Unlimited Love - Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
Yesu Mo mengamatinya mengangkat tangannya dalam diam, tatapannya menantang, dia ingin melihat apakah kebencian Andrew Ling kepadanya membuatnya berani memukulnya.
"Ramai sekali. "Rendy Mu yang duduk dua baris di belakang mereka berkata, "CEO Ling, jangan ribut. "
"Maafkan aku presdir. "Andrew Ling menoleh dan berkata pada Rendy Mu sambil menurunkan tangannya perlahan, lalu berkata dengan pelan pada Yesi Mo, "Kali ini anggap saja kamu masih beruntung. "
Yesi Mo menatapnya dengan tatapan mengejek, kemudian mencibir sambil berkata, "Yang dikatakan Sara Xue tepat sekali, kamu ternyata bukan seorang lelaki. Apa kamu tahu barusan kamu mirip apa? Anjing kudisan yang sombong. "
Andrew Ling dibuat Yesi Mo naik pitam, tapi di hadapan Rendy Mu dia tidak berani melakukan apa-apa.
Baru saja Rendy Mu sudah bersikap tidak puas dengan apa yang dia perbuat, kalau dia melanjutkannya, mungkin Rendy Mu tidak akan mengatakan apa pun, tapi dalam hati dia akan membencinya.
Kalau dia kehilangan simpatik dari Rendy Mu, nasibnya mungkin tidak akan jauh berbeda dengan Bella Lan.
Begitu Bella Lan terjatuh, Rendy Mu tidak langsung mencarinya, dia memberinya, dia juga tidak langsung menjilat Rendy Mu, agar dia bisa tetap tinggal di Perusahaan Mu, demi bisa melanjutkan rencananya, dia tidak mungkin sembarangan menyalahi bos besarnya itu.
Terlihat Andrew Ling terus menarik nafas panjang sambil memejmkan matanya, beberapa saat kemudian, nafas tersengalnya yang bagai sapi itu perlahan menjadi tenang, dan dia tidak lagi mengganggu Yesi Mo.
Karenanya, Yesi Mo merasa sedikit kecewa, dia awalnya mencari cara untuk memprovokasi Andrew Ling. Dia rela terluka demi membuat kesan Rendy Mu buruk terhadap Andrew Ling.
Sayang sekali kali ini dia tidak terpancing, Yesi Mo kali ini baru manyadari, ini adalah ketiga kalinya Andrew Ling jatuh, dan dengan cepat bangkit lagi di atas kakinya, ini tidak bisa dibilang hanya keberuntungan belaka, dia terbukti susah untuk dihadapi.
Rendy Mu yang duduk di belakang terus mengamati semua itu, dia tidak mengucapkan sepatah katapun, sampai ketika semua selesai, sebelum pesawat tinggal landas, Rendy Mu bangkit berdiri, berjalan mendekati Andrew Ling dan dengan wajah datar berkata padanya, "Duduk ke belakang. "
Andrew Ling menggangguk-angguk, dia lalu dengan segera memanggil awak kabin dan menyuruh mereka membantunya untuk pindah tempat duduk.
Melihat Andrew Ling dengan susah payah dibantu dua awak kabin duduk di kursi belakang, Rendy Mu melemparkan pandang tidak sabar: Andrew Ling terlalu merepotkan.
"Maafkan aku dengan apa yang terjadi barusan, aku yang salah, tidak bisa mengontrol anak buahku. Maafkan aku. "
"Ini tidak ada hubungannya denganmu. "Yesi Mo menggelengkan kepalanya dan berkata pada Rendy Mu.
"Tapi Andrew Ling, dia ...... "
"Anak buahmu? "Yesi Mo tertawa, "Kalau aku tidak salah ingat, dia sepertinya dimasukan oleh Bella Lan ke dalam Perusahaa Mu bukan? Bagaimana mungkin dia secepat itu menyerahkan diri kepadamu? "
"Dia adalah orang yang cerdas. "
Perkataan lugas dari Rendy Mu itu menjawab pertanyaan Yesi Mo.
Yesi Mo menoleh melihat ke kursi belakang, kebetulan Andrew Ling yang dilihatnya juga sedang melihat ke arahnya yang sedang berbincang sambil tersenyum pada Rendy Mu, dia kemudian berkata padanya, "Benar sekali, dia memang sangat cerdas. Tapi orang cerdas sepertinya seperti ini akan berbahaya, apa kamu yakin kamu sudah berhasil membuatnya tunduk padamu? "
"Setelah kedukannya ditentukan, di hadapanku dia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Benar juga, apa kamu ini akan pulang ke kota R?" Kepercayaan diri tertampang di wajah Rendy Mu.
Yesi Mo setuju dengan perkataannya, di hadapan Rendy Mu, Andrew Ling tidak akan berani berbuat macam-macam.
Di waktu yang sama dia juga merasa sayang, dia tidak berhasil menjauhkan hubungan mereka berdua.
Kalau tidak kecurigaan dan kebencian Rendy Mu kepadanya akan membuat Andrew Ling kewalahan beberapa waktu.
Melihat Yesi Mo mengangguk, Rendy Mu meminta maaf sekali lagi, "Aku tidak bisa membantu urusanmu itu. "
"Kamu sudah berusaha sebisamu, kalai ini kamu pergi ke kota R untuk...... "Yesi Mo tidak mampu menyelesaikan kalimatnya, selain menerima pembelian Yan Business Group, apa lagi yang mau dilakukan Rendy Mu?
Agenda Rendy Mu ke kota R kali ini adalah untuk mengamankan posisi Andrew Ling sebagai manajer pusat, kalau sampai dia juga berhasil mengambil hari Rendy Mu, menghadapinya di masa yang akan datang akan lebih sulit lagi.
"Baiklah, tidak usah membahas hal yang menyedihkan ini. "Rendy Mu dengan segera mengalihkan topik pembicaraan, di lalu menatap DIdi yang sedang melihat pemandangan di luar jendela, "Dia anakmu? "
Yesi Mo mengangguk, Rendy Mu mendadak menyeritkan dahinya, dia kemdian berbisik dengan hati-hati pada Yesi Mo, "Apa dia baru saja mengalami syok? Kenapa dia terlihat tidak beres? "
Ini pertama kalinya Yesi Mo berdekatan seperti itu dengan lelaki lain kecuali Stanley Yan, ini membuatnya kikuk, dia segera mendekati Didi, "Dia mengalami syok berat, dan belum sepenuhnya pulih. "
"Apa kamu membutuhkan bantuan? Aku kenal dengan seorang psikiater yang sangat hebat. Kasus seperti ini adalah keahliannya, aku percaya masalah yang dihadapi anakmu ini baginya bukan masalah yang besar. "
Nada bicara Rendy Mu yang penuh perhatian itu membuat Yesi Mo salah paham, dia lantas menatapnya dengan tatapan yang aneh.
"Jangan salah paham dulu, aku hanya ingin membantu. "Rendy Mu menjelaskan dengan tersenyum, "Toh kamu ini adalah teman dekat Presdir Xue, yang berarti juga adalah temanku. Antar teman kita sebaiknya saling membantu, bukan begitu? "
"Tapi aku tidak bisa membantumu apa-apa. "
Yesi Mo tidak ingin terlalu terlibat dengan Rendy Mu, bisa dikatakan dia tidak ingin terlibat dengan orang-orang seperti Rendy Mu ini.
"Siapa yang bisa memprediksi yang akan datang? Jangan lihat aku sekarang ini sebagai seseorang yang sudah memiliki segalanya, yang paling tinggi, kita tidak pernah tahu suatu hari nanti aku bisa jatuh. Ketika hari itu datang, aku mungkin juga akan membutuhkan pertolonganmu. "
"Kamu ini bisa saja. "Yesi Mo tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, tapi Rendy Mu tidak setuju, "Aku tidak pernah bercanda, baiklah tidak usah membicarakan ini lagi, bagaimana kalau kita bicara mengenai kota R? Ini adalah pertama kalinya aku pergi ke sana, apa ada tempat yang bagus? "
"Kota R...... "
Andrew Ling yang duduk di belakang mengawasi Rendy Mu dan Yesi Mo bercengkrama dengan asik, tampaknya hubungan kedua orang itu lebih dari hubungan biasa, ini bukanlah keadaan yang dia inginkan.
Kalau sampai Rendy Mu melindungi Yesi Mo, semua rencananya akan gagal.
Walaupun kotak itu berharga baginya, tapi sekarang ini kedudukannya jauh lebih penting, tanpa ini semua, dia tidak akan bisa membuat Yesi Mo dengan patuh memberinya kotak itu.
Penerbangan panjang adalah sesuatu yang membosankan, terutama penerbangan belasan jam, bagi orang dewasa mungkin hanyalah masalah kecil, tapi bagi seorang anak kecil, seperti Didi, ini adalah tantangan yang berat.
Belum sampai beberapa jam mengudara, Didi sudah tidak sabar, dia terus bertanya pada Yesi Mo kapan mereka akan sampai.
Akhirnya Yesi Mo juga menjawab dengan lelah, tapi melihat Didi yang terlihat kasihan, dia juga hanya bisa dengan sabar menjawab pertanyaannya itu.
Melihat pertanyaan Didi yang semakin lama semakin banyak, Yesi Mo mulai kewalahan menanggapinya, Rendy Mu yang berada di sebelah lantas mengulurinya bantuan.
Menghadapi pertanyaan-pertanyaan Didi itu, Rendy Mu menjelaskan dengan tepat dan menarik padanya, ini membuat Yesi Mo tertegun.
Dia tidak menyangka Rendy Mu mengerti banyak sekali, bisa segalanya, bahkan pengetahuan yang jarang diketahui orang pun dia juga bisa menjelaskannya seperti seorang ahli.
Yesi Mo mengira dirinya mengerti lebih banyak, tapi kalau dibandingkan dengan Rendy Mu, itu bagaikan membandingkan pengetahuan seorang anak TK dan profesor.
Dengan kehadiran Rendy Mu, Didi sepanjang penerbangan tidak lagi menganggu Yesi Mo, selanjutnya dia bahkan duduk di kursi Rendy Mu.
Melihat sepatu Didi yang penuh dengan lumpur menginjak-injak dan meninggalkan bekas di celana Rendy Mu, Yesi Mo panik, dia takut Rendy Mu akan marah. Dia sungguh tidak menyangka, Rendy Mu tidak bereaksi sama sekali, dan sama sekali tidak menggubrisnya.
Yesi Mo perlahan merasa tenang, melihat dua orang itu, dia perlahan memejamkan kedua matanya yang lelah itu.
Saat dia membuka matanya, pesawat yang dia tumpangi sudah mulai turun.
Yang pertama kali Yesi Mo lakukan adalah mencari Didi. Dia tidak menemukannya di tempat duduknya. Ketika dia meliaht ke arah Rendy Mu, dia baru mendapati Didi entah sejak kapan, tertidur di pangkuan Rendy Mu.
Air liurnya membekas di jas mahal yang dikenakan Rendy Mu, melihatnya dia merasa jijik.
Rendy Mu merasa Yesi Mo sedang menatapnya, dia kemudian tersenyum dan bertanya, "Sudah terbangun? "
"Maaf sudah merepotkanmu, sini biarkan aku yang menggendongnya." Yesi Mo menjulurkan tangannya untuk menggendong Didi, tapi Rendy Mu menggelengkan kepalanya, "Nanti tunggu sampai pesawat ini sudah mendarat. Sekarang terlalu berbahaya, kalau sampai dia terjatuh, akan sangat merepotkan. "
"Ini...... "Yesi Mo ragu sejenak, lalu tidak memaksanya lagi.
Pesawat mendarat, Didi terbangun saat Yesi Mo mengambilnya dari pangkuan Rendy Mu.
Setelah kembali ke pelukan Yesi Mo, Didi melihat air liurnya di baju yang dikenakan Rendy Mu, wajahnya memerah, lalu berkata, "Om Rendy, maafkan Didi, Didi tidak sengaja melakukannya. "
"Tidak apa-apa. "Rendy Mu terkekeh lalu bertanya padanya, "Apa tidur Didi tadi nyenyak? "
"Nyenyak, aku tadi bahkan bermimpi, ayah membawaku pergi ke taman bermain, kita bermain dengan gembira. "Setelah berkata demikian, Didi bertanya pada Yesi Mo, "Ibu, sesampainya di rumah, apa kita akan bisa bertemu dengan ayah? "
Yesi Mo secara tidak sadar menggelengkan kepalanya, akhirnya sambil menahan diri, membelai kepala Didi sambil berkata, "Didi, pekerjaan ayah belum selesai. Nanti setelah dia selesai, dia pasti akan pulang. "
"Kalau begitu, kapan ayah akan pulang? "
"Segera. "
Berbohong pada Didi seperti itu, hati Yesi Mo terasa perih, tapi selain membohonginya seperti itu, dia tidak tahu lagi harus mengatakan apa.
Stanley Yan sudah menghilang beberapa hari, samapai sekarang tidak ada kabar darinya, seakan dia hilang dari muka bumi.
Setiap kali memikirkan hal ini, Yesi Mo tidak bisa tidur.
Didi dengan polosnya menanggapi, "Oh, "dan tidak bertanya lagi, ini membuat Yesi Mo akhirnya menghela nafas lega.
Setelah pesawat yang mereka tumpangi berhenti dengan sempurna, pintu kabin terbuka, Yesi Mo sambil menggendong Didi berpamitan pada Rendy Mu, bangkit berdiri, lalu melangkah turun dari pesawat.
Rendy Mu bangkit berdiri lalu berkata, "Tunggu tunggu, aku akan bersama dengan kalian. "
"Kamu tidak menunggunya? "Yesi Mo bertanya sambil melemparkan pandangannya ke arah Andrew Ling yang sedang dibantu oleh awak kabin.
"Aku tidak sabar menunggu selama itu. "Rendy Mu cemberut, lalu berkata sambil tersenyum, "Di dalam pesawat udaranya pengap, aku sudah tidak sabar lagi ingin menghirup udara segar. "
Novel Terkait
Pejuang Hati
Marry SuPrecious Moment
Louise LeeCutie Mom
AlexiaLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaGet Back To You
LexyGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)