Unlimited Love - Bab 148 Retribusi (1)
"Maaf, aku sedang terburu-buru. "
Yesi Mo membuat-buat alasan untuk menolaknya, dan saat dia akan naik ke dalam mobil, Vivian Luo sudah menarik lengannya, "Jangan khawatir, aku tidak akan menggunakan banyak waktumu, aku hanya butuh beberapa menit saja. "
Vivian Luo mencengkramnya dengan sangat erat, Yesi Mo tidak bisa membebaskan diri, di saat yang sama, banyak pegawai perusahaan yang sedang berdatangan di tempat parkir. Karena tidak ingin membuat kehebohan, dia akhirnya dengan terpaksa mengangguk dan turun.
"Mau ke mobilku? "
Vivian Luo bertanya, Yesi Moa tidak menaruh curiga sama sekali, dia langsung naik ke dalam mobil Vivian Luo.
Mobil Vivian Luo sedang menyeberang, begitu naik ke dalam mobil, Yesi Mo menunggu sampai mobil benar-benar terparkir, dan sepanjang prosesnya, dia tidak membuka mulut, hanya duduk dalam diam di kursi penumpang depan.
"Presdir Mo sungguh pendiam, bahkan tidak bertanya apa yang ingin kubicarakan. "
Vivian Luo menatapnya sambil setengah tertawa, sambil menarik handbrake lalu menghentikan laju mobilnya.
"Ini tidak ada hubungannya dengan aku yang diam, kamu yang mencariku untuk membicarakan sesuatu, semisal aku tidak bertanya pun, bukankah kamu juga akan mengatakannya? "
Yesi Mo berkata lalu tertawa, sambil memainkan poni rambutnya.
"Ada benarnya. "Vivian Luo mengangguk, senyum di wajahnya perlahan menghilang. Yesi Mo tahu dengan jelas apa yang ingin dia bicarakan padanya. Dan sesuai dengan prediksinya, setelah senyum dari wajahnya menghilang seluruhnya, Vivian Luo mengatakan apa maksud tujuannya.
"Aku ingin meminta tolong pada Presdir Mo, untuk membiarkan Felix meninggalkan perusahaanmu. "
"Masalah seperti ini bukankah kamu seharusnya mencarinya? "Yesi Mo menghela nafas, dan menjawab asal-asalan.
"Kalau dia setuju, apa menurut anda aku akan datang ke sini mencari anda? "
"Maafkan aku, aku tidak bisa membantumu urusan ini. "
Yesi Mo menggeleng. Felix Lu sekarang ada kemungkinan lebih dari 90% adalah Stanley Yan, bagaimana mungkin Yesi Mo melepasnya pergi dari sisinya?
"Presdie Mo kenapa anda perlu melakukan demikian? Dia tidak lebih hanyalah seorang pegawai, bagi anda, dia tak berarti apa-apa. "Vivian Luo tertawa, "Dan lagi, aku tidak akan membuatmu melakukannya dengan cuma-cuma, aku bisa menyuruh ayahku untuk...... "
Wajah Yesi Mo berubah dingin, dia memotong perkataan Vivian Luo, "Nona Luo, anda tidak perlu melanjutkannya. Ini bukan sebuah negosiasi, tidak peduli seberapa bagus penawaranmu, aku juga tidak mungkin sembarangan memecat pegawaiku. Tentu kalau dia yang melakukan suatu kesalahan, itu adalah hal yang berbeda. "
Mendengarnya, Vivian Luo menyeritkan dahi, dan dari ujur bibirnya dia tersenyum, "Sepertinya aku memahami maksud Presdir Mo. "
Yesi Mo dalam hati tersenyum pahit, tapi ini tidak menciutkan niat Vivian Luo, yang demi membuat Felix Lu dikeluarkan dari perusahaan ini, dia tidak keberatan untuk berbuat demikian, dan berani mengatakan hal seperti itu di depannya, apa menurutnya dia tuli?
Apakah Vivian Luo ini terlalu naif, atau terlalu berani?
"Apa Nona Luo ada keperluan yang lain? Kalau tidak ada, aku pergi dulu. "Yesi Mo membuka pintu mobil, dan saat dia baru akan melangkah turun, Vivian Luo mendadak berkata dengan nada yang meremehkan, "Satu lagi, aku harap Presdir Mo membuat Felix Lu pindah keluar dari rumahmu, bagimu, ini tidak sulit, dan tentu juga tidak menyusahkanmu bukan? "
"Aku akan berbicara dengannya. "
Yesi Mo mau tidak mau menjawabnya, lalu pergi. Sepanjang perjalanan pulang, Yesi Mo berpikir keras bagaimana caranya menemukan wanita bernama Jolie Ran itu, dia harus secepatnya menemukan dia.
Di gedung tempat parkir, dia sudah membuang waktu cukup lama, dan itu membuatnya bertepatan dengan rush hour dalam perjalanan pulang. Sesampainya di rumah, Stanley Yan dan Jennie Bai sudah sampai setengah jam lebih awal darinya.
"Kakak ipar, kenapa kamu selarut ini baru pulang? "Jennie Bai bertanya dengan cemas.
"Aku kena macet di jalan. "Yesi Mo menjawabnya sembarangan, dia lantas melirik jam tangannya kemudian berkata sambil tersenyum, "Sudah lapar, ayo kita makan. "
Selesai makan, ketiga orang itu duduk di sofa ruang tamu sambil menikmati teh. Setelah Yesi Mo pertimbangkan, dia memutuskan untuk memberitahu Stanley Yan mengenai Vivian Luo yang mencarinya tadi.
Reaksi Stanley Yan sangatlah aneh, dia hanya menjawabnya dengan 'oh', menandakan bahwa dia sudah mengetahuinya, dan tidak mengucapkan apa-apa setelah itu.
"Felix Lu, calon istrimu ini sudah bersusah payah, apa kamu tidak merasa tertekan? "
Jennie Bai yang duduk di sebelahnya, bertanya dengan setengah bergurau. Stanley Yan menjawabnya dengan datar, "Lumayan. "
"Eh. "Jennie Bai terkejut dengan jawaban yang diberikannya.
Yesi Mo melihat mereka berdua menggelengkan kepalanya, mereka ini memang sungguh......
"Kalau begitu apa kamu ingin pindah keluar? "Jennie Bai bertanya dengan enggan.
"Pindah keluar itu sudah pasti, tapi sekarang masih tidak memungkinkan, aku belum menemukan tempat tinggal. "
"Rumahku. Kamu tinggal di tempatku, sekarang kembali ke sana, seharusnya bukan masalah. "Jennie Bai berkata.
"Kamu jangan memberiku ide yang buruk, yang lalu dia sudah membuat Andrew Ling membencinya, kalau sampai dia sungguh kembali ke tempat itu lagi, bagaimana kalau Andrew Ling mendatanginya lagi? "Yesi Mo tidak ingin Stanley Yan meninggalkan rumahnya, maka dia berkata demikian untuk menakutinya.
"Kakak ipar, kamu jangan sembarangan membuat orang lain ketakutan, ok? Masalah itu sudah berlalu sekian lama, Andrew Ling tentu sudah melupakannya, kalau tidak bagaimana bisa kita lalui hari-hari dengan tenang? "
"Ini...... "Yesi Mo menoleh lalu tersenyum pada Stanley Yan, "Felix Lu, bagaimana menurutmu? "
"Kita tunggu 2 hari lagi. "
Mendengar jawabannya, Yesi Mo merasa tenang, tapi Jennie Bai merasa tidak begitu senang, dia memonyongkan bibirnya, dan saat dia baru akan membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, ponselnya berdering.
Melihat nomor telepon yang tertampang di layarnya, raut wajah Jennie Bai memucat.
"Ada apa? Manajer Bai, kenapa tidak kamu angkat teleponnya? " Stanley Yan bertanya dengan bingung.
Jennie Bai tidak mengatakan apa-apa, tapi dia mencengkram sambil gemetar.
"Andrew Ling yang menelepon? "Yesi Mo menyeritkan dahinya, dan bertanya dengan tidak yakin.
Jennie Bai mengangguk, dia bangkit berdiri, "Felix Lu, kakak ipar, aku akan pergi mengangkat telepon ini dulu. "
Melihat bayangannya yang menghilang, Yesi Mo terlihat cemas.
Kalau dia tidak salah ingat, selama setengah tahun terakhir ini, Andrew Ling tidak pernah mengambil inisiatif untuk menelepon Jennie Bai sekali pun. Sekarang dia tiba-tiba meneleponnya, pastilah karena ada sesuatu yang penting.
"Jennie, tidak ada masalah bukan? "
Melihatnya kembali, Yesi Mo bertanya dengan khawatir, Jennie Bai memaksakan sebuah senyum, "Ti-tidak ada apa-apa. "
"Sungguh tidak ada apa-apa? "Yesi Mo masih merasa tidak tenang, dia tidak percaya Andrew Ling tiba-tiba meneleponnya tanpa masud tujuan yang lain. Tapi Jennie Bai enggan menjawabnya, akhirnya Yesi Mo tidak menanyainya lagi.
Ketiganya berbincang, sampai satu per satu dari mereka pulang ke kamar masing-masing.
Yesi Mo duduk di dalam ruang baca Nenek Yan dulu, sambil membawa dokumen-dokumen dari kantor. Mendadak telinganya mendengar sebuah deruman mesin mobil, dan saat dia bangkit berdiri, melihat keluar jendela, mobil Jennie Bai melesat keluar dari halaman rumah.
Pegi ke mana dia selarut ini? Apa jangan-jangan dia pergi menemui Andrew Ling?
Yesi Mo merasa tidak tenang, dia dengan segera menyuruh seseorang untuk membuntutinya.
Jennie Bai tidak lagi pulang, dan menurut laporan orang yang menguntitnya, Jennie Bai menemui Andrew Ling di bandara, kemudian, dengan wajah tegang dia naik pesawat dan terbang ke Amerika.
Yesi Mo awalnya ingin menelepon untuk mencari tahu sebenarnya apa yang terjadi, tapi dilihatnya waktu, sekiranya mereka masih berada di pesawat.
Dia menunggu dengan sabar sampai siang keesokan harinya. Saat Yesi Mo menelepon Jennie Bai, Jennie Bai tidak bersedia untuk berbicara padanya, seakan ada sesuatu yang sedang dia sembunyikan.
Yesi Mo berpesan padanya untuk berhati-hati, kalau sampai dia menemui masalah, untuk langsung meminta tolong pada Robin Xiao dan Sara Xue.
Setelah menutup telepon, dia baru menyadari Stanley Yan sedang menyeritkan dahi menatapnya, seketika dia bertanya dengan bingung, "Sejak kapan kamu berada di situ? Ada apa? "
"Presdir Mo, baru saja apa anda sedang menelepon Manajer Bai? Dia tidak sedang dalam masalah bukan? "
"Tidak ada masalah. "Yesi Mo menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, "Sudah hampir saatnya, kamu keluar lalu makanlah. "
"Bagaimana dengan anda? "
"Aku masih ada urusan pribadi yang perlu aku urus, kamu pergilah, tidak usah menungguku. "
"Kalau begitu....... "Stanley Yan ragu sejenak lalu mengangguk, "Baiklah kalau begitu, Presdir Mo, setelah anda selesai nanti, jangan lupa makan. "
Sebuah kalimat sederhana yang memancarkan perhatian, selalu membuat hati Yesi Mo tersenyum, dia melihat bayangan Stanley Yan, wajahnya dihiasi senyuman.
Dia mengantar kepergiannya dengan matanya, setelah itu dia baru menelepon Ssara Xue, untuk meminta tolong padanya mencari tahu apa maksud tujuan Andrew Ling membawa Jennie Bai ke Amerika.
"Tidak perlu mencari tahu, aku mengetahuinya. "
Novel Terkait
Cinta Seorang CEO Arogan
MedellineGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraDiamond Lover
LenaSi Menantu Dokter
Hendy ZhangThe Revival of the King
ShintaMy Perfect Lady
AliciaMenaklukkan Suami CEO
Red MapleHis Second Chance
Derick HoUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)