Unlimited Love - Bab 72 Kakak, Ibu (3)

Setengah bulan kemudian, dia akhirnya berhasil menemukan anaknya yang tertukar dan akan dijual, saat pertama kali bertemu dengannya, Stanley Yan girang bukan main.

Anak ini sangat mirip dengannya dan Angie Qin, sekali lirik, dia langsung tahu anak di hadapannya ini adalah buah hatinya dengan Angie Qin.

Setelah mengurus semua dokumentasi, dan melalui berbagai macam penandatanganan surat, Nenek Yan membawa anak kecil ini pulang ke kediaman keluarga Yan.

Menghadapi persoalan dengan keberadaan Sandy Yan yang masih di dalam rumah, Stanley Yan dan Nenek Yan akan memutuskan setelah merundingkannya, mereka memutuskan untuk mengantarnya menuju ke panti asuhan terbaik di kota R, nama Sandy Yan pastinya tidak ada hubungan sedikit pun dengan anak ini.

Dalam sekejap, beberapa bulan berlalu, Stanley Yan masih belum juga menerima kabar mengenai Angie Qin, dia malah mendapati tertukarnya anaknya ini ada hubungannya dengan Robin Xiao dan Andrew Ling.

Yan Business Group dan Xiao Business Group adalah musuh bebuyutan, menghadapi serangan Yan Business Group, Xiao Business Group tidak berkutik lagi, dan dalam waktu singkat, setengah tahun saja, Xiao Business Group dibeli dengan harga terendah oleh Yan Business Group. Xiao Business Group jatuh.

Mengenai perusahaan Andrew Ling yang berada di luar negeri, Stanley Yan sekarang tidak merasa itu adalah sebuah ancaman baginya, untuk sementara ini dia tidak ada rencana untuk menyerangnya.

Di waktu Yan Business Group dan Xiao Business Group bertikai, Andrew Ling juga melakukan sesuatu yang menarik, dia tanpa ikut campur tangan, langsung meninggalkan kota R.

Sekejap mata, 3 tahun berlalu, buah hati Stanley Yan dan Angie Qin, Sandy Yan, sudah bisa berlari dan berceloteh, tapi Angie Qin masih juga belum muncul, Stanley Yan seakan berubah menjadi orang lain.

Setiap hari selain pergi bekerja, dia menghabiskan banyak waktunya untuk mengurung diri di dalam kamarnya, dan bengong menatap foto Angie Qin.

Beberapa saran dari Nenek Yan tidak membantu sama sekali, dia masih saja melakukannya.

Setiap kali dia pulang untuk makan malam, dia langsung menuju ke kamarnya, Nenek Yan juga hanya bisa meneriakinya, tanpa bisa berbuat apa-apa lagi.

Hari itu di kota R ada sebuah lelang amal yang diadakan di sebuah hotel paling ternama di kota R, Stanley Yan mengajak Sandy Yan untuk melihat dunia.

Sebenarnya bagi Stanley Yan sendiri, dia sudah tidak menghadiri acara seperti ini selama hampir 3 tahum, kalau bukan karena Sandy Yan yang ingin melihat keramaian, kali ini dia juga akan menghadirinya.

Kemunculan Stanley Yan di hadapan umum mengundang perhatian orang-orang, banyak orang terkejut dengan kemunculannya yang secara tiba-tiba itu, tapi setelah melihat tangannya menggandeng Sandy Yan, mereka paham.

Di sini ada banyak orang dari berbagai kalangan, Stanley Yan juga tidak mau mempermalukan lawan bicaranya, setelah beberapa percakapan, Stanley Yan mendadak mendapati Sandy Yan hilang. Ketika dia baru akan mencarinya, dia tiba-tiba menghentikan langkahnya.

Sebelum dia masuk, dia sudah menyuruh orang untuk menjaga pintu, Sandy Yan mau lari ke mana pun juga hanya bisa di dalam lobi, tidak mungkin berlari seorang diri keluar.

"Marson, suruh orang yang berjaga di pintu mengawasi baik-baik, cari Sandy Yan. Jangan biarkan dia berjalan keluar seorang diri, paham? "

"Siap, tuan muda! "

Setelah berkata demikian, Marson Luo berbalik dan melangkah pergi. "

Stanley Yan mengawasi kepala-kepala yang bergerak-gerak di ruangan itu, dia lantas menggelengkan kepala pada partner Yan Business Group dan berjalan ke arahnya.

Di sudut ruangan, Yesi Mo duduk dalam diam, dengan segelas anggur merah di tangannya, dia melihat di kejauhan Rico Mu sedang berbincang dengan walikota kota R, saat dia mulai bosan, dia mulai menyapukan pandangannya ke sekeliling.

Dia tidak menyukai acara seperti ini, sebagai pewaris tunggal perusahaan Liancheng Group, dia paling tidak sesekali perlu muncul di acara seperti ini.

Ayah ibunya, Wirawan Mo dan Levy Song tidak pernah memaksanya.

Kali ini kalau bukan untuk melindungi reputasi calon suaminya, Rico Mu, dia juga tidak akan berada di sini sekarang, awalnya dia mengira lelang amal seperti ini akan menarik, tapi siapa sangka hanya acara makan-makan biasa.

Yesi Mo menekankan mulut gelas berisi anggur merah itu ke bibirnya, dan meminumnya dalam sekali teguk, lalu meletakan gelas kosongnya itu ke nampan yang dibawa seorang pelayan yang berdiri di belakangnya. Saat dia akan menghampiri Rico Mu untuk berpamitan.

Tiba-tiba dia merasa gaunnya ditarik-tarik, selanjutnya sebuah suara bayi terdengar masuk ke dalam telinganya.

"Mama! "

Mama? Angie Qin mencari sumber suara itu, ternyata pemilik suara itu adalah seorang bocah kecil lucu yang tingginya tidak sampai semeter berumur 3-4 tahun yang tengah mendongak menatap wajahnya. Dia juga yang menarik gaunnya.

Tidak tahu mengapa, melihat bocah kecil itu untuk pertama kalinya, Yesi Mo langsung menyukainya.

Ini adalah sesuatu yang dulu tidak pernah terjadi padanya, dia merasa sangat aneh, tapi dia juga tidak tahu mengapa demikian.

"Ibu, Sandy akhirnya menemukan ibu! Sini cepat! Setelah bertemu dengan ibu, ayah pasti akan senang, sangat senang! "Anak kecil itu menarik gaun Yesi Mo. Yesi Mo dengan segera menjulurkan tangannya dan menekan bahunya, dia lantas berjongkok dan tersenyum, "Nak, kamu salah orang! Kakak bukan ibumu! "

"Ibu apa ibu sudah tidak mau Sandy? "Anak kecil itu mulai menangis.

Relung hati Yesi Mo terasa sakit, dia menjulurkan tangannya untuk membantunya menyeka air mata di wajahnya, dia kemudian menggeleng dan sambil tersenyum berkata, "Kakak bukan ibumu, tapi kamu boleh memanggilku ibu! Anak baik, jangan menangis! "