Someday Unexpected Love - Bab 140 Pisau Dapur Memotong Lobak (2)

Helena dengan kesal memalingkan wajah: Omong kosong! Tentunya saat malam hari, siang hari hanya dapat memeriksa kentut.

Untuk menenangkan perasaannya, dan untuk membuktikan kepadanya bahwa dia percaya kepadanya, oleh karena itu Dennil menyetujuinya, dan 3 malam kemudian, dia sendiri pergi ke reruntuhan.

Sebelum dia pergi setiap malam, Helena harus mengikuti dari belakang, menurutnya, jika dia menemukan sesuatu atau mendengar sesuatu, bisa jadi ia hanya karena melindungin reputasinya, ia tidak mengatakan apa-apa.

3 malam, aman dan tenang, tanpa dikatakan pun tidak ada yang terjadi, bahkan suara jeritan tikus pun tidak terdengar.

Helena dengan depresi menggerutu: Aneh, mengapa aku bisa melihatnya, tapi kamu sekalipun tidak bertemu dengannya?

Dennil dengan tersenyum menjelaskan: Karena imajinasi otakmu sangat kaya.

Dennil! Kamu tidak percaya padaku kan?

Ia dengan polos berkata: Bukannya aku tidak percaya, hanya saja aku benar-benar tidak terlihat apa-apa, dan tidak mendengar apa-apa, bagaimana aku bisa percaya? Aku karena mempercayaimu, sudah masuk ke sana selama 3 malam, masih harus bagaimana agar bisa percaya?

Kejadian seperti ini tidak mungkin bisa terjadi setiap hari, hanya jarang-jarang saja.....

Helena menundukkan kepalanya dan merasa sangat putus asa.

Melihat kondisinya yang seperti ini, Dennil tidak ingin berkomentar lebih lagi, dan ia memeluk nya, dan berkata: Baiklah, jangan sedih lagi, bila suatu hari kamu melihat monster atau hantu, beritahu aku, dan aku akan menangkapnya untukmu.

Ia tidak marah dan berkata: Hanya kamu? Setiap momen kritis, dengan babi tidak ada bedanya!

Jangan khawatir, lain kali bila kamu tidak bisa membangunkanku, aku akan menyiapkan pisau bagimu, kamu langsung membangunkanku saja.......

Ketika Dennil membicarakan pisau lagi, Helena pun kembali depresi, saat terpikir kata pisau, ia langsung terpikir kata bunuh, ia sangat khawatir, selanjutnya apakah akan terjadi masalah di keluarga Du......

Itu tidak dapat membuktikan bahwa itu hanya lah kesialannya, tetapi membuktikan bahwa di keluarga Du ada masalah!

Tetapi sekarang dia tidak memiliki cara untuk membiarkan orang percaya pada kata-kata yang ia katakan, bahkan suaminya sendiri tidak percaya kepadanya, mau berharap kepada siapa lagi? Satu-satunya cara, hanyalah membiarkan orang di sampingnya mengalami apa yang dia alami.

Ketika fakta digunakan sebagai pembuktian, maka cara terbaik adalah membiarkan orang tersebut merasakannya sendiri.

Malam ini, tidurnya tidak nyenyak, pagi hari, Dennil mengangkatnya bangun, berkata bahwa jika ia tidak sarapan, maka sama saja menyakiti dua orang.

Seketika saat Helena turun kebawah, ia langsung melihat wajah masam dari Ibu mertua nya dan tante nya, walaupun ia sedang tidak nafsu makan, tetapi ia bisa makan sedikit saat melihat suaminya.

Minum dulu susunya, Dennil memberikan segelas susu segar kedepannya.

Ya.

Dia tersenyum dan mengangguk, menggenggam gelas susu itu, mengangkat leher dan meneguknya, saat sudah minum sampai setengah, suara sepatu hak tinggi terdengar dari belakang, dadada.....

Pandangan di meja makan beralih ke sumber suara, dan Helena juga ikut menengok, Michelle, yang memeluk seorang anak laki-laki berumur kurang lebih 2 tahun, berjalan perlahan, dan saat dia sampai di tengah ruangan, ia menunduk dan berkata: Dudu, panggil papa.

Prang..... Setengah gelas susu yang digenggam Helena jatuh ke lantai.

Ruangan sangat sunyi, sehingga hanya satu suara yang terdengar di telinga setiap orang: Papa....

Dennil berdiri dan berteriak dengan marah: Michelle, apa yang sebenarnya kamu lakukan?!

Jika sebelumnya ia sudah menahannya, kali ini ia sudah tidak bisa menahan lagi, karena wanita ini sudah melebihi batas nya.

Dennil, aku tidak ingin melakukan apa-apa, hanya ingin memberitahumu, ini adalah anak kita!

Tidak mungkin!!

Dennil dengan tegas menolaknya, walaupun dulu memang ia pernah mempunyai hubungan dengan Michelle, tetapi ia tidak percaya hal se-aneh ini bisa terjadi di hidupnya.

Sinta menenangkan dirinya sendiri, dia berlari ke arah Michelle dan memeluk anaknya seakan-akan adalah cucunya sendiri: Ya Tuhan, Dennil, anak ini sangat mirip denganmu, persis seperti saat kamu masih kecil!

Bu, jangan membuat masalah!

Marsha juga berlari kesana, dan ia menarik lengan kakaknya: Kak, tenang dulu, kita dengarkan penjelasan Michelle.

Beberapa orang di meja makan, selain Helena, semuanya berdiri di depan Michelle, Helena sangat bodoh, pikiran nya kosong, hanya ada figur seorang anak laki-laki didepannya, yang membuatnya pusing, ia pikir itu hanyalah sebuah ilusi.

Dennil, tahukah mengapa aku memaksa untuk keluar negeri dan mencarimu? Karena aku hamil, aku ingin langsung mengatakan berita baik ini kepadamu, tetapi aku tidak menyangka akan se-tidak beruntung ini, kecelakaan pesawat tersebut terjadi, aku tidak bertemu denganmu, aku pikir aku mati, kupikir juga anak di dalam perutku mati, aku diselamatkan oleh orang di tepi pantai, selain kehilangan ingatan, aku tetap hidup, anak kita juga tetap hidup.

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu