Unlimited Love - Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)

Yesi Mo tidak menunggu begitu lama sampai dia mendengar suara ketukan dari luar. Saat dia membuka pintu itu, Andrew Ling muncul di depannya dengan kursi rodanya dan tersenyum kepadanya.

"Nona Mo, apa kamu tidak ingin mengundangku masuk? "

"Silahkan masuk. "Yesi Mo mengangguk lalu mempersilahkannya masuk.

Andrew Ling mengangguk sambil memberi sinyal pada pengawalnya untuk mendorongnya masuk. Setelah Andrew Ling masuk, Yesi Mo baru menyadari di belakangnya ada seorang wanita yang mengikutinya.

Dari penampilannya, wanita ini terlihat tenang, dia mengenakan kacamata hitam, poninya yang panjang hampir menutupi sebagian besar wajahnya, dia terus menundukan kepala sambil memeluk dengan erat sebuah tas kantor, dia terlihat sangat malu.

"Keluarlah terlebih dahulu, biarkan Desy masuk. "Andrew Ling menganggukan kepalanya pada pengawal di belakangnya, melihatnya keluar, kali ini Andrew Ling baru tersenyum dan berkata pada Yesi Mo, "Waktu yang kita punya tidak banyak, segera tukar pakaian. "

Setelah berkata demikian, Yesi Mo langsung tahu rencana Andrew Ling, dia kemudian menarik Desy masuk ke dalam.

Beberapa menit kemudian, Yesi Mo berjalan keluar. Andrew Ling melihat Yesi Mo yang sekarang benar-benar terlihat seperti orang lain, mengangguk dengan puas, "Bagus, sudah terlihat mirip dengan Desy, kalau tidak diperhatikan dengan seksama, tidak akan kelihatan bedanya. Baiklah, ayo kita pergi. "

"Keluar dengan dandanan seperti ini? "Yesi Mo menyeritkan dahi dan bertanya pada Andrew Ling.

"Mau bagaimana lagi? Apa kamu masih mau berdiam diri di sini?"

"Bukan, maksudku apa perlu mengatur pose Desy terlebih dahulu , aku khawatir pengawal di luar akan menaruh curiga. "Yesi Mo melihat ke arah pintu sambil berkata.

Andrew Ling mengangguk, lalu tersenyum dan berkata, "Yang kamu katakan ada benarnya. "

Agar tidak membuat pengawal di luat menaruh curiga, Yesi Mo dengan sengaja menyuruh Desy duduk di sofa di ruang tamu dengan punggungnya menghadap ke arah pintu. Semisal para pengawal mencurigai sesuatu dan melihat bayangan Desy dari belakang, mereka juga tidak mungkin berpikir kalau Yesi Mo dan Desy sudah bertukar identitas.

Yesi Mo menundukan kepalanya sambil mendorong kursi roda Andrew Ling keluar. Dari belakang dia dapat mendengar seorang pengawal yang sedang berkata, "Nyonya, hari sudah malam, anda harus beristirahat. "

Mendengar perkataan pengawal itu, Yesi Mo seketika menjadi cemas, langkahnya seketika terhenti, dia dengan berhati-hati mencondongkan telinganya untuk mencuri-dengar jawaban Desy.

"Tunggu sebentar, Rico Mu belum pulang. "

Yesi Mo terbelalak, dia seakan tidak berani mempercayai telinganya, suara Desy seperti suara Bella Lan dulu, sama sekali tidak bisa mendengar perbedaan dari keduanya.

Setelah Andrew Ling memanggilnya, Yesi Mo baru tersadar dari lamunannya, dia segera mendorong kursi roda Andrew Ling masuk ke dalam lift.

Di dalam lift, Yesi Mo bertanya dengan bingung, "Suara Desy kenapa bisa terdengar mirip dengan suara Yesi Mo? "

"Menurutmu? "Andrew Ling menjawab pertanyaan Yesi Mo dengan pertanyaan.

Yesi Mo tercengang dan tidak bertanya lagi, dia kemudian teringat dia perlu bergegas menuju ke lobi, tapi sekarang mungkin Bella Lan sudah berada di sana. Dia pun menyeritkan dahi berpikir.

"Apa yang sedang kamu cemaskan? "

"Aku sedang berpikir bagaimana caranya untuk kembali ke lobi sebagai Yesi Mo tanpa mengejutkan orang-orang. "

"Tenang saja, semua sudah aku rencanakan. Kamu hanya perlu kembali ke lobi saja. "Setelah berkata demikian Andrew Ling mengedipkan matanya, "Yang lainnya tidak perlu kamu khawatirkan. "

Sambil berbincang, sampailah mereka di lantai 4. Pintu lift terbuka. Andrew Ling tersenyum sambil berkata pada Yesi Mo, "Kamu boleh pergi sekarang. "

"Terima kasih. "Yesi Mo melihat ke arah Andrew Ling untuk terakhir kalinya, kemudian mengambil langkah besar dan berjalan keluar.

"Aku menyuruhmu untuk bergegas, aku sudah tidak sabar lagi. "

Terdengar suara Andrew Ling yang penuh perasaan dari belakang, diikuti dengan tertutupnya pintu lift.

Sesampainya di muka pintu ballroom, seorang pelayan wanita menenteng sebuah tas kulit berjalan menghampirinya, "Nona Mo, ini adalah tas anda. "

Yesi Mo begitu melihatnya sekilas, dia langsung mengenali tas itu adalah tas miliknya dulu, yang sudah dibawa Bella Lan. Saat dia sudah menerimanya dan berniat untuk menanyakan padanya bagaimana dia bisa mendapatkan itu, pelayan wanita itu sudah berbalik dan melangkah pergi.

Begitu membuka pintu ballroom, Yesi Mo tidak melihat para pengawal suruhan Stanley Yan. Takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan lagi, dia tidak lagi berani beranjak dari situ. Dia kemudian meraih ponselnya dan menghubungi Stanley Yan.

"Sayang, kamu dari mana? Apa ada masalah? "

"Keadaan di sini sangat kacau, tidak akan bisa dijelaskan secara singkat. Aku akan menjelaskan padamu setelah kamu pulang nanti. Oh iya, apa kamu sudah menemukan Didi? "

"Sudah kutemukan, aku sekarang sedang dalam perjalanan pulang bersamanya. Kamu ada di mana? Aku akan menyuruh pengawalku untuk mencarimu, dan menjemputmu. "

"Aku di ballroom. "

Yesi Mo menanyakan kembali keadaan Didi, setelah dia mengetahui Didi baik-baik saja, dia baru menghela nafas lega.

Sesampainya di rumah, Stanley Yan sedang duduk di sofa ruang tamu ketika dia melihat baju yang dikenakan Yesi Mo, "Kenapa kamu bisa tiba-tiba berubah mengenakan baju itu? "

"Panjang ceritanya, nanti aku akan menjelaskan padamu, di mana Didi? "Yesi Mo bertanya dengan gugup.

"Didi ada di kamarnya, sekarang dia mungkin sudah tidur. "Stanley Yan tersenyum, "Apa kamu mau naik dan melihatnya? Aku akan menemanimu. "

"Baiklah. "Yesi Mo mengangguk, lalu mendahuluinya naik.

Saat membuka pintu dan melihat Didi sudah terlelap di tempat tidurnya, batu yang sedari tadi mengganjal di dalam hati Yesi Mo terangkat sudah. Dia lantas membelai wajah Didi dengan lembut, dia teringat dengan kejadian malam ini yang membuatnya cemas.

Dia hampir saja kehilangan Didi, Yesi Mo meraih tangan Didi dan menggenggamnya, enggan melepaskannya, sampai Stanley Yan membuka mulut untuk berkata padanya bahwa hari sudah malam. Yesi Mo baru melepas tangannya dengan berat hati, dan berjalan di belakang Stanley Yan.

Sepulangnya ke kamar, Stanley Yan menyuruh Yesi Mo untuk mandi terlebih dahulu, sampai mereka berdua selesai mandi, Stanley Yan baru menanyakan apa yang terjadi di hotel selama dia pergi.

Mendengar Andrew Ling membantu Yesi Mo yang akhirnya bisa membuat Yesi Mo kembali ke sisinya dengan selamat, Stanley Yan merasa ada yang aneh.

"Stanley, apa kamu baik-baik saja? "Yesi Mo bertanya dengan cemas.

Stanley Yan menggeleng, tersenyum lalu menjawab, "Tidak apa-apa."

"Sungguh? Kalau begitu apa yang baru saja kamu pikirkan? "Yesi Mo bertanya dengan penasaran. Stanley Yan tersenyum sambil menjawab, "Sebenarnya aku tidak sedang memikirkan apa-apa, aku hanya merasa kejadian malam ini sangat mirip dengan drama. Kalau sampai Bella Lan tahu, Andrew Ling menolongmu karena dia mengira kamu adalah dia, ini akan membuat usahanya menjadi sia-sia, dia tidak mendapatkan apa-apa. Sepertinya dia akan kesal sekali. "

"Ini sekarang sedang dalam waktu apa, kamu masih saja bercanda." Yesi Mo memelototinya. Tiba-tiba dia berkata dengan cemas, "Stanley, menurutmu, kalau Andrew Ling tahu aku bertukar identitas dengan Bella Lan, apakah dia juga akan menolong Bella Lan? Kalau aku sungguh bertukar identitas dengan Bella Lan, apakah kamu dapat mengenaliku? "

"Pasti bisa. "Stanley Yan menarik tangan Yesi Mo dan bertanya, "Sayang, kamu masih mengkhawatirkan... "

"Aku rasa Bella Lan tidak akan semudah itu menyerah. "

"Tidak apa-apa, aku tidak akan memberinya kesempatan. "Wajah Stanley Yan terlihat serius. Yesi Mo merasa sangat aman berada di dekatnya.

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu