Unlimited Love - Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)

Kedua kepala asosiasi itu menyadari ada yang tidak beres dengan Bella Lan, sehingga mereka menghampirinya dan bertanya apa yang terjadi. Bella Lan berkata ada bayangan hantu di luar jendelanya, ia juga mendengar bisikan penebusan nyawa bergaun di telinganya. Dari awal sampai akhir, Bella Lan menjelaskannya tanpa mengangkat kepalanya sedikitpun.

“Luar jendela?” Kedua kepala asosiasi itu menolehkan kepala mereka keluar jendela dalam waktu yang hampir bersamaan. Mereka mengernyit, lalu berkata, “Tidak ada apapun di luar sana. Lagipula, kami juga tidak mendengar suara apapun. Apakah mungkin hanya halusinasimu saja?”

“Tidak, tidak mungkin. Ia ada di luar jendela, itu disana.”

Demi mendapatkan kepercayaan dari kedua kepala asosiasi itu, Bella Lan menguatkan diri dan menahan rasa takut dalam hatinya. Ia kemudian mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah luar jendela. Bayangan roh itu masih ada disitu, suaranya juga tidak menghilang.

Tapi kedua kepala asosiasi itu seolah tetap tidak dapat melihat atau mendengar apapun sama sekali. Ini membuat Bella Lan merasa lebih takut.

Sampai akhirnya pagi pun tiba. Saat kedua ketua asosiasi akan beranjak pergi, mereka berkata pada Bella Lan, “Kami sarankan kamu untuk tetap pergi memeriksakan diri ke rumah sakit dan tebuslah beberapa obat. Kalau kami tidak salah, sepertinya karena kamu sedang hamil makanya dalam kurun waktu ini menjadi gelisah dan berhalusinasi. Penyakit seperti ini harus diobati.”

Setelah mereka berdua pergi, Bella Lan ragu sejenak sebelum akhirnya pergi ke rumah sakit.

Kedua kepala asosiasi itu menerima sebuah telepon saat mereka dalam perjalanan meninggalkan hotel kota R.

“Aku sangat berterima kasih pada kalian berdua untuk masalah ini. Uang yang aku janjikan sudah aku transfer ke rekening kalian berdua, silakan dicek. Aku juga berharap kalian berdua akan merahasiakan kejadian ini.”

“Tentu saja.” Selesai bicara, Kepala Asosiasi Tao bertanya dengan penasaran, “Direktur Yan, maaf atas kelancanganku, tapi sebenarnya ada dendam apa antara kamu dan nona itu? Sampai-sampai direkur terpikirkan cara seperti ini untuk menyiksa mentalnya. Sepertinya hal ini sedikit terlalu keterlaluan.”

“Dendam atau apapun itu tidak bisa kuberitahukan padamu. Tapi, mungkin ada perumpaan yang pernah kalian berdua dengar.” Suara Stanley Yan yang berada di dalam ruang kantornya tersenyum datar, “Orang yang tidak pernah melakukan kejahatan tidak akan takut setan datang mengetuk tengah malam.”

“Kurang lebih aku bisa memahami maksud Tuan Yan, dengan ini aku merasa tenang.”

“Amitabha.”

Kepala Asosiasi Buddhis itu terus-menerus melafalkan ‘amitabha’, namun Stanley Yan tidak peduli. Lagipula lawan bicaranya adalah biarawan, membuat mereka melakukan hal semacam ini benar-benar menyulitkan mereka.

Setelah memutus teleponnya, wajah Stanley Yan dipenuhi oleh senyum. Ia melihat ke arah Marson Luo dan bertanya, “Ia sudah pergi ke rumah sakit, belum?”

“Sudah.”

“Ke rumah sakit mana?”

“Rumah Sakit Wu.”

“Bagus sekali, suruh mereka memberikan obat yang banyak untuknya.”

Selesai bicara, sudut bibir Stanley Yan menyunggingkan seulas senyum dingin. Tidak dapat dipungkiri, Bella Lan memang lawan yang sulit dihadapi terutama saat ia dalam kondisi tenang.

Kalau ingin menghadapi Bella Lan, maka ia harus terlebih dulu mengacaukan hatinya. Kalau dirinya yang dulu, Stanley Yan sama sekali tidak mungkin melakukan hal yang seperti ini. Tapi sekarang, ia sama sekali tidak lembut tangan dalam melakukan hal-hal seperti ini.

Saat Bella Lan keluar dari Rumah Sakit Jiwa Wu, tangan pengawalnya menjinjing banyak sekali obat. Bungkus besar maupun bungkus kecil, semua itu cukup untuk penggunaan selama satu bulan.

Ini adalah satu-satunya harapan Bella Lan sekarang. Kalau obat-obatan yang ia konsumsi tidak berguna, ia takut ia akan benar-benar menjadi gila.

Dalam kurun waktu ini, Melinda Yan terus-menerus disibukkan dengan peringatan kematian nyonya besar sehingga ia tidak ada waktu untuk menemani Tony.

Awalnya, ia masih cukup khawatir Tony tidak akan terbiasa sendiri. Tapi kemudian atas seijin Yesi Mo, Melinda Yan sengaja menyuruh Didi untuk tidak masuk sekolah dan menemani Tony bermain di rumah. Dengan begitu, barulah Melinda Yan merasa tenang.

Bahkan sampai-sampai belum juga beberapa hari berlalu, Melinda Yan dapat melihat dengan jelas akhir-akhir ini senyum Tony bertambah banyak. Sepertinya selalu ada guratan senyum di wajah Tony setiap kali ia melihatnya.

Saat semua orang sedang sibuk, Yesi Mo juga tidak berdiam diri. Setelah berpisah selama beberapa tahun, ia sekali lagi kembali duduk bersama Katty Yun dalam satu meja. Ia dapat melihat dengan jelas Katty Yun yang melalui hari-harinya dengan sangat baik dan membuat Yesi Mo dipenuhi emosi.

Katty Yun sudah berubah menjadi sangat duniawi, namun tetap mempertahankan sinarnya yang cerah dan indah. Tapi di belakang lapisan sinar yang indah dan cerah ini, tersembunyi hati yang penuh kepahitan.

Setelah berpisah dari Robin Xiao, beberapa tahun ini tidak dilalui Katty Yun dengan baik. Sampai kira-kira setengah tahun yang lalu barulah hidupnya mulai kembali berwarna.

“Kenapa mencariku?”

“Aku tahu di dalam hatimu selalu ada Robin dan Tony. Kali ini, aku mencarimu adalah demi membuat kalian sekeluarga dapat berkumpul kembali.” Yesi Mo dengan terang-terangan mengutarakan maksud kedatangannya.

“Reuni keluarga? Kedengarannya mudah tapi sangat sulit dilakukan, bukan? Apa kamu tahu bahwa aku berkali-kali mencari Robin selama setengah tahun lebih ini? Yasudahlah kalau ia tidak mau menemuiku, tapi sampai teleponku saja ia tidak mau mengangkatnya. Hah...”

Katty Yun menghela napas tidak berdaya, “Aku sudah putus asa.”

“Putus asa? Kamu rela?” Yesi Mo mengernyit dan bertanya. Katty Yun menggeleng, “Kalau tidak relapun, lalu mau bagaimana? Aku paham benar temperamen Robin, ia sama sekali tidak mungkin menerimaku. Pada dasarnya, aku sudah meninggalkannya saat ia terpuruk. Aku sudah meninggalkan Tony.”

“Katty, aku sudah menyuruh orang untuk menyelidiki tentang kasusmu. Aku tahu kamu...” Perkataan Yesi Mo tiba-tiba berhenti di tengah, ia menoleh dan melihat ke arah daun pintu dimana ada beberapa orang yang masuk.

Yang pertama kali tampak adalah muka Bella Lan yang kuyu dan matanya yang penuh garis darah, lalu disusul beberapa pengawal di belakangnya.

Para pengawal itu duduk di sebuah meja yang berada tak jauh dari Bella Lan, dengan waspada melihat-lihat tamu yang ada di sekitarnya. Bella Lan menundukkan kepala, kedua tangannya tanpa henti menggosok pipinya.

Yesi Mo sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada Bella Lan. Bagaimana mungkin rupanya bisa berubah menjadi seperti ini?

“Angie, siapa perempuan itu? Bagaimana mungkin ia bisa sangat mirip denganmu?” Katty Yun mengikuti sorot mata Yesi Mo dan bertanya dengan penasaran.

“Itu Bella Lan.”

“Bella Lan?”

Yesi Mo baru sadar bahwa Katty Yun tidak mengenal Bella Lan. Bahkan mungkin hari ini adalah kali pertamanya ia mendengar nama itu. Yesi Mo pun lalu dengan tenang menjelaskan, “Sekarang, ia dipanggil Lia Ling.”

“Kamu bilang ia adalah Lia Ling?” Wajah Katty Yun sama sekali tidak berani mempercayainya, namun kenyataan terpampang di depan matanya.

Baru saja Yesi Mo ingin mengucapkan sesuatu, Andrew Ling yang duduk diatas kursi roda juga masuk, lalu langsung menghampiri Bella Lan. Karena berada terlalu jauh dari mereka, Yesi Mo sama sekali tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang sedang mereka bicarakan. Tapi indera keenamnya mengatakan bahwa kedua orang itu pasti sedang membicarakan sesuatu yang tidak baik.

Katty Yun melihat Yesi Mo sekilas, kemudian perlahan-lahan bangkit berdiri, “Tunggu aku sebentar.”

“Kamu mau kemana?” Yesi Mo dengan penasaran menatap Katty Yun. Ia lalu melihat Katty Yun yang berjalan menghampiri Andrew Ling dan Bella Lan, kemudian duduk di sebuah meja yang berada di belakang mereka.

Andrew Ling dan Bella Lan berbincang dengan sangat serius, mereka sama sekali tidak menyadari Katty Yun menghampiri mereka.

Melihat Katty Yun yang dengan seksama menguping pembicaraan mereka, Yesi Mo pun sedikit mengernyitkan alisnya: Katty Yun ini sedang membantunya mencuri dengan pembicaraan Andrew Ling dan Bella Lan? Kenapa ia mau membantunya? Apa karena Robin Xiao dan Tony?

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu