Unlimited Love - Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)

"Anda memerlukan rantai dan tali tambang untuk apa? "

Marson Luo semakin penasaran, tampaknya dia tidak paham apa yang dimaksudkan oleh Stanley Yan.

"Aku khawatir nanti aku tidak akan bisa menahan diri. "Stanley Yan tersenyum pahit kepadanya sembari mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya dan menyodorkannya, "Vivian Luo dia memberiku makan ini. "

Marson Luo menerima kotak kecil yang disodorkan StanleyYan kepadanya, setelah dibukanya dan tidak melihat apa pun di situ, dia hendak menanyakan kenapa dia memberinya kotak kosong itu. Tiba-tiba, dia mendapati di ujung-ujung kotak itu ada bubuk berwarna putih, kalau tidak melihatnya dengan cermat tentu tidak akan bisa melihatnya.

Raut wajahnya berubah seketika, matanya terbelalak, mendadak muncul sebuah perkiraan di benaknya.

Untuk membuktikan perkiraannya, dia menggunakan kuku jemarinya untuk mengambil bubuk putih itu. Setelah meletakannya di mulutnya dan mencicipunya, wajahnya berubah menjadi keras, giginya gemertak, berkata, "Dia ini memang cari mati. "

Menghadapi kemarahan Marson Luo, Stanley Yan tidak berkutik, dia lalu berkata dengan lirih, "Tolong aku. "

"Tuan muda, sebenarnya tidak usah repot-repot, barang ini, aku juga bisa memberimu. "Wajah Marson Luo berubah lagi.

Mungkin karena adanya perubahan emosi, cara memanggil Marson Luo terhadap Stanley Yan juga mengalami perubahan.

Stanley Yan mendengarnya, tidak menyetujui perkataannya, dia malah menggeleng, "Aku tahu. Tapi aku tidak ingin hidup seperti itu. "

"Tuan muda, ini bukan masalah yang mendesak, nanti tunggu semua ini berlalu, aku akan mengantarmu ke pusat rehabilitasi...... "

"Tidak, aku tidak bisa menunggu selama itu. "Stanley Yan menggeleng, "Mulai dari sekarang aku tidak ingin menyentuh barang itu lagi, aku tidak ingin menjadi ketergantungan terhadapnya, satu menit pun tidak ingin. "

"Tapi...... "Marson Luo ragu sejenak, kemudian melanjutkan, "Kalau sampai nyonya muda mendapati anda seperti ini, beliau akan bersedih. "

"Kalau begitu, untuk sementara waktu jangan biarkan dia mengetahuinya. CEO Luo, tolong, sebelum aku sungguh terlepas dari barang ini, jangan biarkan Presdir Mo datang ke sini, dan jangan bawa aku menemuinya. "

Ini adalah pertama kalinya Marson Luo melihat Stanley Yan memohon, bukan hanya setelah Stanley Yan kehilangan ingatannya, sebelumnya, dia juga tidak pernah melihatnya demikian. Bisa dibayangkan seberapa besar luka yang Stanley Yan alami dengan Vivian Luo memberinya barang ini.

"Saya berjanji pada anda. Ada lagi yang anda perlukan? "

"Tidak ada, sudah larut, pergilah. "

Marson Luo berjalan sampai ke mulut pintu, dan saat dia hendak melangkah keluar, Stanley Yan secara tiba-tiba memanggilnya.

Marson Luo berbalik dan menatap Stanley Yan dengan bingung, dilihatnya Stanley Yan menggigit pelan bibirnya dan berbisik, "Dalam kurun waktu dekat ini, kamu jangan datang ke sini dulu. "

Setelah berkata demikian, Stanley Yan tertunduk, dia menyeka hidungnya, mulutnya terbuka kecil seakan mau menguap.

Mungkin karena alasan sudut pandang, Marson Luo tidak melihatnya, dia lantas mengangguk pelan dan berkata, "Tenang saja tuan muda, anda akan dengan segera bisa keluar dari sini. Saya berjanji. "

Begitu pintu ruang bawah tanah di tutup, Stanley Yan mengangkat kepalanya perlahan. Air matanya menggenang di sudut matanya, dari lubang hidungnya keluar ingus, dia mulai menguap terus menerus.

"Apa anda tidak apa-apa? "Kedua pengawal yang ditugasi menjaga Stanley Yan bertanya dengan cemas, "Mengantuk? Bagaimana kalau anda beristirahat dulu? Sudah malam. "

Stanley Yan sambil menguap sambil berkata pada keduanya, "Tolong kalian ambilkan sprei dan ikat aku di atas kursi roda ini, sebaiknya juga tutup mulutku menggunakan selotip. Nanti apa pun yang terjadi, jangan lepaskan aku. Tolong. "

Kedua orang itu saling berpandangan lalu mengangguk, "Baiklah. "

Percakapan antara Stanley Yan dan Marson Luo barusan mereka juga mendengarkan.

Melihat Stanley Yan mengeluarkan ingus dan matanya berair lagi, sambil terus menerus menguap, mereka dapat menebak apa yang sedang terjadi padanya, setelah menjawabnya, mereka dengan segera mengikat Stanley Yan sesuai dengan permintaannya.

Beberapa menit kemudian, Stanley Yan sudah terikat di atas kursi rodanya.

Stanley Yan dengan sekuat tenaga meronta, kemudian menyuruh mereka untuk menutup mulutnya.

Setelah selotip menempel di mulutnya, kedua orang itu lantas menahan kursi roda......

Detik demi detik berlalu, Stanley Yan tadinya tenang, mulai meronta, air mata dan ingusnya mulai bercucuran, dia meronta dan terus meronta, dari mulutnya yang tertutup dia mengeluarkan jeritan-jeritan.

Sorot matanya yang tenang tadi sudah kehilangan kesadarannya, yang terpancar di sana hanyalah haus, kemarahan, kegilaan......

Marson Luo berdiri dalam diam di luar pintu villa, berdiri di tengah kegelapan, dia menatap villa yang bisu di depannya itu lama sekali. Giginya gmertak, dia mengepalkan tinjunya dengan erat, balik badan lalu pergi dari situ.

Keesokan paginya, yang Yesi Mo lihat lagi-lagi Marson Luo dengan mata yang memerah dan wajah yang terlihat lelah.

"Apa yang terjadi? "Yesi Mo bertanya dengan bingung.

"Tidak ada apa-apa. "Marson Luo memaksakan sebuah senyum di wajahnya.

"Sungguh tidak ada apa-apa? Bagaimana kalau kamu hari ini libur dulu, pulang dan beristirahatlah. "

"Aku sungguh tidak apa-apa, nyonya muda, anda jangan khawatir. " Marson Luo bersikeras menggeleng.

"Bagaimana aku tidak khawatir? Kamu lihat sendiri kondisimu sekarang, coba siapa yang melihatnya dan tidak merasa khawatir? "

Sambil berkata demikian Yesi Mo meraih sebuah cermin dari dalam tasnya dan mengulurkannya pada Marson Luo.

Marson Luo tidak menerimanya, dia bertanya, "Nyonya muda, bukankah kita harus melakukan sesuatu? "

"Yang kamu maksudkan...... "Yesi Mo mengedipkan matanya menatap Marson Luo, setelah ragu sejenak dia berkata, "Bukankah sekarang masih pagi? "

"Ini tidak bisa ditoleransi lagi, kalau tidak anda dan tuan muda selamanya tidak akan merasa tenang. "Setelah berkata demikian Marson Luo menatap Yesi Mo, "Anda sendiri juga tidak ingin tuan muda selamanya menyembunyikan diri bukan? "

"Aku paham. "Yesi Mo mengangguk, dia lalu bertanya apa yang sudah dia rencanakan.

"Gali lubang, dan kubur keluarga Luo di dalamnya. "Marson Luo berkata dengan berapi-api.

"Apa kamu ini ada dendam pada mereka? "

"Ada. "

"Dendam apa? "Yesi Mo bertanya dengan bingung.

"Tuan muda. "Marson Luo menjawab singkat, saking singkatnya membuat Yesi Mo tidak mengerti.

"Ini seharusnya tidak ada hubungannya dengan Maxim Luo. "

"Tanpa Maxim Luo, bagaimana mungkin Vivian Luo bisa melakukan itu semua? Siapa yang berani bertindak seperti itu? "

Hari ini Marson Luo tidak seperti biasanya, Yesi Mo bukannya tidak ingin Marson Luo membuat perhitungan dengan keluarga Luo, hanya saja dia tidak ingin dia mencelakai mereka. Yang dia inginkan hanyalah mengusir Vivian Luo, jauh-jauh dari kota R.

Baginya, tidak peduli apa yang sudah terjadi, bagaimanapun juga Vivian Luo yang menyelamatkan Stanley Yan.

"Sudahlah, lain waktu jangan membahas ini lagi. Cari cara untuk membuat Vivian Luo keluar dari kota R saja, jangan bertindak melewati batas. Lagipula aku dan Stanley Yan tidak kehilangan banyak hal, dan lagi, dia adalah orang yang menyelamatkan Stanley Yan. "

Banyak sekali yang tidak bisa Marson Luo beri tahukan pada Yesi Mo, dia juga tidak berani memberitahunya. Mendengarnya berkata demikian, dia hanya bisa menatapnya dan berkata, "Aku mendadak ingat ada sesuatu yang harus aku lakukan, "kemudian dia berbalik dan berjalan keluar.

Melihat Marson Luo pergi, Yesi Mo menyeritkan dahinya dalam-dalam, "Apa yang terjadi padanya hari ini? Kenapa dia tidak seperti biasanya? "

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu