Unlimited Love - Bab 130 Melewati Batas (1)
"Boss, ada kabar datang dari Amerika. "
Di dalam kamar president suite Hotel Matahari, Bella Lan baru saja terbangun dan mendapati asistennya, Jico Lu, mengetuk pintu dan berjalan masuk, lalu menyapanya.
"Oh? Katakan. "Bella Lan girang melihat Jico Li, dia kemudian menyaut sebuah sisir dari meja riasnya, dan sambil menyisir rambutnya, dia bertanya.
Jico Li menatap wajah Bella Lan dari samping, tatapannya kemudian jatuh pada buah dada Bella Lan, yang membuatnya menelan ludah diam-diam, dia menelusuri tubuh Bella Lan sampai ke perut kecilnya, dia tanpa sadar menggigit bibirnya, baru mulai membuka mulutnya.
"Orang kita membuntuti Yesi Mo dan Sara Xue sampai ke kolam renang, rencana awalnya adalah ingin menenggelamkan mereka dan membuatnya terlihat seperti sebuah kecelakaan, siapa tahu mendadak muncul seorang pengawal dan menyelamatkan Yesi Mo dari cengkraman maut. "
"Dia tidak mati? Lantas bagaimana keadaannya? "Bella Lan berhenti menyisir rambutnya sejenak, menoleh dan bertanya dengan penasaran.
"Tidak begitu baik, dia murung, kabarnya sepulangnya dari kolam renang, dia langsung pulang ke rumahnya, dan tidak menyentuh makanannya sedikit pun dan langsung beristirahat di dalam kamarnya. "
"Tampaknya dia cukup merasa trauma. "Bella Lan menggelengkan kepalanya sambil tertawa.
"Sepertinya dekat-dekat ini dia tidak akan berani keluar dari rumah, yang ditakutakan semisal dia keluar dari rumah pun dia akan membawa banyak pengawal bersamanya. Boss, dengan begini, kesempatan yang kita punya tidak akan banyak. "
"Kesempatan itu harus dibuat, pokoknya kamu persiapkan mereka, agar sewaktu-waktu bisa bertindak, yang lain, tidak usah kamu khawatirkan, aku tidak akan membuat mereka menunggu lama. "
Bella Lan tertawa setelah menyelesaikan kalimatnya.
Tawa Bella Lan itu seketika menyadarkan Jico Li dari lamunannya tentang Bella Lan, membuatnya takut, dia segera menundukan kepalanya, khawatir Bella Lan menyadari apa yang sedang dia pikirkan, dia kemudian berkata dengan hormat, "Baik, boss, aku akan segera menyampaikan pesanmu pada mereka. "
Bella Lan seperti sedang mengusir lalat, menyuruh Jico Li segera pergi. Melihat matahari yang perlahan naik, senyum tipir terukir di bibirnya, "Yesi Mo, kali ini kamu pasti akan kena, jangan secepat itu menyerah dalam permainan ini, kalau tidak ini semua akan jadi tidak menarik lagi. "
Kabar buruk yang menimpa Yesi Mo, Stanley Yan begitu terbangun pagi itu langsung mengetahuinya, kalau masalah di kota R ini bisa dia tinggalkan, dia akan dengan segera terbang ke Amerika dan melindungi Yesi Mo.
Di telepon dia menyuruh Yesi Mo untuk segera meninggalkan Amerika dan pulang ke kota R, tapi Yesi Mo masih ingin tinggal di sana, dan berkata sebelum dia selesai mengurus urusan Robin Xiao dan Katty Yun, dia tidak akan mau pulang ke kota R.
Kekerasan kepala Yesi Mo membuat Stanley Yan sakit kepala. Maka dia hanya bisa menyuruh Yesi Mo berjanji padanya, sebelum pengawal yang dia kirimkan ke Amerika sampai, dia tidak boleh meninggalkan rumah.
Yesi Mo menyetujuinya dengan senang, ini membuat Stanley Yan merasa sedikit tenang.
Setelah menutup telepon, Stanley Yan langsung menghubungi Robin Xiao.
"Ini aku Stanley Yan, apa yang terjadi pada Sisi kamu tentu sudah mengetahuinya, apa jangan-jangan kamu sengaja mau menutupinya dariku? "
Nada bicara Stanley Yan terdengar santai, tapi dalam hatinya, api amarahnya berkobar.
Sebelum Yesi Mo berangkat ke Amerika, dia sudah menghubungi Robin Xiao, dan berpesan padanya untuk menjaga Yesi Mo, dan jangan sampai dia menemui masalah, tapi sekarang, ada kejadian serupa, hal ini juga tidak luput dari tanggung jawab Robin Xiao.
"Aku sekarang dalam perjalanan menuju ke rumahnya, tenang saja, hal seperti ini tidak akan terjadi lagi. Aku sekarang akan mengutus beberapa orang untuk mengawalnya. "
"Aku tidak peduli apapun caranya, kamu harus berjanji untuk menjaganya sebelum orang yang kukirimkan sampai di sana, kalau sampai terjadi apa-apa dengannya, jangan salahkan aku kalau aku sampai membalas dendam padamu. "
Selesai telepon, Stanley Yan berkata dengan suara berat pada Mason Luo yang berada di sampingnya, "Kirimkan lebih banyak orang ke Amerika, kalau sampai terjadi sesuatu dengan Sisi, mereka tidak usah kembali ke sini lagi. "
Stanley Yan mendadak bangkit berdiri, tapi tidak berjalan turun ke bawah.
"Kak, ayo makan pagi. "Jennie Bai melihat Stanley Yan tersenyum dan menyapanya, tapi Stanley Yan menggelengkan kepalanya, "Tidak usah, kamu dan Didi saja yang makan. Nanti setelah selesai makan, bantu aku mengantar Didi ke sekolah. "
"Kak, kamu sekarang pergi ke kantor? Apakah di kantor telah terjadi sesuatu? "
Jennie Bai bertanya dengan cemas, Stanley Yan menoleh, "Bisa dibilang begitu. Aku pergi dulu. "
Stanley Yan tidak pergi ke akntor, tapi langsung pergi ke Hotel Matahari, kemudian langsung mengetuk pintu kamar Bella Lan.
"Stanley Yan, kenapa kamu pagi-pagi seperti ini tidak pergi ke kantor tapi datang ke sini? "Jico Li melihat Stanley Yan bertanya dengan bingung.
"Aku mencari Bella Lan. "
"Boss sedang mandi, tunggu sebentar dia akan pergi makan, bagaimana kalau kamu datang lagi lebih siang nanti? "
Kedatangan Stanley Yan ke sini, Jico Li tahu dengan jelas, maka dia mencari alasan untuk mengusirnya pergi, tapi tak disangka, Stanley Yan mendorong pintu itu, dan berkata dengan dingin, "Aku sudah tidak sabar lagi. "
Selesai mengatakan demikian, Stanley Yan menyerobot masuk dan berteriak, "Bella Lan, teman lamamu datang, apa kamu tidak mau keluar untuk menemuinya? "
"Stanley Yan apa kamu ini tidak bisa menunggu sebentar? Anggap saja sebuah cara bersopan santun. "Jico Li terlihat tidak senang, Stanley Yan mencibir dan tertawa, "Sopan? Atas dasar apa? "
"Kita dulu adalah teman SMA, dan juga teman...... "
Jico Li berkata dengan perlahan, Stanley Yan memotongnya, "Mulai dari saat kamu mengikutinya, kita sudah bukan lagi teman. "
"Kamu...... "
"Jico, Stanley datang, kenapa kamu tidak memanggilku? "Bella Lan dari dalam kamar melangkah keluar. Melihat Stanley Yan yang bertampang garang, berdiri di muka pintu, dia tersenyum, "Stanley, jangan berdiri di situ, sini masuk dan duduk. "
Begitu Bella Lan membuka mulutnya, Jico Li tidak punya alasan lagi untuk menghalangi Stanley Yan, maka dia hanya bisa membiarkannya masuk dengan berat hati, matanya terus terpaku pada Stanley Yan.
"Ada apa kamu datang ke sini? "Bella Lan mengedip-ngedipkan matanya, dan bertanya dengan penasaran, "Apa jangan-jangan kamu sudah berubah pikiran? "
"Bella Lan, berhentilah berlaku seperti ini, apa kamu sungguh tidak tahu kenapa aku datang ke sini mencarimu? "Stanley Yan berjalan mendekat, mulutnya bergetar marah melihat Bella Lan yang santai duduk di sofa di depannya.
"Aku bukan seekor cacing di dalam perutmu, aku sungguh tidak tahu untuk apa kamu datang ke sini mencariku. "
Bella Lan kemudian menerima segelas susu yang disodorkan oleh seorang pembantu, lalu meminumnya sambil mengangkat kepala dan melihat Stanley Yan.
Stanley Yan menggertakan giginya dan mengangguk, "Karena kamu sudah bilang kamu tidak tahu, kalau begitu aku akan mengingatkannya padamu. "
Kabarnya Yesi Mo hampir mati tenggelam, dan pengawal yang diam-diam dia suruh untuk mengawalnya mati karenanya, Bella Lan teregun dan bertanya, "Kenapa bisa begitu? "
"Kamu ini tidak sedang curiga denganku bukan? "Melihat Stanley Yan menatapnya lekat-lekat, Bella Lan tersenyum simpul.
"Curiga? Tidak. Pasti kamulah pelakunya. "
"Stanley, ini memang bukan Amerika, tapi semuanya tetap harus disertai bukti yang lengkap, kamu kalau sembarang menuduh, aku bisa melaporkanmu ke pihak berwajib. "
"Berhenti mengancamku, kalau ini di Amerika, mungkin aku lebih takut lagi padamu, tapi ini China, kota R. Apa saja yang ingin kamu lakukan, ayo. Akan aku hadapi, tapi kalau kamu masih juga melakukan hal-hal memalukan ini, aku juga tidak akan sungkan. "
"Apa kamu ini sedang mengancamku? "Bella Lan seperti tertawa tapi tidak tertawa.
"Terserah apa maumu, selanjutnya aku hanya akan mengatakannya sekali, sebaiknya ingat baik-baik perkataanku. Kalau terjadi apa-apa pada Sisi di Amerika, tidak peduli perbuatanmu atau bukan, jangan salahkan aku, kalau aku melakukan sesuatu padamu, di kota R ini adalah teritoriku, ingin main kotor, kamu tidak akan bisa menandingiku. "
Setelah berkata demikian, Stanley Yan melangkah pergi tanpa memberikan Bella Lan kesempatan untuk berbicara.
"Boss, Stanley Yan sudah keterlaluan, apa anda ingin aku menyuruh orang untuk... "Jico Li memperagakan menggorok leher, dan matanya penuh keseriusan.
"Oh? Kamu ada rencana apa? Katakanlah, biarkan aku mendengarnya. "Bella Lan terlihat girang menatap Jico Li.
Jico Li berkata, "Sebenarnya itu mudah, ada banyak cara untuk melenyapkan seseorang dari muka bumi, yang penting semua harus dibuat supaya terlihat seperti sebuah kecelakaan. "
Melihat Bella Lan diam tak bersuara, Jico Li tertawa, "Kalau begitu akan aku persiapkan. "
Setelah berkata demikian, Jico Li berbalik lalu melangkah keluar. Ketika dia sampai di mulut pintu, Bella Lan mendadak memanggilnya, "Tunggu sebentar. "
"Boss, apa ada yang lain? "Jico Li bertanya dengan bingung pada Bella Lan.
"Ada, ada yang sangat sangat penting."Bella Lan melambaikan tangannya, "Sini, aku beri tahu kamu. "
Jico Li ragu sejenak lalu berjalan ke depan Bella Lan, Bella Lan lantas mengangkat alisnya dan melambaikan tangannya lagi, "Kenapa berdiri sejauh itu? Mendekatlah, dekatkan kepalamu ke sini. '
Hati Jico Li berdebar, Bella Lan tidak akan memberinya ciuman bukan?
Dia berusaha menyembunyikan tarian jantungnya di dalam dadanya itu. Sekilas dia dapat melihat pakaian Bella Lan dengan belahan rendah tersibak, jantungnya berdebar semakin kencang, gawat, jantungnya sudah hampir meledak.
Tepat ketika kepalanya sudah sampai di depan Bella Lan, dia tiba-tiba menamparnya dengan keras sampai dia terjatuh. Tawa di wajah Jico Li sirna seketika, yang tersisa hanyalah senyum kecut.
"Boss, kenapa anda menampar saya? "Jico Li yang berada di lantai menjulurkan tangannya meraba pipinya yang bengkak.
"Tamparan untukmu ini terhitung hukuman yang ringan. "
Novel Terkait
Bretta’s Diary
DanielleMenantu Hebat
Alwi GoMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeThat Night
Star AngelEternal Love
Regina WangLove Is A War Zone
Qing QingUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)