Unlimited Love - Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)

"Kenapa pergi ke sana? "Yesi Mo menyeritkan dahinya, kalau dia tidak salah ingat, rumah itu sekarang berada di genggaman tangan Bella Lan, "Jangan-jangan kamu dan Bella Lan...... "

"Bagaimana mungkin aku bisa berpikiran seperti itu. Aku hanya membelinya saja dari tangan Bella Lan, tenang saja, semua perabot beserta isi rumahnya masih sama seperti dulu, termasuk para pembantu dan pengawalnya masih sama seperti dulu. Aku tidak mengganti apa pun."

"Bella Lan bersedia menjualnya? "

Yesi Mo tidak dapat mempercayai telinganya sendiri, tapi kenyataan ada di depan mata, yang membuatnya mau tidak mau harus percaya.

"Bagi Bella Lan, rumah keluargamu itu bagaikan sebuah duri, kalau ada orang yang mau, dia pasti tidak akan ragu, ditambah lagi aku membelinya dengan harga yang tidak mungkin dia tolak. "Robin Xiao tertawa sambil menyodorkan sebuah folder berisikan dokumen pada Yesi Mo.

"Apa ini? "Yesi Mo bertanya dengan bingung melihat folder itu.

"Lihatlah sendiri, maka kamu akan mengetahuinya. "

Melihat Robin Xiao yang serba misterius, Yesi Mo dengan curiga membuka dan melihat isi folder itu, seketika dia tercengang, "Kamu ini..."

"Mulai sekarang, rumah dan seisinya semua menjadi milikmu. "

"Tidak, aku tidak mau. Ini terlalu berlebihan. "Yesi Mo mengembalikan folder itu kepada Robin Xiao, dan terus menggelengkan kepalanya.

"Kalau kamu sungguh menginginkan demikian, maka aku akan mengembalikan Liancheng Group kepadamu. Ini baru sungguh berharga. "

Robin Xiao menatap Yesi Mo dengan sangat serius, wajahnya menunjukan kebulatan tekatnya, membuat Yesi Mo mau tidak mau menggeleng, lalu tertawa pahit sambil menerima folder itu lagi, "Aku terima, begini cukup? Lain kali jangan pernah mengatakan akan mengembalikan perusahaan itu padaku, perusahaan itu baru akan berkembang dengan tuntunan tanganmu, kalau diserahkan padaku, maka tidak lama akan gulung tikar. "

"Kalau begitu untuk sementara aku akan membantumu mengurusnya, nanti saat kamu sudah siap, kita perbincangkan lagi. "

Perkataan Robin Xiao itu membungkam Yesi Mo. Robin Xiao jelas masih menginginkan perusahaan itu untuk dikembalikan padanya.

Sesampainya di rumah kediaman keluarga Mo, semuanya masih terlihat tidak asing, Yesi Mo merasa sangat bersyukur.

Saat dia meninggalkan tempat itu, dia tidak pernah berpikir dapat memiliki kesempatan untuk kembali lagi ke situ.

Wirawan Mo dan Levy Song sudah tidak berkelana di dunia ini lagi, dan dia bukan lagi Yesi Mo, melainkan Angie Qin, istri Stanley Yan.

Di mata dunia, anak Wirawan Mo dan Levy Song bukanlah dia, melainkan Bella Lan, presedir Perusahaan Mo, seorang pebisnis wanita yang kondang.

"Tuan Xiao, nona ini adalah...... "Kepala pelayan mengamati Yesi Mo cukup lama, dahinya berkerut sangat dalam.

"Ini adalah nona muda kalian. "Robin Xiao mengenalkan Yesi Mo.

"Nona muda? Nona ini bukankah... "

"Yesi Mo yang kalian tahu dulu itu sebenarnya adalah Bella Lan, dia lah Yesi Mo, putri tunggal Presedir Mo dan Nyonya Song. Mulai dari sekarang, tempat ini menjadi miliknya lagi. "Robin Xiao menjelaskan dengan singkat.

"Nona, kamu ini sungguh nona muda? "Kepala pelayan dengan heboh mengamati Yesi Mo, dari wajahnya dapat terlihat rasa bersyukur.

"Kepala pelayan, maafkan aku, sudah menyalahi kalian. "

Yesi Mo sangat mengerti seberapa benci Bella Lan kepadanya, kepada Wirawan Mo dan Levy Song. Dia yakin dalam kurun waktu ini, Bella Lan pastilah menyiksa para pengawal dan pembantu di rumah ini, dan lagi semua ini dia lakukan atas kebenciannya terhadap Yesi Mo. Hal ini membuat Yesi Mo merasa sedikit banyak semua ini adalah tanggung jawabnya.

"Nona muda, anda jangan pernah mengatakan hal seperti ini lagi. Kita tidak apa-apa. Nona, segera masuk ke kamar, saya sekarang juga akan menyuruh orang untuk merapikan kamar anda. "

Kepala pelayan dnegan cekatan menyuruh para pembantu. Melihat bayangannya yang sudah melangkah pergi, Robin Xiao menghela nafas, "Setelah Presedir Mo tiada, hari-hari ini, mereka tidak tersiksa."

"Tapi aku merasa berasalah pada mereka. "Yesi Mo ikut menghela nafas.

"Baiklah, kamu pergilah beristirahat. Aku pamit dulu, aku masih ada urusan yang belum selesai di kantor. "

Yesi Mo mengantarnya sampai ke pintu utama. Melihat mobil Robin Xiao melesat hilang dari pandangannya, dia baru berbalik dan masuk ke dalam.

Dia bukannya tidak ingin segera memperbincangkan urusan Robin Xiao dan Katty Yun. Hanya saja sekarang belum waktunya. Setelah berada di pesawat belasan jam, dia merasa sangat lelah, matanya terasa berat, lagipula Robin Xiao juga sangat sibuk, semua ini memang harus menunggu nanti setelah dia beristirahat.

Beberapa belas menit kemudian, Yesi Mo berjalan masuk ke dalam kamar yang dulunya dia gunakan, setelah mandi dan berbaring di atas tempat tidur hendak tidur, ponselnya tiba-tiba berdering, Stanley Yan yang menelepon.

Selesai mengobrol singkat, ketika dia baru akan tertidur, ponselnya berdering lagi.

"Stanley, ada apa lagi? "

"Ini aku, Sara. "Dari dalam ponsel terdengar suara Sara Xue, Yesi Mo dengan bingung bertanya kenapa dia mendadak meneleponnya.

Sara Xue diam cukup lama, baru membuka mulutnya, "Ada sesuatu yang harus aku beritahukan padamu, aku rasa kamu harus mengetahuinya. "

"Kapan? Segenting itukah? "

"Pagi ini, saat aku baru keluar dari hotel, aku melihat Stanley Yan keluar dari sebuah kamar. Lalu tanpa sengaja, aku mendengar kabar itu adalah kamar Bella Lan. Kali ini aku baru saja keluar dari rumahmu, Jennie Bai mengatakan semalam Stanley Yan tidak pulang. Sisi, Stanley Yan sepertinya berselingkuh dengan Bella Lan. "

"Bagaimana mungkin? Apa maksudmu? Mana mungkin! "

Yesi Mo tidak mempercayainya sama sekali, Sara Xue di ujung telepon satunya menghela nafas, "Mungkin aku yang sudah salah paham. Tapi kamu sebaiknya mengawasi Stanley Yan baik-baik, dia pastinya tidak ada perasaan terhadap Bella Lan, tapi Bella Lan seperti apa kita tidak tahu. Wanita itu memiliki rencana jahat apa, itu akan berakibat buruk pada Stanley Yan. "

Telepon ditutup, Yesi Mo ragu cukup lama, akhirnya dia memutuskan untuk membuang jauh-jauh pemikiran untuk menginterogasi Stanley Yan.

Di waktu yang sama, di kamar president suite Hotel Matahari kota R,, Bella Lan sedang mendengarkan laporan anak buahnya dengan wajah datar, setelah lelaki di hadapannya itu selesai berbicara, dia tertawa.

"Sudah sampai? Bagus, suruh mereka menjalankan rencananya." Selesai mengatakan demikian, wajah Bella Lan terlihat puas, matanya berbinar, "Yesi Mo, perjalananmu kali ini ke Amerika, aku jamin akan menjadi sebuah perjalanan yang tak terlupakan. "

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu