Unlimited Love - Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)

Sejak dia berganti pakaian dan berjalan masuk, dia terus membusungkan dadanya, dan di depan semua mata yang haus itu dia melenggokan badannya yang menggairahkan.

Sorotan mata yang haus dengan kesegaran duniawi itu bukannya membuatnya merasa malu, melainkan dia malah semakin merasa bangga.

"Sisi, ada apa? "Sara Xue merasakan keanehan pada Yesi Mo, dia menoleh dan bertanya dengan bingung padanya.

"Itu. Aku mendadak merasa tidak enak badan, lebih baik kamu berenanglah terlebih dahulu, aku akan menunggumu di ruang ganti. "Yesi Mo dengan sangat berhati-hati berkata pada Sara Xue.

"Kamu ini merasa tidak enak dilihat oleh semua orang? Kenapa kamu begitu malu? Apa kamu merasa mereka berani mendekat dan melakukan sesuatu? "Sara Xue melihat ke sekeliling, ke sorotan mata para lelaki yang sedang menikmati indahnya tubuh mereka, "Kalau sampai mereka berani macam-macam, aku akan membuat mereka tidak lagi menjadi lelaki sejati. "

Setelah mengatakan demikian, dia mengangkat tangannya tinggi-tinggi sambil membuat bentuk gunting yang sedang memotong alat vital mereka, mengejutkan mereka semua.

"Lihatlah, orang-orang ini begitu memalukan. Kamu semakin merasa malu, mereka semakin merasa tergoda, kamu semakin tidak peduli, mereka juga tidak akan tertarik lagi. "

Yesi Mo mengamati sejenak, memang benar seperti yang dikatakan Sara Xue, sekarang mata-mata jelalatan itu lebih banyak mengamatinya daripada Sara XUe.

"Ternyata kamu ini tidak ingin mereka lihat, kalau begitu, ayo kita masuk ke air, di dalam air mereka tidak akan bisa melihat kita. "Sara Xue menarik tangan Yesi Mo lalu tertawa sambil melangkah ke arah kolam. Dia kemudian melepaskan tangannya, dan setelah melakukan sedikit pemanasan, dia melompat ke dalam kolam. Berenang-renang sejenak, melihat Yesi Mo masih juga berdiri di tepian, dia bertanya dengan bingung, "Sisi, kenapa kamu masih juga tidak mencebur? "

"Aku tidak bisa berenang. "

"Kalau kamu tidak bilang, aku sudah lupa. Sini, aku akan mengajarimu. Untuk bisa berenang, hal pertama yang harus kamu kuasai adalah menahan nafas. Tahanlah nafas, biar aku lihat seberapa lama kamu bisa menahan nafasmu, nanti aku akan mengajarimu gaya berenang yang benar. "

Setengah jam kemudian, Yesi Mo yang tadinya taku-takut masuk ke dalam air, juga bermain-main di dalam kolam, hanya saja dia masih takut untuk pergi ke tempat yang airnya dalam, dan berenang-renang di tempat yang airnya dangkal.

Yesi Mo yang baru saja bisa berenang, dapat menikmati asiknya berenang, sebuah perasaan yang dia belum pernah rasakan.

Sara Xue melihat Yesi Mo berenang mendekatinya dan berhenti di depannya, tertawa senang, lalu berkata, "Kamu bisakah berhenti mengejutkan orang? Dalam waktu setengah jam saja kamu sudah bisa berenang, awalnya aku perlu waktu 3 hari baru berani masuk ke dalam air. "

"Ini semua karena kehebatan guru seperti kamu. "Yesi Mo tertawa menyahut.

"Berenanglah dulu, aku mau pergi ke toilet, sambil membeli minuman, kamu ingin minum apa? "Tanpa menunggu Yesi Mo membuka mulutnya, Sara XUe sudah melambaikan tangannya, menyuruhnya untuk tidak berbicara, "Aku tahu, cappuccino, benar? Kamu ini sepertinya tidak menyukai minuman yang lain, tunggu aku di sini, dan ingat, jangan berenang menuju ke tempat yang dalam. "

Sara Xue keluar dari kolam, dan langsung berjalan menuju ke ruang ganti, setelah itu Yesi Mo tidak dapat melihatnya lagi, maka dia melanjutkan untuk berlatih di air dangkal.

Mungkin karena sudah hampir waktu makan malam, orang-orang yang datang ke kolam untuk berenang bertambah sedikit. Tadi saat mereka datang, dalam kolam orang-orang terlihat berjejalan, sekarang, dapat terlihat jumlahnya berkurang banyak.

Dari kejauhan, di tempat yang airnya cukup dalam, seorang anak lelaki berusia belasan tahun dengan pelampungnya berenang-renang, menjejakan kakinya dengan senang di dalam air, cipratan airnya melesat jauh dan tanpa ssengaja mengenai wajah Yesi Mo, membuat kacamata renangnya buram, dan pandangannya kabur.

Saat kacamatanya mulai bersih, anak lelaki di kejauhan itu sedang dalam bahaya, pelampungnya terjatuh, dan dia sedang meronta. Hal ini tidak ada orang lain yang melihatnya, kecuali Yesi Mo.

Yesi Mo secara reflek ingin menolongnya, dan begitu dia berenang sampai ke tempat dengan air yang lebih dalam, seketika dia tersadar. Saat dia menghentikan lajunya, dan baru akan berteriak minta tolong, tiba-tiba dia merasa ada orang yang mendorongnya dengan kuat dari belakang.

Dia seluruhnya melaju ke perairan dalam. Yesi Mo yang baru saja bisa berenang, dan selalu berenang di tempat dangkal, yang sewaktu-waktu bisa menjejakan kakinya di dasar kolam, dan membuatnya tenang, kali ini, di tempat yang dalam, saat dia menjejekan kakinya, di merasa gugup karena tidak menemukan pijakan di manapun.

Bagaimanapun juga, kakinya tidak bisa menemukan tempat berpijak, mulutnya ingin berteriak minta tolong, tapi setiap kali dia membuka mulutnya, satu teguk air kolam masuk. Mulutnya dipenuhi dengan air, membuatnya bertambah panik.

Satu teguk, dua teguk, tiga teguk......

Yesi Mo terus menerus meneguk air kolam, pikirannya sudah mulai kabur. Di saat seperti ini, tiba-tiba ada seseorang yang dari belakangnya merangkul lehernya, lalu menyeretnya ke perairan dangkal.

Selamat sudah! Yesi Mo perlahan kembali kesadarannya, mendadak, dia mendapati ada seseorang yang menarik kakinya kuat-kuat dan menaiknya ke dasar kolam.

Tenaganya yang besar membuat orang yang menolongnya itu juga tertarik ikut ke dasar kolam.

Yesi Mo membuka mulutnya untuk berteriak minta tolong, seteguk besar ait masuk ke dalam mulutnya, membuat air matanya mengalir, kedua tangannya dan kakinya meronta, berusaha melepaskan diri.

Dengan segera, tangan yang merangkul lehernya itu melepasnya, dan tidak lama kemudian, tangan yang menarik kedua kakinya juga melepasnya, dia terbebas. Tapi kali ini dia sudah tidak lagi punya tenaga, dia sudah menghabiskan sisa tenaganya untuk meronta, dia hanya bisa membuka matanya lebar-lebar untuk melihat dirinya tenggelam ke dasar kolam.

Ketika Sara Xue tiba di kolam, dia tidak dapat melihat Yesi Mo di tempat dangkal, setelah dia melihat ke sekeliling, dilihatnya Yesi Mo yang sedang meronta di dalam air yang cukup dalam. Dia terkejut, melemparkan minuman yang dia bawa, dan tanpa ragu melompat ke dalam air dan berenang ke arah Yesi Mo.

Saat dia sampai, Yesi Mo sudah kehilangan kesadarannya, kalau tidak begitu, Sara Xue tidak bisa menjamin dia bisa membawanya ke tepi kolam, tidak berani menjamin dia sendiri juga tidak tertarik dan tenggelam bersama dengannya.

"Sisi. Sisi. "Sara Xue menepuk wajah Yesi Mo, melihatnya tidak bereaksi, dengan segera dia memberikannya nafas buatan.

Petugas keamanan kolam yang datang terlambat, baru akan menolong Yesi Mo, tiba-tiba mendengar teriakan orang-orang, saat dia menoleh, dilihatnya seorang lelaki dari dasar kolam sedalam 2.5 meter, mengapung ke permukaan, dia segera melepaskan Sara Xue dan Yesi Mo.

Bersamaan dengan Sara Xue yang berhasil mengeluarkan air dari dalam perut Yesi Mo, dan membuatnya bernafas kembali, petugas keamanan kolam renang itu juga berhasil menarik lelaki itu ke tepian.

Sara Xue dengan bingung mengamati lelaki yang mengenakan jas lengkap dengan sepatu kulitnya. Ketika dia sedang bingung kenapa lelaki ini mengenakan baju seperti itu ke kolam renang, dia seketika menyadari siapa dia, dengan segera dia bertanya, "Pengawal yang dikirimkan Stanley Yan? Dia di sini, apa jangan-jangan untuk melindungi Yesi Mo? Yesi Mo tenggelam itu masih masuk akal, tapi dia juga ikut tenggelam, ini susah untuk dipercaya, apa jangan-jangan...... "

Tenggelamnya Yesi Mo bukanlah sebuah kecelakaan, melainkan perbuatan seseorang?

Sara Xue tanpa sadar memeriksa sekelilingnya, akhirnya matanya menangkap sebuah bayangan seseorang yang tidak lazim, dia adalah seseorang berkulit hitam yang tinggi besar dengan mengenakan sebuah celana renang, di punggungnya ada sebuah luka sebesar beberapa centimeter yang masih berdarah, sekujur badannya masih dipenuhi butiran air bak mutiara.

Dia meninggalkan bekas kaki berwarna merah darah, sebelum menghilang, lelaki itu menoleh dan melihat ke sini, sorot matanya terlihat dingin dan bingung, tapi dia tetap melangkah pergi.

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu