Someday Unexpected Love - Bab 97 Kecangguhan Lima Orang (2)

Kata Michelle sangat tulus sekali, membuat hati Helena He merasa tidak enak, karena diantara dia dan Michelle ada hubungan yang spesial, dia benaran tidak ingin mengerti, kenapa seorang wanita bisa begitu lapang dada? Benarakah karena hatinya terlalu baik, atau ada alasan yang lain?

Pertanyaan ini sudah dia pikir banyak jawaban dalam hati, tapi tidak bertanya lewat mulut, hanya dengan tenang beritahu pada wanita yang lembut dihadapannya: “Michelle, jika aku dan kamu ganti posisi, aku tidak dapat seperti kamu begitu lapang dada, karena didepan cinta semua wanita selalu egois, tapi belum tentu adalah wanita yang jahat.”

“Aku tahu, aku lebih tahu, Dennil tidak suka dengan wanita yang demikian.”

Helena He sangat terkejut dan mengangkat kepala: “Jangan-jangan kamu semua kekontrolan kamu ini, hanya takut Dennil tidak senang, bisa muncul rasa tidak suka dengan kamu kah?”

Kiranya Michelle Yang bisa menolak, siapa tahu dia benaran mengakuinya: “Benar, hal yang tidak disukai dengan Dennil, aku tidak bakalan melakukannya.”

Dia pakai tangan merapikan rambut panjangnya di bagian telinganya, dengan santai berkata: “Karena dia tidak suka orang yang kejar mati-matian, jadi aku tidak bakaln nangis ataupun bertingkah, hanya diam-diam melihat dia dari jauh, aku tidak berharap dia bisa berbalik, tapi aku berharap dia tahu, dulunya orang yang dicintainya, ingin dia bahagia.”

Pembicaraan sampai sini, mata Michelle mulai memerah, Helena He mengalih pandangan dengan datar berkata: “Terima kasih kamu sudah melepaskannya, kamu adalah wanita yang baik, aku menggantikan Dennil mengucapkan maaf pada kamu…”

“Tidak perlu, kata-kata ini dia sudah berkali-kali berkata padaku.”

Kedua orang tidak berbicara lagi, tersesat dalam keheningan sejenak, Helena He tidak ingin lagi berada di tempat kecangguhan ini, beberapa saat kemudian berdiri dan berkata: “Angin sini terlalu besar, aku balik kekamar dulu.”

Michelle Yang tidak berkata apapun, tapi saat dia berbalik tiba-tiba teriak berkata: “Helena,,,”

“Yah?”, dengan heran dia menoleh kepala.

“Kamu lebih bagus aku apanya? Aku masih tidak mengerti, kenapa perasaan cinta bertahun-tahun ini masih tidak dapat mengalahkan kalian setengah? Aku benaran ingin tahu sekali, yang mana aku kurang lebih dari kamu….”

Helena He menghela napas dengan berat, mendengar suara tangisan wanita yang dibelakangnya, dengan tidak berdaya berkata: “Aku tidak tahu aku lebih bagus dari kamu apa, sebenarnya banyak orang tidak suka dengan aku, Dennil suka dengan aku, aku berterimakasih dengannya, untuk kebagusan aku dibagian mana, mungkin hanya orang mencintaiku baru tahu.”

Dia sudah berkata dengan jelas, kalau ingin tahu alasannya, bukanlah tanya pada dia.

Dennil Du main billiar dua jam-an, Helena He sehabis balik kekamar tidak ada keluar lagi, dia sangat tenang mengambil buku karangan Daniel (Robinson Crusoe), merangkung di sofa kamar, dengan serius membacanya.

Terdengar suara pintu terbuka, terus Dennil Du berjalan masuk, sekejap melihat dia, Helena He ingin sekali langsung serbu memeluk dia dengan erat, tapi akal dia mengingatkan dia, tidak boleh, sangat tidak boleh, dia ingin dia tahu, meskipun dia tidak menemanin dia, dia sendiri juga akan baik-baik saja.

“Zhang Ai Lin” pernah berkata, seorang lelaki sudah mengerti sekali mengenai seorang wanita kemudian, tidak mungkin bisa mencintai dia.

“Melihat apa? Begitu serius?”

Dennil Du melepaskan jaketnya, dengan senyum tipis berjalan kearahnya.

Helena He dengan malasnya mengangkat mata, dan mengoyangkan buku yang ditangannya: “Robinson Crusoe.”

“Duduk di kapal, baca buku ini, apakah jadi sangat takut?”

Dennil Du duduk disebelahnya, mengulurkan tangan rangkul bahu dia, berbisik di telinga.

“Takut apa? Aku merasa membaca buku ini dikapal adalah keputusan yang masuk akal.”

“Oh, kenapa?”

“Misalnya kapal terbalik, kita bisa belajar dengan tokoh utama berlayar ke pulau tengah laut, kemudian di pulau yang penuh rumput dan batu liar, kita harus menggunakan cara apa untuk lanjit hidup…”

Helena He dengan serius berkata, Dennil Du hampir saja muntah darah, dia mengait dagunya dengan jari tangan, dengan penuh arti yang dalam berkata: “Kamu bolehkan berkata kata yang bagus.”

Helena He bersenyum padanya,: “Semua hal ada kemungkinan, waktu itu Robinson naik perahu, juga tidak ada orang berkata kata yang buruk? Tapi kapal itu selain dia tiada satu pun yang hidup lagi.”

“Kamu…”, Dennil Du merasa buntuh kata dan mengelus dahinya: “Kamu tidak mengungkit bisa mati kah?”

“Tidak bisa mati, tapi kalau mengungkit pun juga belum tentu mati.”

… Dia benaran kalah sama dia.

“Temanin aku menghirup angin yuk?”, ajuran Dennil Du, takut dia terus berkata-kata yang menakutkan lagi.

“Tidak pergi, sebelumnya sudah pergi menghirup, tiup sampai kepala sakit lagi.”

Helena He tidak ragu langsung menolaknya, dia adalah wanita yang pintar, tahu saat kapan boleh menerima kapan boleh menolak, seperti dekat dan juga seperti berjarak.

“Kalau gitu aku temanin kamu baca buku saja.”

Dia tidak pergi, dia juga tak ada keasyikan lagi, sebenarnya juga takut bertemu dengan Michelle, kalau sudah memilih Helena, dia tidak boleh bimbang dia antara dua wanita ini.

“Oh.”

Helena He mengangguk kepala, tidak terlalu tertampak senang sekali, juga tidak tertampak rasa tak suka.

Dennil Du bersandar di sofa, melihat Helena He yang tatapan mata tidak lepas melihati buku itu terus, begitu serius dan tenang, seperti bunga bakung yang lembut yang menarik dan menawan.

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu