Someday Unexpected Love - Bab 47 Mengapa Memberinya Uang (2)

“ini untukmu.” Dia tidak mengatakan alasan apapun, langsung memberikan selembar cek pada Helena.

Helena menerima dan melihatnya, dan menghembuskan napas dingin, ini adalah cek bernilai 1 miliar

“Kakek, ini apa?”

“Ini adalah sedikit hadiah dari kakek, jadi kamu harus menerimanya, tentu saja kamu tidak perlu menjelaskan apapun dengan kakek, kakek juga tidak perlu tahu semuanya.”

Tangan Helena He bergetar, sudut matanya berair, dia terdiam cukup lama, dia berkata dengan terisak: “kakek, terima kasih atas niat baik kakek, tapi tidak seharusnya saya menerima uang kakek.”

”Jika kamu tidak menerimanya, itu berarti kamu tidak menganggap aku sebagai kakekmu, kamu menikah dengan anggota keluarga Du, jadi kita ini satu keluarga, satu keluarga tidak perlu canggung, juga tak perlu merasa tidak enak.”

Kakek berdiri, berjalan ke depan Helena He, “jangan menolak Kakek, karena yang kamu tolak bukanlah uang 1 miliar ini, melainkan hubungan keluarga antara kakek dan cucunya.”

Hubungan keluarga…… Air mata Helena tiba-tiba menetes, selama 28 tahun, ia baru mendengar kata-kata yang paling menyentuh hatinya, orang tuanya, adik laki-lakinya dan beberapa saudaranya, siapa yang pernah membahas hubungan keluarga? Mana ada juga yang menganggapnya benar-benar seperti keluarga.

Orang tua yang berada di hadapannya, dia telah memberi Helena perasaan yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

”baiklah, saya terima.” Dengan suara merendah sambil terisak ia berkata: “terima kasih…… kakek.”

kembali ke kamar tidur, Dennil Du menggunakan kedua tangannya menahan Helena dengan raut muka menggoda: “kamu menangis?”

”Tidak.” Helena menundukkan kepalanya, ingin menghindarinya.

“masih bilang tidak? Kalau tidak, mengapa kamu tidak berani menatapku?”

”melihatmu, hatiku jadi jengkel.”

”Hei.” Dennil Du berubah menjadi tidak senang, “aku bilang, sayangku, pagi-pagi begini, bagaimana mungkin aku membuatmu jadi jengkel?”

”kamu panggil aku sayang, hatiku jadi jengkel!”

“tapi ketika kamu bilang hatimu sedang jengkel, aku belum memanggilmu.” Dennil memegang pundak Helena: “Cepat katakan padaku, mengapa menangis?”

Helena menghembuskan napas, : “Benar tidak menangis, hanya ada debu masuk mata saja.”

“Omong kosong.” Dennil Du menarik Helena sampai ke depat jendela, dan menunjuk keluar: “Di hari yang cerah seperti ini, perasaan sedikit angin pun tidak ada, bagaimana bisa ada debu masuk ke matamu?”

“bukankah kamu menjengkelkan? Aku bilang aku tidak menangis, kalaupun aku menangis, apa urusannya denganmu?!”

Helena tidak bisa menahan melawannya, dia mulai menunjukkan wajahnya yang penuh amarah, menutupi kekacauan dalam hatinya.

“Kakek memarahimu ya?”

”Tidak.”

“Kalau begitu aku akan bertanya padanya.”

Dennil Du berbalik hendak turun ke bawah, Helena langsung mencegahnya, “pagi-pagi begini sudah bertingkah aneh, aku sudah bilang tidak terjadi apa-apa buat apa kamu terlalu peduli, sebenarnya aku ini siapamu? Buat apa terlalu membelaku!”

Dennil Du terbelalak: “kamu adalah istriku.”

“Apakah kamu mencintaiku?” Helena mengangkat dagunya: “tidak kan? Kalau tidak cinta tidak usah mencampuri urusanku?”

Helena He membuat Dennil tak bisa membalas perkataannya: “Baiklah, aku tidak akan mencampuri urusanmu, aku akan pergi ke kantor.”

Menunggu sampai Dennil Du pergi, Helena mengeluarkan lembaran cek itu, dan berpikir untuk waktu yang cukup lama, pada akhirnya dia akan menggunakan cek itu untuk membantu keluarganya.

Tapi celakanya, baru saja Helena sampai di pintu rumah, dia mendengar perkataan yang seharusnya tidak ia dengarkan.

Sama seperti kejadian sebelum-sebelumnya, keluarga itu sedang terjadi keributan, walaupun berjarak sebuah pintu, ia dengan jelas bisa mendengar inti keributan itu.

uang ini adalah uang yang aku bicarakan dengan menantu, tentu saja aku harus dapat bagiannya!

Steven He mengamuk marah, Yulia Yang membalas beteriak: “Memberimu sama saja memberi orang lain, kamu berjudi bertahun-tahun, menang berapa kali?!”

”lalu kamu membagi berapa dan membuat berapa banyak uang? Kalau kamu bisa mencari uang, kita tidak akan tinggal di rumah yang bobrok ini!”

”Huh, kamu juga tidak punya kemampuan, masih juga menyalahkan aku? Menjadi tulang punggung keluarga, itu tugas seorang pria! Jangan apa-apa bergantung pada istri!”

“Aku tidak peduli, lagipula menantu telah memberiku 100 juta harusnya dibagikan ke aku sebesar 50 juta !!”

100 juta?

Helena memendam emosi sampai tubuhnya bergetar, dalam mimpinya Helena juga tak mengira bahwa orang tuanya berbuat sepeti ini saat ia telah mengatakan akan mencari jalan keluar, tak disangka masih saja mengatakan ke Dennil Du bahwa mereka menginginkan uang, dan juga, uang itu dalam jumlah yang cukup banyak……

Terdengar suara pintu terbuka, Helena menendang pintu sampai terbuka, wajahnya pucat, ia masuk ke dalam.

Steven He dan istrinya terkejut, menatap putrinya, seketika mereka tersenyum padanya: “kukira siapa, ternyata Helena yang datang.”

Yulia Yang melangkah maju mendekati Helena, dan menyalaminya.

Benar, di rumah kita, selain Helena yang berani bersuara sekeras itu, tak ada lagi yang berani, ya kan? Steven terkekeh-kekeh: “anakku sayang, kamu datang mau memberi kami uang kan?”

Kesabaran Helena sudah tak dapat di tahan lagi, dia mengamuk dan membanting tangan ibunya, berkata dengan dingin: “berikan uangnya padaku.”

”Uang? Uang apa? Bukankah kamu yang ingin memberi kita uang?” Yulia Yang pura-pura tidak tahu.

“iya, iya, Helena kamu salah bicara ya? Kamu ingin memberikan uang pada kami, iya kan?”

”Tidak usah berpura-pura lagi! Yang kalian baru saja bicarakan, aku telah mendengar semuanya, berikan uang 100 juta milik Dennil Du padaku sekarang.”

Helena mengulurkan tangannya, wajahnya pucat pasi.

“i……ini…..” Yulia Yang berusaha keras memberi tanda dengan mengedipkan mata ke Steven He.

Steven He menelan ludah, melangkah maju beberapa langkah: “Helena, sebenarnya uang yang sedang kami bicarakan itu adalah gaji yang diberikan menantu, kemarin kami tidak mengatakan padanya bahwa kami butuh uang, sungguh, percaya pada kami, sungguh……”

Helena He menarik kembali tangannya, ia menahan tangisnya, sangat kecewa berhadapan dengan mereka, menatap dua orang asing di depannya, hatinya sakit sembari berkata: “Kalian benar-benar mengecewakanku, jelas-jelas aku akan membantu membereskan kekacauan ini, malah dengan tamak meminta uang kepada Dennil Du, kalian juga tidak pernah bertanya bagaimana kehidupanku dalam keluarga Du apakah baik-baik saja, di mata kalian tak ada apapun selain uang, bagaimana bisa aku punya orang tua seperti kalian!”

Helena berpaling, menghapus air matanya, Yulia Yang tak berbicara dan menggigit-gigit bibirnya, tanpa tersentuh oleh kata-kata Helena, malah dia menjawab: “Menantu punya uang, anggap saja ia memberi kita sedikit uang itu bukankan suatu keharusan?”

Helena membalikkan badannya dengan marah, dia mengamuk sekeras-kerasnya: “jangan katakan itu suatu keharusan, Dennil tidak punya kewajiban untuk memberi kalian uang!”

Kalau bukan karena keluarga ini yang membuatnya lelah, dia tak mungkin menikah dengan Dennil Du, kalaupun menikah dengannya, Dennil juga tak punya kewajiban untuk memenuhi sikap tamak orang tua Helena, Helena tahu, orang tua adalah orang yang harus dihormati, selamanya harus begitu.

Dengan sangat kecewa ia meninggalkan rumah, ia pergi ke pantai sendirian, dan duduk disana selama seharian.

Sampai langit perlahan menjadi gelap, baru dia mau tak mau kembali ke rumah keluarga Du

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu