Someday Unexpected Love - Bab 195 Willy He Dicelakai Orang(1)

"Willy He, ini terakhir kali aku bantu kamu, seorang bagaimanapun tak tahu malu, juga tidak mungkin melakukan kesalahan yang sama, terus berulang-ulang, lain kali kamu tidak berusaha lagi, kalau kamu ditarik orang pergi ke suap anjing makan lagi, aku juga tak bakal bantu kamu lagi!"

"Terima kasih kak, benaran terima kasih sekali, aku tahu kamu pasti bakal bantu aku, seumur hidup ini aku tak bisa membalas budi, umur hidup selanjutnya kita tetap sebagai kakak beradik, aku pasti bakal balas budi padamu..."

"Jangan memualkan aku, umur hidup selanjutnya aku masih kakak beradik dengan kamu, aku bakal gigit lidah bunuh diri dulu setelah lahir!"

Helena He sebal-sebal menyelesaikan pembicaraan, memutarkan badan ingin pergi, tapi pikir-pikir menoleh kepala marah lagi, "Sekarang guling pulang ke rumah!"

"Baik, aku sekarang guling...."

Willy He dengan gugup mengangguk kepala terus, sekejap lari hingga tiada bayangan lagi, Helena He sedih berjalan di tepi jalan, hati serasa tersumpek, napas bagaimana pun tak dapat naik keatas.

"Kak, kak..."

Dibelakang terdengar suara Willy he, tiada emosi baik dia berbalik badan,, "Kenapa? Kamu kenapa masih belum pulang kerumah!"

"Kak, aku lupa ada satu hal belum beritahu padamu.", Willy He terdengus-dengus menengak tubuhnya, "Kak Tony juga pulang."

"Tony?", Helena He sedikit kejut sambil mengerutkan kening, lubuk hati sekejap terlewat sedikit rasa sedih.

"Ya, aku pulang dengan dia, dia bilang jangan kasih tahu kamu kalau dia sudah pulang, tapi aku rasa kamu adalah kakakku, mana mungkin aku bisa dengan orang lain sekongkolan untuk merahasiakan kamu, kamu bilang betul kan...."

Willy He tertawa-tawa, Helena He tiada emosi banyak melototi dia sekilas, terus sindir dia, "Pantesan Tony tidak ingin kamu ikuti dia, kamu punya bakat sebagai pengkhianat, kalau dia bantu kamu berarti sama dengan bunuh diri!"

"Ai, kak kamu benaran tak ada hati nurani, aku kan...."

Kata-kata dia belum selesai bicara, Helena He sudah melambaikan tangan panggil mobil taksi terus pergi.

Dia datang ketempat tinggal Tony dulu, apartemen gelap gulita, jelas tiada orang satupun, dia merenung berpikir sebentar, kemudian berkeputusan untuk tunggu dia pulang, bagaimanapun harus tebal muka meminta tolong batuan padanya.

Memandang bintang-bintang yang ada di langit, dia berkomat-kamit, "Ayah, kamu pasti sedang melihatku kan? Kamu tenang, apa yang kujanji padamu selalu kuingat dalam hati, aku bakal minta tolong temanku memanfaatkan hubungan orangnya, bantu cari anak kecil kamu berada dimana..."

Helena He satu tangan menahan dagu, menghela napas dengan dalam, tidak tahu Tony Lou kali ini pulang masih ada tinggal disini gak, jangan tunggu setengah hari tak ketemu orangnya, kalau benaran tambah sumpek hati saja.

Suara dering ponsel memecah kesunyian ini, dia melihat nomor adalah Dennil Du yang menelepon kemari, ia segera mengangkatnya.

"Halo, Dennil?"

"Kenapa masih belum pulang?", tanya Dennil Du dengan cemas.

"Aku... aku bantu Ibu aku menyapu, disini sudah beberapa tiada orang tinggal, mana-mana ada debu."

"Kalau gitu aku pergi jemput kamu saja?"

"Sekarang tidak perlu, masih sedikit pagi, tunggu aku mau pulang baru telepon kamu."

Helena He juga tidak sengaja untuk berbohong padanya, tetapi demi Dennil Du tidak salah paham, jadi dia hanya bisa merahasiakan, lagian dia kali ini cari Tony Lou untuk cari tahu info ini, juga tidak dapat beritahu padanya.

"Baiklah, kalau begitu."

Dennil Du menutup telepon, Helena He melihat-lihat waktu, sudah jam setengah sebelas, dia berkeputusan untuk tunggu setengah jam lagi, kalau Tony Lou tidak pulang, kalau gitu dia besok baru cari dia lagi.

Perut berbunyi lapar, dia baru ingat belum makan malam, jadi memperpendekan lagi waktu jadi 15 menit.

Kalau dalam 15 menit ini, dia masih belum pulang, dia langsung pergi.

Waktu sedetik demi sedetik lewat, 15 menit sudah hamper tiba, dia berdiri dan menepuk debu di pantatnya, bersiap untuk pergi."

dua cahaya lampu menerangkan jalan depan, Helena He dengan senangnya memandang kesana, satu mobil berhenti, dari setengah jendela yang terbuka dapat lihat orang itu adalah Tony Lou, yang membuat dia sedikit kejut adalah, dalam mobil ternyata terduduk seorang wanita.

Sesaat jadi grogi, dia sembunyi di sisi yang gelap, diam-diam memerhatikan keadaaan didepan.

Pintu mobil terbuka, Tony turun dari mobil, dan berjalan kearah sisi lain untuk membuka pintu mobil, Wanita merangkul lengannya, dengan mesra masuk kedalam apartemen.

Helena He menahan napas, mata melihat kearah dua orang yang melewatinya, hingga pintu disebelahnya tertutup lagi, dia baru sadar dalam kejutan tadi, tidak sadar tertawa sendiri, "Aku ini ngapain? Kenapa harus sembunyi, emang takut pacarnya Tony salah paham kah..."

Menghela napas yang kecewa, dia pergi dari apartemen Tony Lou, maslah itu kapanpun ia pun bisa mencarinya, tapi sekarang, dia ada pacar disisinya, malam yang indah, tidak baik untuk mengganggunya.

Dia tidak langsung pulang ke rumah Du, tapi pulang kerumah Ibunya, satu demi memastikan Willy He apakah sudah pulang kerumah, kedua dia mesti telepon Dennil Du untuk menjemput dia, kalau dia berada diluar, bukannya terbongkar jadinya...

Tiba dirumah sendiri, Ibu masih belum tidur, dia masuk kerumah terus bertanya, "Willy sudah pulang rumah belum?"

"Sudah, didalam kamar tidur."

Ibu Yang dengan heran bertanya, "Kamu kenapa bisa datang kemari?"

"Sebentar lagi Dennil datang menjemput aku.",jawab dia dengan santai, dia melirik kearah kamar Willy He, tiada emosi baik berkata, "Setiap hari mencari banyak masalah, ternyata masih bisa makan bisa tidur, benaran bukan manusia!"

"Helena, aku sudah dengar dari adikmu, aku gantiin dia berterima kasih padamu, untuk rumah kita ada kamu, kalau enggak benaran bisa berubah menjadi apa......"

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu