Someday Unexpected Love - Bab 74 Kita Bercerai Saja (2)

Michelle Yang mendengar Dennil Du akan pergi, langsung memeluknya dengan gugup, “Dennil, apa kamu tidak menemaniku? Aku takut sendirian.”

“Tidak apa, tidak perlu takut, aku harus pulang ke rumah untuk mengurus masalahmu, apabila kamu takut, segera telfon aku.”

Michelle Yang tidak pernah curiga sedikit pun, dia juga tidak pernah memaksa Dennil Du, dengan tidak rela dia melonggarkan tangannya, “Baiklah, tapi besok pagi, kamu harus datang?”

“Eng.” Dennil Du mengangkat wajah Michelle Yang, kemudian mencium dahinya dengan penuh kehangatan.

Setelah keluar dari villa, Dennil Du membuka jendela mobil dengan lebar, musim saat ini adalah musim gugur mendekati musim dingin, angin dingin malam hari yang berhembus membuat beberapa orang tidak dapat menahannya, tapi dia malah berharap, angin di malam hari ini dapat berhembus lebuh kencang lagi.

Saat itu, ada angin yang dapat membuat otaknya menjadi lebih segar sedikit, membuatnya harus menentukan pilihan, ini semua diluar perkiraannya, karena Michelle Yang telah kembali, dia harus memberi sebuah keputusan, tidak peduli keputusan akhirnya itu apa, namun pasti ada seorang wanita yang sakit hati karenanya.

Setelah pulang dari kantor, Helena He mengurung dirinya di dalam kamar, makan malam pun tidak dimakannya, tentu saja tidak ada seorang pun yang peduli apakah dia lapar atau tidak.

Dennil Du pulang ke rumah, tidak seperti biasanya yang langsung naik ke atas, dia duduk di ruang tamu.

Sinta Dou dengan penuh keheranan memandanginya sekilas, dengan nada suara menyindir, dia berkata, “Apakah hari ini matahari terbit dari barat? Kenapa sepulang kerja tidak langsung mencari mangsa, malah ada disini menemani kami?”

Mendengar perkataan istrinya, Albert Du segera mengalihkan pandangannya yang awalnya tertuju pada koran, tapi malah tidak berkata apapun, di keadaan seperti biasa, dia lebih suka diam.

“Aku bukan ingin menemani kalian, hanya saja ada sesuatu yang ingin aku bicarakan.” Dennil Du mengangkat wajahnya, alisnya terlihat terangkat sedikit, wajahnya pun berubah menjadi lebih serius.

“Apa yang ingin kamu bicarakan?” Sinta Dou merasa sangat heran melihat ekspresi anaknya yang serius itu.

Dia tidak langsung membicarakan tentang masalah Michelle Yang, tapi malah menolehkan kepalanya dan berkata pada pelayan di rumahnya, “Panggil nyonya kemari.”

“Hehhh, masalah apa sehingga harus memanggilnya turun?” Ibu Dennil Du terlihat sangat tidak senang.

Helena He sedang duduk sambil memandang bulan, seketika terdengar pintu diketuk, kemudian terdengar suara pelayan berbicara padanya, “Nyonya, tuan memanggil anda turun.”

“Ada apa?” Dia bertanya dengan sikap yang sangat gugup, dalam hattinya seperti terdapat dugaan yang tidak enak.

“Aku tidak tau itu.” Pelayan mengatakan dengan sejujurnya.

“Baik, aku akan segera turun.”

Setelah menunggu pelayan pergi meninggalkannya, Helena He mengelilingi kamarnya dengan penuh kekhawatiran, mungkin, tidak lama lagi dia akan meninggalkan tempat ini.

Dia menarik nafas dalam-dalam, dengan langkah perlahan, dia menuruni anak tangga, dia telah melalui anak tangga ini beratusan kali, tapi ini adalah pertama kalinya, dia merasa langkah kakinya terlalu sulit.

Helena He jalan dan duduk di sofa yang ada di hadapan Dennil Du, tapi dia tidak bertanya kenapa memanggilnya turun, karena dia tau, apa yang ingin dikatakan Dennil Du.

“Oke, cepat katakanlah.” Sinta Dou dengan suara yang tidak sabar mendesak, sepertinya duduk bersama Helena He, sekujur tubuhnya merasakan kesengsaraan.

“Michelle telah kembali.” Sepatah kata yang sangat tenang, tapi membuat orang yang mendengarnya tidak merasa tenang, tentu saja, selain Helena He, karena dia adalah orang yang pertama kali mengetahui hal ini.

Dennil Du menatap ke arah Helena He, tatapannya penuh dengan rasa bersalah, Helena He segera memalingkan pandangannya, di saat ini, dia sangat tidak ingin melihat tatapannya yang seperti ini, karena tatapannya yang seperti ini, menandakkan bahwa dia akan mengucapkan kata permintaan maaf.

“Dennil, kamu tidak terkena sesuatu yang mengejutkan kan? Tengah malam seperti ini, apa yang kamu katakan itu?”

Sinta Dou dengan rasa yang sangat terkejut menatap putranya, wajahnya penuh dengan ekspresi terkejut, bahkan ayah Dennil Du pun juga merasa bahwa anaknya itu tidak wajar, “Apa karena malam ini kamu terlalu banyak minum bir?” Dia membuang koran yang ada di tangannya itu, terlihat dahinya mulai berkerut.

Kedua orang tuanya bisa mengeluarkan reaksi yang seperti ini, tentu saja Dennil Du tidak merasa heran sedikit pun, sama seperti saat Helena He memberitahunya bahwa Michelle Yang telah kembali, dia juga beribu tidak percaya.

“Ini benar, Michelle belum meninggal, saat itu, saat dia tersadarkan diri, dia berada di rumah seorang pelayan, beberapa tahun ini dia telah kehilangan ingatannya, jika tidak, dia sudah sejak awal kembali.”

Sinta Dou seketika melihat suami yang duduk di sampingnya, dia masih saja tidak percaya bahwa Michelle Yang belum meninggal.

Apabila yang dikatakan anaknya ini benar, kenapa iblis ini tidak memiliki reaksi apapun........

“Jika kalian tidak percaya, boleh bertanya pada Helena.”

Dennil Du menghembuskan nafas dalam-dalam, Helena He segera menghilangkan rasa kecewanya, dengan perlahan dia mengangkat kepala, dan berkata, “Iya, itu benar, aku telah bertemu dengannya.”

Ini.....

Bahkan iblis ini pun telah mengakuinya, Sinta Dou seketika merasa kebingungan, sebenarnya masalah ini asli atau palsu.

“Dimana dia sekarang?” Albert Du membuka mulutnya dan bertanya, wanita dan pria tentu saja mempunyai perbedaan, dapat dengan cepat membandingkan yang mana yang asli dan mana yang palsu.

“Dia berada di villaku yang dekat pantai.”