Unlimited Love - Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
Saat makanan mereka tiba, Jennie Bai juga ikut masuk ke dalam.
Yesi Mo lalu bertanya padanya apakah ia sudah makan atau belum dan Jennie Bai menjawab sudah. Ia lalu meminta mereka untuk makan saja dan tidak perlu mempedulikannya.
Selesai makan, Yesi Mo bertanya pada Jennie Bai sambil meminta orang untuk beres-beres, “Oh ya, apa sudah ada berita tentang Stanley?”
“Sampai saat ini masih...” Jennie Bai belum sempat selesai berbicara, ketika Didi bergelayut dengan gelisah pada Yesi Mo dan meminta, “Ibu, aku mau ayah, aku mau ayah. Aku takut sekali...”
“Didi, jangan takut. Ayah ada sedikit urusan, setelah selesai baru bisa menjenguk Didi. Yang patuh, ya.”
Setelah menenangkan dan menghiburnya untuk waktu yang cukup lama, barulah Didi bisa tenang. Setelah itu, Yesi Mo tidak berani lagi mengungkit tentang apa yang terjadi pada Stanley Yan di depan Didi apapun yang terjadi.
Kondisi Didi saat ini benar-benar tidak baik, ia tidak kuat menerima rangsangan apapun.
Jennie Bai pun menghela napas dalam hati saat itu, diam-diam merasa beruntung.
Awalnya, ia masih memikirkan bagaimana caranya untuk menghibur Yesi Mo, bagaimana caranya ia bisa melewati krisis ini. Tapi sepertinya dalam kurun waktu dekat Yesi Mo tidak mungkin bertanya padanya tentang keberadaan Stanley Yan.
Setidaknya, ia tidak mungkin bertanya sebelum kondisi Didi kembali pulih seutuhnya.
Sore harinya, Yesi Mo menemani Didi untuk kembali melakukan terapi psikis. Setelah itu, barulah ia membawa Didi keluar dari rumah sakit dan pulang ke kediaman keluarga Yan.
Baru saja ia masuk ke pintu gerbang kediaman keluarga Yan, Yesi Mo langsung menyadari ada aura yang tidak tepat di dalam rumahnya. Tapi, ia tidak dapat menagatakan bagian mana yang terasa tidak tepat.
Yesi Mo menemani Didi naik ke kamarnya di lantai atas dan dengan mudah menidurkan Didi. Baru saja Yesi Mo membuka pintu dan hendak berjalan keluar, ia pun menyadari Didi yang baru saja tertidur di ranjang tiba-tiba duduk. Didi menjulurkan tangannya seolah mau menarik Yesi Mo dan dengan menyedihkan berujar, “Ibu, jangan pergi.”
“Ibu tidak kemana-mana, ibu disini menemani Didi. Anak baik, cepat tidur, ya.”
Yesi Mo berjalan beberapa langkah menghampiri Didi. Dalam sekali gerakan, ia menarik tangan Didi lalu kembali membaringkannya diatas ranjang dan dengan lembut menatapnya.
Didi memeluk tangan Yesi Mo dengan erat, kemudian barulah ia bisa perlahan-lahan memejamkan matanya.
Dengan cepat, hembusan napas Didi yang lembut dan tenang lalu perlahan terdengar. Kali ini, Yesi Mo tahu Didi sudah terlelap.
Dengan lembut ia mengulurkan tangannya untuk melepaskan tangan Didi yang melingkar di tangannya, namun ia tetap tidak dapat melepaskannya meskipun sudah berusaha sebisa mungkin. Yesi Mo juga tidak berani terlalu mengerahkan tenaganya, sehingga ia hanya bisa membiarkan Didi bergelayut padanya.
Detik dan menit pun terus berlalu dan langit mulai gelap gulita dalam sekejap. Saat terdengar suara ketukan pintu dari luar, Yesi Mo memalingkan kepalanya dan berujar pelan, “Masuk.”
Ia melihat Jennie Bai yang mendorong pintu dan berjalan masuk. Dengan wajah gelisah yang tidak menyenangkan, ia pun berujar, “Kakak ipar, Andrew datang. Ia bilang mau bertemu denganmu.”
“Andrew? Untuk apa ia datang?” Yesi Mo mengernyit dan bertanya dengan ragu.
“Ia datang...” Jennie Bai ragu untuk waktu yang cukup lama, kemudian barulah ia mengambil napas dalam dan menceritakan keseluruhan ceritanya pada Yesi Mo. Setelah mengetahui isi perjanjian antara Stanley Yan dan Andrew Ling, tiba-tiba Yesi Mo mengernyitkan alisnya dan raut wajahnya menjadi sedikit aneh.
“Kakak ipar, kamu kenapa?” Jennie Bai menatap Yesi Mo dan bertanya dengan penasaran.
“Tidak apa. Kamu beritahu ia bahwa sekarang aku tidak dalam kondisi yang memungkinkan untuk menemuinya. Suruh ia datang lain hari.” Yesi Mo menatap Didi sekilas dan berujar pelan.
“Ia bilang harus menemuimu hari ini juga. Kakak ipar, sepertinya kali ini Andrew akan benar-benar bertindak. Apa yang harus kita lakukan? Apa kita benar-benar harus menyerahkan semuanya padanya?” Jennie Bai terlihat tidak senang.
Dengan raut wajah yang dingin, Yesi Mo memberikan isyarat pada Jennie Bai untuk membantunya. Jennie Bai berjongkok di belakang tubuh Yesi Mo dan mengulurkan tangannya. Kemudian, barulah Yesi Mo bisa mencodongkan tubuhnya dan berbisik di samping telinga Didi, “Didi, tangan ibu pegal. Kita ganti posisi, ya?”
Padahal Yesi Mo hanya mencobanya saja, namun tidak disangka sepertinya Didi yang sedang berada di alam mimpi mendengar suaranya. Kali ini, Didi perlahan melonggarkan tangannya.
Begitu tangan Yesi Mo tertarik keluar, ia langsung memasukkan tangan Jennie Bai ke dalam tangan Didi dan berujar pelan, “Jennie, kamu gantikan aku sebentar. Aku pergi menemui Andrew. Kalau ada pergerakan dari Didi, kamu langsung suruh orang untuk memberitahuku.”
“Baik, kakak ipar. Cepatlah pergi dan cepatlah kembali. Biar aku saja yang menjaga Didi, tidak akan ada masalah.”
“Kalau begitu aku pergi dulu.” Saat akan beranjak pergi, Yesi Mo melihat Didi sekilas dengan tidak tenang. Kemudian dengan langkah ringan dan gerakan tangan yang lembut, ia membuka pintu dan berjalan keluar.
Saat turun ke lantai bawah, Yesi Mo dapat melihat dengan jelas Andrew Ling yang berada di kursi rodanya sedang berada di depan meja kecil di ruang tamu. Pria itu mengangkat kepalanya untuk tersenyum manis pada Yesi Mo.
“Katanya kamu mencariku?” Yesi Mo berjalan ke hadapan Andrew Ling dan bertanya.
“Benar.” Andrew Ling menengadah, ia kemudian menatap Yesi Mo dari atas ke bawah dan dengan penasaran berujar, “Sepertinya kamu cukup bersemangat, ini sedikit di luar perkiraanku.”
“Apa maksudmu?” tanya Yesi Mo tidak mengerti.
“Haruskah aku menjelaskan sejelas-jelasnya padamu? Sejujurnya, aku merasa Stanley tidak begitu berharga. Ia begitu mencintaimu, demi kamu ia bersedia merelakan segala sesuatunya. Sekarang hidup matinya sedang tidak jelas dan keberadaannya tidak diketahui, tapi kamu tetap bisa duduk dengan mantap. Harusnya aku bilang kamu terlalu tenang atau terlalu berhati dingin?”
Andrew Ling menatap Yesi Mo dengan raut senyum yang tidak tulus.
“Apa kamu bilang? Coba kamu katakan sekali lagi, apa yang terjadi pada Stanley?” Hati Yesi Mo langsung dirambati kecemasan, dengan tidak tenang ia bertanya dan menatap Andrew Ling.
“Melihat sikapmu ini sepertinya kamu tidak tahu. Semalam saat Stanley pergi menyelamatkanmu dan anakmu, ia bertarung dengan begitu sengit dengan para penculik iu. Akhirnya ia terluka dan didorong oleh ketua penculik itu, mereka berdua terjun ke dalam sungai. Tim SWAT dan Marson sudah mencari mereka selama belasan jam, namun sampai sekarang jejaknya belum ditemukan. Sekarang kamu sudah tahu, bukan?”
Wajah Yesi Mo berubah seketika itu juga. Kenapa ia sama sekali tidak menyangka bahwa kejadiannya seperti ini?
Tidak disangka terjadi hal seperti ini kepada Stanley Yan. Setelah ia sadar dan melihat Didi, segenap hatinya tertumpah pada Didi. Yesi Mo sengaja mengabaikan segala hal lain di sekitarnya.
Yesi Mo bahkan sampai tidak terpikir untuk bertanya pada Marson Luo yang pergi ke tempat perkara tentang kejadian ini. Ia mengira pria itu sedang mengejar penculik bersama Stanley Yan. Siapa yang menyangka kalau ternyata ia justru pergi mencari Stanley Yan?
Semua hal yang sebelumnya terjadi yang tidak terpikirkan olehnya, sekarang perlahan-lahan menjernihkan semua hambatan dalam benaknya.
Yesi Mo sangat khawatir, sangat cemas, sangat gelisah, namun ia sama sekali tidak menampakkannya dalam raut wajahnya. Ia memendamnya sekuat tenaga dalam hati, tidak ingin Andrew Ling dapat melihat titik lemahnya ini.
“Dengan rautmu yang seperti ini, kelihatannya hati kecilmu cukup tegar. Kukira kamu akan menangis sampai pingsan.” Andrew Ling menggeleng melecehkannya.
“Ingin melihat aku menangis? Lebih baik kamu tunggu di kehidupan selanjutnya.” Yesi Mo balas menatap Andrew Ling dengan dingin dan sinis.
Andrew Ling memang datang untuk bertindak, namun Yesi Mo tidak ingin terlihat gampangan. Ia baru bisa bertarung dengan Andrew Ling jika raut yang ditampilkannya cukup tenang.
“Baiklah, tidak usah membicarakan hal ini lagi.” Andrew Ling hanya tersenyum, tidak ingin berkomentar. Ia lalu memberikan isyarat pada asisten di belakangnya untuk memberikan sebuah kontrak pada Yesi Mo. Yesi Mo mengambilnya dan dengan asal membolak-balikkan beberapa halamannya, lalu menutup kontrak itu perlahan dan mengernyitkan alisnya. Ia kemudian bertanya, “Apa maksudmu?”
“Maksudku sangat mudah.” Andrew Ling tersenyum dingin, “Kalian harus pergi dari sini, tempat ini sekarang adalah milikku.”
“Milikmu?” Yesi Mo tertawa. Ia menimbang kontrak yang ada dalam genggamannya, kemudian bertanya dengan raut datar, “Atas dasar apa?”
“Atas dasar kontrak di tanganmu. Kamu sendiri sudah melihatnya dengan jelas, Stanley sudah menyerahkan bangunan vila ini termasuk semua barang di dalamnya kepadaku. Apalagi kontrak itu sudah ia tandatangani sendiri. Tidak mungkin sampai hal seperti ini kamu tidak mengenalinya lagi, bukan?”
“Tentu saja aku mengenali tanda tangan Stanley. Lalu kenapa?” Yesi Mo tertawa dingin melecehkannya.
“Yesi, kamu jangan tidak menghargai kebaikanku. Kalau bukan atas dasar pertemanan baik kita dulu, aku tidak mungkin datang sendiri kesini untuk bicara semua hal omong kosong ini denganmu. Aku akan menyuruh orang untuk langsung mengusirmu. Kuberi kamu waktu setengah jam. Segera bawa pergi semua orang-orangmu, atau aku akan memanggil polisi!”
“Aku tidak akan pergi. Kalau kamu mau memanggil polisi, panggil saja. Aku sangat sibuk, aku tidak bisa menemanimu. Tunggu sampai polisi datang, baru panggil aku lagi.” Selesai bicara, Yesi Mo langsung membalikkan tubuhnya dan berjalan naik kembali ke lantai atas.
“Kamu pikir aku tidak berani? Karena kamu tidak mengambil kebaikanku, jangan salahkan aku yang tidak melihat hubungan baik kita di masa lalu.”
Yesi Mo menghentikan langkahnya dan melihat ke arah pelayan wanita yang berada tidak jauh darinya lalu berkata, “Nanti tolong bantu aku seduhkan segelas teh seruni untuk Tuan Ling. Jangan sampai memperlakukan Tuan Ling dengan kasar. Mengerti?”
Selesai bicara, Yesi Mo tidak mempedulikannya lagi dan kembali ke kamar Didi.
“Sudah, kamu pergi dan istirahatlah sejenak. Biar aku saja disini.” Yesi Mo berjalan menghampiri untuk menggantikan Jennie Bai.
“Kakak ipar, ia... sudah pergi?” Jennie Bai melihat Yesi Mo dengan penasaran dan wajahnya dipenuhi raut tidak percaya.
Bagaimanapun juga, Andrew Ling adalah seorang pria yang tidak akan melepaskan tangannya sebelum keinginannya tercapai. Bagaimana mungkin ia pergi dengan begitu mudahnya? Apakah mungkin mereka sudah mencapai kesepakatan?
“Ia masih di bawah, sepertinya tidak akan pergi dalam waktu singkat. Tidak usah mempedulikannya, lakukan saja apa yang seharusnya kamu lakukan. Anggap saja ia hanya angin lalu.”
“Kakak ipar, sebenarnya apa yang terjadi?”
Novel Terkait
Meet By Chance
Lena TanPrecious Moment
Louise LeeAwesome Husband
EdisonMy Lifetime
DevinaWaiting For Love
SnowWahai Hati
JavAliusBretta’s Diary
DanielleUnlimited Love×
- Bab 1 Pernikahan
- Bab 2 Dinikahi Orang Tolol Juga Bukan Hal yang Buruk
- Bab 3 Dia Telah Membohongi Semua Orang
- Bab 4 Merasakan Kelembutannya
- Bab 5 Teh Penghormatan Dari Menantu
- Bab 6 Tamu Tak Diundang
- Bab 7 Istri, Aku Datang Melindungimu!
- Bab 8 Dengan Kelembutanmu, Hangatkan Hatiku
- Bab 9 Apakah Karena Cinta?
- Bab 10 Pemilik Cheongsam Sesungguhnya
- Bab 11 Semua Penuh Jebakan
- Bab 12 Menjenguk Katty Yun
- Bab 13 Katty Yun Mengakui Kesalahan
- Bab 14 Aku Masih Belum Siap
- Bab 15 Karena Cinta
- Bab 16 Membawa Masalah Pada Diri Sendiri
- Bab 17 Sebenarnya Apa Itu Kebenaran?
- Bab 18 Kemarahan Stanley Yan
- Bab 19 Menghinanya Karena Dia Bodoh?
- Bab 20 Menerima Hukuman
- Bab 21 Apakah Aku Memaksamu?
- Bab 22 Gawat, Sungguh Memalukan
- Bab 23 Robin Xiao Datang Berkunjung
- Bab 24 Tidak Ada Rahasia Di Hadapannya
- Bab 25 Tidak Dapat Menghindarinya
- Bab 26 Dia Sudah Gila
- Bab 27 Siapapun Tidak Boleh Menyentuh Wanitaku!
- Bab 28 Supnya Bermasalah
- Bab 29 Untuk Apa Dia Datang?
- Bab 30 Stanley Yan, kamu itu koruptor!
- Bab 31 Temani Aku Semalam Maka Dianggap Selesai
- Bab 32 Permusuhan
- Bab 33 Aku Mencintainya Melebihi Segalanya
- Bab 34 Meninggalkan Rumah Keluarga Yan
- Bab 35 Tidak, Jangan Mendekat!
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (1)
- Bab 36 Hati Yang Teramat Gelisah (2)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (1)
- Bab 37 Dia Pergi, Aku Juga Pergi! (2)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (1)
- Bab 38 Stanley Yang Cinta Mati Kepada Istrinya (2)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (1)
- Bab 39 Jangan Mencari Perhatian Istriku (2)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (1)
- Bab 40 Bertamu Ke Rumah Robin Xiao (2)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (1)
- Bab 41 Meraih Bintang Memberikannya Untukmu (2)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (1)
- Bab 42 Kamu Bisa-Bisanya Memperlakukanku Seperti Itu! (2)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (1)
- Bab 43 Mereka Tinggal Bersama Sepanjang Malam (2)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (1)
- Bab 44 Kecewa Pada Stanley Yan (2)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (1)
- Bab 45 Siapa Yang Istrimu? Lepaskan! (2)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (1)
- Bab 46 Aku Tidak Punya Teman Seperti Kamu (2)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (1)
- Bab 47 Tidakkah Pria, Akan Tahu Jika Sudah Mencoba? (2)
- Bab 48 Kemarahan (1)
- Bab 48 Kemarahan (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (1)
- Bab 49 Konflik Pecah (2)
- Bab 49 Konflik Pecah (3)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (1)
- Bab 50 Suka? Ambil Saja Untukmu! (2)
- Bab 51 Buku Nikah (1)
- Bab 51 Buku Nikah (2)
- Bab 51 Buku Nikah (3)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (1)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (2)
- Bab 52 Menjadi seorang ayah! (3)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (1)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (2)
- Bab 53 Berada Dalam Berkah Tapi Tidak Merasa Berkah (3)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (1)
- Bab 54 Biarkan dia tidak pernah kembali (2)
- Bab 55 Sakit Perut (1)
- Bab 55 Sakit Perut (2)
- Bab 55 Sakit Perut (3)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (1)
- Bab 56 Kepanikan Yang Berlebihan (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (1)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (2)
- Bab 57 Siapa Yang Melakukannya? (3)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (1)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (2)
- Bab 58 Rasa Yang Tidak Nyaman (3)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (1)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (2)
- Bab 59 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (1)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (2)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (3)
- Bab 60 Serangan Balik Stanley Yan (4)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (1)
- Bab 61 Jangan Pernah Berpikir Untuk Meninggalkanku (2)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (1)
- Bab 62 Kesalahpahaman Harus Dikatakan Dengan Jelas (2)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (1)
- Bab 63 Problema Diantara Suami Dan Istri (2)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (1)
- Bab 64 Putriku? Lucu Sekali! (2)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (1)
- Bab 65 Balasan Yang Pantas (2)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (1)
- Bab 66 Aku Akan Melahirkan (2)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (1)
- Bab 67 Seorang Tuan Muda Kecil (2)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (1)
- Bab 68 Bibit Siapa Sebenarnya (2)
- Bab 69 Menjadi Abu (1)
- Bab 69 Menjadi Abu (2)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (1)
- Bab 70 Tinggalkan Dia (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (1)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (2)
- Bab 71 Bisa Percaya pada Siapa lagi? (3)
- Bab 72 Kakak, Ibu (1)
- Bab 72 Kakak, Ibu (2)
- Bab 72 Kakak, Ibu (3)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (1)
- Bab 73 Ibu, Untukmu (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (1)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (2)
- Bab 74 Menjadi Ibu Untuknya (3)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (1)
- Bab 75 Cappuccino? Apakah Ini Kebetulan? (2)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (1)
- Bab 76 Apa Ini Juga Sebuah Kebetulan? (2)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (1)
- Bab 77 Istriku Benarkah Ini Dirimu? (2)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (1)
- Bab 78 Kamu Adalah Duniaku (2)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (1)
- Bab 79 Stanley Yan Datang Berkunjung (2)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (1)
- Bab 80 Dia Seakan Telah Kembali! (2)
- Bab 81 Tanda Lahir (1)
- Bab 81 Tanda Lahir (2)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (1)
- Bab 82 Apa Yang Akan Kamu Lakukan Padanya? (2)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (1)
- Bab 83 Kebencian Tak Beralasan (2)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (1)
- Bab 84 Teman Lama Yang Saling Bertemu Namun Tidak Saling Mengenal (2)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (1)
- Bab 85 Mengkhawatirkannya (2)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (1)
- Bab 86 Mengikuti Permainannya (2)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (1)
- Bab 87 Yesi Mo Adalah Angie Qin, Kalau Begitu Siapa Dia? (2)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (1)
- Bab 88 Dia Tidak Memiliki Masa Lalu (2)
- Bab 89 Rahasia Mereka (1)
- Bab 89 Rahasia Mereka (2)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (1)
- Bab 90 Yesi Mo, Kamulah Angie Qin Yang Sebenarnya (2)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 91 Di Saat Terdesak, Ingatan Masa Lalu Hidup Kembali! (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (1)
- Bab 92 Aku Tidak Setuju (2)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (1)
- Bab 93 Menikah Denganku, Dia akan Kulepaskan (2)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (1)
- Bab 94 Undangan Pernikahan (2)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (1)
- Bab 95 Sudah Terlambat untuk Menyesalinya (2)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (1)
- Bab 96 Selalu Akan Ada Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan (2)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (1)
- Bab 97 Nenek Luar Kakek Luar Bukan Orang Lain (2)
- Bab 98 Susah Dikatakan (1)
- Bab 98 Susah Dikatakan (2)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (1)
- Bab 99 Istri, Aku Yang Dibohongimu Sangat Menderita (2)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (1)
- Bab 100 Rico Mu, Kamu Pantas Mati (2)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (1)
- Bab 101 Pertukaran Identitas, Mengorbankan Diri Untuk Orang Lain (2)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (1)
- Bab 102 Satu Keluarga Berkumpul (2)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (1)
- Bab 103 Rico Mu Datang Mencari (2)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (1)
- Bab 104 Kesempatan Yang Diambil Sia-sia (2)
- Bab 105 Dijebak (1)
- Bab 105 Dijebak (2)
- Bab 106 Terbongkar (1)
- Bab 106 Terbongkar (2)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (1)
- Bab 107 Pertarungan Dua Wanita (2)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (1)
- Bab 108 Undangan Dengan Niat Buruk (2)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (1)
- Bab 109 Yang Lebih Peduli, Lebih Menderita (2)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (1)
- Bab 110 Dia Bisa Menyerah? (2)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (1)
- Bab 111 Tidak Bisa Tersingkir (2)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (1)
- Bab 112 Cengkeraman Dia (2)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (1)
- Bab 113 Kamu Barang Palsu Ini (2)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (1)
- Bab 114 Siapa yang Mengancam Siapa? (2)
- Bab 115 Selesai Sudah (1)
- Bab 115 Selesai Sudah (2)
- Bab 116 Berita Kematian (1)
- Bab 116 Berita Kematian (2)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (1)
- Bab 117 Kebetulan? Siapa Percaya (2)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (1)
- Bab 118 Tunggu Sebentar (2)
- Bab 119 Salah Sendiri (1)
- Bab 119 Salah Sendiri (2)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (1)
- Bab 120 Tidak Ada Hal Buruk yang Terjadi sejak Perpisahan (2)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (1)
- Bab 121 Pendatang Yang Buruk (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (1)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (2)
- Bab 122 Ini Hanya Permulaan (3)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (1)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (2)
- Bab 123 Memikat Musuh Keluar Dari Markas (3)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (1)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (2)
- Bab 124 Bencana Stanley Yan (3)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (1)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (2)
- Bab 125 Keputusan Yesi Mo (3)
- Bab 126 Tertangkap Basah (1)
- Bab 126 Tertangkap Basah (2)
- Bab 126 Tertangkap Basah (3)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (1)
- Bab 127 Kenyataan sangat Kejam (3)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (1)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (2)
- Bab 128 Kebaikan yang Tak Terlupakan (3)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (1)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (2)
- Bab 129 Roh Gentayangan di Kolam (3)
- Bab 130 Melewati Batas (1)
- Bab 130 Melewati Batas (2)
- Bab 130 Melewati Batas (3)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (1)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (2)
- Bab 131 Membalas Peach Dengan Plum (3)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (1)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (2)
- Bab 132 Orang Yang Terdesak Akan Melakukan Apapun (3)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (1)
- Bab 133 Setiap Rencana Jahat (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (1)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (2)
- Bab 134 Menginginkan Uang Dan Lebih Menginginkan Nyawa (3)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (1)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (2)
- Bab 135 Harga Sebuah Keserakahan (3)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (1)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (2)
- Bab 136 Benar, Memang Sedang Mempermainkannya (3)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (1)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (2)
- Bab 137 Sebuah Tamparan Untuknya (3)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (1)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (2)
- Bab 138 Kabar dari Stanley Yan (3)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (1)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)
- Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (3)
- Bab 140 Berubah Pikiran (1)
- Bab 140 Berubah Pikiran (2)
- Bab 140 Berubah Pikiran (3)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (1)
- Bab 141 Itu Adalah Dia! (3)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (1)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (2)
- Bab 142 Tidak Peduli Akan Apapun Juga Untuk Melindunginya (3)
- Bab 143 Tidak Sabar (1)
- Bab 143 Tidak Sabar (2)
- Bab 143 Tidak Sabar (3)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (1)
- Bab 144 Tidak Bisa Menghindar dari Musuh (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (1)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (2)
- Bab 145 Di Bawah Atap yang Sama (3)
- Bab 146 Stanley Miliknya (1)
- Bab 146 Stanley Miliknya (2)
- Bab 146 Stanley Miliknya (3)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (1)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (2)
- Bab 147 Membicarakan Tentang Felix (3)
- Bab 148 Retribusi (1)
- Bab 148 Retribusi (2)
- Bab 148 Retribusi (3)
- Bab 149 Kejam (1)
- Bab 149 Kejam (2)
- Bab 149 Kejam (3)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (1)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (2)
- Bab 150 Menikah! Mana Mungkin? (3)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (1)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (2)
- Bab 151 Bagaimana Mungkin Ia Tega Mengkhianati Keluarga Ini? (3)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (1)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (2)
- Bab 152 Siapa Yang Bisa Memahami Rasa Sakitnya? (3)
- Bab 153 Semua Lancar (1)
- Bab 153 Semua Lancar (2)
- Bab 153 Semua Lancar (3)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (1)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (2)
- Bab 154 Gali Lubang, Tutup Lubang (3)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (1)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (2)
- Bab 155 Jebakan Andrew Ling (3)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (1)
- Bab 156 Ia Pernah Menyelamatkanku (2)
- Bab 157 Melindunginya (1)
- Bab 157 Melindunginya (2)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (1)
- Bab 158 Berkah Setelah Kemalangan Untuk Stanley Yan (2)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (1)
- Bab 159 Tunggu Aku Kembali (2)
- Bab 160 Di Luar Kendali (1)
- Bab 160 Di Luar Kendali (2)
- Bab 161 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 162 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 163 Ada Aku di Sini/ Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (2)
- Bab 164 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja (3)
- Bab 165 Percakapan Intim Semalam, Hanya Sekejap Saja
- Bab 166 Rencana yang Telah Gagal
- Bab 167 Jangan Tinggalkan Aku/ Ucapan Cinta Semalam Berubah Menjadi Akhir Dunia
- Bab 168 Pengurus Rumah
- Bab 169 Bebas
- Bab 170 Mengapa Mereka Juga Datang?
- Bab 171 Ia Selalu Disini
- Bab 172 Kamu Tidak Bisa Membohongiku
- Bab 173 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
- Bab 174 Kesalahan Yang Jelas
- Bab 175 Tunggu Aku
- Bab 176 Akhir Yang Luar Biasa (Awal)
- Bab 177 Akhir Yang Luar Biasa (Tengah)
- Bab 178 Akhir Yang Luar Biasa (Akhir)