserah! Toh kamu yang tinggal di sini, kemanapun kamu ingin mengajaku pergi, aku ikut! "Yesi Mo tertawa.

"Baiklah! Tunggu aku sebentar, aku akan menyuruh orang untuk membuat rancangan! "Setelah berkata demikian Stanley Yan bangkit berdiri dan berjalan keluar. Berdiri di luar, dia teringat kembali saat Yesi Mo memanggilnya "Stanley", hatinya tiba-tiba dialiri oleh sebuah perasaan hangat dan akrab, Stanley Yan mabuk kepayang.

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu