Someday Unexpected Love - Bab 50 Memperlihatkan Bakatnya untuk Pertama Kalinya (2)

Meskipun itu adalah suara itu kecil, tetapi itu didengar oleh Dennil Du, dia tidak marah dan malah tertawa, dan berkata: Kalau begitu apakah kamu akan melahirkan satu untukku?

Helena He terdiam, dia mengambil cangkir lalu pergi, tetapi dia mengucapkan satu kalimat sebelum pergi: Apakah anak dilahirkan dengan sesuka hati? Bagaimana bisa melahirkan anak tanpa perasaan?

Ketika aku berjalan ke pintu dan memikirkan keinginan terakhir Kakek, dia berbalik: Dennil kalau begitu begini saja.

Bagaimana? Dia mengangkat kepalanya.

Kamu pergi mencari seorang wanita untuk melahirkan anakmu, dan aku akan membesarkannya layaknya anakku sendiri di masa depan.

Dennil Du memutar matanya dan bertanya padanya : Apakah anak dilahirkan dengan sesuka hati? Menanggung beban anak sangat berat...

Helena He masih ingin berdebat, dia melambaikan tangannya: ok, kamu keluar, aku harus melakukan suatu kasus perencanaan.

Kasus perencanaan? Dia tersenyum dan menggerakkan matanya ke komputer: Apakah ini?

Ya. Dennil Du mengangguk.

Aku akan membantumu.

Helena He menunjuk ke komputer dan berkata: Beri aku setengah jam, aku akan membantumu membereskannya.

Lelucon apa ini? Dennil Du tidak percaya sama sekali.

Aku tidak bercanda, maksud aku, karena kamu tidak enak badan dan beristirahatlah, berikan ini padaku.

Dennil Du melihatnya dan dengan ragu bertanya: Kalau begitu katakan padaku, apa yang harus dilakukan dalam kasus perencanaan?

Setelah beberapa detik berpikir, dengan percaya diri berkata: Itu harus diikut dengan tujuh poin utama -

Pertama, siapa aku? (posisi dari produk dan bentuk)

Kedua, apa yang harus aku katakan? (komitmen utama dari merek produk)

Ketiga, kepada siapa? (target konsumen)

Keempat, kepada siapa kamu mengatakan ini? (karakter utama yang diberikan)

Kelima, bagaimana kamu mengatakannya? (Strategi Komunikasi)

Keenam, bagaimana pihak lawan memandangmu? (kategori dari kompetisi)

Ketujuh, apa respon yang diharapkan? (memeriksa hasilnya)

Dia menyelesaikan tujuh poin dalam satu napas, dan Dennil Du menatapnya dengan aneh dalam waktu yang lama tanpa berkata apapun.

Yang aku katakan benar, kan?

Dia tidak mengatakan benar, tidak mengatakan salah juga, tetapi berdiri dan berkata: Baik, kamu lakukan itu, panggil aku, setelah selesai melakukannya, aku akan berbaring di sofa sebentar.

Helena He mulai memikirkan perencanaan sesuai pemikiran Dennil Du, setelah dua puluh menit, dia memberikannya ke Dennil Du: Sudah selesai, kamu datang dan memeriksanya.

Dennil Du mendekat dan memeriksanya, alisnya yang mengerut mulai hilang. Dia terdiam lama, dan tiba-tiba berbalik badan lalu berkata: "Helena, kamu datang ke perusahaan untuk membantuku.

Helena He langsung menggelengkan kepalanya: Tidak, tidak, aku tidak bisa pergi.

Kenapa? Dennil Du bingung:Kamu tahu bahwa ada begitu banyak masalah di perusahaan, aku sangat lelah mengurus semuanya sendiri. Jika kamu bisa membantu aku dalam pekerjaanku, itu adalah hal yang sangat memuaskan bagi aku.

Aku tahu, tapi aku tidak bisa ... Helena He menundukkan kepalanya: Jika aku terlibat dalam pekerjaanmu, ibumu mungkin akan merobek kulitku.

Bagaimana bisa? Ada aku, tidak ada yang berani seperti itu padamu.

Dennil Du memberinya dorongan, tetapi kemudian dia berkata: Aku akan memikirkannya, ya, mempertimbangkannya ...

Dia langsung berjalan ke pintu dan melarikan diri untuk meninggalkan ruang kerja.

Dalam beberapa hari berikutnya, dia masih memberi Dennil Du segelas manisan dingin setiap malam sampai batuknya semakin membaik

Hati Dennil Du tidak terbuat dari besi, dia juga akan merasa tersentuh, dan setiap Helena He memberinya air manisan dingin, inilah saat di mana dia paling merasa tersentuh.

Sudah terbiasa dengan keberadaan seseorang, jika tidak bisa melihatnya, akan menjadi gelisah, tetapi bagi sebagian orang, ini sangat sulit dimengerti.

Pada malam akhir pekan, Dennil Du harus bekerja, sudah jam 11 malam, Helena He masih belum pulang dari acara makan malam di perusahaan.

Dia tidak takut untuk melakukan panggilan telepon dan langsung diangkat olehnya-

Apakah kamu sudah pulang? Dia bertanya.

... ya, sudah pulang. Dia jelas terlihat sudah mabuk dan suaranya membingungkan.

Dimana?

Di pintu ruang kerja.

Dennil Du terkejut dan dengan cepat berdiri, berjalan ke pintu. Ketika dia membuka pintu, dia benar-benar ada di luar pintu.

Halo, suamiku... Helena He menutup teleponnya, tertawa dan mengulurkan tangan untuk merangkul Dennil Du.

Dia terkejut dan keringat dingin lalu dengan cepat membawanya ke kamar tidur. Ketika pintu ditutup, dia menegur: Bukankah kamu tidak mau minum? Kenapa kamu masih mabuk?

Helena He bersandar di lengannya dan menjelaskan: Rekan-rekan aku adalah orang jahat. Aku sudah mengatakan bahwa tidak akan minum tetapi mereka memaksa aku unutk minum. Apakah kamu tahu bahwa aku tidak ada cara lain lagi?

Baiklah, cepat ke tempat tidur dan berbaring. Dia menggendongnya sampai ke tempat tidur, melepas sepatunya, dan melepaskannya dari gendongannya.

Aku belum mandi, bagaiman bisa tidur ...

Novel Terkait

Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu