Unlimited Love - Bab 72 Kakak, Ibu (1)

Angie Qin, Sara Xue sambil membawa Sandy Yan dengan pesawat Dubai Airline bersinggah di Venesia. Setelah beristirahat sejenak, mereka naik ke atas kapal wisata mewah, Alunan Musik, pada pukul 15.30 sore.

Menurut rencana perjalanan, Alunan Musik akan mulai bertolak dari Venesia, mengunjungi Olimpia, Santorini, Athena, Corfu, Kepulauan Aegea, Kotor, dan akhirnya kembali lagi ke Venesia, kota di atas air.

Tak diragukan lagi, Stanley Yan seharusnya akan bergabung dengan mereka di Santorini, dan ikut mengarungi lautan.

Memeluk erat Sandy Yan yang tertidur dengan lelap di dalam gendongannya, menatap batas laut di belakangnya yang semakin menjauh, kemudian menatap ke depan ke lautan lepas tanpa batas, Angie Qin menghela nafas panjang.

Dia berbalik lalu meletakan Sandy Yan yang sedang tertidur pulas ke atas tempat tidur, mengamatinya bergumam saat tidur, sebuah senyum bahagia terukir dari sudut bibir Angie Qin.

Waktu berjalan sangat cepat, dalam sekejap mata, matahari sudah berada di ufuk barat lagi, setelah menyantap hidangan siang, Alunan Musik berlabuh ke tempat tujuan pertamanya di sebuah kota pelabuhan Italia, Carlinda, suara pengumuman berkumandang, memberitahukan, Alunan Musik akan berlabuh selama 6 jam.

Dalam kurun waktu itu, para penumpang dibolehkan untuk memilih tinggal di dalam kapal, atau berjalan-jalan melihat keramaian.

Menghadapi permohonan Sara Xue yang setengah memaksa untuk berjalan-jalan turun, Angie Qin menggeleng kepala menolaknya. Sara Xue juga tidak memaksanya, dia sendiri turun dari kapal, dan baru kembali sesaat sebelum kapal mereka bertolak. Dia membeli banyak sovenir, lalu mendesripsikan pada Angie Qin betapa asiknya bermain di situ, dan berkata Angie Qin rugi besar karena tidak mengikutinya turun.

Angie Qin tertawa kemudian berkata masih ada kesempatan lain, malam itu, Alunan Musik kembali berlayar, waktu makan malam, Sandy Yan baru terbangun. Setelah Angie Qin menyusuinya, dia awalnya mengira, bocah itu akan kembali tertidur, tapi siapa sangka, dia malah tidak juga tidur, kedua matanya yang besar berkedip, melihat sekelilingnya dengan bingung."

"Bagaimana kalau kita bawa anak baptisku ini ke atas dek kapal untuk berjalan-jalan? "Sara Xue menawarkan sambil tersenyum.

"Baiklah! "

Angie Qin tersenyum dan mengangguk, sejak bertolak dari pelabuhan di Venesia, selain waktu makan pergi ke ruang makan, Angie Qin tidak sekali pun meninggalkan sisi Sandy Yan, dan berdiam diri di dalam kamar. Belum pernah berkeliling di dalam kapal.

Waktu sudah menunjukan hampir pukul 9 malam, tidak banyak orang berada di atas dek kapal, waktu-waktu seperti sekarang, kebanyakan penumpang kapal sedang berada di dalam lambung kapal, menikmati sajian hiburan yang di sediakan awak kapal.

Bar, lounge, ruang dansa, teater, galeri, ruang catur, kafe internet. Di dalam perpustakaan selalu ada sebuah tempat yang bisa memenuhi keinginan para pelancong, kalau bukan karena khawatir dengan banyaknya orang, Angie Qin pasti juga akan berjalan-jalan melihat-lihat.

Pemandangan laut malam sangatlah ingah, bintang bertaburan di pekatnya langit malam, terlihat lebih indah daripada mimpi. Angie Qin dan Sara Xue terbuai olehnya, Angie Qin yang mendorong kereta bayi Sandy Yan yang belum genap berusia 2 bulan juga ikut tersirap keindahannya, terangnya sinar rembulan menambah lengkap pemandangan malam itu.

Dari kejauhan nampak seorang pria berambut pirang dengan sebuah botol anggur ditenteng di tangannya, berjalan ke arah dua orang itu, saat berjalan melewati mereka, pria berambut pirang itu mengeluarkan suara terkejut. Angie Qin dan Sara Xue secara reflek menoleh melihatnya.

Yang terlihat di hadapan mereka hanyalah pria berambut pirang itu yang sudah menggendong Sandy Yan dalam pelukannya. Bau alkohol menyengat hidung, membuat kepala pusing, tapi Angie Qin tidak mempedulikannya sama sekali, dia langsung menunjuk pria itu dan berteriak lantang, "Apa yang sedang kamu lakukan? Kembalikan anaku! "

Sara Xue juga ikut berteriak, pria berambut pirang yang memeluk Sandy Yan dengan erat itu berseru kepada Angie Qin, dan sambil terhuyung-huyung seperti akan jatuh, hal ini membuat Angie Qin terkejut sampai wajahnya menjadi pucat.

Pengawal yang mendengar teriakan mereka datang tergopoh-gopoh, yang pertama kali mereka lakukan adalah mengambil kontrol pria berambut pirang itu, Angie Qin berteriak supaya mereka berhati-hati dengan anaknya. Siapa sangka, kecelakaan itu terjadi.

Sandy Yan yang baru saja berada di dalam pelukan pria berambut pirang itu mendadak terbang tinggi, menuju ke luar dek kapal ke kegelapan langit malam, menuju ke laut lepas......

Hal ini membuat seluruh orang terperangah, tanpa berpikir panjang, Angie Qin langsung melemparkan diri untuk menangkap anaknya, tapi jaraknya dengan si bocah terlalu jauh, tangannya hanya menggapai udara kosong, dan dia hanya bisa menyaksikan bayinya, Sandy Yan terjatuh diiringi dengan bunyi sebuah benda jatuh ke dalam laut.

"ANAKKU, ANAKKUUUU! "

Mendengar teriakan pilu Angie Qin, beberapa pengawalnya tanpa memperdulikan si pria berambut pirang itu, langsung loncat ke dalam laut, dan berenang menuju ke tempat di mana Sandy Yan terjatuh tadi.

Kapal pesiar itu masih terus bergerak maju, Angie Qin dari dek kapal berlari mengejar ke bagian belakang kapal, dilihatnya beberapa pengawal itu dan anaknya perlahan menjauh, dia seperti akan hancur.

Beberapa pengawal yang masih berada di atas kapal, berusaha menenangkan Angie Qin, kemudian dengan segera mencari orang untuk menghentikan kapal.

Tetapi Angie Qin tetap tidak bisa menenangkan diri, dia berbaring di atas pagar, berusaha menjulurkan kepalanya untuk melihat tempat di mana anaknya, Sandy terjatuh. Siluet yang tadinya masih terlihat samar-samar, sekarang sudah tidak terlihat lagi.

Tapi dia masih bengong menatap ke arah itu dengan separuh badannya sudah melewati pagar kapal.

Angie Qin tiba-tiba merasakan seseorang mengangkat kedua kakinya dengan kuat, dan menghempaskannya ke luar pagar, dia langsung terbang jatuh ke dalam lautan luas.

Sedetik sebelum dia jatuh ke dalam air, Angie Qin melihat senyum sinis terukir dari wajah Sara Xue, otak Angie Qin seketika tersendat.

Sara Xue, mengapa kamu melakukan ini?

Bersamaan dengan suara tercebur, Angie Qin perlahan melayang masuk ke dalam air, dia tidak henti-hentinya meronta memohon bantuan......

Namun suara teriakan dia tidak sebanding dengan suara mesin, suaranya tidak terdengar.

Sara Xue menatap ke bawah dari atas dek kapal, menuju ke Angie Qin yang mengapung di tengah laut, dilihatnya bayangan Angie Qin perlahan mulai ditelan oleh ganasnya deburan ombak, sebuah tawa dingin diikuti dengan suara bisikan, "Jangan salahkan aku Angie, ini semua kesalahanmu sendiri! "

"TOLONG! TOLOOOONG! ADA ORANG YANG TERJATUH KE LAUT! "

Saat mulai terdengar suara langkah kaki samar-samar mendekat dari belakangnya, Sara Xue memasang muka terkejut, kemudian mulai berteriak minta tolong. Pengawal yang baru saja berniat untuk kembali dan melapor pada Angie Qin, mendengar terinagannya, langsung bergegas menghampiri. Mengetahui Angie Qin tercebur ke air, tanpa berpikir panjang, dia juga loncat masuk ke dalam laut, dan berenang ke arah belakang kapal.

Kali ini kapal itu perlahan mulai berhenti, sebuah perahu penyelamat mulai beraksi, semuanya terlihat menunjukan perkembangan ke arah yang baik.

Tapi yang dulu pernah dianggap sebagai saudara perempuan, Sara Xue malah tampak jelas merasa semua hancur berantakan, bahkan jika Sandy Yan berhasil diselamatkan, Angie Qin tidak akan bisa bertahan!

Angie Qin tidak bisa berenang, dan sejak dia terjatuh ke air tadi, sekarang sudah lewat beberapa saat, semisal dia berhasil ditemukan pun, dia pasti sudah mengapung tak bernyawa.

Seperti yang Sara Xue harapkan, Sandy Yan hanya tersedak air sedikit, sedangkan Angie Qin selamanya menghilang ditelan samudera luas ini.

Badai yang datang secara tiba-tiba, memaksa kapten kapal Alunan Musik menghentikan pencarian Angie Qin, dan segera berlabuh ke pelabuhan terdekat. Secercah harapan hidup bagi Angie Qin pun dengan demikian sirna.

Mungkin Sang Kuasa sedang membuka mataNya, saat kapal itu tengah dalam perjalanan berlabuh menghindari badai, dari kejauhan tampak Angie Qin yang mengapung-apung di tengah laut, dia pun terselamatkan.

Di dalam kapal, Angie Qin terbaring di atas sofa, baju yang membungkus tubuhnya basah kuyup, wajahnya sangat pucat, seorang awak kapal sedang memberinya CPR(resusitasi jantung paru).

Sepasang suami istri berdiri dari kejauhan menyaksikan peristiwa ini, Levy Song menyeritkan dahi dalam-dalam kemudian bertanya, "Wir, menurutmu apakah dia akan baik-baik saja? "

Wirawan Mo yang berdiri di samping, menggelengkan kepa. "Ini tidak jelas! Situasi yang terlihat di depan muka ini sangat berbahaya! Lihatlah warna kulitnya yang sudah berubah menjadi keunguan, yang aku takutkan adalah air sudah masuk ke dalam paru-paru sejenak. Akan susah sekali untuk menyelamatkannya! "

"Sangat disayangkan, dia masih sangat muda! "Levy Song menghela nafas tak berdaya, dia tidak sanggup melihatnya, maka dia berbalik lalu hendak beranjak pergi.

Tapi tepat di saat itu, awak kapal yang memberinya CPR tiba-tiba berteriak kegirangan, "ADA DENYUT ADA DENYUT! "

"Apa? "Levy Song baru berjalan 3 langkah, langsung bergegas berbalik, dia kemudian menjulurkan tangan ke depan lubang hidung Angie Qin, seketika dia juga berteriak kegirangan, "Dia benar-benar masih hidup! Wir, dia tidak apa-apa! "

Wirawan Mo berjalan mendekat dan meletakan tangannya perlahan ke pundak Levy Song lalu menggeleng, "Sekarang masih terlalu dini untuk mengucapkannya, dia berada di air terlalu lama, tubuhnya selemah itu, yang harus dilakukan sekarang adalah mengganti baju basahnya dulu! Levy, kamu satu-satunya wanita di sini, kamulah yang harus turun tangan! "

"Wirawan, apa maksudmu berkata demikian! Ini bukan masalah yang besar! Kalian keluarlah, tunggu sampai aku memanggil kalian! "

Wirawan Mo mengangguk dan bersama dengan beberapa pelaut lainnya pergi ke kamar sebelah.

"Bos, kalau tidak dibutuhkan lagi, aku akan mengerjakan yang lain! "

"Hmph! "

Wirawan Mo mengangguk, dia lantas duduk di atas sofa sambil mengawasi pintu kapal ditutup, kemudian menarik nafas dalam-dalam.

Seorang lelaki berumur 40an tahun membuka pintu dan berjalan masuk ke dalam, melihatnya kehilangan semangat, bertanya dengan berhati-hati, "Bos, apa anda sedang memikirkan nona lagi? "

"Iya! Sudah 20 tahun, aku juga tidak tahu Yesi ada di mana, juga tidak tahu apakah dia masih hidup! "

"Nona kecil sangat pandai. Pasti masih hidup, belum tentu juga dia sekarang tidak sedang keliling dunia untuk mencari anda dan nyonya! "

"Bisa jadi! "Wirawan Mo menghela nafas, nada bicaranya penuh ketidakpastian.

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu