Someday Unexpected Love - Bab 193 Adik Lelaki yang Tidak Berguna(1)

Apakah kamu mau mendengarku bernyanyi? Tanya Marchella Du.

Ya, aku ingin mendengarmu bernyanyi, nyanyikan lagu untukku!

Kakak perempuan itu mengangguk: kalau begitu lepaskan aku, aku akan bernyanyi untukmu.

Helena melepaskan tangannya, kakak perempuan itu berdeham-deham merilekskan tenggorokannya, ia berdiri dalam ruangan dan berputar mengitari ruangan, ia mengitari ruangan sambil bernyanyi: Tahun itu salju berjatuhan menimpa kelopak bunga, tahun itu air di kolam tidak mengalir deras…

Ia mengulang-ulang dua kalimat lirik lagu ini, Helena He kehilangan kesabarannya memutus nyanyiannya: sudah jangan menyanyi lagi, kakak, katakan padaku, kamu pernah pergi ke reruntuhan di halaman belakang dan menyanyi disana?

Marchella Du menggeleng:Tidak……

Kamu yakin? Sebelumnya pernah suatu malam, aku mendengarmu bernyanyi!

Aku biasanya menyanyi di dalam kamar, kamu ingin dengar, aku nyanyikan lagi…

Helena He sedikit sakit kepala, tidak seharusnya ia berbicara dengan orang yang jiwanya tidak normal selayaknya berbicara dengan orang normal, sama seperti saat ia bertanya pada kakak perempuan sebelumnya, hari pertama saat ia datang di rumah keluarga Du, apakah ia yang mendorongnya dari tangga, ia juga menggeleng dan mengelak, tapi ada beberapa hal yang memang bukan dia yang melakukannya, Helena merasa kebingungan dan menyadari akan hal itu.

Kakak, katakan padaku, lagu ini, siapa yang mengajarkannya padamu?

Marchella Du tertawa: ibuku yang mengajarkannya…

ibumu? Helena He terbelalak: maksudmu Sinta Dou?

Bukan mama baru, mama yang lama…

Mama yang lama? Helena He tampak lebih terkejut, ia terkejut karena kakak perempuan tak disangka mengingat ibu kandungnya.

Kapan ia mengajarkannya padamu? Kamu tau ia pergi kemana?

Pergi beli sayur mungkin…

Kakak perempuan tertawa-tawa seperti orang bodoh, lalu melanjutkan berputar-putar: Malam ini, ibu akan memasak makanan yang banyak dan enak untukku.

Helena He duduk di sofa dengan lemas, ia tak bisa berkata apa-apa lagi, sangat tidak mudah mendapatkan harapan, sekarang ia merasa kecewa lagi.

Apakah kamu mengenali ini?

Ia mengangkat tangan dan menunjukkan gelang di tangannya, Marchella Du berlari dan berjongkok di depannya, lalu terperangah: apakah ini akan kamu berikan padaku?

Tidak, aku hanya bertanya, apakah kamu familiar dengan gelang ini?

Familiar itu apa? Apakah jika aku familiar, kamu akan memberikannya padaku…

Berikan padaku. Helena He mengambilnya kembali, lalu berdiri: gelang ini sangat penting bagiku, jadi aku tidak mungkin memberikannya padamu, jika kamu suka, lain kali akan kubelikan yang baru untukmu.

Ia meninggalkan kamar kakak perempuan, walaupun merasa sedikit menyesal, kakak perempuan tidak mengenali gelang itu, paling tidak, ia mengetahui bahwa nyanyian di reruntuhan itu ada hubungannya dengan ibu kandung Dennil Du.

Sekarang ia merasa, orang yang menyanyikannya, jika bukan Marchella Du, berarti ibunya yang menyanyikannya, tapi bagaimana mungkin ia bisa menyanyikannya di reruntuhan rumah keluarga Du? Berarti apakah Marchella Du? Tapi rasanya bukan, jiwanya tidak sehat, ia begitu penakut bahkan ketika ada kecoa pun ia akan lari ketakutan, bagaimana mungkin tengah malam berlari keluar dan bernyanyi? Tapi jika bukan mereka berdua, siapa sebenarnya orang ini…

Dengan lesu ia kembali ke kamarnya, sebelum sampai kamar tidur, ia mendengar keributan orang sedang bertengkar dari lantai bawah.

Ia memasang telinga dan mendengarkan, sepertinya ibunya dan ibu mertuanya bertengkar lagi, dengan segera ia berlari ke lantai bawah.

Di lantai bawah, dengan wajah galak, Yulia Yang menunjuk muka Sinta Dou dan berteriak: kamu benar-benar perempuan licik, bisa-bisanya kamu menyuruh pembantu memberiku obat pencuci perut, mati kamu!

Sinta Dou tertawa dingin: kamu sendiri biasanya malam-malam pergi mencuri makanan, jika sudah sakit perut, lalu menuduhku memberimu obat pencuci perut, kamu ini anjing dari mana?

Kemarahan Helena He tersulut, lalu bertanya pada ibunya: ma, ada apa ini?

Wanita tua yang brengsek ini, ia tahu kalau aku sering malam-malam kelaparan lalu mencari makanan, ia lalu menyuruh pembantu menaruh obat pencuci perut di semua makanan di lemari es, dari kemarin malam sampai sekarang, aku bolak-balik terus ke kamar mandi!

Wajah Yulia Yang memucat, sepertinya ia memang benar-benar sakit perut, Sinta Dou dengan santai dan tampak tenang mengelak: apa kamu punya bukti kalau aku menyuruh orang untuk memberimu obat pencuci perut? Mungkin saja malam hari kamu masuk angin, lalu makan makanan yang digin dari lemari es, jika kamu diare, itu normal, jangan bilang otakmu yang tidak normal lalu mengatakan bahwa jika kamu diare juga tidak normal.

Helena menahan kemarahannya, beralih menatap ibunya: ma, apakah kamu punya bukti?

Tentu saja punya! Ketika aku turun ke lantai bawah, aku mendengarnya memberi tahu para pembantu, para pembantu itu tak tahu berkata apa, lalu ia tertawa-tawa, jika bukan karena mengetahui kalau aku terkena jebakannya, mana mungkin dia gembira seperti itu?

Tidak tahu kapan Marsha Du pulang, ia berdiri di samping pintu, mendengar percakapan mereka, lalu berdiri di samping ibunya, dengan sinis berkata: punya hak apa kamu menyalahkan ibuku yang menyakitimu, jika kamu tidak bisa buang air, bukankah nantinya kamu juga akan menyalahkan toilet rumah kami yang tidak nyaman dipakai?

Kamu…… Yulia Yang tersulut amarahnya, sampai wajahnya berubah menjadi hijau.

Helena menarik tangan ibunya sampai ke hadapan Sinta Dou, dan berkata dengan dingin: bukankah kamu sering bilang, Tuhan selalu melihat apa yang dilakukan manusia? Tidak peduli kamu siapa, langit tahu, bumi juga tahu, tapi hatimu sendiri yang paling paham, kamu bilang ibuku mencuri makanan? Rumah ini adalah milikku dan suamiku, ibuku adalah orang yang telah melahirkan, merawat dan membesarkanku, kamu siapa? Pikirkan baik-baik siapa yang sebenarnya mencuri makanan!

Helena He, jangan keterlaluan kamu, mamaku adalah orang yang melahirkan dan membesarkanku dan kakakku, punya hak apa kamu mengatakan bahwa rumah ini adalah milikmu dan kakakku? Benar-benar tidak tahu malu, aku tidak pernah bertemu orang yang tidak tahu malu sepertimu!

Helena tertawa, sedikitpun tidak mempedulikan ucapan Marsha Du, pandangannya tertuju pada Sinta Dou: begitukah? Apakah harus kukatakan yang sebenarnya…

Sinta Dou tahu, Helena He berniat untuk menakutinya lagi, tapi ia tidak khawatir seperti sebelumnya, ia tersenyum dan berkata: Marsha, berikan fotonya padaku.

Baiklah!

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu