Unlimited Love - Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)

“Ibu, aku akan pulang dengan ayah!”

“Baiklah!” Yesi Mo menganggukkan kepalanya, namun Sandy Yan tidak pergi meninggalkannya, masih terus menatapnya, Yesi Mo mengerutkan alisnya, “Pria kecil, ada apa?”

“Ibu, bisakah kamu pulang bersamaku? Sandy tidak ingin menjadi anak yang tidak punya ibu!” Sandy Yan menatap Yesi Mo dengan menyedihkan.

Saat ucapan ini terucap, seketika wajah Rico Mu mengeras berucap dengan pelan, “Bocah, apa yang kamu katakan?”

Sandy Yan ketakutan hingga menundukkan kepalanya, air matanya mengumpul di pelupuk matanya, Stanley Yan langsung berjalan menghapirinya dengan dingin, menatap Rico Mu kemudian berucap. “Kamu telah menakuti putraku! Meminta maaflah!”

“Apaan-apaan kamu ini? Berani-beraninya menyuruhku meminta maaf?” Rico Mu langsung berdiri memicingkan matanya menatap Stanley Yan, tersenyum dingin.

“Kamu harus meminta maaf!” Stanley Yan menatap dingin Rico Mu, setelah Angie Qin menghilang, Sandy Yan adalah orang yang paling dia perdulikan di dunia ini. Dia tidak akan membiarkan siapapun mengganggunya.

Melihat kedua pria ini yang saling menatap tajam, suasanapun semakin mencekap, Yesi Mo yang berada di samping mendinginkan wajahnya, menatap Rico Mu, “Rico, cukup!”

Rico Mu melirik kesal pada Stanley Yan sejenak, menghirup nafas dalam kemudian duduk perlahan.

Yesi Mo menolehkan kepalanya ke arah Stanley Yan, “Maaf, Tuan! Tunanganku sudah membuat putramu takut, aku mewakilinya meminta maaf!”

“Tidak perlu!” Stanley Yan menggeleng dengan raut datar, “Tadi juga putraku yang salah berucap! Dia hanyalah anak kecil, yang tidak bisa menahan ucapannya, kuharap nona tidak marah padanya, dia juga karena sejak kecil tidak memiliki ibu maka”

“Aku mengerti!” Yesi Mo menganggukkan kepalanya, mengulurkan tangannya membantu Sandy Yan mengusap air matanya, berjongkok kemudian tersenyum padanya, “Sudah, pria kecil, pulanglah bersama ayahmu!”

“Ibu! Aku” Sandy Yan menolehkan kepala ke arah Stanley Yan, melihat wajah Stanley Yan yang sedikit dingin, menundukkan wajahnya berucap dengan sedih, kemudian menggandeng tangan Stanley Yan.

“Maaf sudah mengganggu kalian, sampai jumpa!”

Selesai berucap Stanley Yan menggandengn tangan Sandy Yan, kemudian membalikkan tubuhnya untuk pergi.

Hingga saat ini acara lelang yang terhenti kembali di lanjutkan, Yesi Mo memberikan sebuah senyuman pada Rico Mu, “Sudahlah, jangan perhitungan dengan anak kecil, dia masih tidak mengerti apapun! Kamu seperti ini sangat memalukan, okay?”

“Aku mengerti! Tapi aku masih belum meredakan amarahku! Kamu ini tunanganku, atas dasar apa anak itu memanggilmu ibu? Pasti disuruh oleh pria bermarga Yan itu!”

“Kamu ini! Terlalu berlebihan, jika aku tidak salah, aku mirip dengan ibu anak tadi, sejak kecil dia sudah kehilangan ibunya, dia hanya menganggapku sebagai ibunya saja! Aku saja tidak keberatan, kenapa kamu keberatan?” Yesi Mo tersenyum.

Perlahan-lahan raut wajah Rico Mu melunak, setelah terdiam beberapa saat akhirnya mengangkat kepalanya bertanya, “Yesi, bukankah kamu sangat menyukai anak kecil?”

Seketika Yesi Mo terbayang dengan wajah menggemaskan Sandy Yan, kemudian menganggukkan kepalanya.

“Kalau begitu tunggu setelah kita menikah, melahirkan anak yang banyak! Setidaknya bisa membuat tim sepak bola, kupikir ayah dan ibu juga pasti sangat senang melihat anak-anak kita menjadi sebuah tiim!”

Ucapan Rico Mu membuat wajah Yesi Mo memerah, kemudian memutar bola matanya malas, “Siapa yang ingin melahirkan anak sebanyak itu untukmu? Kamu kira aku ini induk babi?”

“Bukan begitu, maksudku adalah”

Rico Mu segera menjelaskan, namun Yesi Mo tertawa menggelengkan kepalanya sarat jika dia tidak perlu menjelaskan, “Aku tahu maksudmu!”

Rico Mu sangat mencintainya, beberapa tahun ini selalu sangat perhatian, masalah apapun selalu memikirkannya, kemana-mana selalu membawanya, jujur saja Yesi Mo sangat tersentuh, namun entah kenapa hatinya tidak pernah bergetar untuknya.

Namun berdasarkan ucapan orang tuanya, dia dan Rico Mu telah saling mengenal selama delapan tahun, menjalin hubungan selama tiga tahun lebih, selalu mencintai Rico Mu, awalnya penyebab dirinya kehilangan ingatan, karena Rico Mu tidak berhati-hati jatuh ke dalam air, dan dirinya yang seketika panik, takut terjadi sesuatu padanya, melompat ke air untuk menolongnya.

Namun hasilnya Rico Mu baik-baik saja, namun dia yang tidak bisa berenang malah terbaring di rumah sakit tidak sadarkan diri selama setengah tahun lebih, saat terbangun dia sudah tidak mengingat kenangan dulu.

Bahkan dia juga melupakan Rico Mu.

Dia masih ingat dengan jelas bayangan saat dia sadar dan melihat Rico Mu untuk pertama kalinya, saat itu dia terlihat sangat bersemangat, mendengar dirinya yang tidak mengingat pria itu, terlihat sangat sedih, namun masih berucap dengan bersungguh-sungguh walaupun dirinya melupakannya, dia akan membuat dirinya kembali mencintainya.

Dua tahun setelah hilang ingatan, Rico Mu yang sibuk dengan pekerjaannya, sambil meluangkan waktu untuk menemaninya, selalu menuruti semua keinginannya, dan juga membawanya ke tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi, berharap bisa membuat ingatannya kembali, membuatnya kembali mengingat semuanya, namun dia tetap tidak mengingat apapun.

Memikirkan hal ini, Yesi Mo merasa sangat bersalah pada Rico Mu.

“Yesi, apa yang sedang kamu pikirkan?”

“Aku sedang berpikir, kapan aku bisa mengingat semuanya!” Yesi Mo tersenyum pahit.

“Bodoh, tidak masalah jika tidak mengingatnya! Asalkan kita bisa bersama, aku sudah sangat puas!”

Rico Mu menatap Yesi Mo dengan penuh perasaan, menggenggam erat tangannya berucap menenangkan.

“Terima kasih, Rico! Aku tahu ini tidak adil untukmu!” Yesi Mo menatap Rico Mu dengan berterima kasih, hatinya merasakan rasa bersalah yang mendalam.

“Bodoh. Untuk apa mengatakan hal ini! Kamu pasti lelah, aku akan mengantarmu pulang!”

Rico Mu tersenyum menganggukkan kepala, menggandeng tangan Yesi Mo berjalan keluar dari ruangan acara lelang, Yesi Mo tidak melihat kilatan kekhawatiran yang terdapat dalam tatapan Rico Mu.

Kembali ke kamar bertipe president suite yang berada di lantai teratas, Rico Mu menyuruh Yesi Mo untuk mandi dan beristirahat, sedangkan dirinya memasuki kamar yang ada disamping kamarnya, dengan cepat serorang pria muda mengetuk pintu dan masuk ke dalam, “Bos, kamu mencariku?”

“Hmm!” Rico Mu mengerutkan alisnya. Menatapnya berucap dengan pelan, “Dimana Berto sekarang?”

“Berto sekarang berada di Kota M, kudengar dia sedang menghadiri sebuah seminar medis!”

“Suruh dia datang kemari, sudah waktunya untuk Yesi menjalani pengobatan!”

“Pengobatan? Bukankah satu bulan yang lalu”

“Lakukan seperti yang kukatakan!” Rico Mu meliriknya sekilas dengan dingin, seketika pria itu menundukkan kepalanya dengan hormat kemudian berucap, “Baiklah, bos! Sekarang aku akan menghubungi Berto!”

Setelah dia pergi, seketika di dalam kamar hanya menyisakan Rico Mu seorang, dia berjalan ke ranjang perlahan-lahan, menyalakan sebuah cerutu, ditengah kepulan asap, raut wajah Rico Mu terlihat khawatir, “Yesi, apakah kamu mengingat sesuatu?”

Perjalanan kembali ke rumah keluarga Yan, Sandy Yan menarik tangan Stanley Yan kemudian bertanya dengan sedih, “Ayah, kapan aku bisa bertemu dengan Ibu lagi?”

“Ibu? Maksudmu Bibi yang tadi?” Staley Yan sedikit mengerutkan alisnya, melihat Sandy Yan menganggukkan kpalanya. Stanley Yan tersenyum pasrah, “Sandy, dia bukan ibu! Ayah sudah mengatakannya padamu, apa kamu lupa?”

“Sandy tidak lupa!” Sandy Yan menundukkan kepalanya dengan sedih, merasa sangat kehilangan.

“Anak bodoh, jangan sedih! Percaya pada ayah, ayah akan menemukan ibu dengan cepat! Saat itu tiba kamu akan sama seperti anak lainnya, ada ibu yang menyayangimu!” Stanley Yan perlahan-lahan menarik Sandy Yan masuk ke dalam pelukannya, berucap menenangkan.

Namun tatapannya melihat ke arah langit melalui jendela mobil, berucap dalam hatinya: istriku, kamu dimana sebenarnya? Apa kamu merasakan Sandy yang sedang merindukanmu?”

Tiba di rumah keluarga Yan, Nenek Yan masih belum tidur, sedang duduk di sofa ruang tengah menunggu mereka pulang.

Melihat Sandy Yan seketika dia melambaikan tangannya dengan senang, “Sandy, kemari ke tempat nenek buyut!”

“Nenek buyut!” Sandy Yan dengan senang masuk ke dalam pelukan Nenek Yan, memanggilnya dengan manis, seketika membuat Nenek Yan tersenyum senang, memeluknya bertanya padanya. “Sandy, apa acara lelangnya menyenangkan?”

“Menyenangkan!” selesai berucap dia melihat Stanley Yan yang tidak memperhatikannya, seketika dia berbisik di telinga Nenek Yan dengan senang, “Nenek buyut, kuberitahu sebuah rahasia!”

“Rahasia apa?” Nenek Yan tertawa bertanya.

“Aku bertemu dengan ibu!” selesai berucap Sandy Yan memanyunkan bibirnya melihat Stanley Yan, berucap dengan kesal, “Namun ayah bilang ibu bukan ibu! Nenek buyut, apa ibu sebenarnya ibu?”

“Ha?” Nenek Yan tertegun, menolehkan kepalanya pada Stanley Yan yang berada tidak jauh kemudian berucap, “Stanley, kamu melihat Angie? Kenapa dia tidak pulang bersamamu?”

“Nenek, jangan dengarkan ucapan Sandy! Hanya seorang wanita yang mirip dengan Angie, Sandy telah salah mengenali orang!” Stanley Yan berucap menjelaskan.

“Benarkah?” Nenek Yan sedikit mengerutkan alisnya, “Apa memang di dunia ini ada orang semirip itu?”

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu