Someday Unexpected Love - Bab 77 Mendekatinya, Sama Dengan Mendekati Kesakitan (2)

Helena? Yoshua Fei yang pertama menyadari kehadirannya, dia berdiri dengan terkejut, melirik Michelle Yang yang berada disampingnya dengan tegang.

Yoshua Fei yang memanggilnya, membuat yang lainnya juga membalikkan tubuh, Dennil Du mengerutkan alisnya, melempar tatapan marah pada Sean Ou, dia mulai mengerti dengan apa yang terjadi.

Helena He berusaha mengsugestikan dirinya sendiri, aku tidak marah, aku tidak marah, aku tidak marah, karena jika dia bereaksi berlebihan, dapat membuat Michelle Yang curiga, jika begitu dia telah melanggar perintah Dennil Du mengenai tujuannya berbohong.

Sekarang ini, dia juga mengerti kenapa Sean Ou mengundangnya kemari, dia pikir benar-benar ingin menyelesaikan masalah diantara mereka, ternyata tidak lebih dari sebuah akal-akalan saja, dia sungguh bodoh......

Heh, kalian sudah tiba semua? Simpan semua perasaan yang tidak seharusnya ada, dia berusaha sekuat tenaga menunjukkan senyumannya, kemudian berbesar hati menyapa mereka semua.

Michelle Yang yang melihatnya, terlihat sangat senang, Helena, kemari duduk.

Helena He berjalan kesana, namun tidak duduk disebelah Michelle Yang, karena Michelle Yang dan Dennil Du duduk bersama, dia duduk disamping yang hanya akan membuatnya semakin kesulitan.

Helena, sepertinya hubunganmu dengan Sean Ou dan Yoshua cukup dekat, bahkan tidak lupa mengundangmu untuk acara penyambutanku.

Heh, Helena He menertawakan dirinya sendiri dalam hatinya, apanya yang ulang tahun, apanya yang bersenang-senang, ternyata acara penyambutan Michelle Yang, sekaligus memperlihatkan padanya bagaimana suaminya dengan wanita lain begitu saling mencintai......

Yoshua Fei tidak habis pikir dengan Helena He, Helena He tahu apa yang ingin dia katakan, bahkan dia sendiri tidak dapat mempercayainya, bagaimana bisa dia menahan amarahnya, sebenarnya karena tidak peduli, atau karena terlalu peduli?

Suasana berubah menjadi canggung setelah Helena He datang, selain Michelle Yang yang tidak mengetahui apapun, setiap orang yang ada disana sedang berperang dengan hatinya, terutama Dennil Du, tadi ketika melihat Helena He, dia hampir saja kehilangan kendali untuk berdiri, namun kesadarannya membuatnya terkendali.

Sedangkan Sean Ou tidak ada rasa khawatir sedikitpun, karena semua ini adalah permainan yang dia rencanakan.

Satu-satunya yang dia tunggu-tunggu adalah, momen dimana Helena He merasa tertekan, membuatnya menyesal karena pernah mengatakan sebuah kalimat ketika di Club Phantom——Memangnya kenapa jika ada Michelle Yang? Apakah aku khawatir seseorang akan berebut suami denganku?

Dimata Sean Ou, hanya Michelle Yang yang pantas untuk Dennil Du, wanita lainnya, hanyalah untuk memuaskan harga dirinya.

Yoshua Fei terus menatap Helena He diam-diam, tatapan matanya penuh prihatin padanya, dia kira dengan sifat Helena He, dia tidak akan berkorban dan bertahan seperti ini, tidak seharusnya dia menjadi wanita yang hanya menahan amarahnya seperti ini.

Eh, sekarang kalian berempat bisa bermain Mahjong satu meja, atau sebaiknya bermain kartu? Usul Sean Ou.

Dennil Du memberikan tatapan memperingatkan padanya, menyuruhnya untuk mengingat dengan jelas akan masalah hari ini.

Ide bagus, ide bagus, Dennil bagaimana jika kita bermain kartu?

Michelle Yang bergelayut dengan manja dilengan Dennil Du, dengan berat dia menjawab: Baiklah.

Biasanya apapun yang dia suka lakukan, sangat jarang dia tidak menyutujuinya.

Selain Sean Ou, keempat orang itu berjalan ke sisi meja Mahjong, Helena He dan Dennil Du duduk berhadapan, raut wajahnya sangat tenang, seperti baginya pria dihadapannya itu, hanyalah seorang atasan, dan hanya seorang teman.

Dennil, dulu kita berdua paling memiliki chemistry ketika sedang bermain kartu, entahlah setelah tiga tahun ini, apakah chemistry kita masih sama seperti dulu.

Sean Ou yang mengamati dari samping segera melanjutkan: Heh, chemistry apanya, itu karena kakakku mengalah padamu, ingin membuatmu senang karena menang, makanya dia sengaja mengalah padamu, aku dan Yoshua hanya berpura-pura tidak melihatnya saja, jika tidak kalian itu disebut curang, bukannya chemistry......

Sudut bibir Helena He bergetar, walaupun hatinya sakit, namun dia berpura-pura tidak peduli, karena dia tahu, Sean Ou sengaja mengatakan itu, jika dia peduli, maka dia akan berhasil mencapai tujuannya.

Hey, Sean Ou kamu benar-benar menyebalkan, jelas-jelas itu adalah chemistryku dengan Dennil, bagaimana bisa kamu menyebutnya curang, hati-hati saja akan kulaporkan pada kak Karin, soal tingkah bejatmu di Club Phantom, cih.

Sean Ou menyeka keringatnya: Baiklah, baiklah, chemistry kalian berdua, chemistry okay.

Dia menjatuhkan tatapannya pada wajah Helena He, melihat wajahnya yang masih terlihat tenang, dia kembali berucap: Kak Dennil, lihatlah, kamu benar-benar membuat Michelle Yang menjadi buruk, bahkan dia sekarang berani mengancamku, dulu ketika dia mengejarmu, selalu mengikutiku, terus memanggilku kak Sean, kak Sean, aish, benar-benar kacang yang lupa pada kulitnya......

Wajah Michelle Yang memerah, menatapnya sekilas dengan kesal: Bisakah tidak mengatakan hal itu?

Kenapa? Malu? Sean Ou tertawa mengejeknya: Untuk apa malu dengan hal ini, sekarang juga sedang trend wanita yang mengejar pria, saat itu kamu lebih tersirat, sekarang wanita yang mengejar pria, sama seperti serigala kelaparan, menelan bulat-bulat seorang pria tapi masih tidak puas.

Helena He kembali bertahan, selain Michelle Yang Sean Ou menyindirnya secara tidak langsung, siapa yang tidak menyadarinya.