Unlimited Love - Bab 130 Melewati Batas (1)

"Boss, ada kabar datang dari Amerika. "

Di dalam kamar president suite Hotel Matahari, Bella Lan baru saja terbangun dan mendapati asistennya, Jico Lu, mengetuk pintu dan berjalan masuk, lalu menyapanya.

"Oh? Katakan. "Bella Lan girang melihat Jico Li, dia kemudian menyaut sebuah sisir dari meja riasnya, dan sambil menyisir rambutnya, dia bertanya.

Jico Li menatap wajah Bella Lan dari samping, tatapannya kemudian jatuh pada buah dada Bella Lan, yang membuatnya menelan ludah diam-diam, dia menelusuri tubuh Bella Lan sampai ke perut kecilnya, dia tanpa sadar menggigit bibirnya, baru mulai membuka mulutnya.

"Orang kita membuntuti Yesi Mo dan Sara Xue sampai ke kolam renang, rencana awalnya adalah ingin menenggelamkan mereka dan membuatnya terlihat seperti sebuah kecelakaan, siapa tahu mendadak muncul seorang pengawal dan menyelamatkan Yesi Mo dari cengkraman maut. "

"Dia tidak mati? Lantas bagaimana keadaannya? "Bella Lan berhenti menyisir rambutnya sejenak, menoleh dan bertanya dengan penasaran.

"Tidak begitu baik, dia murung, kabarnya sepulangnya dari kolam renang, dia langsung pulang ke rumahnya, dan tidak menyentuh makanannya sedikit pun dan langsung beristirahat di dalam kamarnya. "

"Tampaknya dia cukup merasa trauma. "Bella Lan menggelengkan kepalanya sambil tertawa.

"Sepertinya dekat-dekat ini dia tidak akan berani keluar dari rumah, yang ditakutakan semisal dia keluar dari rumah pun dia akan membawa banyak pengawal bersamanya. Boss, dengan begini, kesempatan yang kita punya tidak akan banyak. "

"Kesempatan itu harus dibuat, pokoknya kamu persiapkan mereka, agar sewaktu-waktu bisa bertindak, yang lain, tidak usah kamu khawatirkan, aku tidak akan membuat mereka menunggu lama. "

Bella Lan tertawa setelah menyelesaikan kalimatnya.

Tawa Bella Lan itu seketika menyadarkan Jico Li dari lamunannya tentang Bella Lan, membuatnya takut, dia segera menundukan kepalanya, khawatir Bella Lan menyadari apa yang sedang dia pikirkan, dia kemudian berkata dengan hormat, "Baik, boss, aku akan segera menyampaikan pesanmu pada mereka. "

Bella Lan seperti sedang mengusir lalat, menyuruh Jico Li segera pergi. Melihat matahari yang perlahan naik, senyum tipir terukir di bibirnya, "Yesi Mo, kali ini kamu pasti akan kena, jangan secepat itu menyerah dalam permainan ini, kalau tidak ini semua akan jadi tidak menarik lagi. "

Kabar buruk yang menimpa Yesi Mo, Stanley Yan begitu terbangun pagi itu langsung mengetahuinya, kalau masalah di kota R ini bisa dia tinggalkan, dia akan dengan segera terbang ke Amerika dan melindungi Yesi Mo.

Di telepon dia menyuruh Yesi Mo untuk segera meninggalkan Amerika dan pulang ke kota R, tapi Yesi Mo masih ingin tinggal di sana, dan berkata sebelum dia selesai mengurus urusan Robin Xiao dan Katty Yun, dia tidak akan mau pulang ke kota R.

Kekerasan kepala Yesi Mo membuat Stanley Yan sakit kepala. Maka dia hanya bisa menyuruh Yesi Mo berjanji padanya, sebelum pengawal yang dia kirimkan ke Amerika sampai, dia tidak boleh meninggalkan rumah.

Yesi Mo menyetujuinya dengan senang, ini membuat Stanley Yan merasa sedikit tenang.

Setelah menutup telepon, Stanley Yan langsung menghubungi Robin Xiao.

"Ini aku Stanley Yan, apa yang terjadi pada Sisi kamu tentu sudah mengetahuinya, apa jangan-jangan kamu sengaja mau menutupinya dariku? "

Nada bicara Stanley Yan terdengar santai, tapi dalam hatinya, api amarahnya berkobar.

Sebelum Yesi Mo berangkat ke Amerika, dia sudah menghubungi Robin Xiao, dan berpesan padanya untuk menjaga Yesi Mo, dan jangan sampai dia menemui masalah, tapi sekarang, ada kejadian serupa, hal ini juga tidak luput dari tanggung jawab Robin Xiao.

"Aku sekarang dalam perjalanan menuju ke rumahnya, tenang saja, hal seperti ini tidak akan terjadi lagi. Aku sekarang akan mengutus beberapa orang untuk mengawalnya. "

"Aku tidak peduli apapun caranya, kamu harus berjanji untuk menjaganya sebelum orang yang kukirimkan sampai di sana, kalau sampai terjadi apa-apa dengannya, jangan salahkan aku kalau aku sampai membalas dendam padamu. "

Selesai telepon, Stanley Yan berkata dengan suara berat pada Mason Luo yang berada di sampingnya, "Kirimkan lebih banyak orang ke Amerika, kalau sampai terjadi sesuatu dengan Sisi, mereka tidak usah kembali ke sini lagi. "

Stanley Yan mendadak bangkit berdiri, tapi tidak berjalan turun ke bawah.

"Kak, ayo makan pagi. "Jennie Bai melihat Stanley Yan tersenyum dan menyapanya, tapi Stanley Yan menggelengkan kepalanya, "Tidak usah, kamu dan Didi saja yang makan. Nanti setelah selesai makan, bantu aku mengantar Didi ke sekolah. "

"Kak, kamu sekarang pergi ke kantor? Apakah di kantor telah terjadi sesuatu? "

Jennie Bai bertanya dengan cemas, Stanley Yan menoleh, "Bisa dibilang begitu. Aku pergi dulu. "

Stanley Yan tidak pergi ke akntor, tapi langsung pergi ke Hotel Matahari, kemudian langsung mengetuk pintu kamar Bella Lan.

"Stanley Yan, kenapa kamu pagi-pagi seperti ini tidak pergi ke kantor tapi datang ke sini? "Jico Li melihat Stanley Yan bertanya dengan bingung.

"Aku mencari Bella Lan. "

"Boss sedang mandi, tunggu sebentar dia akan pergi makan, bagaimana kalau kamu datang lagi lebih siang nanti? "

Kedatangan Stanley Yan ke sini, Jico Li tahu dengan jelas, maka dia mencari alasan untuk mengusirnya pergi, tapi tak disangka, Stanley Yan mendorong pintu itu, dan berkata dengan dingin, "Aku sudah tidak sabar lagi. "

Selesai mengatakan demikian, Stanley Yan menyerobot masuk dan berteriak, "Bella Lan, teman lamamu datang, apa kamu tidak mau keluar untuk menemuinya? "

"Stanley Yan apa kamu ini tidak bisa menunggu sebentar? Anggap saja sebuah cara bersopan santun. "Jico Li terlihat tidak senang, Stanley Yan mencibir dan tertawa, "Sopan? Atas dasar apa? "

"Kita dulu adalah teman SMA, dan juga teman...... "

Jico Li berkata dengan perlahan, Stanley Yan memotongnya, "Mulai dari saat kamu mengikutinya, kita sudah bukan lagi teman. "

"Kamu...... "

"Jico, Stanley datang, kenapa kamu tidak memanggilku? "Bella Lan dari dalam kamar melangkah keluar. Melihat Stanley Yan yang bertampang garang, berdiri di muka pintu, dia tersenyum, "Stanley, jangan berdiri di situ, sini masuk dan duduk. "

Begitu Bella Lan membuka mulutnya, Jico Li tidak punya alasan lagi untuk menghalangi Stanley Yan, maka dia hanya bisa membiarkannya masuk dengan berat hati, matanya terus terpaku pada Stanley Yan.

"Ada apa kamu datang ke sini? "Bella Lan mengedip-ngedipkan matanya, dan bertanya dengan penasaran, "Apa jangan-jangan kamu sudah berubah pikiran? "

"Bella Lan, berhentilah berlaku seperti ini, apa kamu sungguh tidak tahu kenapa aku datang ke sini mencarimu? "Stanley Yan berjalan mendekat, mulutnya bergetar marah melihat Bella Lan yang santai duduk di sofa di depannya.

"Aku bukan seekor cacing di dalam perutmu, aku sungguh tidak tahu untuk apa kamu datang ke sini mencariku. "

Bella Lan kemudian menerima segelas susu yang disodorkan oleh seorang pembantu, lalu meminumnya sambil mengangkat kepala dan melihat Stanley Yan.

Stanley Yan menggertakan giginya dan mengangguk, "Karena kamu sudah bilang kamu tidak tahu, kalau begitu aku akan mengingatkannya padamu. "

Kabarnya Yesi Mo hampir mati tenggelam, dan pengawal yang diam-diam dia suruh untuk mengawalnya mati karenanya, Bella Lan teregun dan bertanya, "Kenapa bisa begitu? "

"Kamu ini tidak sedang curiga denganku bukan? "Melihat Stanley Yan menatapnya lekat-lekat, Bella Lan tersenyum simpul.

"Curiga? Tidak. Pasti kamulah pelakunya. "

"Stanley, ini memang bukan Amerika, tapi semuanya tetap harus disertai bukti yang lengkap, kamu kalau sembarang menuduh, aku bisa melaporkanmu ke pihak berwajib. "

"Berhenti mengancamku, kalau ini di Amerika, mungkin aku lebih takut lagi padamu, tapi ini China, kota R. Apa saja yang ingin kamu lakukan, ayo. Akan aku hadapi, tapi kalau kamu masih juga melakukan hal-hal memalukan ini, aku juga tidak akan sungkan. "

"Apa kamu ini sedang mengancamku? "Bella Lan seperti tertawa tapi tidak tertawa.

"Terserah apa maumu, selanjutnya aku hanya akan mengatakannya sekali, sebaiknya ingat baik-baik perkataanku. Kalau terjadi apa-apa pada Sisi di Amerika, tidak peduli perbuatanmu atau bukan, jangan salahkan aku, kalau aku melakukan sesuatu padamu, di kota R ini adalah teritoriku, ingin main kotor, kamu tidak akan bisa menandingiku. "

Setelah berkata demikian, Stanley Yan melangkah pergi tanpa memberikan Bella Lan kesempatan untuk berbicara.

"Boss, Stanley Yan sudah keterlaluan, apa anda ingin aku menyuruh orang untuk... "Jico Li memperagakan menggorok leher, dan matanya penuh keseriusan.

"Oh? Kamu ada rencana apa? Katakanlah, biarkan aku mendengarnya. "Bella Lan terlihat girang menatap Jico Li.

Jico Li berkata, "Sebenarnya itu mudah, ada banyak cara untuk melenyapkan seseorang dari muka bumi, yang penting semua harus dibuat supaya terlihat seperti sebuah kecelakaan. "

Melihat Bella Lan diam tak bersuara, Jico Li tertawa, "Kalau begitu akan aku persiapkan. "

Setelah berkata demikian, Jico Li berbalik lalu melangkah keluar. Ketika dia sampai di mulut pintu, Bella Lan mendadak memanggilnya, "Tunggu sebentar. "

"Boss, apa ada yang lain? "Jico Li bertanya dengan bingung pada Bella Lan.

"Ada, ada yang sangat sangat penting."Bella Lan melambaikan tangannya, "Sini, aku beri tahu kamu. "

Jico Li ragu sejenak lalu berjalan ke depan Bella Lan, Bella Lan lantas mengangkat alisnya dan melambaikan tangannya lagi, "Kenapa berdiri sejauh itu? Mendekatlah, dekatkan kepalamu ke sini. '

Hati Jico Li berdebar, Bella Lan tidak akan memberinya ciuman bukan?

Dia berusaha menyembunyikan tarian jantungnya di dalam dadanya itu. Sekilas dia dapat melihat pakaian Bella Lan dengan belahan rendah tersibak, jantungnya berdebar semakin kencang, gawat, jantungnya sudah hampir meledak.

Tepat ketika kepalanya sudah sampai di depan Bella Lan, dia tiba-tiba menamparnya dengan keras sampai dia terjatuh. Tawa di wajah Jico Li sirna seketika, yang tersisa hanyalah senyum kecut.

"Boss, kenapa anda menampar saya? "Jico Li yang berada di lantai menjulurkan tangannya meraba pipinya yang bengkak.

"Tamparan untukmu ini terhitung hukuman yang ringan. "

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu