Unlimited Love - Bab 139 Dia Ternyata sudah melamarnya (2)

"Kalau begitu...ayo. "Yesi Mo ragu sejenak, lalu mengangguk dan melangkah terlebih dahulu. Rendy Mu mengikuti di sampingnya, sambil sesekali menggoda Didi, membuatnya tertawa terbahak-bahak.

Orang lain yang tidak tahu akan mengira mereka adalah satu keluarga kecil.

Di pintu luar. Jennie Bai yang diikuti oleh Mason Luo, mencari-cari, sesekali bertanya pada Mason Luo di belakangnya, "Pesawat yang mereka tumpangi sudah turun cukup lama, kenapa kakak ipar masih juga belum keluar? "

"Nona Bai, jangan panik, mereka seharusnya akan segera nampak. "

"Segera, segera, ini sudah kamu katakan berapa kali saja, tapi aku sampai sekarang masih belum juga melihat kakak ipar dan Didi. "Jennie Bai menoleh menatap Mason Luo sambil menujukan ketidakpuasannya, ini membuat Mason Luo geli, dan tidak tahu bagaimana harus menjawabnya.

Tiba-tiba dia tertawa sambil menunjuk ke depan, "Nona Bai, lihatlah, bukankah itu nyonya muda dan tuan muda kecil? "

"Mana? Mana? "Jennie Bai berjinjit menengok mencari-cari, tinggi tubuhnya yang tidak begitu tinggi, membuatnya tidak bisa melihat Yesi Mo dan Didi di tengah kerumunan orang banyak.

Beberapa menit kemudian, Jennie Bai baru melihat Yesi Mo dan Didi yang berada di pelukannya, seketika, dia merasa senang, dan tersenyum lebar, "Ternyata benar kakak ipar dan Didi. Kak, Didi, kita ada di sini. "

Jennie Bai melmabaikan tangannya kuat-kuat sambil meneriaki mereka, Yesi Mo mengikuti arah suara itu berasal, dan melihat tangannya dan mendengar sapaannya, dia pun mempercepat langkahnya. Rendy Mu yang berada di sebelahnya juga mempercepat langkahnya.

Di tengah hiruk pikuk orang banyak, mereka tidak terlihat menonjol, sampai keduanya mempercepat langkahnya, Jennie Bai dan Mason Luo baru menyeritkan dahi mereka dalam-dalam.

"Siapa lelaki di sebelah kakak ipar itu? Mason Luo, apa kamu mengenalnya? "

Jennie Bai menoleh dan bertanya pada Mason Luo, yang ditanya, menyeritkan dahinya dan mengamati Rendy Mu cukup lama, lalu menggeleng, "Aku belum pernah melihatnya. "

"Apa menurutmu dia adalah...... "Jennie Bai terlihat heboh, wajahnya diwarnai dengan ketidak percayaan.

"Dia adalah? "

"Lelaki yang juga menyukai kakak ipar, saingan kakakku. Sekarang kakakku sedang tidak ada, orang ini pasti mereasa ada kesempatan dalam kesempitan, maka dia tiba-tiba muncul di sini. "Perkataan Jennie Bai yang tegas membuat Mason Luo juga ikut tegang.

"Sepertinya ini tidak mungkin. Aku sepertinya tidak ingat nyonya muda memiliki kenalan orang ini. "

"Bagaimana pun juga dialah orangnya. Ingin mendekati kakak iparku, harus meminta ijin padaku, Jennie Bai terlebih dahulu. "Jennie Bai mengepalkan tinjunya dan berkata dengan wajah serius.

Mason Luo melihat kobaran api di matanya, hatinya merasa lega.

"Kakak ipar, Didi, kalian sudah pulang. Bagaimana, apa kalian lelah? Kita sebaiknya segera pulang untuk beristirahat. "Jennie Bai menarik lengan Yesi Mo yang menggendong Didi, dan berdiri di antara Rendy Mu dan Yesi Mo.

"Begitu juga bagus, aku juga merasa sedikit lelah. "Yesi Mo mengangguk, lalu saat dia hendak berpamitan dengan Rendy Mu, dilihatnya Jennie Bai berdiri di antara mereka, maka dia menyerahkan Didi kepadanya, dan berkata, "Jennie, bantu aku menggendong Didi, tanganku sudah pegal dibuatnya. "

Menghadapi Yesi Mo yang menyodorkan Didi, Jennie Bai tanpa sadar menjulurkan tangannya untuk menerimanya, setelah dia menerima Didi, Yesi Mo berpamitan dengan Rendy Mu. Jennie Bai baru tersadar, dirinya telah melalaikan tugas terpentingnya, maka dia dengan segera menengahi mereka.

"Kakak ipar, siapa tuan ini? Wajahnya terlihat asing, apa dia adalah temanmu? Kenapa aku belum pernah bertemu dengannya? "

"Aku perkenalkan, dia adalah...... "Yesi Mo dengan hati-hati berniat untuk memperkenalkannya, tapi dia baru mulai memperkenalkan Rendy Mu, Rendy Mu sudah mulai memperkenalkan diri.

Begitu mendengar dia adalah CEO Perusahaan Mu, Jennie Bai langsung pucat, dia tidak lagi menghiraukannya, menjulurkan tangannya lalu berkata pada Yesi Mo, "Kakak ipar, kenapa kamu masih bersama dengan orang seperti ini? Segera jauhi dia. Apa kamu sudah lupa tentang Bella Lan dan Andrew Ling? Tidak ada orang yang baik di Perusahaan Mu. "

"Sudah cukup, jangan berbicara yang tidak-tidak. Kamu pergilah dan bawa Didi ke mobil terlebih dahulu, dan tunggu aku di sana, aku akan segera menyusulmu. "

"Tapi kakak ipar...... "

Jennie Bai tidak ingin pergi dari situ, dia tidak ingin memberikan kesempatan bagi Rendy Mu dan Yesi Mo untuk berhubungan, tapi akhirnya dia hanya bisa menurut dan membawa Didi pergi.

"Dadah Om Rendy, dua hari lagi, kamu harus datang untuk bermain bersama Didi. "Didi menengok dari bahu Jennie Bai, melambaikan tangannya pada Rendy Mu. Perkataannya membuat Jennie Bai menyeritkan dahi, tiba-tiba muncul perasaan khawatir di dalam hatinya.

Setelah berjalan beberapa langkah, Jennie Bai bertanya pada Didi, "Didi, kenapa kamu mengundangnya ke rumah untuk bermain? Dengarkan tante, nanti jangan pernah bertemu dengannya lagi, ok? "

"Tante Jennie, kenapa begitu? Kenapa tante tidak mengijinkan Didi bermain dengan Om Rendy? Om Rendy tahu banyak hal, dia juga baik, selama di pesawat dia memangku Didi sampai Didi tertidur. Dia sangat baik terhadap Didi. "

"Baik dari mana, orang itu pasti punya rencana terselubung. "Jennie Bai menoleh sambil memelototi Rendy Mu dengan benci.

"Tante ini sedang berkata apa? Kenapa Didi tidak paham? "Didi memiringkan kepalanya sambil bertanya.

"Apa Didi percaya pada tante? "

"Percaya, kenapa? "

"Kalau percaya, jangan menanggapi dia lagi, bajingan itu sedang berusaha merebut hati ibu, dia adalah saingan ayah. Kamu jangan sampai termakan tipu muslihatnya. "

"Tante, apa itu saingan? Apa itu tipu muslihat? "Didi bertanya dengan bingung pada Jennie Bai. Saat dia menjelaskan dengan sabar pada Didi, Yesi Mo sedang meminta maaf pada Rendy Mu.

"Maaf, adiku itu mungkin salah paham, dia tidak seperti itu biasanya."

"Tidak apa-apa, aku sangat suka dengan sifatnya yang blak-blakan, bahkan aku mengaguminya. Kapan aku bisa seperti dia? Sayang sekali, dengan kedudukanku sekarang, aku tidak punya kesempatan untuk itu. "

Yesi Mo menyeritkan dahinya, dia tidak menyangkanya, dia hanya meminta maaf padanya, tapi Rendy Mu malah terlihat tertarik.

Tapi ini semua membuatnya tiba-tiba tersadar: Rendy Mo mengatakan semua itu untuk apa? Apa jangan-jangan dia......

"Maafkan aku, aku harus pergi. Kalau tidak Didi akan ngambek, sampai jumpa di lain kesempatan. "

Yesi Mo berpamitan lalu pergi, Rendy Mu mengangguk, "Begitu juga baik, lain waktu, aku akan datang berkunjung. "

Yesi Mo menyeritkan dahi, wajahnya seketika menegang, "Berkunjung? Pentingkah itu? "

"Kenapa tidak penting? Didi baru saja mengundangku. Aku tidak berharap mengecewakannya. Dia sekarang masih belum pulih sepenuhnya, sebaiknya kita ikuti apa maunya, itu akan sangat membantu dengan proses pemulihannya. "

Jawaban Rendy Mu membungkam Yesi Mo, maka dia hanya bisa berkata, "KIta lihat lagi kalau sudah sampai waktunya, sampai jumpa. "

Melihat Yesi Mo berjalan menjauh, Mason Luo juga mengikutinya.

Setelah naik ke dalam mobil, Yesi Mo mendapati senyum di wajah Didi sudah sirna, dia menarik tangannya dan bertanya dengan bingung, "Didi, kamu kenapa? Sedang memikirkan apa? "

"Tidak ada apa-apa ibu. Didi lelah, Didi ingin pulang ke rumah dan tidur. "Didi menoleh ke arah Jennie Bai, lalu menggeleng.

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu