Unlimited Love - Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
Yesi Mo pergi dengan cepat, namun kembali dengan lebih cepat lagi.
Kali ini, alisnya mengernyit lebih dalam seakan-akan ada suatu pergolakan batin yang serius.
“Ada masalah apa?”
“Tidak. Tidak terjadi apa-apa.” Yesi Mo dengan cepat mengubah raut wajahnya menjadi senyuman, “Oh ya, Stanley, kamu benar-benar tidak akan meninggalkan sisiku lagi, bukan?”
Yesi Mo jelas-jelas ingin mengganti topik pembicaraan, namun Stanley Yan tidak mengabulkan keinginannya.
“Jangan bohong padaku. Kalau ada masalah, pasti aku akan langsung tahu dalam sekali lihat.”
“Kamu berpikir terlalu banyak, benar-benar tidak ada apapun yang terjadi.” Yesi Mo terus menyangkal. Stanley Yan berjalan menghampiri dan menarik tangan Yesi Mp, lalu tersenyum tidak berdaya padanya, “Kamu ini selalu saja bilang tidak apa-apa, selalu suka menyembunyikan semua masalah dalam hati. Kita sudah bersama-sama selama sekian tahun ini, apa mungkin aku masih belum memahami dirimu?”
“Maaf, Stanley. Aku hanya...” Yesi Mo mengatupkan bibirnya lalu sedikit menundukkan kepalanya, “Aku... Tidak ingin membuatmu khawatir.”
“Aku malah lebih khawatir kalau kamu tidak bicara.”
Mata Stanley Yan penuh dengan perasaan yang dalam, genggaman tangannya pada tangan Yesi Mo pun tanpa disadari semakin erat dan nada bicaranya penuh dengan ketidakberdayaan.
Yesi Mo sangat menyadari bahwa apa yang dikatakan Stanley Yan saat ini adalah apa yang sedang ia pikirkan, kata-kata yang keluar dari mulutnya berasal dari lubuk hatinya. Hati Yesi Mo pun seperti terguyur oleh sebuah rasa hangat yang kental, tanpa ragu lagi ia membuka mulutnya dan memberitahukan masalah yang terjadi pada Stanley Yan.
“Jadi... Barusan Andrew meneleponmu untuk mengingatkanmu bahwa Sara akan turun tangan membereskanmu? Ia mau kamu lebih berhati-hati lagi supaya tidak masuk ke dalam jebakan Sara?”
Melihat anggukan Yesi Mo, Stanley Yan pun tiba-tiba tertawa.
“Stanley, apa yang kamu tertawakan?”
Yesi Mo menatap pria itu dengan tatapan tidak mengerti.
“Tidak apa, aku hanya baru menyadari bahwa ternyata tebakanku sama sekali tidak salah. Memang benar ternyata ada mata-mata Andrew di sisi Sara, atau lebih tepatnya, Andrew sudah sedari awal menyelundupkan mata-mata di sisi Sara.”
Yesi Mo tidak bodoh, sebaliknya, ia sangatlah pintar.
Ucapan Stanley Yan sangat singkat, namun menyiratkan jelas sebuah informasi besar yang sangat mengejutkan orang.
Pertama-tama, Stanley Yan sama sekali tidak memanggil Sara Xue dengan nama lengkapnya, melainkan langsung memanggilnya ‘Sara’. Ini hanya dapat dilakukan diantara dua belah pihak yang hubungannya sangat teramat baik dan akrab.
Yesi Mo tidak percaya Stanley Yan tidak tahu Sara Xue merencanakan suatu hal yang akan membahayakannya.
Tapi kalau ternyata Stanley Yan tetap memanggilnya ‘Sara’, hal ini seakan sedang memberitahu Yesi Mo bahwa Sara Xue tidak mungkin memiliki niatan jahat terhadapnya.
Yang kedua adalah tebakan Stanley Yan tadi.
Ada tidaknya mata-mata Andrew Ling di sisi Sara Xue sama sekali tidak ada hubungannya dengan Stanley Yan, namun ternyata pria itu sangat memperhatikan hal ini.
Jika kedua petunjuk itu digabungkan, ada sebuah dugaan lancang yang terbersit dalam benak Yesi Mo. Ada sebuah hubungan diantara Stanley Yan dan Sara Xue. Mungkin semua hal yang dilakukan Sara Xue itu sudah diketahui Stanley Yan dengan sejelas-jelasnya sedari awal.
Tapi, pertanyaan baru pun tiba-tiba muncul. Kalau sedari awal Stanley Yan sudah tahu semua ini, kenapa ia masih bisa melihat semua ini terjadi dengan mata yang terbuka lebar? Kenapa ia masih bisa duduk santai seolah tidak terjadi apa-apa?
Apa mungkin diantara dirinya dan Sara Xue...
Dugaan dalam benak Yesi Mo membuat dirinya sendiri membelalakkan mata dan ternganga. Tatapannya yang sedang menatap Stanley Yan pun berubah menjadi sangat asing, apalagi ia tanpa sadar melepaskan tangannya yang sedang digenggam pria itu dan mengambil satu langkah mundur.
“Bodoh, pikiran sembarangan apa yang sedang kamu pikirkan? Perkaranya bukan seperti yang kamu pikirkan, hanya ada hubungan kerjasama antara aku dan Sara. Apa jangan-jangan kamu masih mencurigai cintaku padamu?” Stanley Yan seolah dapat dengan mudah membaca isi hati Yesi Mo. Dengan sekali gerak, ia langsung mencengkeram tangan Yesi Mo dan bertanya sambil menekuk wajahnya.
Teringat akan semua kejadian yang terjadi selama beberapa tahun belakangan ini, Yesi Mo pun merasa bersalah dalam hati. Ia diam-diam menundukkan kepala dan berujar dengan sungkan, “Maaf.”
“Sudah, sudah, aku tidak ada maksud untuk menyalahkanmu. Kalau aku ada di posisimu, aku juga mungkin akan salah paham. Aku tidak marah padamu tentang hal ini.”
Stanley Yan tersenyum dan menarik Yesi Mo ke sisi ranjang. Ia lalu mendudukkan Yesi Mo disana, disusul oleh uluran tangannya yang membenamkan wanita itu masuk ke dalam pelukannya. Mata Stanley Yan melirik sekilas langit malam yang dipenuhi oleh sinar bintang, lalu barulah ia mengalihkan pandangannya kembali ke wajah Yesi Mo dan pelan-pelan menjelaskan.
Semenjak Stanley Yan memutuskan untuk berpura-pura sudah meninggal, saat itu juga ia sudah mencegah Andrew Ling. Diam-diam ia melindungi Yesi Mo dan putra mereka, Didi.
Dan semenjak Stanley Yan memutuskan untuk berpura-pura sudah meninggal, saat itu jugalah ia sudah mengetahui kira-kira gambaran rencana Andrew Ling.
Segala sesuatu yang ia tahan selama ini adalah demi mendapatkan bukti yang cukup untuk membuat Andrew Ling sama sekali tidak memiliki kemungkinan sekecil apapun untuk membalikkan keadaan. Ia bertekad untuk membuat Andrew Ling mendekam di penjara seumur hidupnya atas apa yang telah pria itu perbuat selama beberapa tahun ini.
Alasan Stanley Yan ini kedengarannya tidak ada yang janggal, namun Yesi Mo dapat dengan jelas menggenggam salah satu kunci penting dari ucapannya.
Dengan koneksi yang Stanley Yan miliki dan dengan kemampuannya, ditambah dengan meminjam bantuan Sara Xue yang memiliki latar belakang begitu hebat dan kuat di Amerika, merupakan suatu hal yang sangat mudah semudah mematikan seekor semut untuk membereskan Andrew Ling.
Benar-benar merupakan hal yang sangat teramat mudah untuk memusnahkan pria itu dari dunia ini, langit dan bumi saja tidak akan menyadarinya.
Hidup bersama Stanley Yan selama sekian tahun ini membuat Yesi Mo jauh lebih memahami pria itu dibandingkan orang lain. Ia tahu seberapa kejam Stanley Yan saat menghabisi orang-orang yang membuat perhitungan dengannya. Memusnahkan Andrew Ling sama sekali tidak akan memberikannya suatu perasaan bersalah dalam hatinya, tapi kenapa Stanley Yan tidak berbuat demikian?
Begitu mendengar pertanyaan itu terlontar dari mulut Yesi Mo, Stanley Yan pun terdiam.
Kali ini, ia langsung terdiam selama belasan menit seperti sedang masuk begitu jauh dalam lautan ingatannya.
Yesi Mo sama sekali tidak mendesaknya. Ia dengan tenang membiarkan Stanley Yan memeluknya dalam dekapannya. Tubuhnya menempel lekat pada Stanley Yan, menikmati ketenangan dan kedamaian hati yang sudah begitu lama tidak Yesi Mo rasakan.
Entah sudah berapa lama waktu berlalu saat Stanley Yan tiba-tiba menghembuskan sebuah napas panjang.
Yesi Mo menengadah dan melihat Stanley Yan yang sedang tersenyum tipis sambil menatapnya. Ia mengatupkan bibirnya dan bertanya dengan ragu, “Bukankah nenek memberimu suatu barang sebelum ia meninggal?”
“Ya. Sebuah kunci lemari tempat menyimpan brankas bank. Nenek bilang ada hubungannya dengan asal-usul keluarga Yan. Kenapa kamu tiba-tiba terpikir untuk bertanya soal hal itu?” Yesi Mo menatap Stanley Yan dengan aneh namun tidak menyangkalnya.
“Kalau kamu percaya padaku, bawa kuncinya dan keluarkan barang yang ada di lemari brankas itu.”
“Aku akan mendengarkanmu. Hanya saja, sepertinya kita harus pergi ke kota R.”
“Kalau begitu, besok pagi-pagi kita langsung berangkat. Nanti aku akan menyuruh Marson untuk memesankan tiket.”
Mendengar perkataan Stanley Yan, Yesi Mo pun merasa sedikit curiga. Pergi keluar negeri berarti Stanley Yan harus menyamar dan menjaga jarak dengannya. Yesi Mo tidak mau berpisah dari Stanley Yan barang sedetikpun.
“Jangan khawatir. Karena aku datang untuk menjumpaimu, tentu saja aku tidak ada rencana untuk terus bersembunyi.” Stanley Yan tersenyum dengan percaya diri lalu merangkul Yesi Mo untuk bangkit berdiri, “Ayo. Kita pergi menemui Didi.”
“Kamu yakin tidak mungkin ada masalah?” Yesi Mo membelalakkan matanya besar-besar menatap Stanley Yan, hatinya merasa sedikit khawatir.
“Pasti tidak akan ada.”
Malam sudah sangat larut, Didi tidur sangat lelap seperti seekor babi kecil. Ia sama sekali tidak tahu bahwa Stanley Yan dan Yesi Mo datang menghampirinya.
Mereka berdua diam di sisi ranjang Didi selama setengah jam lebih. Setelah menyelimuti Didi dengan baik, barulah mereka berbalik badan dan pergi dari situ lalu kembali ke kamar Yesi Mo. Semalaman itu, Stanley Yan tidak lagi meninggalkan sisi Yesi Mo.
Keesokan paginya, mereka pun bangun pagi-pagi benar. Setelah membereskan barang-barang dengan sederhana, mereka berdua bergandengan tangan keluar pintu. Saat mereka muncul di hadapan pasang mata orang banyak, selain Marson Luo, Robin Xiao, Katty Yun, bahkan manajer kediaman utama beserta para pelayan semuanya termangu.
Katty Yun tidak berani mempercayai hal ini, sekuat tenaga ia mengusap matanya. Tentu saja ia juga sudah mengetahui kabar kecelakaan mobil yang menyebabkan Stanley Yan meninggal. Sekarang saat ia tiba-tiba melihat sosok Stanley Yan yang hidup muncul di hadapannya, Katty Yun mengira yang muncul adalah halusinasinya.
Robin Xiao juga merasa sangat terkejut. Tapi dibandingkan dengan Katty Yun, selain terkejut, ia juga memiliki sebuah perasaan yang aneh pada waktu yang bersamaan.
Sorot matanya menyapu tubuh Yesi Mo dan Stanley Yan lagi dan lagi, terlihat sorot mata yang sangat rumit dalam tatapan Robin Xiao.
“Kenapa? Sudah tidak mengenaliku lagi? Apa aku harus memperkenalkan diriku dulu?”
Stanley Yan tersenyum bercanda, membuat tidak ada satu orang pun yang mencurigai identitasnya lagi begitu mendengar ucapannya itu.
Stanley Yan tidak banyak memberikan penjelasan untuk memecah rasa penasaran Robin Xiao, Katty Yun, dan orang-orang lainnya. Lagipula, ia juga tidak memiliki begitu banyak waktu.
Setelah selesai sarapan, tepat saat Stanley Yan dan Yesi Mo akan keluar pintu untuk berangkat menuju bandara, Didi berjalan turun menyusuri anak tangga sambil mengusap matanya yang masih mengantuk.
Begitu ia melihat Stanley Yan, Didi langsung menyerbu turun dengan begitu bersemangat sampai-sampai mengejutkan Yesi Mo dan membuat wajahnya memucat. Ia khawatir Didi akan bergulung jatuh dari tangga kalau kakinya tersandung sedikit saja.
Apalagi Stanley Yan. Begitu melihat Didi, ia langsung merespon dengan mempersingkat langkahnya dan lari menghampiri ke hadapan Didi. Ia lalu memeluk putranya dalam dekapannya, dan barulah saat itu hati Yesi Mo yang semula tergantung tinggi dapat mendarat dengan mulus.
Stanley Yan menggendong Didi kembali ke ruang tamu di lantai bawah dan bercengkerama dengan putranya untuk beberapa saat. Ia lalu menyuruh Didi untuk mendengarkan kata-kata Robin Xiao dan juga Katty Yun.
Begitu Didi tahu bahwa Stanley Yan dan Yesi Mo akan pergi keluar, ia pun bersikukuh tidak ingin ditinggal. Tanpa daya, kedua orang itu pun hanya dapat memutuskan untuk membawa serta putra mereka ikut pergi ke kota R bersama saat ini.
Hampir bersamaan saat Stanley Yan dan Yesi Mo yang membawa Didi muncul di bandara, Andrew Ling yang sedang bersiap menuju Perusahaan Mo untuk mengikuti rapat jajaran direksi pun mendapatkan kabar tentang Stanley Yan yang berpura-pura sudah meninggal.
Wajah Andrew Ling yang tenang seketika berubah kelam sekelam tinta. Ia pun menyadari bahwa selama ini ia selalu dipermainkan Stanley Yan, tentu saja ini membuat suasana hatinya menjadi tidak baik.
Tapi sebenarnya, ini sama sekali bukan hal yang penting jika dibandingkan dengan perihal lainnya.
Karena Stanley Yan hanya berpura-pura meninggal, maka itu berarti pria itu pasti sebelumnya sudah dapat menebak rencananya. Dengan kata lain, semua rencana yang Andrew Ling persiapkan sebelumnya dengan sepenuh hati hanyalah sebuah lelucon di mata Stanley Yan.
Sekarang, rencana Andrew Ling sama sekali tidak memiliki daya destruktif apapun. Tidak mungkin benar-benar menimbulkan luka batin bagi Yesi Mo, lebih tidak mungkin lagi merusak hubungan antara Yesi Mo dan Sara Xue. Apalagi mengadu domba mereka untuk saling membunuh satu sama lain. Tentu saja ini juga berarti tujuan akhirnya tidak mungkin tercapai.
“Bos, rencana kita sepertinya...” Asisten yang ada di kursi samping pengemudi pun ragu sejenak, kata-katanya yang belum selesai ia ucapkan tergantung di udara kosong.
Andrew Ling memelototinya dengan tajam, “Rencana brengsek apa, batalkan saja semuanya.”
Asisten itu tentu saja sudah sedari awal tahu akan seperti ini hasilnya, namun dengan agak tidak senang hati bertanya, “Kalau begitu... Menyerah begitu saja?”
“Menyerah? Hmph. Pertunjukannya masih di belakang.” Senyum Andrew Ling penuh dengan hawa dingin, “Tunggu setelah mereka membawa barang yang kuinginkan kembali dari kota R, maka barulah saat itu aku akan membereskan mereka...”
Novel Terkait
Diamond Lover
LenaNikah Tanpa Cinta
Laura WangUangku Ya Milikku
Raditya DikaGue Jadi Kaya
Faya SaitamaSee You Next Time
Cherry BlossomInnocent Kid
FellaMi Amor
TakashiUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)