Unlimited Love - Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)

"Benar sekali, aku akan bercerai dengan Stanley Yan, lalu membawa anakmu lari! "

Raut wajah Nenek Yan sangat serius, nada bicaranya tidak membawa sedikit pun perasaan.

"Kenapa? "

Tiba-tiba terdengar Nenek Yan bertanya, memohon. Angie Qin harus menjelaskannya.

"Alasannya? "Nenek Yan menaikan alis, ekspresi wajahnya dingin, "Kamu tidak pantas mengetahuinya! "

"Nek, aku... "

Nenek Yen tidak memberi kesempatan Angie Qin untuk berbicara, dia mengibaskan tangannya, memotong perkataannya, "Aku tahu wanita sepertimu mengandung seorang anak, kedepannya hidupnya tidak akan mudah! Maka aku akan menyiapkan $10,000 untukmu, yang sekiranya cukup untuk hidup ibu dan anak sampai 2 generasi! Anggap saja ini ganti rugi dariku! "

Sambil mengatakan demikian, Nenek Yan menyodorkan selembar cek dengan bendera Amerika, di atasnya tercantum nominal tidak lebih dan tidak kurang dari $10,000.

Melihat selembar cek yang disodorkan kepadanya, Angie Qin merasa dirinya seakan sedang bermimpi.

Nenek Yan, yang dulu terhadapnya, terhadap Sandy Yan baik dan penuh perhatian, mendadak seakan berubah menjadi seseorang yang berbeda, selagi Stanley Yan sedang bertugas ke luar negeri, dia menyuruhnya untuk membawa anaknya pergi, apa alasan dibalik semua ini?

"Kenapa? Masih kurang? "Nenek Yan menunggu beberapa lama, tidak juga melihat Angie Qin menerima cek itu, raut wajahnya seketika berubah dingin dan bertanya.

Angie Qin perlahan mengangkat wajahnya kemudian menggelengkan kepala tanpa ekspresi.

"Kenapa kamu tidak mau menerima cek ini? "

"Yang aku inginkan bukanlah uang, aku hanya ingin tahu kenapa anda ingin aku meninggalkan Stanley Yan! "Angie Qin bertanya sambil menatap Nenek Yan dengan keras kepala.

"Kalau aku tidak ingin memberitahumu? "

"Kalau begitu aku hanya akan membuatmu kecewa! Sebelum aku mengetahui alasannya dengan jelas, aku tidak akan meninggalkan Stanley. Jika anda tetap menginginkanku pergi, tidak apa-apa, tapi aku ingin dia mengatakannya padaku dengan mulutnya sendiri! "

"Dia tidak akan mengatakan hal seperti ini, lebih tidak mungkin lagi, mengusirmu pergi! "Nenek Yan menghela nafas tak berdaya, kemudian raut wajahnya menjadi dingin, "Tapu kamu harus pergi! Ini adalah hal yang terbaik bagimu, baginya, dan bagi kami keluarga besar Yan! "

"Aku masih tidak paham dengan maksud anda! "

Angie Qin menyeritkan dlahi, dia masih tidak memahami apa maksud Nenek Yan.

"Lupakan, anggap aku tidak pernah mengatakan apa pun! Pergi beristirahatlah! "

Nenek Yan menarik nafas dalam-dalam, lalu menggeleng perlahan, kemudian mengibaskan tangannya dengan putus asa mengusir Angie Qin pergi.

Dengan membawa hati yang penuh tanya, Angie Qin beranjak pergi dari ruang baca Nenek Yan, hatinya muram.

"Nyonya besar, apa yang dikatakan nyonya muda? "Kepala pelayan membuka pintu, lalu masuk, dan dengan berhati-hati bertanya.

"Dia tidak menyetujuinya! "Setelah mengatakan demikian, Nenek Yan tertawa pahit, "Semisal posisinya dibalik, aku sendiri, tanpa mengetahui alasan yang jelas dibaliknya juga tidak akan menyetujui permintaan yang tidak masuk akal itu! "

"Lantas bagaimana? Atau lebih baik anda beritahu alasannya pada dia saja? "

Kepala pelayan itu ragu sejenak baru mengungkapkan pikirannya. Nenek Yan tertawa pahit kemudian menggelengkan kepala, "Dia tidak boleh mengetahuinya! "

"Tanpa mengetahui alasannya, nyonya muda tidak akan membawa pergi begundal kecil itu meninggalkan tuan muda. Apa anda berencana untuk mendengarkan tuan muda berpura-pura tidak mengetahuinya? Dan membesarkan begundal kecil itu seperti darah dagingnya sendiri?" Kepala pelayan itu bertanya sambil mengangkat alis. Menurut pemahamannya mengenai Nenek Yan, beliau adalah sesosok yang tidak mudah menyerah.

"Ini tentu tidak boleh terjadi! Kalau dia tidak berniat untuk pergi, dan Stanley juga sangat perhatian dengannya, maka yang bisa dilakukan hanyalah... "

Suara Nenek Yan bertambah pelan, kepala pelayan semakin sulit mendengarnya, akhirnya dia memalsukan sebuah tawa pahit, "mungkin hanya ini satu-satunya jalan! "

Sesampainya Angie Qin di dalam kamar, melihat wajah Sandy Yan yang teramat mirip dengan wajah Andrew Ling, dia tiba-tiba menegang.

Dia seperti baru saja menemukan alasan mengapa Nenek Yan bersikeras untuk mengusirnya pergi, hanya saja Stanley Yan sudah membuat sebuah perjanjian. Dia sudah mengakui Sandy Yan sebagai anaknya, lalu mengapa Nenek Yan masih ingin mengusir mereka hanya karena Sandy Yan mirip dengan Andrew Ling?

Dengan demikian, bukankah dia terlalu membesar-besarkan masalah!

Apa jangan-jangan surat perjanjian itu palsu?

Tiba-tiba muncul gagasan ini, yang membuat Angie Qin sendiri terhenyak, mungkin hanya ini satu-satunya alasan yang membuat semuanya jadi lebih jelas.

Tapi kalau dipikir-pikir lagi, Angie Qin merasa dirinya terlalu banyak berpikiran negatif. Di dunia ini tidak ada seorang lelaki pun yang sanggup berlapang dada menghadapi persoalan seperti itu, tidak terkecuali Stanley Yan.

Setelah selesai memberi susu anaknya, waktu sudah menunjukan hampir pukul 10, saat Angie Qin baru akan membersihkan diri dan beristirahat, Stanley Yan meneleponnya.

"Sayang. Kenapa kamu semalam ini belum juga tidur? "

"Segera tidur! Apa kamu sudah sampai? "

"Aku baru saja turun dari pesawat, aku meneleponmu kali ini adalah untuk mengabarkan, supaya kamu tidak mengkhawatirkanku. "

"Setelah seharian terbang, bukankah kamu lelah? Nanti segera cari penginapan dan menginap di sana untuk membiasakan diri dengan perbedaan waktu di sana, aku di sini juga sudah hampir tertidur! "

Angie Qin tidak ingin bercakap-cakap terlalu banyak dengannya, dia khawatir Stanley Yan akan mendapati ada sesuatu yang tidak beres dengannya.

"Baiklah kalau begitu, istirahatlah! Rawatlah anak kita baik-baik, setelah aku menyelesaikan urusanku di sini, aku akan segera pulang! "

Setelah menutup telepon, Angie Qin hanya berbaring di atas tempat tidur, dia baru bisa tertidur setelah sang mentari mulai menampakan sinarnya dari ufuk timur.

Keesokan paginya, Angie Qin dibangunkan oleh bisingnya suara dari ponselnya, dengan setengah sadar dia membuka mata, dan langsung meraih ponselnya. Sandy Yan di sebelahnya mulai menangis menambah keramaian pagi itu.

Terdengar suara ketukan dari pintu kamar, Bibi Liu membuka pintu dan melangkah masuk, tanpa menunggu Angie Qin membuka mulutnya, dia dengan gugup menggendong Sandy Yan dan berusaha menenangkannya.

Melihat anak kecil itu tiba-tiba menangis tanpa henti, Bibi Liu menatap Angie Qin dan berkata, "Nyonya muda, tuan kecil ini mungkin merasa lapar! "

"Berikan padaku! "Angie Qin menerima Sandy Yan, dan menyuruh Bibi Liu untuk meninggalkannya, dia lantas menyusuinya. Anak kecil itu baru perlahan mulai terdiam, dan Angie Qin baru punya waktu untuk membuka ponselnya.

Yang meneleponny adalah Sara Xue, saat meneleponnya balik, yang pertama kali Angie Qin dengar adalah suara gugup Sara Xue.

"Angie, Angie Qin, tidak baik ini! Ada masalah di toko! "

Angie Qin juga mulai gupuh, "Apa yang terjadi? Jangan panik, katakan perlahan! "

"Aku tidak akan bisa menjelaskannya dengan jelas padamu, kamu lebih baik datang ke sini! Aku akan menunggumu! "Setelah berkata demikian Sara Xue menutup telepon. Angie Qin mengangkat alis, dia menunggu sampai anaknya kenyang dan menidurkannya, baru setelah itu mandi lalu memanggil Bibi Liu, dan menyuruhnya untuk menjaga anaknya, karena dia akan pergi keluar.

Sesampainya di toko bunga, Angie Qin hanya dapat melihat toko bunga yang sudah terbakar habis, yang bahkan mukanya pun sudah tidak bisa dikenali lagi. Toko Robin Xiao yang terletak di sampingnya juga bernasib sama, yang tersisa hanyalah debu dan bekas bangunan yang terlalap api.

"Bagaimana ini semua bisa terjadi? "

Angie Qin menyeritkan dahi melihat semua ini, dia bertanya pada Sara Xue.

"Aku juga tidak tahu dengan jelas, menurut orang-orang sepertinya ada kabel lama yang terbakar yang menyebabkan kebakaran ini! "Sara Xue menangis sambil menjawab pertanyaan Angie Qin, "Angie, maafkan aku, ini semua salahku! Kalau saja kemarin malam aku tidak minum terlalu banyak dan hari ini bangun kesiangan, kalau saja... "

"Lupakan, yang sudah terbakar biarlah! Kalau yang lama tidak disingkirkan, yang baru tidak akan datang! "Angie Qin memaksakan sebuah senyum, menenangkan sambil berkata, "Paling-paling kita hanya perlu mencari orang untuk merenovasinya, di saat-saat seperti ini, pegawai toko bisa beristirahat dan tetap menerima gaji! Toh setengah tahun terakhir, pendapatan kita juga tidak sedikit, ini bukan masalah yang besar! "

"Tapi... "

"Tidak ada tapi! Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kebetulan saat ini kamu juga perlu untuk bersantai, anggap saja kamu sedang mendapat libur! "Angie Qin menepuk pundak Sara Xue, dia tersenyum, menghibur.

"Ternyata kamu yang sebagai bosnya saja berkata demikian, baiklah kalau begitu! "Kali ini Sara Xue baru tersenyum. Dia kemudian bertanya, "Nanti setelah aku menghubungi perusahaan renovasi bangunan, aku berencana ingin pergi ke Eropa untuk berjalan-jalan, dari dulu aku selalu ingin pergi ke sana tapi tidak punya uang yang cukup. Setengah tahun terakhir ini sudah punya uang yang cukup, tapi tidak ada waktu! Oh iya, apakah kamu ingin pergi bersama denganku?"

"Aku? "Angie Qin terpaku, dia teringat dengan Sandy Yan yang baru berumur satu bulan lebih di rumah. dia menggeleng tak berdaya, "Aku tidak bisa pergi ke mana-mana! "

"Sangat disayangkan sekali! "

Seusai menghubungi pihak yang menangani semuanya dan berbincang sejenak dengan Sara Xue, Angie Qin dengan segera pulang ke kediaman Yan.

Saat membuka pintu kamar, wajah Angie Qin berubah, Sandy Yan tidak dapat ditemukannya, dia bertanya pada beberapa pembantu di rumah, dia baru mengetahui, Nyonya besar membawanya keluar bersama dengan kepala pelayan dan Bibi Liu. Mereka berkata ingin memcarikan Sandy Yan pakaian.

Angie Qin baru bisa menghela nafas lega, dia menelepon kepala pelayan, menanyakan dengan jelas keberadaan mereka, kemudian menyusul mereka.

Saat melihat Sandy Yan lagi, bocah kecil itu sedang terbaring di dalam kereta bayi, matanya yang bulat besar menari-nari melihat ke sekeliling.

Angie Qin memberi isyarat pada Bibi Liu untuk menyerahkan kereta bayi itu padanya, Bibi Liu mengangguk, sambil kemudian berjalan di sampingnya.

Nenek Yan membawa sekantung penuh dengan pakaian dan menyuruh kepala pelayan untuk membayarnya di kasir, dia lalu berbalik badan, tersenyum dan kemudian berkata, "kemarilah! "

"Iya! "Angie Qin mengangguk dan dengan tatapan bingung bertanya pada Nenek Yan, "Nek, kenapa nenek tiba-tiba ingin membelikan Sandy Yan baju? Bukankah dia masih punya banyak baju yang belum dia pakai? "

"Musim panas akan segera tiba, bukankah lebih baik untuk menyiapkan lebih banyak baju untuk dia kenakan? Anak kecil itu pertumbuhannya sangat cepat, baju-baju dari tahun lalu, tahun ini sudah tidak bisa dia kenakan lagi! Kamu ternyata juga datang ke sini, apa kamu bersedia mencarikan beberapa baju lagi untuknya? "Nenek Yan tersenyum dan berkata pada Angie Qin.

"Tidak usah, nenek saja yang memilihkan baju untuknya! "

Walaupun ekspresi mau pun sikap Nenek Yan tidak berubah, tapi Angie Qin merasa gugup, terutama saat teringat dengan percakapan antara dia dan Nenek Yan semalam.

"Baiklah kalau begitu! "

Nenek Yan juga tidak memaksanya, dia berbalik badan dan mencari baju di toko lain, setelah berkeliling beberapa saat, dia membelikan setumpuk baju untuk Sandy Yan, beberapa pengawal yang mengikutinya pun tidak sanggup membawanya.

Tapi Nenek Yan tidak menunjukan tanda-tanda akan berhenti. Dia masih meneruskan belanjanya. Belanja belanja belanja belanja.

Melihat para pengawal terlihat kewalahan membawa baju-baju itu, kepala pelayan lantas menyuruh mereka untuk menaruhnya ke dalam mobil terlebih dahulu, setelah itu kembali lagi ke situ untuk mengawal.

Angie Qin yang dari awal mendorong kereta bayi, mengikuti mereka dari belakang, saat sedang berjalan, dia tiba-tiba mendengar suara teriakan yang sangat keras, "Tangkap dia, tangkap dia! Tangkap pencopet itu! "

Dari kejauhan, Angie Qin dapat melihat sesosok lelaki yang mengenakan kacamata hitam sambil menjijing sebuah tas wanita di tangannya, berlari mendekat, dari belakangnya terlihat seorang wanita paruh baya tengah terengah-engah mengejarnya.

Tanpa perlu mengatakan lelaki di hadapannya itu adalah pencopet, kerumunan orang yang demikian banyak melihat itu semua tidak ada yang ikut campur tangan.

Angie Qin juga tidak berniat untuk mencampuri urusan wanita itu, tapi siapa sangka, tidak tahu apa yang dilakukan pencopet itu, saat dia melewati Nenek Yan, dia mendadak menyeret Nenek Yan, yang terjadi kemudian adalah teriakan dari Nenek Yan saat beliau terjatuh ke lantai.

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu