Unlimited Love - Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
"Benar sekali, aku akan bercerai dengan Stanley Yan, lalu membawa anakmu lari! "
Raut wajah Nenek Yan sangat serius, nada bicaranya tidak membawa sedikit pun perasaan.
"Kenapa? "
Tiba-tiba terdengar Nenek Yan bertanya, memohon. Angie Qin harus menjelaskannya.
"Alasannya? "Nenek Yan menaikan alis, ekspresi wajahnya dingin, "Kamu tidak pantas mengetahuinya! "
"Nek, aku... "
Nenek Yen tidak memberi kesempatan Angie Qin untuk berbicara, dia mengibaskan tangannya, memotong perkataannya, "Aku tahu wanita sepertimu mengandung seorang anak, kedepannya hidupnya tidak akan mudah! Maka aku akan menyiapkan $10,000 untukmu, yang sekiranya cukup untuk hidup ibu dan anak sampai 2 generasi! Anggap saja ini ganti rugi dariku! "
Sambil mengatakan demikian, Nenek Yan menyodorkan selembar cek dengan bendera Amerika, di atasnya tercantum nominal tidak lebih dan tidak kurang dari $10,000.
Melihat selembar cek yang disodorkan kepadanya, Angie Qin merasa dirinya seakan sedang bermimpi.
Nenek Yan, yang dulu terhadapnya, terhadap Sandy Yan baik dan penuh perhatian, mendadak seakan berubah menjadi seseorang yang berbeda, selagi Stanley Yan sedang bertugas ke luar negeri, dia menyuruhnya untuk membawa anaknya pergi, apa alasan dibalik semua ini?
"Kenapa? Masih kurang? "Nenek Yan menunggu beberapa lama, tidak juga melihat Angie Qin menerima cek itu, raut wajahnya seketika berubah dingin dan bertanya.
Angie Qin perlahan mengangkat wajahnya kemudian menggelengkan kepala tanpa ekspresi.
"Kenapa kamu tidak mau menerima cek ini? "
"Yang aku inginkan bukanlah uang, aku hanya ingin tahu kenapa anda ingin aku meninggalkan Stanley Yan! "Angie Qin bertanya sambil menatap Nenek Yan dengan keras kepala.
"Kalau aku tidak ingin memberitahumu? "
"Kalau begitu aku hanya akan membuatmu kecewa! Sebelum aku mengetahui alasannya dengan jelas, aku tidak akan meninggalkan Stanley. Jika anda tetap menginginkanku pergi, tidak apa-apa, tapi aku ingin dia mengatakannya padaku dengan mulutnya sendiri! "
"Dia tidak akan mengatakan hal seperti ini, lebih tidak mungkin lagi, mengusirmu pergi! "Nenek Yan menghela nafas tak berdaya, kemudian raut wajahnya menjadi dingin, "Tapu kamu harus pergi! Ini adalah hal yang terbaik bagimu, baginya, dan bagi kami keluarga besar Yan! "
"Aku masih tidak paham dengan maksud anda! "
Angie Qin menyeritkan dlahi, dia masih tidak memahami apa maksud Nenek Yan.
"Lupakan, anggap aku tidak pernah mengatakan apa pun! Pergi beristirahatlah! "
Nenek Yan menarik nafas dalam-dalam, lalu menggeleng perlahan, kemudian mengibaskan tangannya dengan putus asa mengusir Angie Qin pergi.
Dengan membawa hati yang penuh tanya, Angie Qin beranjak pergi dari ruang baca Nenek Yan, hatinya muram.
"Nyonya besar, apa yang dikatakan nyonya muda? "Kepala pelayan membuka pintu, lalu masuk, dan dengan berhati-hati bertanya.
"Dia tidak menyetujuinya! "Setelah mengatakan demikian, Nenek Yan tertawa pahit, "Semisal posisinya dibalik, aku sendiri, tanpa mengetahui alasan yang jelas dibaliknya juga tidak akan menyetujui permintaan yang tidak masuk akal itu! "
"Lantas bagaimana? Atau lebih baik anda beritahu alasannya pada dia saja? "
Kepala pelayan itu ragu sejenak baru mengungkapkan pikirannya. Nenek Yan tertawa pahit kemudian menggelengkan kepala, "Dia tidak boleh mengetahuinya! "
"Tanpa mengetahui alasannya, nyonya muda tidak akan membawa pergi begundal kecil itu meninggalkan tuan muda. Apa anda berencana untuk mendengarkan tuan muda berpura-pura tidak mengetahuinya? Dan membesarkan begundal kecil itu seperti darah dagingnya sendiri?" Kepala pelayan itu bertanya sambil mengangkat alis. Menurut pemahamannya mengenai Nenek Yan, beliau adalah sesosok yang tidak mudah menyerah.
"Ini tentu tidak boleh terjadi! Kalau dia tidak berniat untuk pergi, dan Stanley juga sangat perhatian dengannya, maka yang bisa dilakukan hanyalah... "
Suara Nenek Yan bertambah pelan, kepala pelayan semakin sulit mendengarnya, akhirnya dia memalsukan sebuah tawa pahit, "mungkin hanya ini satu-satunya jalan! "
Sesampainya Angie Qin di dalam kamar, melihat wajah Sandy Yan yang teramat mirip dengan wajah Andrew Ling, dia tiba-tiba menegang.
Dia seperti baru saja menemukan alasan mengapa Nenek Yan bersikeras untuk mengusirnya pergi, hanya saja Stanley Yan sudah membuat sebuah perjanjian. Dia sudah mengakui Sandy Yan sebagai anaknya, lalu mengapa Nenek Yan masih ingin mengusir mereka hanya karena Sandy Yan mirip dengan Andrew Ling?
Dengan demikian, bukankah dia terlalu membesar-besarkan masalah!
Apa jangan-jangan surat perjanjian itu palsu?
Tiba-tiba muncul gagasan ini, yang membuat Angie Qin sendiri terhenyak, mungkin hanya ini satu-satunya alasan yang membuat semuanya jadi lebih jelas.
Tapi kalau dipikir-pikir lagi, Angie Qin merasa dirinya terlalu banyak berpikiran negatif. Di dunia ini tidak ada seorang lelaki pun yang sanggup berlapang dada menghadapi persoalan seperti itu, tidak terkecuali Stanley Yan.
Setelah selesai memberi susu anaknya, waktu sudah menunjukan hampir pukul 10, saat Angie Qin baru akan membersihkan diri dan beristirahat, Stanley Yan meneleponnya.
"Sayang. Kenapa kamu semalam ini belum juga tidur? "
"Segera tidur! Apa kamu sudah sampai? "
"Aku baru saja turun dari pesawat, aku meneleponmu kali ini adalah untuk mengabarkan, supaya kamu tidak mengkhawatirkanku. "
"Setelah seharian terbang, bukankah kamu lelah? Nanti segera cari penginapan dan menginap di sana untuk membiasakan diri dengan perbedaan waktu di sana, aku di sini juga sudah hampir tertidur! "
Angie Qin tidak ingin bercakap-cakap terlalu banyak dengannya, dia khawatir Stanley Yan akan mendapati ada sesuatu yang tidak beres dengannya.
"Baiklah kalau begitu, istirahatlah! Rawatlah anak kita baik-baik, setelah aku menyelesaikan urusanku di sini, aku akan segera pulang! "
Setelah menutup telepon, Angie Qin hanya berbaring di atas tempat tidur, dia baru bisa tertidur setelah sang mentari mulai menampakan sinarnya dari ufuk timur.
Keesokan paginya, Angie Qin dibangunkan oleh bisingnya suara dari ponselnya, dengan setengah sadar dia membuka mata, dan langsung meraih ponselnya. Sandy Yan di sebelahnya mulai menangis menambah keramaian pagi itu.
Terdengar suara ketukan dari pintu kamar, Bibi Liu membuka pintu dan melangkah masuk, tanpa menunggu Angie Qin membuka mulutnya, dia dengan gugup menggendong Sandy Yan dan berusaha menenangkannya.
Melihat anak kecil itu tiba-tiba menangis tanpa henti, Bibi Liu menatap Angie Qin dan berkata, "Nyonya muda, tuan kecil ini mungkin merasa lapar! "
"Berikan padaku! "Angie Qin menerima Sandy Yan, dan menyuruh Bibi Liu untuk meninggalkannya, dia lantas menyusuinya. Anak kecil itu baru perlahan mulai terdiam, dan Angie Qin baru punya waktu untuk membuka ponselnya.
Yang meneleponny adalah Sara Xue, saat meneleponnya balik, yang pertama kali Angie Qin dengar adalah suara gugup Sara Xue.
"Angie, Angie Qin, tidak baik ini! Ada masalah di toko! "
Angie Qin juga mulai gupuh, "Apa yang terjadi? Jangan panik, katakan perlahan! "
"Aku tidak akan bisa menjelaskannya dengan jelas padamu, kamu lebih baik datang ke sini! Aku akan menunggumu! "Setelah berkata demikian Sara Xue menutup telepon. Angie Qin mengangkat alis, dia menunggu sampai anaknya kenyang dan menidurkannya, baru setelah itu mandi lalu memanggil Bibi Liu, dan menyuruhnya untuk menjaga anaknya, karena dia akan pergi keluar.
Sesampainya di toko bunga, Angie Qin hanya dapat melihat toko bunga yang sudah terbakar habis, yang bahkan mukanya pun sudah tidak bisa dikenali lagi. Toko Robin Xiao yang terletak di sampingnya juga bernasib sama, yang tersisa hanyalah debu dan bekas bangunan yang terlalap api.
"Bagaimana ini semua bisa terjadi? "
Angie Qin menyeritkan dahi melihat semua ini, dia bertanya pada Sara Xue.
"Aku juga tidak tahu dengan jelas, menurut orang-orang sepertinya ada kabel lama yang terbakar yang menyebabkan kebakaran ini! "Sara Xue menangis sambil menjawab pertanyaan Angie Qin, "Angie, maafkan aku, ini semua salahku! Kalau saja kemarin malam aku tidak minum terlalu banyak dan hari ini bangun kesiangan, kalau saja... "
"Lupakan, yang sudah terbakar biarlah! Kalau yang lama tidak disingkirkan, yang baru tidak akan datang! "Angie Qin memaksakan sebuah senyum, menenangkan sambil berkata, "Paling-paling kita hanya perlu mencari orang untuk merenovasinya, di saat-saat seperti ini, pegawai toko bisa beristirahat dan tetap menerima gaji! Toh setengah tahun terakhir, pendapatan kita juga tidak sedikit, ini bukan masalah yang besar! "
"Tapi... "
"Tidak ada tapi! Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, kebetulan saat ini kamu juga perlu untuk bersantai, anggap saja kamu sedang mendapat libur! "Angie Qin menepuk pundak Sara Xue, dia tersenyum, menghibur.
"Ternyata kamu yang sebagai bosnya saja berkata demikian, baiklah kalau begitu! "Kali ini Sara Xue baru tersenyum. Dia kemudian bertanya, "Nanti setelah aku menghubungi perusahaan renovasi bangunan, aku berencana ingin pergi ke Eropa untuk berjalan-jalan, dari dulu aku selalu ingin pergi ke sana tapi tidak punya uang yang cukup. Setengah tahun terakhir ini sudah punya uang yang cukup, tapi tidak ada waktu! Oh iya, apakah kamu ingin pergi bersama denganku?"
"Aku? "Angie Qin terpaku, dia teringat dengan Sandy Yan yang baru berumur satu bulan lebih di rumah. dia menggeleng tak berdaya, "Aku tidak bisa pergi ke mana-mana! "
"Sangat disayangkan sekali! "
Seusai menghubungi pihak yang menangani semuanya dan berbincang sejenak dengan Sara Xue, Angie Qin dengan segera pulang ke kediaman Yan.
Saat membuka pintu kamar, wajah Angie Qin berubah, Sandy Yan tidak dapat ditemukannya, dia bertanya pada beberapa pembantu di rumah, dia baru mengetahui, Nyonya besar membawanya keluar bersama dengan kepala pelayan dan Bibi Liu. Mereka berkata ingin memcarikan Sandy Yan pakaian.
Angie Qin baru bisa menghela nafas lega, dia menelepon kepala pelayan, menanyakan dengan jelas keberadaan mereka, kemudian menyusul mereka.
Saat melihat Sandy Yan lagi, bocah kecil itu sedang terbaring di dalam kereta bayi, matanya yang bulat besar menari-nari melihat ke sekeliling.
Angie Qin memberi isyarat pada Bibi Liu untuk menyerahkan kereta bayi itu padanya, Bibi Liu mengangguk, sambil kemudian berjalan di sampingnya.
Nenek Yan membawa sekantung penuh dengan pakaian dan menyuruh kepala pelayan untuk membayarnya di kasir, dia lalu berbalik badan, tersenyum dan kemudian berkata, "kemarilah! "
"Iya! "Angie Qin mengangguk dan dengan tatapan bingung bertanya pada Nenek Yan, "Nek, kenapa nenek tiba-tiba ingin membelikan Sandy Yan baju? Bukankah dia masih punya banyak baju yang belum dia pakai? "
"Musim panas akan segera tiba, bukankah lebih baik untuk menyiapkan lebih banyak baju untuk dia kenakan? Anak kecil itu pertumbuhannya sangat cepat, baju-baju dari tahun lalu, tahun ini sudah tidak bisa dia kenakan lagi! Kamu ternyata juga datang ke sini, apa kamu bersedia mencarikan beberapa baju lagi untuknya? "Nenek Yan tersenyum dan berkata pada Angie Qin.
"Tidak usah, nenek saja yang memilihkan baju untuknya! "
Walaupun ekspresi mau pun sikap Nenek Yan tidak berubah, tapi Angie Qin merasa gugup, terutama saat teringat dengan percakapan antara dia dan Nenek Yan semalam.
"Baiklah kalau begitu! "
Nenek Yan juga tidak memaksanya, dia berbalik badan dan mencari baju di toko lain, setelah berkeliling beberapa saat, dia membelikan setumpuk baju untuk Sandy Yan, beberapa pengawal yang mengikutinya pun tidak sanggup membawanya.
Tapi Nenek Yan tidak menunjukan tanda-tanda akan berhenti. Dia masih meneruskan belanjanya. Belanja belanja belanja belanja.
Melihat para pengawal terlihat kewalahan membawa baju-baju itu, kepala pelayan lantas menyuruh mereka untuk menaruhnya ke dalam mobil terlebih dahulu, setelah itu kembali lagi ke situ untuk mengawal.
Angie Qin yang dari awal mendorong kereta bayi, mengikuti mereka dari belakang, saat sedang berjalan, dia tiba-tiba mendengar suara teriakan yang sangat keras, "Tangkap dia, tangkap dia! Tangkap pencopet itu! "
Dari kejauhan, Angie Qin dapat melihat sesosok lelaki yang mengenakan kacamata hitam sambil menjijing sebuah tas wanita di tangannya, berlari mendekat, dari belakangnya terlihat seorang wanita paruh baya tengah terengah-engah mengejarnya.
Tanpa perlu mengatakan lelaki di hadapannya itu adalah pencopet, kerumunan orang yang demikian banyak melihat itu semua tidak ada yang ikut campur tangan.
Angie Qin juga tidak berniat untuk mencampuri urusan wanita itu, tapi siapa sangka, tidak tahu apa yang dilakukan pencopet itu, saat dia melewati Nenek Yan, dia mendadak menyeret Nenek Yan, yang terjadi kemudian adalah teriakan dari Nenek Yan saat beliau terjatuh ke lantai.
Novel Terkait
Gaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangStep by Step
LeksPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Bretta’s Diary
DanielleSi Menantu Dokter
Hendy ZhangUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)